Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMANFAATAN RUANG TANAM ANTAR-TANAMAN TEMBAKAU PASCA PANEN DENGAN PENANAMAN KACANG TANAH DAN PEMANGKASAN BATANG UTAMA TEMBAKAU Tripatmasari, Mustika; Zuchri, Amin; Kurniawan, Robby
Rekayasa Vol 3, No 1: April 2010
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.407 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v3i1.2291

Abstract

Tembakau Madura mempunyai rasa serta aroma yang khas dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan tembakau setelah panen dan jarak tanam kacang tanah dalam tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tembakau dan kacang tanah, yang dilakukan di Desa Lobah Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan, dimulai sejak bulan September sampai November 2009. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan faktor tunggal, diulang 3 kali dengan uji BNT dengan taraf 5%. Perlakuan terdiri atas 2 faktor yaitu: Pertama jarak tanam kacang tanah yang terdiri dari 2 taraf yaitu: A1 = jarak tanam kacang tanah 20 × 20 cm, A2 = jarak tanam kacang tanah 30 × 20 cm, Kedua setelah panen tanaman tembakau dengan perlakuan pemangkasan dengan terdiri dari 4 taraf: B1 = Pangkasan 15, B2 = Pangkasan 20, B3 = Pangkasan 30, B4 = Tanpa pemangkasan. Hasil penelitian menunjukkan Pemangkasan batang tanaman tembakau setelah panen (B2) tinggi 20 cm (A1) jarak tanam 20 × 20 cm cenderung memberikan memberikan nilai tertinggi terhadap luas daun sehingga berpengaruh terhadap bobot basah tanaman tembakau. Perlakuan pemangkasan dengan tanpa pemangkasan B4 pada umur 4 MST dan jarak tanam 30 × 20 memberikan nilai tertinggi terhadap jumlah tunas tanaman tembakau. Kata kunci: tembakau madura, tumpangsari, pemangkasan dan jarak tanam. AbstractsMadura Tobacco has a distinctive flavor and aroma and specific. This study aims to determine the influence of tobacco after harvest pruning and plant spacing on peanut intercropping on growth and yield of tobacco and peanuts, which is done in the Village District Lobah Pademawu Pamekasan District, starting from September to November 2009. Research using randomized block design using a single factor, repeated 3 times with LSD with a level 5%. Treatment are consists of 2 factors: First peanut spacing consisting of 2 levels: A1 = peanut spacing 20 × 20 cm, A2 = spacing of 30 × 20 cm peanuts, two after the harvest of tobacco plants by pruning treatment consisted of 4 levels: B1 = clipping 15, B2 = clipiing 20, B3 = clipping 30, B4 = without pruning. The results showed Trimming tobacco plant stems after harvest (B2) height 20 cm (A1) spacing of 20 × 20 cm tend to provide the highest value of leaf area and therefore contributes to the wet weight of tobacco plants. Treatment of pruning with no pruning at age 4 B4 MST and spacing of 30 × 20 gives the highest value of total tobacco plant shoots. Keywords: tobacco madura, intercropping, pruning and plant spacing.
RESPON TANAMAN TEMBAKAU RAJANGAN MADURA (NICOTIANA TABACUM L.) VARIETAS PRANCAK-N2 TERHADAP PEMBERIAN DOSIS PUPUK NPK Munir, Ahmad Arsyad; Tripatmasari, Mustika; Arif, Miftahul Lazuardi
Rekayasa Vol 3, No 1: April 2010
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.309 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v3i1.2287

