Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Ekstraksi Kolagen Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp) DENGAN ASAM KLORIDA Sembiring, Tuhu Edi Suranta; Reo, Albert Royke; Onibala, Hens; Montolalu, Roike Iwan; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29573

Abstract

Previously, commercial collagen are obtained from mammals and poultry. However, there is a huge concern about Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “mad cow disease”) and avian influenza from the consumers, that is why many researcher are trying to explore the utilization of marine animals as source of collagen. The aim of this study is to gathering information about extraction collagen from Tuna (Thunnus sp.) using 1% and 3% Chloride Acid. The result indicated that the rendement was 1,42 % and 5,65 %, moisture contents 7 % and 12 %, and acidity (pH) 4,30 % and 5,19 %. These results suggested that the using 3% chloride acid in the extraction process produced higher collagen. Sebelumnya, kolagen komersial diperoleh dari mamalia dan unggas. Namun demikian, terdapat kekhawatiran yang sangat besar terhadap Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE, “penyakit sapi gila”) dan flu burung dari konsumen, oleh karena itu banyak peneliti yang mencoba untuk mengeksplorasi pemanfaatan hewan laut sebagai sumber kolagen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ekstraksi kolagen dari ikan tuna (Thunnus sp.) Menggunakan Asam Klorida 1% dan 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen 1,42% dan 5,65%, kadar air 7% dan 12%, serta keasaman (pH) 4,30% dan 5,19%. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan asam klorida 3% dalam proses ekstraksi menghasilkan kolagen yang lebih tinggi.  
Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis terhadap Mutu Ikan Cakalang Asap Gusu, Jahara; Onibala, Hens; Pongoh, Jenki; Taher, Nurmeilita; Dotulong, Verly; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.3.2021.29587

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak kulit buah manggis yang dikeringkan selama 4 dan 8 hari sebagai bahan pengawet dan melihat pengaruh tingkat kesukaan konsumen terhadap ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap yang direndam dalam ekstrak kulit buah manggis. Data hasil pengamatan uji organoleptik yang tertinggi terdapat pada Aroma dengan nilai 8,1 pengeringan 8 hari dengan perendaman 15 menit (A2B1) dalam penyimpanan 0 hari dan data hasil uji organoleptik yang terendah terdapat pada Rasa dengan nilai 2,5 pengeringan 4 hari dengan perendaman 30 menit dalam penyimpanan hari ke-10. Hasil penelitian TVB-N menunjukkan bahwa larutan kulit buah manggis dengan penyimpanan 0 hari sampai hari ke-10 sudah diatas Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
Total Plate Number and Organoleptic Tests of Yellow Lellar Fish (Selaroides leptolepis) Saud, Royke Gilbert Saud; Reo, Albert Royke; Sanger, Grace; Montolalu, Lita. A.D.Y.; Taher, Nurmeilita; Palenewen, Joyce C. V.
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 13 No. 1 (2024): EDISI JANUARI-APRIL 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v13i1.54094

Abstract

The aim of this research is: To determine the quality of yellowtail trevally fish sold in the Boulevard area of ​​Manado City. The research method used in this research is the Descriptive method with observation parameters consisting of counting the number of bacterial colonies using the Total Plate Number (ALT) Method and Organoleptic quality (sensory assessment), regarding the appearance of the eyes, mucus, flesh, and tektite. Sampling was carried out in the morning (A) and afternoon (B) with 2 (two) repetitions. The panelists used are semi-trained panelists. The sample size in this study was 6 yellow trevally fish at each sample collection time (A and B) for 26 panelists. Based on the research results, the average Total Plate Number (ALT) in the morning and afternoon was as follows: 5.65 ×10^3 and 4.15 ×10^3, it was concluded that the quality of the fish was good, fresh, and suitable for consumption. The results of research on organoleptics regarding eyes, gills, mucus, meat, and texture obtained average values ​​ranging from 8.3 to 9.0. These results show that the yellow trevally fish is still fresh and suitable for consumption. Based on the results of this research, through an assessment of the ALT and organoleptic values, it can be concluded that the quality of the yellow trevally marketed in the Boulevard area is suitable for consumption according to SNI standards. Keywords: Yellow trevally, ALT, and organoleptic Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah:  Mengetahui kualitas ikan selar ekor kuning yang dijual di Kawasan Boulevar Kota manado.   Metode penelitian yang di gunakana dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan parameter pengamatan  teridi dari menghitung jumlah koloni bakteri dengan Metoda  Angka Lempeng Total (ALT) dan kwalitas Organoleptik (penilaian secara sensorik), terhadap penampakan  mata, lendir, daging dan tektir. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari (A) dan diang Hari (B) dengan ulangan sebanyak 2 (dua) kali. Panelis yang digunakan adalah panelis semi terlatih. Besaran sampel pada penelitian ini yaitu 6 ekor ikan selar kuning pada masing-masing waktu pengambilan (A dan B) sampel untuk 26 orang panelis panelis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Angka Lempeng Total (ALT) pada pagi dan siang rata-rata diperoleh  sebagai berikut: 5,65 ×10^3 dan 4,15  ×10^3 disimpulkan kualitas ikan baik, segar dan layak dikonsumsi.  Hasil penelitian tentang  organoleptik terhadap  mata, insang, lendir,  daging dan tektur diperoleh nilai nilai rata-rata berkisar 8,3 sampai 9,0. Hasil tersebut menjelaskan ikan selar kuning masih segar dan layak di konsumsi. Berdasarkan  hasil penelitian ini melalui penilaian terhadap nilai ALT dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa  kualitas ikan selar kuning yang dipasarkan di Kawasan Boulevart layak dikonsumsi menurut standart SNI. Kata Kunci: Ikan selar kuning, ALT dan organoleptik
Shelf Life Of Smoked Cockatua Fish (Scarus sp) At Room Temperature Pinamangun, Megga Ferrem; Salindeho, Netty; Taher, Nurmeilita; Dotulong, Verly; Pongoh, Jenki; Kaparang, Josefa Tety
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 3 (2023): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i3.54392

