Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI DI DESA TABING RIMBAH KECAMATAN MANDASTANA Irfan Zamzani; Hayatus Sa adah; Nor Latifah; Islan Nor; Dewi Nurhanifah; Aulia ul Jannah; Basnah; Camelia Ulfah; Denny Tamara
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 7: Desember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i7.652

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan angka morbiditas yang tinggi, Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat diturunkan secara farmakologis dan non farmakologis. Mengingat semakin tingginya insidensi hipertensi, bahaya komplikasi yang ditimbulkan dan efek samping atau dampak farmakologi obat antihipertensi akibat pengobatan jangka panjang, maka perlu dilakukan sosialisasi tentang cara pengendalian hipertensi menggunakan terapi non faramakologis seperti pemanfaatan tanaman obat atau TOGA. TOGA dapat dimanfaatkan sebagai alternatif obat untuk antihipertensi yang tidak memberikan efek samping, murah dan mudah diperoleh karena dapat dibudidayakan sendiri. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan untuk sosialisasi dan penanaman tanaman obat yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk obat tradisional khususnya pengobatan alternatif untuk hipertensi. Metode pengabdian yang dilakukan terdiri dari dua tahapan, yaitu penyuluhan dan penanaman TOGA. Hasil evaluasi kepuasan peserta menunjukkan kegiatan penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan lancar terutama materi yang disampaikan sudah sesuai kebutuhan dan penyampaiannya juga sudah jelas dan mudah dipahami oleh peserta sehingga penyuluhan dinilai bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah hipertensi di lingkungan Desa Tabing Rimbah.
POLA HIDUP SEHAT DAN PEMANFAATAN TOGA DALAM MENGATASI DIABETES MELITUS Nor Latifah; Islan Nor; Hayatus Sa’adah; Irfan Zamzani; Dewi Nurhanifah; Afrida Noor Hani; Akhmad Parhan Naja; Annisa Nurislami; Ari Suprianto
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8265

Abstract

 ABSTRAKDiabetes merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis diabetes dikaitkan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ. Tingginya kasus kejadian diabetes mellitus memunculkan rasa ingin melakukan agar dapat mengurangi gejala yang ditumbulkan maka perlu adanya pemberian edukasi tentang sosialisasi dan pemanfaatan tanaman obat keluarga dan pola hidup sehat. Tujuan pengabdian masyarakat dilakukan untuk sosialisasi dan penyuluhan mengenai pemanfaatan tanaman obat dan mengenalkan obat tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus dan pola hidup sehat dimasa adaptasi baru COVID-19. Metode pengabdian yang dilaksanakan terdiri dari empat tahap yaitu sosialisasi penyuluhan pemanfaatan TOGA, penanaman bibit TOGA, pelayanan kesehatan dan evaluasi. Hasil kegiatan berupa peningkatan pengetahuan, sikap dan prilaku masyarakat dalam menerapkan hidup sehat dan pemanfaatan TOGA dalam pencegahan penyakit diabetes mellitus bagi masyarakat Desa Tabing Rimbah. Kata kunci: sosialisasi; TOGA; diabetes melitus. ABSTRACTDiabetes is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to defects in insulin secretion, insulin action, or both. The Chronic hyperglycemia of diabetes is associated with long-term damage, dysfunction, and failure of multiple organs. The high incidence of diabetes mellitus raises the desire to do prevention to reduce the arising symptoms. Therefore, it is necessary to provide education and socialization about the use of family medicinal plants (TOGA) and a healthy lifestyle. The purpose of this community service is to socialize and educate the people about the use of medicinal plants and introduce traditional medicines for the treatment of diabetes mellitus and a healthy lifestyle during the new adaptation of COVID-19. The methods to implement this community service consist of four stages, namely the socialization and education on the use TOGA, planting of TOGA seeds, health services, and evaluation. The results of increasing knowledge, attitudes, and behavior of the community in implementing healthy living, and the use of TOGA in the prevention of diabetes mellitus for the people of Tabing Rimbah Village. Keywords: socialization; TOGA; diabetes mellitus.
Potensi Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) dengan Metode UAE Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi Siti Norhaliza; Irfan Zamzani; Islan Nor
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.8294

