Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP PERUBAHAN WARNA PATI SAGU KERING HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN PNEUMATIC CONVEYING RING DRYER Abadi Jading; Paulus Payung; Reniana Reniana; Eduard Fransico Tethool
Journal TABARO Agriculture Science Vol 5, No 2: DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tabaro.v5i2.1014

Abstract

Pengeringan pati sagu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan kecepatan aliran udara pengering. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu dan kecepatan aliran udara pengering yang digunakan pada PCRD terhadap perubahan warna pati sagu kering. Variabel perlakuan dalam penelitian ini, terdiri dari suhu udara pengering (T) dan kecepatan aliran udara pengering (v). Setiap variabel perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu untuk suhu udara pengering T1 (50°C), T2 (75°C), T3 (100°C). Sedangkan variabel perlakuan kecepatan aliran udara adalah v1 (15 m/s), v2(28 m/s), dan v3 (31 m/s). Setiap variabel perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variabel yang diamati adalah perubahan warna pati sagu kering selama proses pengeringan yaitu tingkat kecerahan (L, a, b), derajat putih (DP), dan color difference (DE).  Untuk menentukan nilai variabel-variabel pengamatan tersebut, maka data yang diperoleh dianalisis menggunakan persamaan matematis dan analisis statistic SPSS 23. Analisis statistik yang digunakan adalah ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel variasi suhu dan kecepatan aliran udara pengering terhadap perubahan warna pati sagu kering sangat signifikan. Jangkauan suhu antara 50-100oC dan kecepatan udara antara 15-31 m/s memungkinkan digunakan pada proses pengeringan pati sagu dengan mesin pneumatic conveying ring dryer (PCRD) karena menghasilkan tingkat kecerahan warna pati sagu antara 78-81% dari nilai tingkat kecerahan pati sagu basah 83%, derajat putih (DP) antara 70-80%, dan color difference (DE) adalah 2 sampai 6.
Kajian Teknis-Ekonomis Alat Pengering Pati Sagu Model Cross Flow Vibro Fluidized Bed Abadi Jading; Paulus Payung; Reniana Reniana
agriTECH Vol 34, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.958 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9440

Abstract

The purpose of this research was to evaluate performance of vibro cross flow fluidized bed dryer using biomass fuel for drying sago starch. The phase of research were evaluation of dryer heated by a biomass stove using coconut shell as a fuel and observation of the drying temperature, moisture content, drying time, energy analysis, and drying effiviency, as well as calculation of its economic analysis. The dryer has dimension of 200x50x1500 cm for length, width, hight, respectively, and working capacity of 35kg/process. The results showed that biomass fuel consumption for drying sago starch for 7 hours was 12740,00 MJ (70 kg/process) and electricity consumption for blower and vibrator was 37,80 MJ. Furthermore, the dryer reduced moisture content of sago starch from 42% (wb) to 12% (wb) with temperature in the vibrator chamber of 40-60 oC and relative humidity of 50%, as well as ambient temperature of 30 3C and drying efficiency of 46,02%. Economic analysis showed that the dryer had NPV of Rp. 16.002.858, BCR of 1,53, IRR of 35%, and PBP of 3,51 years.ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian terhadap alat pengering pati berbasis sagu model cross flow vibrofluidized bed bertenaga biomassa. Tahapan penelitian meliputi pengujian alat pengering menggunakan tungku biomassa berbahan bakar tempurung kelapa dengan melakukan pengamatan suhu selama pengeringan, penurunan kadar air, waktu pengeringan, kebutuhan energi, efisiensi pengering, dan analisis finansial. Konstruksi alat pengering pati sagu model vibro fluidized bed bertenaga biomassa berukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing (200x50x1500) cm, serta memiliki daya tampung atau kapasitas maksimum pati sagu basah 35 kg/proses. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat pengering ini mampu mengeringkan pati sagu selama 7 jam, dengan konsumsi bahan bakar tempurung kelapa sebanyak 70 kg/proses (1274MJ), kebutuhan daya listrik untuk tenaga blower dan vibrator(37,80 MJ), serta mampu menurunkan kadar air pati sagu dari 42%bb menjadi 12%bb dengan suhu dalam ruang vibrator adalah 40-60 oC, RH 50%, suhu lingkungan 30C dan efisiensi pemanasan (pengeringan) 46,02%.Hasil analisis finansial menunjukan bahwa investasi alat pengering vibro fluidized bedsangat layak dilaksanakan berdasarkan kriteria NPV = Rp. 16.002.858, BCR= 1,53, IRR= 35%, dan PBP tertutupi setelah 3,51 tahun.
KAJIAN PROSES PENGOLAHAN SAGU DENGAN MESIN PENGEKSTRAK SAGU MODEL PENGADUK BERULIR Reniana Reniana; Eduard F. Tethool; Bambang Purwantana; Sri Markumningsih
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.419 KB)

