Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemetaan Lokasi Fishing Ground dan Status Pemanfaatan Perikanan di Perairan Selat Madura Muhsoni, Firman Farid; Efendy, Mahfud; Triajie, Haryo
Jurnal Fisika FLUX Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2009
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v6i1.3049

Abstract

This research aims at finding the map of waters quality to predictfishing ground, examining the determinant of modeling parameter of fish catchingregion, analyzing catch unit effort (CpUE) and status of fish utilization. Mappingwaters quality parameter is constructed with method of field sample datainterpolation. Besides, the mapping of surface temperature and chlorophyll isextracted from satellite image Landsat. ETM+. In addition, the mapping ofcatching region is resulted in scoring and weighting factors. Accuracy test isdone by method of RMSE. Fishery utilization status is acquired from method ofapproaches holistic (production surplus model). Map waters salinity at straitsMadura ranges between 27 ppm - 46 ppm, pH range from 8-9, brightnessranges from 0-2 m. Sea level temperature from image landsat in dry seasonranges from 24,1 0C - 27,3 0C in rainy season between 24,7 0C - 28,6 0C.Optimum temperature in rainy season is lower than in dry season. Chlorophyll indry season ranges between 0 mg/m3 - 19,6 mg/m3, in rainy season between -0,02 mg/m3 - 41,95 mg/m3. In dry season, the most appropriate catching regionis 58,04 %, appropriate region 36,99% and inappropriate region 4,96 %, while inrainy season, inappropriate region achieves 94,44 %, appropriate 2,89 % andinappropriate 2,65 %. Sea level temperature accuracy test gets RMSE 2,32 andfor chlorophyll content 2,31. Fishery estimation result pelages get CpUE 0.10ton/trip with utilization status indicating over-fishing in tahun1997 and fisherydemersal CpUE 0.03 ton/trip with utilization status indicating a surplus incatching in last three year.
Pemetaan Lokasi Fishing Ground dan Status Pemanf aatan Perikanan di Perairan Selat Madura Efendy, Mahfud; Muhsoni, Firman Farid; Triajie, Haryo; Syah, Achmad Fachruddin
Rekayasa Vol 1, No 2: Oktober 2008
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.01 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v1i2.2181

Abstract

This research aims atfinding out map of water quality spreading to predict fishing ground, determine catching region map, test determinant parameter modeling offish catching region, analyzefish product per catching unit (Cp UE) andfish utilization status. Method used in map water quality parameter is interpolation analysis in wide sample data, map surface temperature and chlorophyll from extract satellite image landsat. Area of catching is conducted by modeling with the application of scoring and weighting factors, accuracy test with method of RM SE. Fishery utilization status is gathered with method of holistic approach (production surplus model). Map water salinity at straits Madura is between 27 ppm - 46 ppm, pH rangefrom 8-9, brightness ranges from 0-2 m. Sea level temperature from image landsat in dry season rangesfrom 24,1 OC - 27,3 OC in rainy season between 24,7OC -28,6 OC. Optimum temperature in rainy season lower is compared in dry season. Chlorophyll in dry season between 0 mg/m3 - 19,6 mg/m3, in rainy season between -0,02 mg/m3 - 41,95 mg/m3. Map Fish catching region in season gets region very appropriate at 58,04 %,appropriate region 36,9!1% and region inappropriate 4,96 %.inappropriate region rainy season achieves 94,44 %, appropriate 2,89 % and inappropriate 2,65 %. sea level temperature accuracy test gets RM SE 2,32 and for chlorophyll pregnancy 2,31. Fishery estimation result pelagis gets CpU E 0.10 ton/trip with utilization status in indication of over-fishing in tahun1997 and fishery demersal CpU E 0.03 ton/trip with utilization status becomes surplus catches in lasl three year.
UJI KANDUNGAN TESTOSTERON PADA UDANG GALAH SETELAH PERENDAMAN DENGAN EKSTRAK TERIPANG PASIR (HOLOTHURIA SCABRA JAEGER) Triajie, Haryo
Rekayasa Vol 3, No 1: April 2010
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.984 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v3i1.2286

