Subehan Lallo
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

IDENTIFIKASI SENYAWA MYCOSPORINE-LIKE AMINO ACIDs DARI FRAKSI ETANOL Eucheuma cottonii MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV Reymon Reymon; Subehan Lallo; Marianti A Manggau
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 2 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.59 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i2.5700

Abstract

UV-A merupakan sinar UV yang berpenetrasi paling dalam pada kulit dan dapat menyebabkan kerusakan kulit hingga penuaan dini. Paparan sinar UV-A dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dermis kulit, pigmentasi dan kanker kulit. Perlindungan kulit terhadap sinar UV-A yaitu dengan menggunakan bahan anti UV-A. Senyawa yang berperan sebagai anti UV-A di alam, salah satunya Mycosporine-like Amino Acids (MAAs). Senyawa ini  terdapat dalam organisme laut seperti cyanobakteri, mikroalga dan makroalga. Eucheuma cottonii merupakan salah satu makroalga merah yang diduga mengandung MAAs. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi senyawa MAAs  dari fraksi etanol Eucheuma cottonii yang diperoleh dari pantai kepulauan Selayar. Sampel dicuci hingga kadar garamnya berkurang, diliofilisasi menggunakan freeze dryer dan diektraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor hingga didapatkan ekstrak kering. Ekstrak kemudian difraksinasi dan diidentifikasi menggunakan spektrofotometer UV. Fraksi yang diperoleh sebanyak 6 yang kemudian diidentifikasi menggunakan spektrofotmeter UV dan FT IR. Hasil identifikasi menunjukkan jika senyawa yang terdapat pada fraksi 4 dan 6 tidak menunjukkan adanya senyawa MAAs, sedangkan fraksi 1 dan 3 terdapat senyawa pengotor sehingga tidak dapat dipastikan mengandung senyawa MAAs. Fraksi 2 dan 5 menunjukkan kemungkinan adanya senyawa MAAs. Disimpulkan bahwa fraksi etanol 2 dan 5 dari Eucheuma cottonii kemungkinan mengandung senyawa MAAs.
POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) TERENKAPSULASI MALTODEXTRIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KADAR MDA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI CCl4 Sulfiyana H. Ambo Lau; Sartini Sartini; Subehan Lallo
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 3 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.966 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i3.5847

Abstract

CCl4 merupakan senyawa yang dapat mengakibatkan toksisitas. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antioksidan yang memiliki banyak berpotensi dalam bidang pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang dienkapsulasi maltodextrin terhadap kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus novergicus) jantan yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus Wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok 1 (kontrol sehat), kelompok 2 (CCl4), kelompok 3 (CCl4 + ekstrak 150mg/kgBB), dan kelompok 4 (CCl4 + ekstrak 300mg/kgBB). Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah 14 hari perlakuan. Hasil pengujian dimana ekstrak etanol daun sambung nyawa mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan terpenoid, serta kadar flavonoid total dan polifenol totalnya masing-masing yaitu 0,482% dan 2,12 %. Pengujian awal rata-rata kadar MDA tidak berbeda signifikan. Peningkatan kadar MDA yang signifikan (p<0,05) terjadi setelah perlakuan hari 14. Pemberian ekstrak dosis 150mg/kgBB dan 300mg/kgBB mencegah peningkatan kadar MDA secara signifikan, namun dosis 300mg/kgBB paling efektif menghambat peningkatan kadar MDA. Kesimpulannya bahwa ekstrak etanol daun sambung nyawa terenkapsulasi maltodextrin mampu mencegah peningkatan aktivitas peroksidasi lipid MDA paling baik pada dosis 300mg/kgBB
PREPARASI ETOSOM EKSTRAK ETANOL BIJI KOPI (Coffea arabica L.) MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI SOYA LESITIN DAN ETANOL Andi Nur Zam Zam; Latifah Rahman; Sartini Sartini; Subehan Lallo; Asnah Marzuki
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.717 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6457