Abstract

Salah satu tahapan yang paling banyak membutuhkan tenaga dan waktu pada kegiatan pengolahan sagu adalah proses peremasan/ekstraksi. Untuk menanggulangi hal tersebut, sudah dihasilkan beberapa prototipe alat pengekstrak pati sagu, Namun peralatan/mesin pengolahan sagu tersebut masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya kontruksinya yang begitu besar sehingga belum sesuai dengan sasaran masyarakat pedesaan petani sagu, pengoperasiannya yang sulit, dan belum bersistem kontinyu. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe alat/mesin ekstraksi pati sagu tipe pengaduk berulir bertenaga motor bakar dengan kontruksi yang sederhana, mudah serta kontinyu dalam pengoperasiannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap, dimana menggunakan kombinasi perlakuan volume air untuk medium ekstraksi dan jumlah proses ekstraksi. Variabel yang diamati dalam uji kinerja alat adalah kapasistas ekstraksi, rendemen pati yang diperoleh, serta persentase pati tertinggal dalam ampas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mesin ekstraksi pati sagu tipe pengaduk berulir dengan kontruksi yang sederhana dan bekerja secara kontinyu. dan dari hasil pengujian kinerja ditentutkan perlakuan yang paling efektif adalah volume air 350 liter dengan 1 kali proses ekstraksi dimana memiliki kapasitas ekstraksi 508,37 kg/jam, rendemen pati yang diperoleh 17,21% dan pati tertinggal dalam ampas sebanyak 2,96%.Kata kunci: pati, sagu, ekstraksi, mesin, ulir
KINERJA TEKNOLOGI MESIN PENGOLAHAN SAGU SKALA KECIL DI KABUPATEN SUPIORI, PROVINSI PAPUA Darma -; Budi Santoso; Reniana -; Moh Arif Arbianto
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v23n2.2020.p%p