Abstract

Testosteron sebagai hormon steroid merupakan hormon yang bersifat anabolik dan androgenik. Sifat androgenik lebih menonjol karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan organ reproduksi, organ seksual sekunder dan kelenjar aksesoris kelamin. Teripang mengandung zat bioaktif berupa senyawa steroid. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kandungan testosteron pada juvenile udang galah terhadap keberhasilan mendapatkan jantan fenotif. PPeerrllaakkuuaann pemberian ekstrak teripang pada juvenil udang galah dengan metode perendaman (dipping), menggunakan empat perlakuan dosis yaitu 0, 10, 15, dan 25 mg/L dan 3 ulangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dua kontrol positif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan perendaman ekstrak teripang berpengaruh terhadap kandungan testosteron dalam haemolymph udang windu. Kata kunci: Testosteron, teripang, udang galah AbstractTestosterone as a steroid hormone is a hormone that has anabolic and androgenic. Androgenic properties are more prominent because it influences the growth of reproductive organs, secondary sexual organs and accesory genital glands. Sea cucumbers contain bioactive substances in the form of steroid compounds. This study aimed to identify levels of testosterone in juvenile prawns to the success of getting male phenotypes. Treatment of extract of sea cucumber in juvenile prawns with immersion method (dipping), using a four-dose treatment of 0, 10, 15, and 25 mg / L and 3 replications with a Completely Randomized Design (CRD) and two positive control. The result showed that the extract of sea cucumber soaking effect on testosterone content in shrimp haemolymph. Keywords: Testosterone, sea cucumbers, prawns
EFEKTIFITAS ADITIF NON-KIMIA DALAM MEMPERCEPAT PROSES KRISTALISASI DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI GARAM RAKYAT DI MADURA Triajie, Haryo; Insafitri, Insafitri
Rekayasa Vol 5, No 2: Oktober 2012
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.452 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v5i2.2118

Abstract

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, produksi garam belum mencukupi. Produksi garam nasional hanya dapat memasok  sekitar 60 persen tingkat kebutuhan nasional. Ketidakcukupan tersebut baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Di lain pihak untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri banyak diimpor dari luar negeri, terutama untuk pasokan garam beryodium serta garam industri. Selain itu cuaca merupakan faktor yang paling dominan dalam proses pembuatan garam. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi campuran bahan-bahan aditif dengan hasil (kuantitas dan kualitas) paling baik dalam waktu yang singkat dan diperolehnya metode standar produksi garam dengan menggunakan bahan aditif beserta cara mengaplikasikannya. Rancangan penelitian ini menggunakan RAL dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali yakni : P0 = air tua (kontrol positif); P1 = air tua + aditif formulasi 1 + Polibag hitam; P2 = air tua + aditif formulasi 2 + Polibag hitam; P3 = air tua + aditif formulasi 3 + Polibag hitam; P4 = air tua + aditif formulasi 4 + Polibag hitam; dan P5 = air tua + aditif formulasi 5 + Polibag hitam. Dari perlakuan tersebut akan didapatkan 18 perlakuan. Kesimpulan yang didapat yakni perlakuan tidak berpengaruh terhadap kecepatan proses kristalisasi tetapi berpengaruh terhadap berat garam yang dihasilkan dan terbaik adalah pada P3 sebesar 271 g/L (arang aktif rumput laut : arang aktif sekam padi : tepung cangkang 1:1:2) dengan kandungan NaCl tertinggi yakni 98,4%.
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN KELOR SEGAR (Moringa oleifera Lamk.) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE (Clarias gariepinus) STRAIN SANGKURIANG Farid, Akhmad; Sugianti, Elfira Puspa; Arisandi, Apri; Triajie, Haryo
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.39-46