Abstract

The research aims to determine the water content, protein content, pH, ALT, and organoleptics of parrot fish using coconut shell fumigants. The method used in this research is very exploratory research, the data is analyzed descriptively testing the data in the research data in the form of images (Histograms). The parameters used in this research are analysis of water content, protein content, pH, ALT, and organoleptics. From the research carried out, it was found that parrot fish was smoked using coconut shell fuel, and the storage time of 0 days, 2 days, and 4 days was presented in the form of a histogram and then discussed. The results of the first stage organoleptic test showed that the panelists preferred smoked parrot fish. The results of the second stage of the organoleptic test showed that the panelists preferred smoked parrot fish. The water content with the highest results is Parrotfish A1 water content 55.85%, A2 62.38% and A3 44.20%) ALT results from 0 days of storage have an average value of A1 (22 × 102 CFU/g) and 2 days have an average value of A2 (28 × 102 CFU/g) and then 4 days of storage had an average value of A3 (28 × 102 CFU/g) Smoked Parrot Fish Protein Content at 0 days of storage was 3.84. 3. The highest pH of smoked Parrot Fish was found for a storage period of 4 days, namely 7 Keywords: Parrot Fish (Scarus sp), Water Content, Protein Content, Organoleptic Abstrak Tujuan dari penelitian adalah mengetahui kadar air, kadar protein, pH, ALT, organoleptik dari ikan kakatua menggunakan bahan pengasap tempurung kelapa Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian sangat eksploratif, data di analisis secara deskriptif pengujian data dalam penelitian data dalam bentuk gambar (Histogram). Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: analisis kadar air , kadar protein, pH,ALT, dan organoleptik. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa Ikan kakatua dengan cara pengasapan dengan menggunakan bahan bakar tempurung kelapa lama penyimpanan 0 hari , 2 hari dan 4 hari yang di peroleh di sajikan dalam bentuk Histogram kemudian di bahas. Hasil uji organoleptik tahap satu menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai ikan kakatua asap. Hasil uji oranoleptik tahap dua menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai ikan kakatua asap. kadar air dengan hasil tertinggi yaitu Ikan Kakatua A1 kadar air 55.85% , A2 62.38% dan A3 44.20%) hasil ALT penyimpanan 0 hari memiliki nilai rata–rata A1 ( 22 × 102 CFU/g) dan 2 hari memiliki nilai rata–rata A2 (28 × 102 CFU/g ) dan selanjutnya penyimpanan 4 hari memiliki nilai rata–rata A3 ( 28 × 102 CFU/g) Kadar Protein Ikan Kakatua asap pada penyimpanan 0 hari 3.84. 3. pH Ikan Kakatua asap tertinggi terdapat pada lama penyimpanan 4 hari yaitu 7 Kata Kunci: Ikan Kakatua (Scarus sp) , Kadar Air, Kadar Protein, pH, ALT, Organoleptik
MUTU STICK IKAN BELUT (Monopterus albus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KARAGENAN: The Quality of Eel (Monopterus albus) Fish Stick with Addition of Carrageenan Flour Hidayah, Nur; Taher, Nurmeilita; Montolalu, Lita; Wonggo, Djuhria; Reo, Albert; Lohoo, Helen
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.12.2.2024.52241