Abstract

Performance of Small-Scale Sago Processing Machinery in Supiori Regency, Papua Province. Papua is one of the largest sago producing regions in Indonesia with a potential sago area of 4.7 million ha. The production and utilization of sago starch in Papua is still very low compared to its potential, so that millions of tons of starch in sago stems have not been used. Increasing sago starch production can be done by transforming traditional processing methods to mechanical processing methods at the farm level. The objective of this study was to identify the utilization of small-scale sago processing machinery innovation in Supiori District, Papua Province. In this research it was applied small-scale sago starch processing machine consisting of sago rasping machine and starch extraction machine, both made by agroindustry workshop of Agricultural Technology Faculty, Papua University. Study results showed that application of the processing machinery was able to increase processing capacity 6 times higher than traditional method. The processing capacity was one trunk per day or equivalent to starch production 324 kg of wet sago starch per day. The machines worked properly with high performace. The performance of the machines applied were (a) rasping capacity 1,065 kg/hour, (b) extraction capacity 561.24 kg/hour, (c) starch percentage 39.16 % (d) starch loss in waste 1.80 % as well as (e) fuel consumption 1.46 litre/hour and 0.95 litre per hour for rasping machine and extraction machine respectively.Keywords: sagu, processing, machinery, small scale, technology performanceABSTRAK Papua merupakan salah satu daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia dengan potensi areal sagu mencapai 4,7 juta ha. Produksi dan pemanfaatan pati sagu di Papua masih sangat rendah dibandingkan dengan potensinya, sehingga banyak jutaan ton pati dalam batang sagu belum digunakan. Peningkatan produksi pati sagu dapat dilakukan dengan mengubah metode pengolahan tradisional ke metode pengolahan secara mekanis di tingkat petani. Penelitian bertujuan mengidentifikasi pemanfaatan inovasi mesin pengolahan sagu skala kecil di petani Kabupaten Supiori, Provinsi Papua.  Pada penelitian ini telah diaplikasikan mesin pengolahan sagu skala kecil terdiri dari mesin pemarut sagu dan mesin ekstraksi pati sagu hasil produksi bengkel permesinan agroindustri, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mesin pengolahan skala kecil yang digunakan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan 6 kali lipat dibandingkan dengan metode pengolahan tradisional. Kapasitas pengolahan adalah 1 pohon per hari atau setara dengan produksi pati basah 324 kg per hari.  Mesin yang diaplikasikan berfungsi baik dengan kinerja tinggi. Kinerja tersebut ditunjukkan oleh hal-hal berikut (a) Kapasitas pemarutan 1.065 kg/jam, (b) Kapasitas ekstraksi 561,24 kg/jam, (c) Rendemen pati basah 39,16 % (d) Persentase kehilangan pati terikut ke ampas 1,80 % dan (e) Konsumsi bahan bakar untuk mesin pemarut 1,46 liter/jam dan mesin ekstraksi 0,95 liter/jam.Kata kunci: sagu, pengolahan, mesin, skala kecil, kinerja teknologi
Analisis Sistem Aerasi pada Penyimpanan Gabah dalam Silo Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) Reniana Reniana; Nursigit Bintoro; Joko Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1718.696 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

AbstractGrains cooling by aeration system usually reduces the rate of insects and fungi population growth and preserves grain quality. An aeration system may perform inefficently if the grain moisture or temperatures exeeds the safe thresholds. Good design of aeration systems is essential for efficient cooling. In this study, Computational Fluid Dynamics (CFD) approach was used to describe the performance of the aeration system on paddy storage in the silos. CFD is a computer software program to predict and quantitatively analyze fluid flow, heat transfer, transport phenomena, and chemical reactions in a system with one or more boundary condition. CFD analysis result can be used to represent the aeration system on paddy storage in the silos with a fairly high-level validation. The average value of error during four hours aeration is ranges from 3.6% - 5:47%. The statistically result showed that tend to be not significantly different between the measurement results and CFD analysis.AbstrakPendinginan biji-bijian dengan aerasi digunakan untuk mengurangi laju pertumbuhan populasi serangga dan jamur serta mempertahankan kualitas bijian. Sebuah sistem aerasi dapat tidak efisien jika kelembaban bijian atau suhu melebihi batas aman. Desain yang baik pada sistem aerasi merupakan hal yang sangat dasar untuk efisiensi pendinginan. Pada penelitian ini, dilakukan pendekatan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk menggambarkan performansi sistem aerasi pada penyimpanan gabah didalam silo. CFD merupakan program perangkat lunak komputer untuk memprediksi dan menganalisis secara kuantitatif aliran fluida, perpindahan panas, transpor penomena dan reaksi kimia pada suatu sistem dengan satu atau lebih kondisi batas. Hasil penelitian menunjukkan analisis CFD dapat mereprensentasikan system aerasi pada penyimpanan gabah dalam silo dengan tingkat validasi yang cukup tinggi. Rata-rata nilai error selama empat jam aerasi berkisar 3.6 % - 5.47 %. Secara statistik menunjukkan hasil yang cenderung tidak berbeda nyata antara hasil pengukuran dengan analisis CFD.
Pengaruh Geometri Gerigi dan Kecepatan Putar Terhadap Kinerja Mesin Parut Sagu Tipe Silinder Darma Darma; Reniana Reniana; Budi Santoso; Jhonson Waromi
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 10, No 3 (2021): September
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v10i3.413-424

