Umam, Khotibul
DIII Nursing Study Program, Departement Of Health, Faculty Of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Status Mental dan Kemampuan Interaksi Sosial Lanjut Usia Joko Susanto; Makhfudli Makhfudli; Khotibul Umam
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12419

Abstract

The human life cycle is a process of growth and development physically and mentally. Physical and mental changes in the elderly occur due to degenerative processes, so that there will be limitations in activities, memory and speaking abilities. The existence of these limitations, affects social interactions with other people which tend to be reduced and passive. Decreased social interaction in the elderly can cause a sense of isolation, feeling useless, so that the elderly tend to be alone. This Study aimed to identify the association between mental status and soscial interaction capacity among the elderly. This research used correlational with a cross sectional design. Data were obtained from SPMSQand social interaction capacity elderly questionnaire. The study used a sample of 91 respondents, with a simple random sampling technique. Data analysis used Spearman rho test. The results showed that the majority (57,1%) of the elderly had minor intellectual impairment, and most (5,.9%) of the elderly had moderate social interaction skills. The results of the Spearman test p=0,001 and r=0,353, meaning that there is a relationship between mental status and the social interaction ability of the elderly, the strength of the correlation is moderate and the correlation is positive. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between mental status and the social interaction skills of the elderly.Keywords: mental status; social interaction; elderlyABSTRAKSiklus kehidupan manusia selalu tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun mental. Perkembangan fisik dan mental pada lansia mengalami proses degeneratif, sehingga terjadi penurunan aktifitas, mengingat dan kemampuan berbicara. Adanya penurunan tersebut, berpengaruh pada interaksi sosial dengan orang lain sehingga berkurang dan pasif. Menurunnya interaksi sosial lansia dapat menyebabakan perasaan terisolasi, merasa tidak berguna sehingga menyebabkan lansia cenderung menyendiri. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi adanya hubungan status mental dengan kemampuan interaksi sosial lansia. Penelitian menggunakan studi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian kuesioner SPMSQ dan kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial Lansia. Penelitian menggunakan sampel 91 responden, dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas (57,1%) lansia mengalami kerusakan intelektual ringan, dan sebagian besar (54,9%) lansia memiliki kemampuan interaksi sosial sedang. Hasil uji Spearman p=0,001 dan r=0,353, berarti terdapat hubungan status mental dengan kemampuan interaksi sosial lansia, kekuatan korelasi sedang dan korelasi bersifat positif. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara status mental dengan kemampuan interaksi sosial lansia.Kata kunci: status mental; interaksi sosial; lanjut usia
PENGARUH KEGEL EXERCISE TERHADAP DISFUNGSI EREKSI KLIEN POST TURP Joko Susanto; Anestesia Pangestu Mei Tyas; Khotibul Umam; Makhfudli Makhfudli
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36053/mesencephalon.v7i1.274

Abstract

Disfungsi ereksi adalah komplikasi ikutan yang sering timbul setelah tindakan TURP. Klien post TURP sering mengungkapkan keluhan mengalami penurunan fungsi ereksi. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektifitas kegel exercise terhadap disfungsi ereksi klien post TURP. Desain penelitian adalah Quasi Eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 64 orang, dengan tehnik systematic random sampling (32 kelompok intervensi, 32 kelompok kontrol). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner IIEF-5 untuk mengukur disfungsi ereksi. Analisis data menggunakan uji Paired t-testdan Independen t-test dengan taraf signifikasi α
Gambaran Aktivitas Perawat tentang Penatalaksanaan Masalah Pk: Peningkatan Tekanan Intrakranial khotibul umam; joko susanto
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 4, No 4 (2019): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.541 KB) | DOI: 10.22146/jkesvo.50314

Abstract

Latar Belakang: Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan standar prosedur operasional (SOP) merupakan pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Saat ini RSUD dr. Soegiri Lamongan belum mempunyai SAK tentang pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial, evaluasi SAK yang dijadwalkan pelaksanaanya setiap tahun saat ini tidak berjalan.Tujuan: Mengetahui gambaran aktivitas perawat pada penatalaksanaan masalah kolaborasi (PK): peningkatan TIK di RSUD dr. Soegiri LamonganMetode: Penelitian deskriptif observasional dilakukan terhadap 39 pasien PK: peningkatan TIK yang dirawat di ruang Dahlia 3 RSUD dr. Soegiri Lamongan. Pengamatan dilakukan selama 3 kali 24 jam perawatan dengan menggunakan lembar observasi berupa ceklist aktivitas perawat kemudian hasilnya dibuat proporsi. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2018Hasil: Analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas perawat pada penatalaksanaan masalah kolaborasi PK: peningkatan TIK terhadap 39 responden pasien dengan PK: peningkatan TIK terdapat 991 aktivitas yang seharusnya dilakukan (sesuai kondisi pasien), sebanyak 382 aktivitas (38,6%) dilakukan sesuai dengan standar, 456 aktivitasa (46%) dilakukan tetapi tidak sesuai dengan standar, dan sebanyak 153 aktivitas (15,4%) tidak dilakukan aktivitas oleh perawat. Terdapat 2 aktivitas yang tidak dilakukan sama sekali (100%) yaitu pemantauan urine output dan penghitungan balance cairan. Terdapat 1 aktivitas yang tidak dilakukan lebih dari 75% yaitu penghitungan tekanan rata-rata arteri (MAP)Kesimpulan: Secara umum pelaksanaan aktivitas perawat termasuk dalam kategori baik, akan tetapi kalau dilihat secara kuantitas pelaksanaan aktivitas perawat termasuk dalam kategori kurang. Masih ada aktivitas yang tidak dilakukan 100%, yaitu pemantauan urine output dan penghitungan balance cairan. Terdapat aktivitas yang tidak dilakukan lebih dari 75%, yaitu penghitungan MAP.
Kondisi Psikologis dan Kualitas Tidur pada Lansia Kelompok Prolanis Joko Susanto; Makhfudli Makhfudli; Ilkafah Ilkafah; Ali Sairozi; Anestasia Pangestu Mei Tyas; Endah Sri Wijayanti; Iswatun Iswatun; Khotibul Umam
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 7, No 4 (2022): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.74460

