I Wayan Midhio
Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI KEKUATAN MILITER INDONESIA BERDASARKAN KONSEP REVOLUTION IN MILITARY AFFAIRS (RMA) (2004-2021) Peni Hanggarini; Taufik Bagus Murdianto; Purnomo Yusgiantoro; I Wayan Midhio; Asep Darmawan; Muhamad Idris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.993 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2108

Abstract

AbstrakIndonesia telah melakukan transformasi teknologi militer, persenjataan, organisasi dan doktrin militer dalam menghadapi perubahan lingkungan internal dan eksternal. Apakah transformasi militer tersebut sesuai dengan konsep Revolution in Military Affairs (RMA)? Tulisan ini menganalisa komponen RMA Indonesia manakah yang paling penting berhasil dilakukan sejak 2004 hingga 2021? Pada periode kapan RMA paling baik telah terjadi? Tulisan ini berdasarkan penelitian metode campuran (mix method). Metodologi kuantitatif berdasarkan Analytical Hierarchy Process (AHP) serta metode kualitatif berdasarkan Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) melalui pertimbangan aspek Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan/Environment, Hukum/Legal/Law (PESTLE). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terhadap 9 responden ahli RMA, interview serta analisa literature. Hasil penelitian menunjukkan komando, kontrol, computer dan integrasi sistem (C4) merupakan komponen RMA yang paling penting di Indonesia sejak 2004 hingga 2021. Pelaksanaan RMA terbaik yaitu pada 2009 hingga 2014. Analisa SWOT menunjukkan militer Indonesia masih belum optimal menangani perubahan ancaman dari dalam maupun luar sehingga perlu melakukan strategi diversifikasi.Kata kunci: Revolution in Military Affairs (RMA), Indonesia, Analytical Hierarchy Process (AHP), Politics, Economy, Social, Technology, Law, Environment (PESTLE) dan Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)  AbstractIndonesia has transformed its military technology, weapons, organization, and military doctrine corresponding to its environments. However, is the transformation in line with the Revolution in Military Affairs (RMA) concept? This paper evaluates components undertaken of Indonesian RMA from 2004 to 2021, also examines when Indonesia performed the best RMA. The study utilized the Analytical Hierarchy Process (AHP) as a quantitative methodology; and the Politic, Economy, Social, Technology, Environment, Law, and (PESTLE) and Strength-Weakness-Opportunity- Threat (SWOT) for the quantitative side.  The paper uses nine expert questionnaires, interviews, and literature reviews for data collection. The result shows that command, control, computers, and system integration are the most significant RMA components from 2004 to 2021. The best RMA takes place from 2009 to 2014. The SWOT analysis indicates that the Indonesian military is still not optimal in anticipating changes from within and outside; thus, it is imperative to carry out a diversification strategy.Keywords: Revolution in Military Affairs (RMA), Indonesia, Analytical Hierarchy Process (AHP) Politics, Economy, Social, Technology, Law, Environment (PESTLE), and Strength-Weakness-Opportunity-Threats (SWOT).
Strategi Keamanan Nasional Republik Indonesia Menghadapi Rivalitas Amerika Serikat - China di Laut China Selatan Benedictus Benny Koessetianto; Bonifasius Agung Nugroho; Kurniawan Firmuzi Syarifuddin; Susilawati Susilawati; Taufiq Supriyanto; Wujud Wiyono; Purnomo Yusgiantoro; I Wayan Midhio
Journal on Education Vol 6 No 2 (2024): Journal on Education: Volume 6 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i2.5094

Abstract

Konfrontasi strategis antara Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan membawa tantangan signifikan terhadap keamanan nasional negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengembangkan strategi komprehensif bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman yang muncul dari rivalitas kedua negara adidaya ini. Menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), studi ini secara sistematis menilai dan meranking berbagai respons strategis menurut kriteria yang telah ditentukan, yakni dengan skenario terjadinya eskalasi konflik militer, eskalasi konflik ekonomi dan eskalasi polarisasi politik global, yang selanjutnya diperinci kembali dalam aspek-aspek sub kriteria. Data dikumpulkan melalui sumber-sumber primer dan sekunder yang meliputi laporan pemerintah, analisis keamanan, dan publikasi akademis, yang kemudian diolah untuk menghasilkan matriks perbandingan berpasangan dalam AHP. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Indonesia harus sungguh-sungguh mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi eskalasi konflik AS dan China di kawasan Laut China Selatan melalui penentuan 3 (tiga) prioritas strategi Nasional yaitu penguatan kapasitas pertahanan negara (militer), penguatan diplomasi dan sentralitas ASEAN, serta penguatan kemandirian ekonomi Nasional. Melalui penerapan metode AHP, diperoleh hasil dimana prioritas strategi nasional Indonesia dalam menghadapi ancaman rivalitas AS dan China di Laut China Selatan yang terbaik adalah melalui strategi penguatan kemandirian ekonomi. Artikel ini menawarkan panduan kebijakan yang berbasis bukti dan memberikan wawasan strategis yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dan akademisi dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik yang dinamis, khususnya yang berpengaruh terhadap negara-negara di kawasan Laut China Selatan. Implikasi dari studi ini yakni memperkaya literatur mengenai aplikasi AHP dalam konteks keamanan nasional dan strategi pertahanan, serta menawarkan kerangka kerja untuk mengevaluasi opsi kebijakan dalam konteks yang serba cepat dan kompleks dari rivalitas besar kekuatan global.