Abstract

Sago rasping machine or sago rasper is the most commonly used in sago processing both for small and large scale. It function is to reduce the size or to disintegrate sago pith into smaller particle.  By doing so, the starch contained in the pith can be separated in the subsequent process.  The amount of starch resulted depend on the size of rasped pith.  The smaller the pith is rasped the higher the starch can be extracted.  The purpose of this research was to test the effect of teeth geometrical shape and cylinder rotation speed on performance of sago rasping machine. There are four type of teeth geometrical shape namely cylinder, pyramid, screw, and cube and three levels of cylinder rotation speed they are 1500 rpm, 2000 rpm and 2500 rpm were tested. Results showed that the rasping capacity was affected significantly by the two single factors as well as its interaction of teeth geometrical shape and cylinder rotation speed. Similarly, starch yield and starch losses in waste were significantly affected by teeth geometrical shape.  Meanwhile, starch yield and starch losses in waste were not affected significantly by cylinder rotation speed and the interaction of the two factors. The best performance was resulted at the treatment of teeth geometrical shape of screw with the speed of cylinder rotation 2500 rpm.  The  performances at the treatment were: (a) rasping capacity was 918 kg/h, (b) starch yield was 48%, (wb), (c) starch loss in waste was15.1%.Keywords:  cylinder type, rasping performance, sago rasping machine, teeth geometry 
UJI LAPANG MESIN PENGOLAHAN SAGU PRODUKSI BENGKEL PERMESINAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS PAPUA Darma Darma; Reniana Reniana; Arbianto Arif Moh.
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 9, No 3 (2020): September 2020
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v9i3.191-200

Abstract

Papua and West Papua Province have the large potential of sago palm (Metroxylon sagu), however, until now the production and utilization is very low compared with its potential. This is because of most farmers in this area still use traditional method in processing sago.  The traditional method is labour intensive and time consuming process.  Sago farmers in this area still apply traditional ways to process sago starch due to the lack of processing machines. The objective of this research was to conduct field testing of sago processing  machine produced by Agroindustry Machinery Workshop of Papua University. The machines that have been tested consist of cylinder type sago rasping machine and stirrer rotary blade sago starch extraction machine. The machine’s performance under field condition was evaluated by measuring parameters (a) rasping capacity, (b) extraction capacity, (c) starch percentage, (d) starch yield and (e) starch loss in waste. Results showed that all parts of the machine are functioning properly and farmers can easily operate the machine.  The performances of the machines under field condition were (a) rasping capacity 1,159. 8 kg/hour, (b) extraction capacity 243.8 kg/hour, (c) starch percentage 38.26 %, (d) starch yield 93 kg/hour   and (e) starch loss in waste 1.03 %.   Keywords: cylinder type, field test, rasping machine, sago processing, starch percentage
PROTOTIPE MESIN PARUT EMPULUR SAGU TIPE SILINDER BERTENAGA MOTOR BAKAR Reniana Reniana; Darma Darma; Aceng Kurniawan
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.103 KB)

Abstract

Diperkirakan sedikitnya 900.000 ha tanaman sagu tumbuh di Papua. Di Papua, sagu mempunyai peranan sosial, ekonomi, dan budaya yang cukup penting, karena merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat terutama yang bermukim di daerah pesisir. Selain digunakan sebagai makanan pokok, makanan tambahan dan makanan ternak, sagu juga digunakan sebagai bahan baku industri pangan, farmasi, tekstil, pestisida dan lain-lain. Pengolahan sagu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat tidak efisien dan kapasitas produksinya sangat rendah. Untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sagu maka perlu dirancang suatu alat pemarut sagu mekanis yang bersifat tepat guna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang mesin parut sagu tipe silinder bertenaga motor bakar dan menguji kinerjanya. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa prototipe mesin parut sagu tipe silinder bertenaga motor bakar memiliki kontruksi yang sederhana serta mudah dalam pengoperasian dan perawatan. Diperoleh hasil pengujian kinerja yang cukup baik dengan kapasitas efektif pemarutan 322.52 kg/jam dan rendemen pati 37.44 %.Kata kunci : Papua; parut sagu; prototipe; motor bakar
PENGARUH METODE PENGUMPANAN BAHAN TERHADAP PERFORMANSI MESIN PEMARUT SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) TIPE SILINDER Darma Darma; Reniana Reniana; Feri Andi Surya
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.2.138-147.2020