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan konsentrasi antara soya lesitin dan etanol agar menghasilkan etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dengan efisiensi penjerapan terbaik serta mengetahui perbedaan permeasi antara gel etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dan gel ekstrak etanol biji kopi. Ekstraksi biji kopi hijau dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya ekstrak diformulasikan dalam bentuk etosom menggunakan soya lesitin dengan konsentrasi yang divariasikan. Selanjutnya etosom diformulasikan dalam bentuk gel kemudian diuji laju permeasinya dan dibandingkan dengan gel ekstrak etanol biji kopi. Lipid yang digunakan adalah soya lesitin dan alkohol yang digunakan adalah etanol 95%. Perbandingannya dipilih berdasarkan formula yang paling banyak menjerap ekstrak etanol biji kopi hijau. Optimasi penjerapan dilakukan dengan menaikkan konsentrasi soya lesitin dan etanol hingga diperoleh penjerapan optimum. Pengujian permeasi dilakukan dengan sediaan gel etosom berbasis karbopol dan menggunakan kulit manusia secara in vitro. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh etosom ekstrak etanol biji kopi hijau dengan bentuk Large Unilamellar Vesicles (LUV) dengan ukuran 0,63–12,08 µm. Formula dengan perbandingan b/b soya lesitin : etanol (1:10) dapat menjerap ekstrak etanol biji kopi (EEBK). Uji permeasi menunjukkan bahwa total polifenol EEBK dalam sediaan gel etosom adalah 2,03 mg dalam waktu 240 menit dengan kecepatan lintas membran 1,37 mg/menit cm2. Sedangkan permeasi EEBK dalam sedian gel ekstrak adalah 3,12 mg dalam waktu 240 menit dengan kecepatan lintas membran 1,23 mg/menit cm2.
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH PADA TANAMAN SEREH (Cymbopogon citrus) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI Streptococcus mutans Andi Nurpati Panaungi; Subehan Lallo; Herlina Rante; Gemini Alam; Sartini Sartini; Yulia Yusrini Djabir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.14 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6459

Abstract

Tanaman sereh Cymbopogon citrus (DC.) Stapf merupakan salah satu tanaman sereh penghasil minyak atsiri yang digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh dan aktivitas antibakteri. Masing-masing sampel dari ketinggian 935 m dol, 260 m dpl, dan 10 m dpl didestilasi dengan metode destilasi uap air kemudian dilanjutkan pengujian antibakteri, analisis kualitatif menggunakan GCMS. Aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion Kirby-Bauer menggunakan medium MHA dengan waktu inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C terhadap bakteri Streptococcus mutans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari sereh yang paling baik aktivitas antibakteri terdapat pada ketinggian 935 m dpl yang memiliki adaya hambat terhadap Streptococcus mutans sebesar 11,5 mm.
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO Restuyani Paranoan; Marianti A Manggau; Hasyim Kasim; M Natsir Djide; Subehan Lallo; Yulia Yusrini Djabir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.958 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6460

Abstract

Sebagian besar pasien penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) yang menyebabkan hemodialisis, dapat mengalami hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dan efek samping penggunaan antihipertensi  amlodipin tunggal dan kombinasi amlodipin dengan telmisartan,  dan kombinasi  amlodipin dengan Valsartan  pada pasien gagal ginjal kronik selama rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di ruangan rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo  selama periode September sampai oktober 2018. penelitian ini merupakan  penelitian observasional noneksperimental. pengambilan data dilakukan secara retrospektif. pengambilan data berdasarkan rekam medik pasien gagal ginjal kronik  (ESRD) yang mendapat  terapi obat antihipertensi amlodipin tunggal, amlodipin kombinasi telmisartan, amlodipin kombinasi valsartan periode Januari sampai Agustus 2018. Dari hasil penelitian dengan melihat persen penurunan dan waktu penurunan tekanan darah pasien dan efek samping  maka dapat disimpulkan bahwa Kombinasi amlodipin dan telmisartan paling efektif di antara amlodipin tunggal dan amlodipin  kombinasi valsartan dalam menurunkan hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik . Efek samping yang ditimbulkan dari kelompok amlodipin  dalah adalah  udem  sebanyak  7,14%, efek samping yang ditimbulkan dari kelompok amlodipin kombinasi Telmisartan adalah hiperkalemia sebanyak 14,28 %, dan efek samping yang ditimbulkan oleh kelompok amlodipin kombinasi valsartan adalah pusing  sebanyak 14, 28 %
ANTI-Plasmodium Berghei EKSTRAK DAUN DAN KAYU Lunasia amara Blanco Subehan Lallo; Fitri Ariani; Resky Syamsu
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 21 No. 3 (2017): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.39 KB) | DOI: 10.20956/mff.v21i3.6854

Abstract

Lunasia amara Blanco merupakan tumbuhan yang biasa digunakan untuk berbagai penyakit secara empiris termasuk pada gejala malaria. Bagian yang paling banyak digunakan adalah kayu dan batangnya. Berdasarkan informasi tersebut telah dilakukan pengujian ekstrak kayu dan daun dari tanaman sanrego ini terhadap Plasmodium berghei yang diinfeksikan pada tikus sebagai model pengujian awal untuk anti-malaria dari bahan alam. Ekstrak kayu dan batang diperoleh dengan menggunakan penyari methanol secara sonikasi. Berbagai konsentrasi digunakan secara peroral pada mencit yang telah terinfeksi oleh P. berghei selama 5 hari menunjukkan ekstrak daun tidak memiliki kemampuan dalam menurunkan parasetemia pada tikus sedangkan ekstrak batang memiliki kemampuan dalam menghambat parasitemia pada konsentrasi 0,5% dengan nilai dosis supresi 50% (SD50) sebesar 595 mg/kg bobot badan mencit. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kayu sanrego memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahan obat untuk pengobatan malaria
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP KADAR ENZIM LDH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ASAP ROKOK Mu'minisa Bahrun; Sukamto S. Mamada; Subehan Lallo; Sumarheni Sumarheni
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 2 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v23i2.8324

