Putri Prabu Utami
Program Studi Kriya Seni, Jurusan Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peran Grenteng terhadap Kenyamanan Sirkulasi Pengunjung di Komplek Makam Raja Mataram Kotagede Yogyakarta Putri Prabu Utami
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 3, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.639 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v3i1.2106

Abstract

Kotagede Yogyakarta merupakan peninggalan Kerajaan Mataram di mana terdapat banyak peninggalan arkeologis seperti Watu Gilang dan sisa tembok benteng. Peninggalan kerajaan Mataram kuno Kotagede dapat dilihat di komplek Makam Raja Mataram Kotagede. Komplek Makam Raja Mataram di Kotagede Yogyakarta memiliki gaya arsitektur Hindu. Ciri khas dari bangunan Hindu di Makam Raja Mataram identik dengan pengunaan material batu bata merah dan kapur. Komplek Makam memiliki bangunan berupa tembok pembatas yang bernama grenteng yang penempatannya berada setelah pintu gerbang yang memiliki fungsi sebagai penutup atau pembatas antara ruang dalam dengan ruang luar atau ruang sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kenyamanan sirkulasi dengan adanya peranan grenteng pada satu ruang. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan, yang bergantung pada kedua bahan pustaka yang relevan serta temuan lapangan seperti observasi dan wawancara. Selanjutnya melakukan analisis data lapangan. Keberadaan grenteng yang berada tepat di tengah pintu memberikan pengaruh terhadap kenyamanan sirkulasi pengunjung. Temuan penelitian menunjukkan kenyamanan sirkulasi dengan adanya peran grenteng dapat dicapai pada satu sisi kiri baik digunakan sebagai sirkulasi masuk maupun keluar. Kenyamanan sirkulasi satu sisi pada komplek Makam Raja Mataram Kotagede berbeda dengan bangunan yang memiliki grenteng seperti di Keraton Yogyakarta maupun makam Raja Imogiri. Kotagede Yogyakarta is a relic of the Mataram kingdom where there are many archaeological remains such as Watu Gilang and the rest of the wall of the fort. Relics of ancient kingdom of Mataram Kotagede can be seen in the complex of the tomb of King of Mataram Kotagede. Complex Tomb of King of Mataram in Kotagede Yogyakarta has a Hindu architectural style. The distinctive feature of the building at the tomb of the King of Mataram Hindu identical to the material the use of red brick and limestone. The tomb complex of buildings in the form of the parapet has named grenteng whose post is after the gate has a function as a cover or barrier between the space in the outer space or room earlier. The purpose of this study to determine the comfort of their circulation with grenteng role in one room. This study is a combination, which is dependent on both the relevant library materials as well as the findings of such field observations and interviews. Furthermore, analysis of field data. Grenteng existence which is right in the middle of the door to give effect to the comfort of the visitor circulation. The findings show comfort with their roles grenteng circulation can be achieved on the left side used as incoming and outgoing circulation. Leisure circulation of one hand on the tomb of the King of Mataram Kotagede complex of different buildings that have grenteng like in the Keraton or the tomb of King Imogiri.
Commodification of high heels against women's bodies on dancer Jathil Obyog in the Reog Ponorogo art show Bayu Aji Suseno; Putri Prabu Utami
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 35 No. 3 (2022): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.072 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V35I32022.339-350

Abstract

The performing art of Reog Ponorogo is a cultural heritage of the people of East Java which continues to experience development and several changes and progress. This study aims to identify the practice of commodifying high heels to complement the clothing of female dancer Jathil Obyog in the Reog Ponorogo art show. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. The results of this study explain that the high heels of Jathil Obyog dancers have value in supporting the appearance so that the legs look level, as well as forming a sturdy and proportional body posture in protecting the feet of female dancers in outdoor performances. The high heel exchange rate on Jathil Obyog's dancer's clothing is to raise the social status to an economic aesthetic value, while the symbolic value of high heels is a marker of sexuality for the female dancer Jathil Obyog to convey aggressiveness and eroticism to the audience, especially men. The conclusion of this study shows that high-heeled shoes can increase the sexual attractiveness (female body) of Jathil Obyog dancers by using a combination of semi-transparent or see-through tops, as well as the use of short pants that will make the thighs and buttocks look slimmer.
Literasi Numerasi Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Ragam Hias Papua Menggunakan Limbah Anorganik dan Teknik Khombow Retnoning Adji Widi Astuti; Bayu Aji Suseno; Putri Prabu Utami; Apedius Kegiye
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 6, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.13111