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon tanaman tembakau rajangan madura (Nicotiana tabacum L.) varietas prancak-N2 terhadap pemberian dosis pupuk NPK. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (sederhana) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu P0 = Galat 0 g/tanaman, P1 = NPK 5 g/tanaman, P2 = NPK 7 g/tanaman, dan P3 = NPK 9 g/tanaman. Dengan parameter pengamatan Tinggi tanaman, Jumlah daun, Luas daun, Bobot segar bagian atas tanaman (g), Bobot segar bagian bawah tanaman (g), Bobot segar total tanaman (g), Bobot kering bagian atas tanaman (g), Bobot kering bagian bawah tanaman (g), Bobot kering total tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman tembakau rajangan Madura (Nicotiana tabacum L.) varietas prancak-N2 lebih efektif menggunakan dosis pemupukan NPK 7 g/tanaman dalam meningkatkan produksi yaitu pada luasan daun tembakau. Kata kunci: Tembakau Rajangan Madura, Nicotiana tabacum L, Dosis Pupuk NPK AbstractThe Aim of this research is to study the response of tobacco plants sliced madura (Nicotiana tabacum L.) varieties Prancak-N2 towards fertilizer dose of NPK. This research use randomized block design (simple) with 4 treatment and 3 replication are P0 = error 0g/plant, P1 = 5gNPK/plant, P2 = 7g NPK/plant and P3 = 9g NPK/plant. The observation parameters are plant height, leaf number, leaf area, fresh weight of plant parts (g), lower plant fresh weight (g), total plant fresh weight (g), the top of the plant dry weight (g), dry weight parts bottom of the plant (g), total dry weight (g). The results showed that tobacco plants sliced Madurese (Nicotiana tabacum L.) varieties-N2 Prancak more effective use of NPK fertilizer dose of 7 g/plant in increasing the production of tobacco leaf in the area. Keywords: sliced Madura Tobacco, Nicotiana tabacum L, the dose of NPK
Pendampingan SDI Al-Mashduqie Menuju Sekolah Adiwiyata Berbasis Pertanian Berkelanjutan Zuhriyah, Amanatuz; Tripatmasari, Mustika; Triadjie, Haryo; Widodo, Slamet
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 9, No 2: Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v9i2.22277

Abstract

Concern for environmental problems is needed from an early age. Environmental education in schools through the Caring and Cultured Environment program in schools (PBLHS) is one of the efforts to shape the environmental behavior of the younger generation. SDI Al-Mashduqie does not yet have programs related to environmental education and 'adiwiyata schools'. The aim of this community-based empowerment is to implement the PBLHS movement which is realized in the 'Adiwiyata School'. This activity was carried out with the participation of students, teachers, principals and student guardians who are expected to provide environmental insights for all school members. The existing conditions show that there is no specific policy regarding the environment that is applied in schools. Learning about the environment in the curriculum is integrated with several subjects and there is no involvement of external parties in environmental preservation activities. Increased knowledge was obtained after conducting education related to adiwiyata, especially regarding environmental care and waste management, as well as using several technologies to support a green and healthy environment in the form of redesigning school landscapes, hydroponic training, biofloc catfish cultivation and socialization related to energy conservation by using solar electricity.
Karakterisasi Enam Galur Melon Daging Orange (Cucumis melo L.) di PT. Aditya Sentana Agro Maghfirani, Siti Faizzatul; Tripatmasari, Mustika; Wijaya, Wakhyono
Rekayasa Vol 17, No 3: Desember, 2024
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v17i3.28397