Abstract

ABSTRAKTanaman salam (Syzygium polyanthum) dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati diare terutama akibat bakteri dan masyarakat sering menggunakan daunnya sebagai pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak metanol daun salam (Syzygium polyanthum) sebagai antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi serta mengetahui perbedaan daya hambat dengan berbagai konsentrasi ekstrak. Metode yang digunakan adalah difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil penelitian pada konsentrasi 100% menunjukkan diameter zona hambat tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 16,63 mm dan 20,36 mm terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi secara berurutan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) menggunakan metode UAE ini dapat menghambat bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi dengan berbagai seri konsentrasi dan menunjukkan zona hambat yang kuat hingga sangat kuat.Kata kunci : Daun Salam; Shigella dysenteriae; UAE.ABSTRACTThe salam plant (Syzygium polyanthum) can be used by the community to treat diarrhea mainly caused by bacteria and people often use the leaves as a treatment. The purpose of this study was to determine the activity of methanolic extract of salam leaf (Syzygium polyanthum) as an antibacterial against Shigella dysenteriae and Salmonella typhi bacteria and to determine the difference in inhibition with various extract concentrations. The method used was disc diffusion with extract concentrations of 25%, 50%, 75% and 100%. The results of the study at a concentration of 100% showed the diameter of the highest inhibition zone with an average value of 16.63 mm and 20.36 mm against the bacteria Shigella dysenteriae and Salmonella typhi respectively, so it can be concluded that by using extract of salam leaf (Syzygium polyanthum) using the UAE method, it can inhibit Shigella dysenteriae and Salmonella typhi bacteria with various concentration series and show a strong to very strong zone of inhibition.Keywords : Salam leaf; Shigella dysenteriae; UAE.
POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis: ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF BELUNTAS LEAF (Pluchea indica L.) ETHANOL EXTRACT AGAINST Staphylococcus epidermidis BACTERIA Islan Nor; Siti Rahmita; Siti Nashihah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.469

Abstract

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronis pada kelenjar pilosebasea yang sebagian besar terjadi pada masa remaja hingga dewasa muda. Secara global akne vulgaris diderita semua usia dengan prevalensi sebesar 9,38%. Di Indonesia prevalensi selalu meningkat tiap tahunnya. Staphylococcus epidermidis terlibat dalam patogenesis akne vulgaris dibuktikan dengan meningkatnya produksi sebum pada lesi jerawat. Salah satu penanganan akne vulgaris akibat bakteri adalah dengan menggunakan terapi antibiotik. Namun terapi antibiotik memiliki banyak efek yang tidak diinginkan. Beluntas (Pluchea indica L.) digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, disentri, ulkus, reumatik, meredakan luka dan wasir serta digunakan sebagai suplemen untuk diabetes melitus. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas Pluchea indica sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 45%, 60%, 75% dan 90%. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa semua uji karakterisasi simplisia memenuhi persyaratan. Ekstrak dari daun beluntas positif alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Uji aktivitas ekstrak daun Pluchea indica menunjukkan zona hambat 16,10 mm, 17,30 mm, 18,13 mm dan 18,63 mm untuk konsentrasi 45%, 60%, 75% dan 90%, secara berurutan. Dari hasil yang didapatkan daun beluntas berpotensi dikembangkan sebagai antibakteri.
EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENGHAMBATAN ENZIM ?-GLUCOSIDASE DARI EKSTRAK KERING DAN FRAKSI DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense): EVALUATION OF ANTIOXIDANT ACTIVITY AND INHIBITION OF ?-GLUCOSIDASE ENZYME FROM DRIED EXTRACT AND FRACTIONS OF JAMBU BOL (Syzygium malaccense) Islan Nor; Irfan Zamzani; Joko Priyanto Wibowo
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.630

