Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Gambaran Waktu Munculnya Peristaltik Usus pada Pasien dengan Post General Anestesi di Rumah Sakit Umum Ghina Sa'adah Hasibuan; Martyarini Budi Setyawati; Fauziah Hanum Nur Adriyani
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 2 (2024): April 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i2.2241

Abstract

Pasien dengan general anestesi berdampak pada penurunan peristaltik karena Penggunaan anestesi umum saat operasi dapat sementara menghentikan peristaltik. Cepatnya pemulihan peristaltik usus menjadi sangat penting, sehingga pasien dapat segera menghentikan puasa dan memulai menerima nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan sel-sel yang telah hilang selama operasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu munculnya peristaltik usus terhadap pasien dengan post general anestesi di Rumah Sakit Umum Emanuel Banjarnegara. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 pasien dengan tehnik yang digunakan yaitu purposive sampling. Analisa data mengunakan uji univariat. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan stetoskop. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa waktu munculnya peristaltik usus berdasarkan karakteristik yang paling dominan adalah pada usia 21 tahun, 23 tahun,42 tahun dan 50 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki 13 responden, dengan jenis pembedahan mayor 25 responden, dan lama operasi ±60 menit 24 responden, menggunakan obat anestesi hipnotik, analgetik dan relaksasi sebanyak 23 responden. Waktu munculnya peristaltik usus terhadap pasien dengan post general anestesi di Rumah Sakit Umum Emanuel Banjarnegara yang paling dominan yaitu pada waktu ±90 menit dengan nilai mean 93.23 menit.
Terapi Ice Pack dan Teknik Deep Breath Relaxation untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin di Puskesmas Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Retno Mawar Arum; Surtiningsih Surtiningsih; Fauziah Hanum Nur Adriyani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11523

Abstract

ABSTRAK Persalinan merupakan serangkaian peristiwa keluarnya bayi yang cukup umur berada dalam Rahim ibu, dan disusul keluarnya plasenta dan selaput. Ketidaknyamanan pada proses persalinan berupa rasa nyeri yang semakin bertambah dengan pembukaan. Asuhan sayang ibu dibutuhkan untuk meminimalisir trauma dan resiko. Salah satunya asuhan sayang ibu berupa mengatasi ketidaknyamanan saat nyeri persalinan. Teknik non farmakologi yang dapat diberikan kepada pasien untuk mengatasi nyeri persalinan seperti terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation. Tujuan pengabdian kepada masyarakat (PKM) adalah membantu menurunkan skala nyeri ibu bersalin kala I dengan terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation dengan memberikan pemahaman mengenai terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation. Solusi yang ditawarkan yaitu dengan pemberian pemahaman kepada ibu bersalin kala I mengenai dengan terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation serta penerapan dengan terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation pada ibu bersalin kala I untuk menurunkan skala nyeri dan target dan luaran yang diharapkan adalah berkurangnya nyeri dan publikasi jurnal terakreditasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai implementasi terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation pada ibu bersalin kala I dilakukan di Puskesmas Karangkobar Kabupaten Banjarnegara dengan pasien yang dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum diberikan terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation, pemberian pemahaman kepada pasien terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation, penerapan terapi ice pack dan teknik relaksasi nafas dengan alokasi waktu 20 menit, evaluasi kegiatan dan tahap monitoring skala nyeri. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada 6 ibu bersalin mengenai terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation didapatkan karakteristik ibu bersalin dengan resiko tinggi sebanyak  (50%) dan ibu bersalin usia subur sebanyak (50%), berdasarkan gravida ibu bersalin dengan primigravida sebanyak (67%), sebagian besar ibu bersalin memiliki pemahaman dengan hasil baik (50%), setelah diberikan terapi ice pack dan teknik deep breath relaxation mengalami penurunan tingkat nyeri dari sebelum pemberian dan setelah pemberian mengalami penurunan nyeri dengan ratata skor 2,33 dan lama kala I dengan ratata 9 jam dan kala II ratata 29 menit. Kata Kunci: Persalinan, Nyeri Kala I, Terapi Ice Pack, Teknik Deep Breath Relaxation  ABSTRACT Labor is a series of events when a baby is old enough to be in the mother's womb, followed by the expulsion of the placenta and membranes. Discomfort in the delivery process in the form of pain that increases with opening. Mother's loving care is needed to minimize trauma and risk. One of them is maternal care in the form of overcoming discomfort during labor pain. Non-pharmacological techniques that can be given to patients to deal with labor pain such as ice pack therapy and deep breath relaxation techniques. The purpose of community service (PKM) is to help reduce the pain scale of mothers in the first stage of labor with ice pack therapy and deep breath relaxation techniques by providing an understanding of ice pack therapy and deep breath relaxation techniques. The solution offered is to provide understanding to mothers in the first stage of labor regarding ice pack therapy and deep breath relaxation techniques as well as the application of ice pack therapy and deep breath relaxation techniques to mothers in the first stage of labor to reduce the pain scale and the target and expected outcome is reduced pain and accredited journal publications. Community service activities regarding the implementation of ice pack therapy and deep breath relaxation techniques for mothers in the first stage of labor were carried out at the Karangkobar Health Center, Banjarnegara Regency with patients who were measured on a pain scale before being given ice pack therapy and deep breath relaxation techniques, providing understanding to patients with ice pack therapy and deep breath relaxation techniques, applying ice pack therapy and breathing relaxation techniques with an allotted time of 20 minutes, evaluating activities and monitoring the pain scale. The results of community service activities for 6 mothers regarding ice pack therapy and deep breath relaxation techniques showed that the characteristics of mothers with high risk were (50%) and mothers of childbearing age (50%), based on the gravida of mothers giving birth with primigravidas as many as (67 %), the majority of mothers who gave birth had an understanding with good results (50%), after being given ice pack therapy and deep breath relaxation techniques they experienced a decrease in pain levels from before administration and after administration experienced a decrease in pain with an average score of 2.33 and the length of the first stage with an average of 9 hours and the second stage with an average of 29 minutes.  Keywords: Labor, Pain in The First Stage, Ice Pack Therapy, Deep Breath Relaxation Technique
Manfaat Akupresure dan Kombinasi Madu Temulawak untuk Meningkatkan Nafsu Makan pada Balita Stunting Dwi Agustin Pratiwi; Fauziah Hanum Nur Adriyani; Linda Yanti
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 20
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/snppkm.v3i1.1294