Abstract

Indonesia is endowed with a plethora of diverse animal food sources, one of which is the eel fish (Monopterus albus). Eel is a fish that can be consumed as a functional food, exhibiting a higher nutritional content than ordinary foodstuffs and providing health benefits for the body. Eel is processed into a variety of products, including the eel fish sticks. It is anticipated that the production of eel fish sticks with the incorporation of carrageenan flour will enhance the cohesiveness and binding power of the product, thereby extending its shelf life. The objective of this study was to assess the quality of eel fish sticks (Monopterus albus) with the incorporation of carrageenan flour through organoleptic evaluations, fat content analyses, crude fiber assessments, and water content examinations. The results of the study indicated that the panelists preferred the 0% carrageenan flour treatment in terms of organoleptic characteristics, including taste, color, texture, and aroma, when compared to treatments with 5%, 10%, and 15% carrageenan flour. The water content value was found to be lower with the addition of 5% carrageenan (6.78) compared to the addition of 0% carrageenan (7.52). The fat content value with a 5% carrageenan addition (9.71) was found to be lower than that observed with a 0% carrageenan addition (11.03). The crude fiber content exhibited a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.78) compared to the 0% carrageenan addition (0.48). Similarly, the dietary fiber content demonstrated a higher value with the addition of 5% carrageenan (0.60) compared to the 0% carrageenan addition (0.44). Kata kunci:  Carageenan, Eel, Monopterus albus, Stick   Indonesia memiliki kekayaan sumber pakan hewani yang beragam, salah satunya ikan belut (Monopterus albus). Belut adalah ikan yang dapat dikonsumsi sebagai pangan fungsional yang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari pangan biasa dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, belut tersebut diolah menjadi produk dengan cara diversifikasi. Sehingga dalam penelitian ini dilakakukan pembuatan stick ikan belut dengan penambahan tepung karagenan diharapkan dapat meningkatkan kekompakan dan daya ikat produk serta meningkatkan daya simpan pada stick ikan belut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui mutu stick ikan belut (Monopterus albus) dengan penambahan tepung karagenan melalui uji organoleptik uji kadar lemak, uji serat kasar, dan uji kadar air. Hasil Penelitian pada nilai organoleptik panellis lebih menyukai perlakuan tepung karagenan 0%, dari segi rasa, warna, tekstur, aroma, dibandingkan dengan penambahan karagenan sebanyak 5%, 10% dan 15%. Nilai kadar air dengan penambahan karagenan 5% (6,78) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (7,52). Nilai kadar lemak dengan penambahan karegenan 5% (9,71) lebih rendah dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (11,03). Nilai kadar serat kasar dengan penambahan karegenan 5% (0,78) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,48). Nilai kadar serat pangan dengan penambahan karagenan 5% (0,60) lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan karagenan 0% (0,44). Kata kunci:  Belut, Karagenan, Monopterus albu, Stick.
Comcot 1.7 Modeling To Estimate The Maximum Height And Arrival Time Of The Tsunami In Tombariri Sub-District Bakri, Abu; Angmalisang, Ping Astony; Kemer, Kurniati; Patty, Wilhelmina; Pamikiran, Revols Dolfi CH; Taher, Nurmeilita
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.57487

Abstract

Tombariri Sub-District is located on the North Coast of the Minahasa Peninsula, directly opposite the North Sulawesi Subduction. North Sulawesi subduction has the potential for earthquakes with a targeted magnitude of M8.5 that can generate tsunamis. In addition, Tombariri Sub-District has a fairly large population density and is located on the coast. This causes the Tombariri Sub-District to be highly vulnerable to tsunami hazards. This study aims to determine the tsunami's estimated maximum height and arrival time. The modeling method in this study is through the Comcot 1.7 application with the worst-case scenario of North Sulawesi Subduction M8.5. The results of this study showed that the maximum height of the tsunami reached 6.17 m. The estimated time of tsunami arrival in Tombariri District ranges from 5-10 minutes. The results of this study can be used as a means of mitigating tsunami disasters. Keywords: Comcot, Tsunami Modeling, Inundation, Numeric Simulation Abstrak Kecamatan Tombariri terletak di wilayah Pesisir Utara Semenanjung Minahasa yang berhadapan langsung dengan Subduksi Sulawesi Utara. Subduksi Sulawesi Utara memiliki potensi gempabumi dengan magnitudo tertarget M8.5 yang dapat membangkitkan tsunami. Selain itu, Kecamatan Tombariri memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar dan berada di wilayah pesisir. Hal ini menyebabkan Kecamatan Tombariri memiliki tingkat kerawanan terhadap bahaya tsunami yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi ketinggian maksimum dan waktu tiba tsunami. Metode pemodelan dalam penelitian ini melalui aplikasi Comcot 1.7 dengan skenario terburuk Subduksi Sulawesi Utara M8,5. Hasil dari penelitian ini menunukkan bahwa tinggi maksimum tsunami mencapai 6,17 m. Estimasi waktu tiba tsunami di Kecamatan tombariri berkisar antara 5 - 10 menit. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana mitigasi bencana tsunami. Kata Kunci : Comcot, Pemodelan tsunami, Simulasi Numerik.