Abstract

Efforts are made to produce superior seeds and pest and disease resistance through variety assembly. Characterization produces information that is used in planning the creation of melon plants as desired. This study aims to determine the characteristics of six strains of orange flesh melon and determine the kinship relationship of six melon strains. This research was conducted in August-November 2024. This study used a non-factorial Randomized Group Design, with 6 treatments (strains 33, 51, 52, 53, 54, and 55) repeated 3 times. Qualitative data were analyzed in the form of descriptions referring to IPGRI descriptor guidelines (2003). Quantitative data were analyzed by ANOVA, if the results of the analysis were significantly different then further tested using DMRT at the 5% level. The character of leaf shape and leaf color in 6 strains is entire and colored Greyis Olive Green 137 A. The character of male and hermaphrodite flower crown color in G33, G51, G52, G54, and G55 is Vivid Yellow 12 A, G53 is Vivid Yellow 9 A. The character of fruit shape of G33, G51, G52, G53, and G54 is elliptical, while G55 is round. The color of the fruit flesh of G51, G53, and G55 is Strong Orange 25 B. The lowest percentage of senescence was observed in G54 (16.7%). G33, G51, G52, and G54 are closely related with a coefficient value of 83%.
Sosialisasi Penanggulangan Hama Whitefly di Desa Gondanglor Kabupaten Lamongan dengan Menggunakan Biopestisida “NaturaPest” Sukmawati, Wahyu Sufi'a Dewi; Rahman, Abdul; Tripatmasari, Mustika
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2330

Abstract

Salah satu tantangan yang dihadapi sektor pertanian adalah pengendalian hama tanaman (OPT). Pengendalian OPT biasanya dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan berdampak negatif terhadap lingkungan. Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dicapai melalui penggunaan biopestisida nabati. Penggunaan pestisida nabati untuk mengendalikan serangan hama belum banyak digunakan di kalangan petani. Salah satu cara untuk memperkenalkan pestisida nabati adalah dengan melakukan sosialisasi produksi pestisida nabati yang ramah lingkungan. Kegiatan masyarakat secara langsung dilakukan di kalangan warga Desa Gondanglor Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan untuk memperkenalkan produk biopestisida nabati. Sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan warga Desa Gondanglor lebih jauh mengenai pestisida nabati yang dapat digunakan sebagai penanggulangan OPT. Tanaman yang digunakan sebagai pestisida diperoleh dari tanaman atau tumbuhan pada daerah sekitar. Tanaman yang dapat dijadikan bahan dasar pestisida nabati antara lain bawang putih, serai, daun mimba, dan daun pepaya. Tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun mimba. Hal ini karena daun mimba memiliki bahan aktif azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin sebagai hasil metabolit sekunder yang mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan cara mempengaruhi pertumbuhan, daya makan, reproduksi, dan oviposisi. Pestisida nabati berbahan dasar daun mimba dapat diaplikasikan pada tanaman hortikultura dan tanaman pangan seperti cabai, terong, padi, kacang hijau, dan jagung. Dengan adanya kegiatan ini para petani mampu mengetahui pestisida nabati ini dapat membantu mengurangi kecenderungan penggunaan pupuk kimia seta dapat membantu mengurangi pengeluaran biaya produksi para petani khususnya pestisida. Penggunaan pestisida nabati lebih disarankan daripada pestisida kimia dikarenakan pestisida nabati aman dan ramah lingkungan.Hasil kuisioner menunjukkan bahwa para petani di Desa Gondanglor merasa adanya manfaat dari kegiatan ini dengan presentase 90,47%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi petani di Desa Gondanglor terkait pemahaman tentang pestisida nabati. Socialization of Whitefly Pest Management in Gondanglor Village, Lamongan Regency using Biopesticide "NaturaPest" Abstract One of the challenges the agricultural sector faces is the control of plant pests (opt). Opt control is usually performed using chemical pesticides. Overuse of chemical pesticides has a negative impact on the environment. Environmental pest control can be achieved through the use of vegetable biopestions. The use of vegetable pesticides to control pest attacks has not been widely used among farmers. One way to introduce vegetable pesticides is by performing socialization of environmentally friendly nabati pesticides. Community activities are carried out directly among the residents of the gondanglor district sugio for the release of a biochemical plant. These socialization purposes to introduce residents of the village of gondanglor further on vegetable pesticides that can be used as a treatment opt. Plants used as pesticides are obtained from plants or plants in the surrounding areas. Such crops as vegetable pesticides can be treated as garlic, lemon, leaf of mimba, and papaya. A plant used as a vegetable pesticide is a leaf of mimba. This is because the leaves of the mimba possess the active material of azadirachtin, salanins, meliantriol, nimbin and nimbidin as secondary metabolites that control pests and plant diseases by affecting growth, feeding, reproduction, and oviposition. Vegetable pesticides based on a leaf of mimbah can be applied to horticulture and such crops as chili, eggplant, rice, green beans, and corn. With this activity, farmers are able to identify this vegetable pesticide, which may help reduce the trend toward using setae chemical fertilizers to help reduce the cost of producing farmers especially pesticides. The use of vegetable pesticides is recommended more than chemical pesticides because they are safe and ecologically safe. Questionnaioners indicate that farmers in the village of gondanglor feel the benefits of this activity with a 90,47% percentage. It may be concluded that this activity could benefit farmers in the village of gondanglor regarding their understanding of vegetable pesticides.
Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Penggunaan Media Tanam Inovatif dan Budidaya Pertanian Modern Guna Meningkatkan Produktivitas Tanaman Fauziah, Siva; Ferial, Jihan; Tripatmasari, Mustika
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2361