Abstract

Toddlers under five years old (toddlers) are the age most vulnerable to diseases caused by malnutrition. The importance of prevention and treatment efforts, both directly and indirectly, in preventing the emergence of disease due to further malnutrition. The stunting disease indicator is measured by (TB/U). Meanwhile, based on data from Banjarnegara Regency/City, the percentage of stunted toddlers is 21.23%. Factors that can be related to stunting are most likely due to a lack of appetite in toddlers so that the growth experienced by these toddlers is slower compared to healthy toddlers. To increase appetite in toddlers is by giving acupressure and ginger honey. This study used midwifery management according to Varney with the case study report method. Data collection uses primary and secondary data. Activities were carried out for 5 days. From the results of this research, carrying out acupressure care and giving ginger honey for 5 days was proven to be effective in increasing appetite in stunted toddlers.
Studi Kasus Peningkatan Frekuensi Makan dengan Pijat Tui Na pada Balita Stunting: Case Study of Increasing Eating Frequency with Tui Na Massage in Stunted Toddlers Anggi Puspitasari; Fauziah Hanum Nur Adriyani; Arlyana Hikmanti
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 2 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i2.318

Abstract

Based on the World Health Organization (WHO) in its 2022 report, it shows that globally, there are 149.2 million children under the age of 5 experiencing stunting, 45.4 million are underweight, and 38.9 million are overweight. In 2010, there was a slight decrease in stunting in toddler data, namely 36.8%. and in 2013 it increased to 37.2%. The success of the government program is shown by reducing the prevalence of stunting under five in 2018 to 30.8%. However, it is still a problem because the prevalence rate is more than 20%. Data obtained from the Banjarnegara District Health Service in 2023, the number of toddlers who came to be weighed at the posyandu was 61,387 toddlers, there were 4,844 (7.9%) malnourished toddlers, 13,951 (22.7%) stunted toddlers, 35 (0.06%) ) malnutrition. Based on data obtained from the Mandiraja 1 Community Health Center, 1003 toddlers were weighed, 123 (12.2%) were malnourished, and 294 (29.3%) were stunted. One of the complementary actions taken to overcome difficulty eating in toddlers is Tui Na Massage which has the function of increasing appetite so that nutrition is met. The purpose of Tui Na Massage care is because there are still many cases of stunted toddlers with complaints that the frequency of eating is reduced so that the toddler's energy intake is not met, causing failure in growth and development. The method used for 5 stunted toddlers was using the interview method, namely asking questions and giving respondents a table. food records for 3 days to determine the frequency of eating in stunted toddlers. The research results showed that the majority of toddlers experienced an increase in eating frequency, 4 out of 5 toddlers and there was 1 toddler who did not experience an increase in eating frequency but his portion size increased. Suggestions to midwives and other health tasks can improve the quality of health services, especially for stunted toddlers, one of which is complementary action, namely tui na massage. ABSTRAK Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam laporan Tahun 2022 menunjukan bahwa secara global, terdapat 149,2 juta anak dibawah usia 5 tahun mengalami stunting, 45,4 juta kurus, dan 38,9 juta kelebihan berat badan. Pada tahun 2010, data balita stunting terjadi sedikit penurunan yaitu sebesar 36,8 %. dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 37,2%.  Upaya keberhasilan program pemerintah ditunjukan melalui penurunan prevalensi balita pendek pada Tahun 2018 menjadi 30,8%. Namun masih menjadi masalah karena angka prevalensi lebih dari 20%. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2023 jumlah balita yang datang dilakukan penimbangan di posyandu sebanyak 61.387 balita, terdapat hasil 4.844 (7,9%) gizi kurang, 13.951 (22,7%) balita pendek, 35 (0,06%) gizi buruk. Berdasarkan  data yang didapatkan dari Puskesmas Mandiraja 1 terdapat balita yang dilakukan penimbangan sebanyak 1003 balita, terdapat hasil 123 (12,2%) gizi kurang, dan 294 (29,3 %) balita pendek. Salah satu tindakan komplementer yang dilakukan untuk mengatasi sulit makan pada balita yaitu dilakukannya Pijat Tui Na yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan nafsu makan agar nutrisinya terpenuhi. Tujuan dilakukan asuhan Pijat Tui na karena masih banyaknya kasus balita stunting dengan keluhan frekuensi makannya berkurang sehingga asupan energi pada balita tidak terpenuhi maka menyebabkan gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan.Metode yang dilakukan kepada 5 balita stunting dengan menggunakan metode wawancara yaitu menanyakan pertanyaan dan memberikan responden tabel food records selama 3 hari untuk mengetahui frekuensi makan pada balita stunting. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar balita mengalami peningkatan frekuensi makan sebanyak 4 dari 5 balita dan ada 1 balita yang tidak mengalami peningkatan frekuensi makan tetapi porsi makannya naik. Saran kepada bidan dan tugas kesehatan lainnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada balita stunting salah satunya dilakukan tindakan komplementer yaitu pijat tui na.