Abstract

Jambu bol (Syzygium malaccense) diberbagai belahan dunia digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit dan gejala, termasuk sakit kepala, batuk, peradangan, dan hipertensi. Penyakit degeneratif menimbulkan beberapa penyakit seperti diabetes melitus. Pada tahun 2014 terdapat 422 juta orang dewasa menderita Diabetes Melitus di dunia. Prevalensi meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014 pada orang dewasa. Angka tertinggi diabetes melitus di Indonesia ditempati oleh DKI Jakarta (3,4%), Kalimantan Timur (3,3%), Yogyakarta (3,2%), dan Sulawesi Utara (3,0%). Antioksidan berperan mencegah penyakit degeneratif yang dikarenakan oleh radikal bebas. Agen penghambat ?-glucosidase dapat menjadi solusi dalam menangani diabetes melitus tipe 2. Tanaman dengan aktivitas antioksidan dan penghambat enzim ?-glucosidase dapat menangani pasien dengan penyakit degeneratif terutama diabetes melitus dengan stres oksidatif, dan menjadi alternatif yang kurang berbahaya dibandingkan obat sintetis. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi daun jambu bol dan dikeringkan dengan metode freeze drying, ekstrak difraksinasi dan didapatkan lima fraksi. Ekstrak dan fraksi dilakukan evaluasi terhadap antioksidan dengan metode DPPH dan antihiperglikemik dengan metode penghambatan enzim ?-glucosidase. Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil IC50 ekstrak daun jambu bol (Syzygium malaccense) sebesar 57,14 ± 0,42 µg/mL yang termasuk dalam kategori kuat, begitu pula dengan fraksinya yaitu Fr4 dan Fr6 dengan nilai IC50 sebesar 35,52 ± 0,81 µg/mL dan 39,56 ± 1,17 µg/mL, berturut-turut yang tergolong kategori kuat. Begitu pula aktivitas ekstrak dalam menghambat enzim ?-glucosidase dengan persen penghambatan sebesar 83,72 ± 2,06 %. Maka perlu dikembangkan lagi jambu bol (Syzygium malaccense) sebagai agen antioksidan dan agen antihiperglikemia.
PEMANFAATAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK MINUMAN TRADISIONAL HERBAL SEBAGAI IMUNOSTIMULAN Islan Nor; Nor Latifah; Irfan Zamzani; Hayatus Sa’adah; Erlina Fatmawati; Dewi Nurhanifah; Afiatun Rahma
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12281

Abstract

ABSTRAKEdukasi dan pelatihan pembutan minuman obat tradisional merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memberdayakan potensi tanaman obat keluarga. Edukasi dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan, pengetahuan serta sikap masyarakat dalam menggunakan tanaman obat secara tepat dan rasional. Peranan imunostimulan yang merupakan produk nutrisi/ obat (bahan alam/ sintetik) yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh menjadi anjuran oleh pihak tenaga kesehatan dan pemerintah kepada masyarakat untuk dikonsumsi secara rutin. Perlu dilakukan pemberian informasi serta wawasan kesehatan untuk meningkatkan pemahaman imunostimulan, pemanfaatan herbal dan keterampilan pembuatan minuman tradisional herbal sebagai imunostimulan. Metode yang digunakan adalah pendekatan persuasif melalui edukasi/ penyuluhan kesehatan serta praktik langsung pengolahan bahan herbal. Pengabdian masyarakat ini melibatkan ibu rumah tangga dan kader kesehatan. Kesimpulan: Kegiatan ini menjadi upaya meningkatkan daya tahan tubuh,dengan pemanfaatan TOGA sebagai bahan untuk pembuatan minuman tradisonal. Kata kunci: tanaman obat keluarga; minuman-herbal; imunostimulan. ABSTRACTEducation and training on the manufacture of traditional medicinal drinks is an effort to increase public knowledge in empowering the potential of family medicinal plants. Education and training aim to improve the skills, knowledge, and attitudes of the community in using medicinal plants appropriately and rationally. The role of immunostimulants, which are nutritional/drug products (natural/synthetic materials) that can improve the body's immune system, is recommended by health workers and the government to the public for regular consumption. It is necessary to provide information/health insight to improve understanding of immunostimulants, use of herbs, and skills in making traditional herbal drinks as immunostimulants. The method used is a persuasive approach through education/health education and direct practice of processing herbal ingredients. This community service involves housewives and health cadres. Conclusion: This activity is an effort to increase endurance, by using TOGA as an ingredient for making traditional drinks. Keywords: family medicinal plants; herbal-drinks; immunostimulants.
ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF EGGPLANT FRUIT (Solanum melongena L) ETHANOL EXTRACT AGAINST Propionibacterium acnes BACTERIAL GROWTH Irfan Zamzani; Islan Nor; Muhammad Raihan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.840