Abstract

Proses pengolahan sagu baik secara tradisional maupun secara mekanis, satu-satunya metode yang digunakan untuk mengekstrak atau memisahkan pati dari ampas adalah dengan menggunakan air.  Untuk maksud tersebut, sel-sel empulur harus dihancurkan terlebih dahulu agar pati yang terkandung di dalamnya dapat terekstrak pada saat proses ekstraksi. Pemarutan bertujuan untuk menghancurkan atau merusak struktur seluler empulur batang sagu sehingga butiran pati yang terdapat dalam sel dapat tersuspensi ke dalam air untuk kemudian dipisahkan dari ampas menggunakan saringan.  Pada saat ini, mesin pemarut sagu yang banyak digunakan oleh para petani sagu di Papu dan Papua Barat adalah tipe silinder dengan metode pengumpanan bahan tegak lurus terhadap poros silinder. Namun, di beberapa daerah potongan-potongan empulur batang sagu diumpankan ke silinder searah dengan poros.  Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh metode pengumpanan bahan terhadap performansi mesin pemarut sagu tipe silinder.  Pada penelitian ini diuji 4 arah metode pengumpanan bahan yaitu (1) parallel (0°), (2) membentuk sudut 45°, (3) sudut 67,5° dan  (4) tegak lurus (90°) terhadap poros silinder. Performansi pemarutan dievaluasi dengan mengukur kapasitas pemarutan, rendemen pemarutan, rendemen pati dan kehilangan pati pada ampas.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa metode pengumpanan bahan berpengaruh nyata terhadap performansi mesin pemarut sagu tipe silinder. Performansi tertinggi diperoleh pada metode pengumpanan bahan  membentuk sudut 67,5°.  Performansi mesin pemarut pada kondisi tersebut adalah (1) kapasitas pemarutan 1745kg/jam, (2) rendemen pemarutan 99,3% (3) rendemen pati 26,75% and (4) kehilangan pati pada ampas 16,0%.
Pengering Pneumatik Dilengkapi Dewatering Rotary Vacuum Filter untuk Produksi Pati Sagu Termodifikasi Abadi Jading; Eduard Fransisco Tethool; Paulus Payung; Reniana Reniana
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 5 NOMOR 2 SEPTEMBER 2021 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.855 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v5i2.5999

Abstract

Papua, khususnya Papua Barat memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan pusat pengembangan pati termodifikasi berbasis sagu. Hal ini didukung oleh tersedianya lahan sagu rakyat yang cukup luas. Oleh karena itu, perlu pengembangan unit pengolahan yang memadai untuk menunjang produksi pati termodifikasi tersebut. Pengembangan unit pengeringan pati termodifikasi dilakukan melalui kegiatan Produk Teknologi yang di Desiminasikan ke Masyarakat (PTDM) 2019 di UMKM Usaha Kharisma dan Sagumbi. Metode pendekatan yang dilakukan adalah diseminasi paket teknologi pengeringan berupa prototipe Pneumatic Conveying Ring Dryer (PCRD) yang dilengkapi dewatering rotary vacuum filter, pelatihan pengenalan dan pengoperasian prototipe, serta pendampingan mitra usaha. Pelatihan dimaksudkan agar mitra mampu mengoperasikan dan merawat prototype PCRD yang dilengkapi dewatering rotary vacuum filter. Selanjutnya dilakukan pendampingan kepada mitra, dengan harapan setelah selesainya kegiatan DPTM 2019 ini, mitra mampu mengembangkan dan menyempurnakan secara mandiri paket teknologi pengolahan pati termodifikasi secara berkesinambungan sehingga menghasilkan pati termodifikasi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 3729 tahun 2008, yaitu maksimal 13%. Dengan terlaksananya kegiatan ini, mitra telah mampu mengoperasikan prototype PCRD dengan dewatering rotary vacuum filter yang mampu memproduksi pati termodifikasi sebanyak 80 kg/hari. Kadar air pati kering yang dihasilkan telah memenuhi SNI Nomor 3729 tahun 2008 yaitu 10% basis basah.