Peningkatan Nafsu Makan pada Balita Stunting dengan Baby Gym dengan Menggunakan Citronella Oil: Studi Kasus: Increasing Appetite in Stunned Toddlers with Baby Gym Using Citronella Oil: Case Study Berliana Putri Utami; Fauziah Hanum Nur Adriyani; Feti Kumala Dewi
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 2 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i2.319

Abstract

Toddlers aged 1 – 5 years are a critical period, due to experiencing accelerated growth and development of babies during this golden period. Toddlers are considered as a vulnerable age group for problems related to nutrition. One of the impacts of nutritional problems is stunting nutritional disorder. Stunting is a disorder that occurs in toddlers regarding their growth caused by diseases such as chronic infectious diseases or there is chronic malnutrition of nutrient intake, as well as the z-score value for height for age with less than -2 SD. The problem of appetite disorders in stunting toddlers is given complementary care in the form of baby massage to improve appetite, which can improve the function of the vagus nerve which makes children easily hungry so that appetite disorders can be treated. Safe massage can use citronella oil. The content of geraniol and citronellal in CITRONELLA OIL is useful for increasing appetite in toddlers. The aim of this case study is to increase appetite in stunted toddlers with Baby Gym and Citronella Oil. Case study method was carried out on 5 stunted toddlers aged 1-5 years for 3 days in the Pagedongan Health Center area by giving baby massage using citronella oil. This case study was carried out using observation, history taking and physical examination. Observations were carried out using food record sheets to determine the appetite of stunted toddlers. The results obtained were that after being given a baby massage with citronella oil, there were 3 toddlers who experienced an increase in the frequency and portion of their meals, 2 of them experienced an increase in appetite in just their portion without any addition to the frequency of eating. These results can be seen that there is an increase in appetite both in frequency and portion in the 5 respondents.   ABSTRAK Balita usia 1–5 tahun merupakan masa kritis, dikarenakan mengalami percepatan pertumbuhan dan perkembangan bayi pada masa golden period ini. Balita yang dianggap sebagai kelompok usia rentan terjadinya masalah berkaitan dengan gizi. Dampak dari permasalahan gizi salah satunya gangguan gizi stunting. Stunting yaitu gangguan yang terjadi pada balita mengenai pertumbuhannya yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit infeksi kronis atau terdapat malnutrisi asupan zat gizi kronis, serta nilai z-score tinggi badan menurut usia dengan kurang dari -2SD. Permasalahan gangguan nafsu makan pada balita stunting diberikan pemberian asuhan komplementer berupa baby massage untuk memperlancar nafsu makan, dimana dapat memperbaiki fungsi nervus vagus yang menjadikan anak mudah lapar sehingga gangguan nafsu makannya dapat ditangani. Pemijatan yang aman dapat menggunakan citronella oil. Kandungan geraniol dan sitronelal pada CITRONELLA OIL bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan pada balita. Tujuan pada studi kasus ini yaitu Peningkatan Nafsu Makan Pada Balita Stunting Dengan Baby Gym dan Citronella Oil. Metode studi kasus dilakukan yaitu pada 5 balita stunting umur 1–5 tahun selama 3 hari di wilayah Puskesmas Pagedongan dengan pemberian pijat bayi menggunakan citronella oil. Studi kasus ini dilakukan dengan observasi, anamnesa, dan pemeriksaan fisik. Observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi makan untuk mengetahui nafsu makan pada balita stunting. Hasil yang diperoleh bahwa setelah diberikan baby massage dengan citronella oil terdapat 3 balita yang mengalami peningkatan pada frekuensi dan porsi makannya, 2 diantaranya mengalami peningkatan nafsu makan pada porsinya saja tanpa adanya penambahan pada frekuensi makannya. Hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nafsu makan baik itu frekuensi maupun porsi pada ke 5 responden.
Hubungan Antara Work Family Conflict dengan Stres Kerja Perawat di RSUD Cilacap: The Relationship Between Work Family Conflict and Nurse Work Stress at Cilacap Hospital Shindy Ayuning Prahesti Shindy; Indri Heri Susanti; Fauziah Hanum
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 2 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i2.343