Abstract

Acne is one of the skin problems that, without our realizing it, can reduce self-confidence, despair, and even depression among teenagers and young adults. The incidence of bacterial infections is increasing with the increasing cases of resistance of bacteria, such as Propionibacterium acnes, to the side effects of anti-acne drugs. Indonesia has many plants that are beneficial to humans and have properties for treating and improving health, one of which is the eggplant. The purpose of this study is to test whether eggplant has antibacterial activity against P. acnes. The eggplant was extracted using a maceration extraction method. For antibacterial activity, well diffusion agar was used with extract concentrations of 60%, 70%, 80%, and 90%. The inhibition zones of the ethanol extract of S. melongena at 60%, 70%, and 80% concentrations were 13,76 mm, 18,63 mm, and 20,79 mm, respectively, with the highest inhibition zone at 90% concentration at 20,64 mm. The ethanolic extract of S. melongena has a strong inhibitory effect on P. acnes.  Keywords: antibacterial activity, Solanum melongena L, maceration, Propionibacterium acnes.
DETERMINATION OF THE MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION OF THE ETHANOLIC EXTRACT OF KIPAHIT LEAVES ON THE GROWTH OF Propionibacterium acnes Joko Priyanto Wibowo; Noor Aida; Islan Nor; Irfan Zamzani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.844

Abstract

Acne is a skin disorder characterized by inflammation in the form of comedones, papules, pustules, and nodules. The disease is caused by the gram-positive bacterium,  Propionibacterium acnes. Treatment of the disease using antibiotic agents such as erythromycin and clindamycin has been reported to cause some side effects. Therefore, alternative antibacterial agents derived from natural products are required to reduce the occurrence of side effects. Kipahit (Tithonia diversifolia A. Gray) is one of the plants with pharmacological activities, such as antibacterial and antiprotozoal activities. The aim of this study was to determine the minimum inhibitory concentration (MIC) of a 96% ethanolic extract of kipahit leaves on the growth of P. acnes. Kipahit leaves were extracted through the ultrasound-assisted extraction (UAE) method. Minimum inhibitory concentration (MIC) was determined using the liquid dilution method. A serial dilution was performed to prepare a series of extract concentrations: 25%, 12.5%, 6.25%, 3.13%, 1.56%, 0.78%, and 0.39%. Whereas, clindamycin and DMSO 1% were used as positive and negative controls, respectively. Phytochemical  screening showed  that  the 96% ethanolic extract of kipahit leaves contains flavonoids, alkaloids, saponins, steroids/triterpenoids, tannins, and phenolic compounds. In addition, the extract showed   inhibitory activity against P. acnes at concentrations ranging from 25% to 1,56%. In contrast, the extract showed  no inhibitory activity at concentrations of 0.78% and 0.39%. Further experiments confirmed that kipahit leaf extract acted as a bacteriostatic agent (inhibiting bacterial growth) at a minimum concentration of 1.56%.  Keywords: Acne, Propionibacterium acnes, Kipahit, MIC
POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis: ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF BELUNTAS LEAF (Pluchea indica L.) ETHANOL EXTRACT AGAINST Staphylococcus epidermidis BACTERIA Islan Nor; Siti Rahmita; Siti Nashihah
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.469