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi penyakit kronis terutama diabetes melitus (DM) dan hipertensi pada lanjut usia (lansia) terus meningkat. Hal ini berisiko menimbulkan kecacatan, penurunan kualitas hidup, bahkan kematian. Sebagian besar lansia mengeluh mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi status kesehatan dan kualitas hidup. Aspek psikologis diidentifikasi sebagai salah satu faktor penyebab utama masalah tidur pada lansia penderita DM dan hipertensi.Tujuan: Menganalisis hubungan kondisi psikologis dengan kualitas tidur lansia penderita DM dan hipertensi.Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional di Puskesmas Sukodadi Kabupaten Lamongan pada bulan Oktober‒Desember 2019. Sampel penelitian adalah 104 lansia kelompok prolanis secara purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner psychological distress dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dengan uji Spearman.Hasil: Sebagian besar 65,4% lansia mengalami tekanan psikologis ringan, dan 54,8% lansia memiliki kualitas tidur baik. Hasil uji Spearman rho p=0,004 dan r=0,282, berarti terdapat hubungan kondisi psikologis dengan kualitas tidur lansia penderita penyakit kronis, kekuatan korelasi lemah dan bersifat positif.Kesimpulan: Kondisi psikologis secara statistik berhubungan dengan kualitas tidur pada lansia penderita penyakit kronis pada kelompok prolanis.
Pelatihan pengelolaan hipertensi dan Hydrotherapy sebagai upaya Peningkatan Pengetahuan dan Penurunan Tekanan Darah Ilkafah Ilkafah; Joko Susanto; Joni Haryanto; Anestasia Pangestu Mei Tyas; Khotibul Umam; Abd Nasir; Amellia Mardhika; Makhfudli Makhfudli
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i3.1414

Abstract

Hipertensi masih menjadi masalah utama gangguan kesehatan teruatama pada lansia. Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia dan Jawa Timur semakin meningkat setiap tahunnya. Tekanan darah yang tidak terkontrol banyak diakibatkan karena tingginya konsumsi garam dan kurangnya pengetahuan. Penatalaksanaan hipertensi bisa dilakukan dengan terapi nonfarmakologi salah dengan hydrotherapy. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan berupa pengelolaan hipertensi, pengaturan menu rendah garam, serta terapi rendam kaki dengan air hangat. Sasaran pengabdian ini adalah lansia penderita hipertensi di Desa Dlanggu dengan 2 mitra yaitu Desa Dlanggu yang dikoordinatori oleh bidan desa dan Puskesmas Deket Kabupaten Lamongan. Metode pengabdian ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan serta pelatihan, kemudian melakukan demonstrasi pengaturan menu rendah garam dan rendam kaki air hangat (hydrotherapy) dan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Hasil pengabdian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan lansia (p=0,026) dan terjadi penurunan tekanan darah baik systole (p=0,019), maupun tekanan darah diastole (p=0,032) sebelum dan setelah pelatihan selama 2 sesi. Kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi lansia penderita hipertensi berupa pengetahuan yang meningkat, peningkatan ketrampilan dalam pengelolaan hipertensi terutama pengaturan menu rendah garam, serta ketrampilan dalam pelaksanaan terapi rendam kaki air hangat. Hypertension management and hydrotherapy Training to increase knowledge and reduce blood pressure Hypertension is still a major health problem, especially in the elderly. The prevalence of hypertension sufferers in Indonesia and East Java is increasing every year. Uncontrolled blood pressure is mostly caused by high salt consumption and lack of knowledge. Management of hypertension can be done with non-pharmacological therapy, which is hydrotherapy. The purpose of this activity is to provide training for managing hypertension, setting a low-salt menu, and doing hydrotherapy. The target of this service is the elderly with hypertension in Dlanggu Village with 2 mitra, namely Dlanggu Village which is coordinated by the midwife and the Deket Public Health Center, Lamongan Regency. The method in this activity is to provide counseling and training, then demonstrate a low-salt menu and warm foot soaks (hydrotherapy) and evaluate the activities that have been carried out. The results of this activity were an increase in the knowledge of the elderly (p=0.026) and a decrease in both systolic blood pressure (p=0.019) and diastolic blood pressure (p=0.032) before and after training for two sessions. This activity is beneficial for elderly people with hypertension. the elderly has increased knowledge and skills in managing hypertension, especially setting a low-salt menu, as well as skills in implementing warm water foot soak therapy (hydrotherapy).