Abstract

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki tingkat adaptasi cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan selama 35 hari pemeliharaan dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian daun kelor segar pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele strain sangkuriang. Pemberian daun kelor segar sebagai tambahan pakan ditujukan sebagai bahan baku alternatif dikarenakan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga mampu memenuhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu 100% pelet, 90% pelet+10% daun kelor segar, 85% pelet+15% daun kelor segar, dan perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar. Pemberian daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap bobot ikan lele sangkuriang dimana nilai tertinggi yaitu pada pemberian 80% pelet+20% daun kelor segar sebesar 6,65±2,42 gram. Pemberian daun kelor segar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan panjang ikan lele sangkuriang. Penambahan panjang paling tinggi yaitu pada perlakuan 85% pelet+15% daun kelor segar yaitu 2,79±0,99 cm. Pemberian daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang. Nilai SR paling tinggi yaitu pada perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar yaitu sebesar 91,36%. Penambahan daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap nilai FCR ikan lele sangkuriang. Nilai FCR paling rendah yaitu pada perlakuan 100% pelet yaitu 0,61%. Kadar amonia yang dihasilkan selama penelitian berkisar antara 0,17-0,19 mg/L. Kadar terendah pada perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar sedangkan tertinggi pada perlakuan 100% pelet.Catfish is freshwater fish species that has a fairly high level of adaptation. This research was conducted for 35 days of maintenance with the aim of knowing the effect of fresh moringa leaves on the growth and survival of sangkuriang catfish. Giving fresh moringa leaves as a feed additive is intended as an alternative raw material because it has a high enough protein content so that it can meet the growth and survival rate. The treatment used in this study was 4 treatments and 3 repetitions namely 100% pellets, 90% pellets+10% fresh moringa leaves, 85% pellets+15% fresh moringa leaves, and 80% pellets+20% fresh moringa leaves. Giving fresh moringa leaves had a significant effect on the weight of sangkuriang catfish where the hightest value was the administration of 80% pellets+20% fresh moringa leaves of 6.65±2.42 grams. Giving fresh moringa leaves did not have a significant effect on the increase in length of the sangkuriang catfish. The highest increase in 85% pellets+15% fresh moringa leaves of 2.79±0.99 cm. Giving fresh moringa leaves had a significant effect on survival of sangkuriang catfish. The highest SR value was in treatment 80% pellets+20% fresh moringa leaves, which was 91.36%. The addition of fresh moringa leaves had a significant effect on the FCR value of sangkuriang catfish. The lowest FCR value in treatment 100% pellets which was 0.61%. The ammonia levels produced during the study ranged from 0.17-0.19 mg/L. The lowest level was in treatment with 80% pellets+20% fresh moringa leaves while the highest was in the control treatment.
Biogas Starter Aplikasi Indigenous Air Limbah Cucian Garam Pada Substrat Kotoran Sapi Dan Tongkol Jagung Varietas Madura Junaedi, Abdus Salam; Triajie, Haryo; Sari, Harfa Chandra Puspita; Laili, Nur Hamidah
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9027