Abstract

Literasi numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendasar numerasi anak usia dini melalui pembelajaran seni rupa dalam penerapan ragam hias tradisional Papua dengan motif Tifa Sentani menggunakan limbah anorganik (kaleng bekas) dan teknik lukis khombow. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis dan mengetahui kemampuan numerasi dalam pembelajaran ragam hias geometris yang diukur mencakup kecakapan logis-sistematis, kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan matematika yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah dan mengolah informasi kuantitatif dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar visual menggunakan konsep dan pengetahuan numerasi (matematika) menjadi media alternatif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis konteks kearifan lokal. Pembelajaran numerasi pada anak usia dini dalam menggambar ragam hias tradisional dapat mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga anak dapat memiliki kemandirian dalam memecahkan permasalahan untuk mengambil keputusan dan menyesuaikan diri secara konstruktif di lingkungan sosial.
Literasi Numerasi Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Ragam Hias Papua Menggunakan Limbah Anorganik dan Teknik Khombow Retnoning Adji Widi Astuti; Bayu Aji Suseno; Putri Prabu Utami; Apedius Kegiye
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.13111

Abstract

Literasi numerasi merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendasar numerasi anak usia dini melalui pembelajaran seni rupa dalam penerapan ragam hias tradisional Papua dengan motif Tifa Sentani menggunakan limbah anorganik (kaleng bekas) dan teknik lukis khombow. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis dan mengetahui kemampuan numerasi dalam pembelajaran ragam hias geometris yang diukur mencakup kecakapan logis-sistematis, kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan matematika yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah dan mengolah informasi kuantitatif dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar visual menggunakan konsep dan pengetahuan numerasi (matematika) menjadi media alternatif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis konteks kearifan lokal. Pembelajaran numerasi pada anak usia dini dalam menggambar ragam hias tradisional dapat mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga anak dapat memiliki kemandirian dalam memecahkan permasalahan untuk mengambil keputusan dan menyesuaikan diri secara konstruktif di lingkungan sosial.
Jokowi’s Sneakers Politics: Personal Branding, Politics of Imaging and Millenial Votes The 2019 Presidential Election Suseno, Bayu Aji; Utami, Putri Prabu
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/politika.13.2.2022.321-336

Abstract

This study aims to determine the use of sneakers as an artifactual communication medium that affects public perception (potential voters), to form millennial political identities to increase the popularity and electability of the incumbent presidential candidate Jokowi in the 2019 Indonesian presidential election campaign. The theoretical basis for personal branding is to determine the politics of imaging as a millennial leader against Jokowi's hypebeast style with sneakers. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach. The research subject focuses on the phenomenon of Jokowi's hypebeast style with sneakers as a personal branding strategy to win votes from millennials. In contrast, the research object is the sneaker product used by Jokowi during the presidential election campaign from 23 September 2018 to 13 April 2019. The results of this study explain that Jokowi's branding strategy of wearing sneakers is redesigning for self-image in introducing a new identity as a millennial leader. Jokowi is hypebeast style considered to break the new presidential dress order by following the fashion trends that are developing in the country. Joko Widodo (Jokowi) is trying to restore public trust by wearing sneaker brands from local and foreign manufacturers, thus placing Jokowi as an old-class politician who appears contemporary (hype) by adapting the style of millenials.
Educational doll design with exploration of the mechanical properties Khombouw bark Utami, Putri Prabu; Suseno, Bayu Aji Suseno Aji; Astuti, Retnoning Adji Widi; Rinantanti, Yulini; Guspara, Winta Adhitia
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/productum.v8i1.13116