Abstract

Lahan pertanian mengalami penurunan karena meningkatnya laju pertumbuhan penduduk hingga alih fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman sehingga lahan terbatas dan kualitas tanah menurun untuk bercocok tanam. Kondisi ini menjadi alasan diadakannya sosialisasi untuk memperkenalkan media tanam 3in1 Agrocoota yang inovatif terbuat dari campuran cocopeat, arang sekam, dan daun mimba kepada masyarakat Desa Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2024 yang dihadiri oleh 21 orang dari kelompok tani Dusun Ngingkrang. Sosialisasi ini mendapat respon positif dan antusiasme dari masyarakat desa. Kegiatan ini mengajarkan cara memanfaatkan media tanam ramah lingkungan melalui sosialisasi serta dilakukan pengisian kuisioner sebagai tolak ukur. Kuisioner kemudian diolah menggunakan metode analisis statistika deskriptif yang dipilih karena penyajian informasinya lebih mudah dipahami (Sari, 2018). Metode ini disajikan dalam bentuk data kuantitatif berupa Diagram Pie. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan minat masyarakat sebesar 90% untuk bersedia menggunakan media tanam ini sebagai bentuk implementasi pertanian berkelanjutan pada skala rumah tangga untuk mendukung kemandirian pangan serta menjaga kelestarian lingkungan. Media tanam ini dapat digunakan secara berkelanjutan di desa Gondanglor dengan potensi ketersediaan bahan baku cocopeat sebesar 47% dan sekam padi 52% sehingga masyarakat dapat membuat media tanam ini secara mandiri. Empowering Village Communities Through the Use of Innovative Planting Media and Modern Agricultural Cultivation to Increase Crop Productivity  Abstract Agricultural land is experiencing a decline due to the increasing rate of population growth and the conversion of land from agriculture to residential areas so that land is limited and the quality of the land decreases when it is suitable for planting. This condition was the reason for holding an outreach to introduce the innovative 3in1 Agrocoota planting medium made from a mixture of cocopeat, husk charcoal and neem leaves to the people of Gondanglor Village, Sugio District, Lamongan Regency. This activity was held on Saturday, October 26 2024, and was attended by 21 people from the Ngingkrang Hamlet farmer group. This socialization received a positive and enthusiastic response from the village community. This activity teaches how to use environmentally friendly planting media through outreach and filling out questionnaires as a benchmark. The questionnaire was then processed using descriptive statistical analysis methods which were chosen because the presentation of the information was easier to understand (Sari, 2018). This method is presented in the form of quantitative data in the form of a Pie Chart. The results of the activity showed that there was an increase in public awareness and interest by 90% in being willing to use this planting medium as a form of implementing sustainable agriculture on a household scale to support food independence and preserve the environment. This planting medium can be used sustainably in Gondanglor village with the potential availability of 47% of cocopeat raw materials and 52% of rice husks so that people can make this planting medium independently.
Introduksi Teknologi Penangkapan Ikan dan Radio Komunikasi pada Nelayan Kecil di Kabupaten Sampang, Jawa Timur Zuhriyah, Amanatuz; Triajie, Haryo; Tripatmasari, Mustika; Widodo, Slamet; Putera, Aditya Januar
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16342