Abstract

Biogas merupakan campuran beberapa gas yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman spesies bakteri indigenous yang dapat diisolasi dari air limbah cucian garam dan aktivitas selulotiknya, pengaruh pemberian biogas starter dengan kombinasi perbandingan substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura serta lama waktu fermentasi terhadap produksi biogas; dan persentase gas metana (CH4) yang dihasilkan di akhir proses fermentasi biogas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak Faktorial (RAF), dengan memberikan perbandingan komposisi substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura, yaitu 1:0, 1;1, 1:2. Selain itu, juga dilakukan perbandingan lama waktu fermentasi, yaitu 1, 2, 3, dan 4 minggu. Prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi isolasi, identifikasi, skrining, peremajaan dan pembuatan kultur stok isolat bakteri indigenous air limbah cucian garam, pembuatan biogas starter, preparasi substrat, inokulasi biogas starter dan fementasinya pada substrat, serta analisis karakteristik gas pada produk biogas yang dihasilkan di akhir proses fermentasi. Hasil akhir kegiatan penelitian ini adalah terdapat 9 jenis bakteri indigenous dari air limbah cucian garam yang berhasil diisolasi, dikarakterisasi, dipurifikasi, dan 7 jenis bakteri yang mempunyai kemampuan dalam menghidrolisis komponen selulase dalam media uji Carboxy Methyl Cellulose Agar. Pemberian biogas starter dengan kombinasi perbandingan substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura serta lama waktu fermentasi terhadap produksi biogas. Persentase gas metana (CH4) yang dihasilkan di akhir proses fermentasi berkisar antara 50-65% dengan hasil terbaik yang diperoleh dari perbandingan variasi pemberian substrat kotoran sapi dan tongkol jagung sebesar 1:1 pada waktu fermentasi 3 minggu
Biogas Starter Aplikasi Indigenous Air Limbah Cucian Garam Pada Substrat Kotoran Sapi Dan Tongkol Jagung Varietas Madura Junaedi, Abdus Salam; Triajie, Haryo; Sari, Harfa Chandra Puspita; Laili, Nur Hamidah
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9027

Abstract

Biogas merupakan campuran beberapa gas yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman spesies bakteri indigenous yang dapat diisolasi dari air limbah cucian garam dan aktivitas selulotiknya, pengaruh pemberian biogas starter dengan kombinasi perbandingan substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura serta lama waktu fermentasi terhadap produksi biogas; dan persentase gas metana (CH4) yang dihasilkan di akhir proses fermentasi biogas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak Faktorial (RAF), dengan memberikan perbandingan komposisi substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura, yaitu 1:0, 1;1, 1:2. Selain itu, juga dilakukan perbandingan lama waktu fermentasi, yaitu 1, 2, 3, dan 4 minggu. Prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi isolasi, identifikasi, skrining, peremajaan dan pembuatan kultur stok isolat bakteri indigenous air limbah cucian garam, pembuatan biogas starter, preparasi substrat, inokulasi biogas starter dan fementasinya pada substrat, serta analisis karakteristik gas pada produk biogas yang dihasilkan di akhir proses fermentasi. Hasil akhir kegiatan penelitian ini adalah terdapat 9 jenis bakteri indigenous dari air limbah cucian garam yang berhasil diisolasi, dikarakterisasi, dipurifikasi, dan 7 jenis bakteri yang mempunyai kemampuan dalam menghidrolisis komponen selulase dalam media uji Carboxy Methyl Cellulose Agar. Pemberian biogas starter dengan kombinasi perbandingan substrat kotoran sapi dan tongkol jagung varietas Madura serta lama waktu fermentasi terhadap produksi biogas. Persentase gas metana (CH4) yang dihasilkan di akhir proses fermentasi berkisar antara 50-65% dengan hasil terbaik yang diperoleh dari perbandingan variasi pemberian substrat kotoran sapi dan tongkol jagung sebesar 1:1 pada waktu fermentasi 3 minggu
Pemecahan Masalah Dalam Budidaya Kepiting dan Pelatihan Produksi Kepiting Karapas Lunak di Desa Kamal Bangkalan Madura Putri, Rizka Rahmana; Triajie, Haryo; Abida, Indah Wahyuni; Zainuri, Muhammad; Hafiludin, Hafiludin; Farid, Akhmad; Muhsoni, Firman Farid; Chandra, Adyos Bobby; Junaedi, Abdus Salam; Sholeh, M.; Laksani, Mertiara Ratih Terry; Pramithasari, Febi Ayu; Afifa, Fitria Hersiana; Wati, Tarisa Sholikha; Nisrina, Nisrina; Rahman, Rahman; Faizin, Muhammad Sahrul
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 10, No 2: Oktober 2024
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v10i2.22371