Abstract

The strategy for developing Khombouw bark craft products in Asei Village, Jayapura Regency, has not yet been optimized to become an interactive learning medium for forming early childhood interest in learning and building character education based on local Papuan wisdom. This research explores the mechanical properties by testing the bending strength of Khombouw bark material as a primary material for making character dolls for Papuan children. This research uses a Research and Development (R&D) development approach, including existing, archetype, and experimental studies. The process of assembling the prototype doll from Khombouw bark uses basic patterns with manual sewing techniques and is reinforced with composite materials to give a handmade impression. The results of this research show that natural fiber in the form of bark from the Khombouw tree has a high level of elasticity that can be applied in the design of volumetric product construction. Visualization of educational dolls using natural colors (wood brown or reddish brown) produced from the surface of Khombouw bark material, which is displayed on child figures by adapting the biological characteristics of Papuans (curly hair), as well as traditional clothing such as crowns, noken and tassels to build Papuan cultural identity.
Bilingual Storytelling Boneka Kulit Kayu Khombouw dan Buku Cerita untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Utami, Putri Prabu; Suseno, Bayu Aji; Astuti, Retnoning Adji Widi; Rinantanti, Yulini; Sahusilawane, Hence; Sampurno, Muchammad Bayu Tejo
Jurnal Pendidikan Anak Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Anak
Publisher : Department of Early Childhood Education, Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta in in cooperation with in cooperation with the Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD (PPJ PAUD) Indonesia based on the MoU Number: 030/PPJ-PAUD/VIII/2020.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpa.v13i2.608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode bilingual storytelling menggunakan kombinasi media pembelajaran melalui format pertunjukan teatrikal boneka dan membacakan buku cerita bergambar pada anak usia pra sekolah. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE. Hasil penelitian ini menghasilkan media pembelajaran interaktif yang efektif, menarik dan komunikatif untuk meningkatkan keterampilan listening dan speaking dalam berkomunikasi Bahasa Inggris pada siswa TK YPPK Kristus Terang Dunia Kota Jayapura, serta menanamkan karakter peduli lingkungan dan sosial anak terhadap konservasi satwa endemik dan membangun warisan budaya lokal Papua untuk mempertahankan identitas bangsa. Perancangan media pembelajaran boneka kulit kayu Khombouw melalui desain karakter yang menggunakan gaya visual kartun stilasi untuk kebutuhan cerita yang mengadaptasi bentuk dari anak asli Papua dan satwa endemik Papua. Konsep visual dalam proses perancangan buku cerita bergambar dengan format bilingual yang berjudul Bertemu Sahabat Baru dengan ilustrasi karakter tokoh anak dan binatang yang akan dibuat alur (plot) cerita bertemakan slice of life mengenai kehidupan sehari-hari anak-anak yang belajar dan bermain di lingkungannya dengan dialek Papua.
Implementasi SDGs-12 melalui inovasi bio-leather limbah ampas sagu untuk potensi produk kerajinan lukis aplikatif Suseno, Bayu Aji; Utami, Putri Prabu; Satwikasanti, Winta Tridhatu; Ponimin, Ponimin; Rony, Rony; Hidayat, Anwar
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/productum.v8i2.14428

Abstract

The number of sago processing industries in Jayapura Regency has the potential to increase sago pulp fiber waste that is still not being optimally utilized. This study aims to address the problem of sago pulp waste by turning it into functional and aesthetic handicraft products using painting techniques. The design was carried out through exploration using the research through design (RTD) method, which consists of the stages of understanding material characteristics, exploring materials, and implementing materials. Data collection techniques used observation and interviews to gain an in-depth understanding of the sago waste processing from sago starch (flour) processing from sago trunk (tokok) grating, extraction, sedimentation, and drying. Samples of sago pulp waste were taken from the sago forest located in Kampung Harapan, Sentani District, East Jayapura Regency. The sample characteristics in the research population were two-week-old sago pulp fiber waste that had been crushed from the sago processing of sago pith or trunk contents. The result of this research is a composite sheet in the form of bio-leather from sago pulp waste that is used as a material for making fashion products. This research focuses on the application of a green economy by developing craft raw materials to support Sustainable Development Goals (SDGs) number 12, namely responsible consumption and production.