Abstract

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronis pada kelenjar pilosebasea yang sebagian besar terjadi pada masa remaja hingga dewasa muda. Secara global akne vulgaris diderita semua usia dengan prevalensi sebesar 9,38%. Di Indonesia prevalensi selalu meningkat tiap tahunnya. Staphylococcus epidermidis terlibat dalam patogenesis akne vulgaris dibuktikan dengan meningkatnya produksi sebum pada lesi jerawat. Salah satu penanganan akne vulgaris akibat bakteri adalah dengan menggunakan terapi antibiotik. Namun terapi antibiotik memiliki banyak efek yang tidak diinginkan. Beluntas (Pluchea indica L.) digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, disentri, ulkus, reumatik, meredakan luka dan wasir serta digunakan sebagai suplemen untuk diabetes melitus. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas Pluchea indica sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan seri konsentrasi 45%, 60%, 75% dan 90%. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa semua uji karakterisasi simplisia memenuhi persyaratan. Ekstrak dari daun beluntas positif alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Uji aktivitas ekstrak daun Pluchea indica menunjukkan zona hambat 16,10 mm, 17,30 mm, 18,13 mm dan 18,63 mm untuk konsentrasi 45%, 60%, 75% dan 90%, secara berurutan. Dari hasil yang didapatkan daun beluntas berpotensi dikembangkan sebagai antibakteri.
EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENGHAMBATAN ENZIM ?-GLUCOSIDASE DARI EKSTRAK KERING DAN FRAKSI DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense): EVALUATION OF ANTIOXIDANT ACTIVITY AND INHIBITION OF ?-GLUCOSIDASE ENZYME FROM DRIED EXTRACT AND FRACTIONS OF JAMBU BOL (Syzygium malaccense) Islan Nor; Irfan Zamzani; Joko Priyanto Wibowo
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.630

Abstract

Jambu bol (Syzygium malaccense) diberbagai belahan dunia digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit dan gejala, termasuk sakit kepala, batuk, peradangan, dan hipertensi. Penyakit degeneratif menimbulkan beberapa penyakit seperti diabetes melitus. Pada tahun 2014 terdapat 422 juta orang dewasa menderita Diabetes Melitus di dunia. Prevalensi meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014 pada orang dewasa. Angka tertinggi diabetes melitus di Indonesia ditempati oleh DKI Jakarta (3,4%), Kalimantan Timur (3,3%), Yogyakarta (3,2%), dan Sulawesi Utara (3,0%). Antioksidan berperan mencegah penyakit degeneratif yang dikarenakan oleh radikal bebas. Agen penghambat ?-glucosidase dapat menjadi solusi dalam menangani diabetes melitus tipe 2. Tanaman dengan aktivitas antioksidan dan penghambat enzim ?-glucosidase dapat menangani pasien dengan penyakit degeneratif terutama diabetes melitus dengan stres oksidatif, dan menjadi alternatif yang kurang berbahaya dibandingkan obat sintetis. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi daun jambu bol dan dikeringkan dengan metode freeze drying, ekstrak difraksinasi dan didapatkan lima fraksi. Ekstrak dan fraksi dilakukan evaluasi terhadap antioksidan dengan metode DPPH dan antihiperglikemik dengan metode penghambatan enzim ?-glucosidase. Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil IC50 ekstrak daun jambu bol (Syzygium malaccense) sebesar 57,14 ± 0,42 µg/mL yang termasuk dalam kategori kuat, begitu pula dengan fraksinya yaitu Fr4 dan Fr6 dengan nilai IC50 sebesar 35,52 ± 0,81 µg/mL dan 39,56 ± 1,17 µg/mL, berturut-turut yang tergolong kategori kuat. Begitu pula aktivitas ekstrak dalam menghambat enzim ?-glucosidase dengan persen penghambatan sebesar 83,72 ± 2,06 %. Maka perlu dikembangkan lagi jambu bol (Syzygium malaccense) sebagai agen antioksidan dan agen antihiperglikemia.