Abstract

Soft-shell crabs are a type of crab harvested after molting or shedding their old shells. Soft-shell crabs are known for their high market value, both in domestic and international markets. Technological advancements in crab farming include the mangrove crab mutilation system to produce soft-shell crabs (soka). However, many communities still lack an understanding of this technology. The mutilation technology is known to provide benefits, so we conducted a community outreach program to impart knowledge about the molting process in crabs and provide training on how to mutilate crabs in Kamal Village. Additionally, in the crab farming process, there are issues related to water quality management and feeding. The outreach program also aims to provide solutions to these problems. The method employed is the Adult Learning Approach, which is carried out through participatory lectures and interactive discussions. Meanwhile, the crab mutilation training is conducted using the Demonstration and Example Method, where participants practice the crab mutilation process after receiving demonstrations from the facilitators. The molting process and the sustainability of the outreach program are continued with ongoing mentoring until desired outcomes are achieved.
Introduksi Teknologi Penangkapan Ikan dan Radio Komunikasi pada Nelayan Kecil di Kabupaten Sampang, Jawa Timur Zuhriyah, Amanatuz; Triajie, Haryo; Tripatmasari, Mustika; Widodo, Slamet; Putera, Aditya Januar
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16342

Abstract

Nelayan kecil selama ini masih memiliki akses yang terbatas terhadap teknologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan introduksi teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi penangkapan ikan dan keselamatan laut. Mitra kegiatan adalah KUB Selat Baru yang berada di Sampang, Jawa Timur. Adapun teknologi yang diintroduksi adalah fish finder dan radio komunikasi. Pada kegiatan ini juga dilakukan analisis terhadap persepsi anggota kelompok nelayan terhadap fish finder dan radio komunikasi. Persepsi ini diukur dengan menggunakan indikator karakteristik inovasi, yang terdiri atas relative advantage, complexity, trialability, dan compatibility.  Secara umum, anggota kelompok nelayan mempunyai persepsi yang tinggi terhadap kedua teknologi yang diintroduksi. Sebagai bentuk keberlanjutan perlu untuk dilaksanakan pendampingan terkait legalisasi rumpon yang selama ini telah dimiliki oleh nelayan. Selain itu ijin penggunaan frekuensi radio juga menjadi salah satu fokus kegiatan mendatang.
Effectiveness of Indigenous Bacteria of Salt-Washing Wastewater (Bittern) As Plastic Waste Degraders Saputri, Wahyu Dwi; Ardani, Aliefia Miftakhul; Junaedi, Abdus Salam; Triajie, Haryo
Airlangga Journal of Innovation Management Vol. 6 No. 1 (2025): Airlangga Journal of Innovation Management
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ajim.v6i1.65188

Abstract

Plastic is a man-made synthetic polymer that has stable and durable characteristics The process of decomposing plastic takes a long time and the use of plastic which is increasing every year results in the accumulation of plastic waste in the environment, causing environmental pollution. Biodegradation is one solution to reduce the amount of plastic with the help of microorganisms or bacteria. This study has an objective to analyze the OD value; TPC; and the percentage value of plastic waste weight loss from each Indigenous bittern bacterial isolate in degrading plastic waste on YEB media + 1% glucose. The research procedure includes sterilization of tools and materials until data analysis. Data on TPC and OD values during the degradation process were analyzed descriptively and the percentage value of plastic dry weight after 7 days of incubation time was analyzed statistically. The highest OD value was 1,613 (BB1), the highest TPC value was 13,93 Log CFU/ml (BB4), and the highest plastic dry weight percentage value was 25%+0b (BB4). This research provides new insights into the potential of Indigenous bittern bacteria as plastic waste biodegradation agents and enriches knowledge in the field of environmental biotechnology. This research can be used as a basis for the waste management industry and government to design more sustainable policies in waste management to reduce dependence on conventional methods that are expensive and less effective