Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Agritechnology : Jurnal Teknologi Pertanian

Penentuan Beberapa Karakteristik Fisik Dan Mekanik Buah Merah (Pandanus conoideus L.) Sebagai Dasar Perancangan Peralatan Pengolahan Minyak Buah Merah Wilson Palelingan Aman; Eduard F. Tethool; Zita L. Sarungallo; O’mega Hutabalian
Agritechnology Vol 2 No 1 (2019): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v2i1.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data-data fisik dan mekanik yang diperlukan dalam merancang peralatan-peralatan pengolahan minyak buah merah. Parameter fisik dan mekanik yang diukur adalah panjang, diameter, massa, volume dan densitas buah. Karakterisasi fisik dilakukan terhadap bagian buah yang meliputi buah utuh (cepallum), empulur buah (pedicel) dan bulir buah (drupa). Karakteristik fisik dan mekanik hasil pengukuran cepallum adalah panjang rata-rata 71,50 cm, massa rata-rata 4,72 kg, volume rata-rata 5,66 x 10-3 m3 dan densitas rata-rata sebesar 835,09 kg/m3. Hasil pengukuran karakteristik fisik dan mekanik pedicel adalah panjang rata-rata 69,25 cm, massa rata-rata 2,50 kg, volume rata-rata 3,27 x 10-3 m3 dan densitas rata-rata sebesar 770,70 kg/m3. Untuk bagian drupa yaitu massa rata-rata 2,2 kg, volume rata-rata 2,39 x 10-3 m3 dan densitas rata-rata sebesar 927,11 kg/m3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase volume terbesar buah merah adalah pedicel buah yaitu rata-rata 57,72%.
Konstruksi Dan Kinerja Prototipe Alat Pengering Pati Sagu Tipe Rotari Bersumber Panas Biomassa Wilson Palelingan Aman; Abadi Jading; Mathelda K. Roreng
Agritechnology Vol 1 No 1 (2018): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v1i1.7

Abstract

Penelitian mengenai pengeringan pati sagu menggunakan alat pengering tipe rotari dengan sumber panas pengering berasal dari pembakaran biomassa melalui tungku telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang prototipe alat pengeringan pati tipe rotari (rotary dryer) dengan panas pengering bersumber dari tungku pembakaran biomass, menguji kinerja alat pengering dan untuk mengetahui mengetahui sifat-sifat fisikokimia pati hasil pengeringan. Penelitian ini dilakukan dengan metode perancangan dan eksperimen. Hasil dari penelitian ini adalah berupa prototipe alat pengering pati tipe rotari dengan sumber panas pengering dari biomassa hasil pembakaran. Dimensi prototipe alat pengering yang dihasilkan adalah Diameter 0,5 m, Panjang 4 meter, dengan kapasitas 100-200 kg per proses. Kisaran suhu tungku pembakaran sebesar 219oC - 589oC, suhu pada bagian masukan sebesar 42 oC-52 oC dan suhu pada bagian keluaran alat berkisar 33oC-35 oC. Hasil pengukuran awal kadar air pati yang dihasilkan dalam proses pengeringan selama 2 jam adalah 16-18% basis basah. Kandungan amilosa dan amilopektin bervariasi pada kadar air pati yang berbeda. Kandungan Amilosa pati hasil penelitian berkisar 16,32-18,15%, sedangkan amilopektin berkisar 77,77-84,63%.
Kajian Distribusi Suhu dan Efisiensi Alat Pengering Pati Sagu Agitated Fluidized Bed Tipe Silinder Bertingkat Berbahan Bakar Kayu dan Tempurung Kelapa Abadi Jading; Wilson Palelingan Aman; Bennydictus Fangohoy
Agritechnology Vol 3 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v3i1.52

Abstract

Pengeringan pati sagu dengan pengering agitated fluidized bed tipe silinder bertingkat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji distribusi suhu dan efisiensi pengering pati sagu model Agitated Fluidized Bed tipe Piringan-Silinder Bertingkat (AFB Tipe PSB) menggunakan bahan bakar biomassa kayu dan tempurung kelapa. Untuk menghitung besarnya energi dan efisiensi selama proses pengeringan, maka digunakan analisis matematis. Distribusi suhu yang terjadi di dalam ruang agitator merata dengan baik. Pengering AFB tipe PSB memiliki kapasitas 30 kg/5 jam. Efisiensi pengeringan dan alat pengering untuk kayu bakar adalah 38,09% dan 2,5%, sedangkan untuk tempurung kelapa 37,76% dan 2,1%, dengan konsumsi energi biomassa kayu bakar 1072 x103 kJ, tempurung kelapa1274 x103 kJ, energi listrik 55,98x103 kJ. Suhu pengeringan dalam ruang agitator (50,64oC-54,82oC) dan fluidisasi (66,64oC) untuk kayu bakar, sedangkan untuk tempurung kelapa suhu dalam ruang agitator (49,55oC-53,82oC) dan ruang fluidisasi (64,27oC).Pengering AFB tipe PSB mampu menurunkan kadar air pati sagu dari 42% basis basah menjadi 12,02% untuk bahan bahan bakar kayu, dan 12,21% untuk bahan bakar tempurung kelapa.
Perbandingan Kinerja dari Beberapa Alat dan Mesin Ekstraksi Santan Kelapa di Manokwari Wilson Palelingan Aman
Agritechnology Vol 5 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v5i2.101