Abstract

Nelayan kecil selama ini masih memiliki akses yang terbatas terhadap teknologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan introduksi teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi penangkapan ikan dan keselamatan laut. Mitra kegiatan adalah KUB Selat Baru yang berada di Sampang, Jawa Timur. Adapun teknologi yang diintroduksi adalah fish finder dan radio komunikasi. Pada kegiatan ini juga dilakukan analisis terhadap persepsi anggota kelompok nelayan terhadap fish finder dan radio komunikasi. Persepsi ini diukur dengan menggunakan indikator karakteristik inovasi, yang terdiri atas relative advantage, complexity, trialability, dan compatibility.  Secara umum, anggota kelompok nelayan mempunyai persepsi yang tinggi terhadap kedua teknologi yang diintroduksi. Sebagai bentuk keberlanjutan perlu untuk dilaksanakan pendampingan terkait legalisasi rumpon yang selama ini telah dimiliki oleh nelayan. Selain itu ijin penggunaan frekuensi radio juga menjadi salah satu fokus kegiatan mendatang.
Pendampingan Implementasi light trap dalam pengendalian hama terpadu ulat grayak pada tanaman bawang merah di Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan Khoiri, Syaiful; Tripatmasari, Mustika; Khasanah, Himmatul; Navila, Insiatun; Firani, Deswita Syahda; Damayanti, Denia Rista; Megasari, Dita
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29552

Abstract

Abstrak Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan sebagai bentuk untuk menciptakan kelompok tani yang sejahtera. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan light trap sebagai alat monitoring dalam pengendalian hama terpadu. Kegiatan ini melibatkan 50 responden dari anggota Kelompok Tani Padi Mas, program ini menggunakan tahapan yaitu koordinasi dengan kelompok tani, pemantauan lapang kondisi lahan pertanian bawang merah, FGD, Penerapan light trap, pendampingan dan evaluasi kegiatan untuk mengukur efektivitas kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan petani mengenai pengendalian hama, di mana dari 60% responden yang awalnya tidak mengetahui menjadi 80% tahu dan sangat tahu, serta mengalami peningkatan keterampilan penggunaan lightrap lebih dari 70% setelah mengikuti program ini. Selain itu, program ini juga memperkenalkan teknik pertanian tumpangsari, yang memungkinkan petani untuk menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan, sehingga meningkatkan produktivitas dan keuntungan secara ekonomi. Kata kunci: bawang merah; kelompok tani; light trap; pengendalian hama terpadu. Abstract The community service programme conducted in Sana Tengah Village, Pasean Sub-district, Pamekasan Regency, represents an initiative aimed at fostering prosperous farmer groups. The programme sought to enhance farmers' knowledge and skills in using light traps as a monitoring tool within an integrated pest management framework. This initiative involved 50 respondents from the Padi Mas Farmers Group. It was carried out in several stages, including coordination with the farmer group, field monitoring of red onion agricultural conditions, focus group discussions (FGDs), implementation of light traps, assistance, and activity evaluation to measure programme effectiveness. Evaluation results indicated a significant improvement in farmers’ knowledge of pest control, with the percentage of respondents who were previously unaware decreasing from 60% to only 20%, while 80% became knowledgeable or highly knowledgeable. Additionally, over 70% of participants improved their skills in using light traps following the programme. The initiative also introduced intercropping techniques, enabling farmers to cultivate multiple crops on the same land, thereby increasing productivity and economic profitability. Keywords: red onion; farmers group; light trap; integrated pest management