Abstract

Partikel-partikel asap rokok diketahui mengandung tingkat radikal bebas tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel organ-organ di dalam tubuh. Peningkatan enzim Laktat dehidrogenase (LDH) dapat digunakan sebagai biomarker pada saat terjadi kerusakan atau kematian sel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi dari ekstrak temu putih (ETP) terhadap kadar enzim LDH tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi asap rokok. Sebanyak 12 ekor tikus diinduksi asap rokok selama 30 menit dengan menggunakan 10 batang rokok perhari kemudian diberikan vitamin C dosis 100mg/ml sebagai kontrol positif, ETP dengan dosis 70mg/200gBB dan dosis 105mg/200gBB. Penginduksian dilakukan selama 30 hari kemudian dilakukan pengambilan sampel darah. Pengukuran kadar enzim LDH menggunakan reagen kit diagnostik pada instrument ABX Pentra 400. Uji Oneway ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ETP secara peroral pada hewan coba tikus menunjukkan penurunan kadar LDH pada setiap dosis yang digunakan yaitu 70mg/200gBB dan 105mg/200gBB dengan perbedaan secara nyata dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ETP dosis 70 mg/200gBB dan 105mg/200gBB memberikan efek terapi dengan menurunkan kadar enzim LDH pada tikus yang diinduksi asap rokok.
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK KULIT BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN AKTIFITAS ANTIOKSIDANNYA TERHADAP [2,2’-azinobis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonate)] (ABTS) Muhammad Raihan; Naufal Taqwa; A Rifka Hanifah; Subehan Lallo; Ismail Ismail; Muhammad Nur Amir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 3 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.506 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i3.9400

Abstract

Buah Nangka (A. heterophyllus) merupakan salah satu komoditi utama buah-buahan di Indonesia dengan tingkat nutrisi dan kandungan kimia yang bermanfaat dan beragam. Limbah kulit buah nangka diduga juga mengandung metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai senyawa sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa yang terdapat pada ekstrak kulit buah dan mengukur aktivitas antioksidannya terhadap ABTS. Golongan senyawa diuji dengan menggunakan pereaksi untuk mengetahui kandungan kimia dalam ekstrak kulit buah nangka berupa antara lain flavonoid, alkaloid, tanin/fenolik, saponin, terpenoid. Profil KLT yang diperoleh menggunakan densitometer menunjukkan nilai Rf 0.27 dan 0.40 kemungkinan merupakan senyawa flavonoid sedangkan pada Rf 0.9 dideteksi positif untuk senyawa terpenoid. Uji aktivitas antioksidan terhadap hasil fraksinasi esktrak kulit buah nangka menujukkan bahwa fraksi 3 menghasilkan nilai IC50 yang paling besar di antara fraksi-fraksi kulit buah nangka dengan nilai sebesar 87.09 μg/ml terhadap ABTS
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) Subehan Lallo; Ade Christie Lewerissa; Akhmad Rafi'i; Usmar Usmar; Ismail Ismail; Rosany Tayeb
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 3 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.341 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i3.9406

Abstract

Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai rempah dan obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif flavonoid yang memiliki efek antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap aktivitas antiokasidan dan toksisitas dari ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi sedangkan kadar polifenol dan flavonoid total dilakukan dengan menggunakan metode Folin-ciocalteu dan metode kolorimetri yang dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrihidrazil) dan sitotoksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethaly Test). Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat diperoleh rendemen sebesar 2,24% untuk dataran rendah,  3,51% dataran sedang dan dataran tinggi sebesar 3,77%. Analisis kadar fenolik dan flavanoid diperoleh berturut turut dari dataran rendah ke tinggi sebesar 6,08±0,26% dan 2,25±0,05%, 5,09±0,14% dan 1,09±0,08, 5,47±0,24% dan 1,16±0,3%. Aktifitas antioksidan yang tertinggi diperoleh pada dataran rendah diperoleh IC50 332,48 bpj, kemudian pada dataran tinggi dengan IC50 447,14 bpj dan pada dataran sedang diperoleh IC50 sebesar 518,57 bpj. Uji sitotoksik terhadap ketiga ekstrak menunjukkan hasil LC50 yang tidak terlalu berbeda antara ketiga lokasi tersebut.