Abstract

Coconut milk is one of the main products of the coconut plant. The coconut milk extraction process carried out by the community so far is done manually, by adding water to the grated coconut, then squeezing it to remove the coconut milk, then filtering it so that it is separated from the dregs. This method reportedly still leaves quite a lot of oil in the dregs. In addition, there is quite a lot of water that must be evaporated in the cooking process. The more water content in coconut milk, the more energy needed to evaporate. Research on coconut milk extraction using a combination of tools and machines has been carried out in Manokwari. The purpose of this study was to determine the effect of using different extraction methods and equipment on the performance of coconut milk extraction results. Parameters for measuring the extraction performance of the tools and machines used are the coconut milk extraction capacity, the yield of coconut milk produced, and the yield of coconut milk in dregs. The research method used is experimentation by testing several tools in the coconut milk extraction process. The results showed that based on the parameters of coconut milk extraction capacity and the yield of coconut milk produced, the best treatment in this study was a combination of grating and extraction with a 50 ton hydraulic jack, with an extraction capacity of 9.64 l/hour and a yield of coconut milk of 62.80%. Meanwhile, the grating and screw extraction treatments showed the best results based on the parameters of the yield of coconut milk in dregs, namely 23.76%. From the results of the research conducted, as a whole it can be concluded that the best method for coconut milk extraction is a combination of grating and hydraulic type pressing.
Analisis Tekno-Ekonomi Produksi Cocopeat dan Cocofiber di Manokwari Menggunakan Mesin Tipe TP-01 Aman, Wilson Palelingan
Agritechnology Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 : Edisi Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v6i2.118

Abstract

Buah kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman ataupun untuk berbagai keperluan manusia lainnya. Cococpeat dan cocofiber merupakan bagian dari buah kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Untuk dapat menghasilkan cocopeat dan cocofiber, telah dirancang prototipe mesin produksi Tipe TP-01. Untuk dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, mesin produksi TP-01 memerlukan pengujian secara teknis. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan mesin produksi secara ekonomi, perlu dilakukan analisis ekonomi (finansial). Kedua proses tersebut memerlukan sebuah penelitian. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kapasitas mesin produksi cocopeat dan cocofiber tipe TP-01, serta untuk mengetahui kelayakan secara ekonomi penggunaan mesin produksi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis, mesin produksi yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan perancangan, dengan menghasilkan kapasitas produksi rata-rata sebesar 51,29 kg/jam dan rendemen rata-rata sebesar 89,53%. Berdasarkan aspek ekonomi, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mesin produksi cocopeat dan cocofiber Tipe TP-01, layak secara ekonomi atau finansial dengan nilai kriteria NPV sebesar Rp 25.313.840, BCR sebesar 3,81, dan IRR sebesar 71,77%. Dengan demikian, proses produksi cocopeat dan cocofiber menggunakan mesin produksi Tipe TP-01 di Manokwari layak secara teknologi maupun secara finansial.
Kajian Produksi Tapioka pada Industri Kecil di Kabupaten Manokwari Berbasis Kesetimbangan Bahan (Studi Kasus pada IKM Kharisma) Aman, Wilson Palelingan
Agritechnology Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 Nomor 2 (Desember) 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v7i2.127

Abstract

The cassava processing industry in Manokwari has been limited to utilizing tapioca products for food purposes. While some of the cassava derivative products produced by the tapioca industry have the potential as non-food products such as feed and bioenergy. To determine the feasibility of utilizing the products of the tapioca industry, a quantitative overview is needed through material mass balance analysis. A quantitative overview of the tapioca industry process in Manokwari is not yet available. Mass balance analysis can provide an overview of material inputs and outputs in the tapioca industry production system. This study aims to obtain a quantitative picture through mass balance analysis of materials in the tapioca industry in Manokwari. This research was conducted using the observation method in the tapioca industry of IKM Kharisma SP 5 Manokwari. The results of the study provide a quantitative description of the material flow process during the production process. From 1778 kg of cassava, 1388 tubers (78.17%) and 388 kg of skin waste (21.83%) were obtained. The amount of wet starch produced from these tubers was 550 kg (40.28%), while the waste in the form of onggok was 448 kg (49.92%). The amount of dry starch (tapioca) produced was 329 kg or 23.70%. Based on the results of the study, it can be concluded that mass balance analysis can describe the quantitative process of each stage and the overall tapioca production process at IKM Kharisma in Manokwari.