Abstract

Nursing is a profession that plays an important role in providing health services. A nurse must fulfill his duties and responsibilities. In carrying out this task, one of them causes stress and the most common cause is headaches (49%) (Ika Puspitasari & Suprayitno, 2021). This is called dual role conflict or work-family conflict. The prevalence of work-family conflict is 83.33% for female nurses and 16.67% for male nurses (Rosyad, 2017). This research aims to determine the relationship between work-family conflict and the work stress of nurses at Cilacap Regional Hospital. This research uses quantitative methods and uses a cross-sectional approach. The sampling method is purposive sampling. The sample was 58 nurses at Cilacap Regional Hospital. Data collection methods used the American Institute of Stress questionnaire and the standard work-family conflict questionnaire adapted from Frone et al. The research results showed that 53 respondents (91.4%) experienced work-family conflict, and 30 respondents (51.7%) experienced work stress, thus there is a significant relationship between work-family conflict and work stress in nurses at Cilacap Regional Hospital with p-value = 0.000 where p < value a (0.05), with r = 0.579. Based on the research results, it is hoped that work-family conflicts faced by female nurses can be achieved by holding family gatherings and providing rewards for high-achieving employees so that work stress is reduced.   ABSTRAK Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Seorang perawat memiliki kewajiban untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Dalam melakukan tugas ini, salah satunya menyebabkan stres dan penyebab paling umum adalah sakit kepala (49%) (Ika Puspitasari & Suprayitno, 2021). Hal ini disebut dengan konflik peran ganda atau work family conflict. Jumlah pravelensi work family conflict presentase perawat wanita 83,33% dan perawat pria 16,67% (Rosyad, 2017).  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara  work family conflict dengan stres kerja perawat di RSUD Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel berupa purposive sampling. Sampel sebanyak 58 perawat di RSUD Cilacap. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner  American Institute of stress dan kuesioner baku work family conflict yang diadaptasi dari frone et al. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 53 responden (91,4%) mengalami work family conflict, 30 responden (51,7%) mengalami stres kerja, dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara work family conflict dengan stres kerja pada perawat di RSUD Cilacap dengan p-value = 0.000 dimana p < nilai a (0.05), dengan r = 0.579. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan work family conflict yang dihadapi perawat wanita dapat  dengan menyelenggarakan family gathering dan pemberian reward bagi karyawan berprestasi agar stress kerjanya berkurang.
Application Of Sanyinjiao And Hegu Point Acupressure For Young Women With Primary Dysmenorrhea Refi Rizki Apriana; Arlyana Hikmanti; Fauziah Hanum Nur Adriyani
JURNAL KEBIDANAN KESTRA (JKK) Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Kebidanan Kestra (JKK)
Publisher : Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkk.v6i1.1846

Abstract

Dysmenorrhea is abdominal pain or cramps that occur during menstruation. Characteristics of dysmenorrhea include lower abdominal pain to the waist, dizziness, nausea and fainting. In Indonesia, 64.25% of women of childbearing age experience dysmenorrhea, of which 54.89% experience primary dysmenorrhea. In Central Java, as many as 1,465,876 adolescents experience dysmenorrhea. The problem that occurs in Banyumas, to be precise the Muhammadiyah Princess Orphanage in Purwokerto, there are 19 adolescents with dysmenorrhea out of a total of 40 young women and have never received acupressure therapy with a combination of sanyinjiao and hegu points. This case study aims to carry out reproductive health care regarding a combination of acupressure therapy at sanyinjiao and hegu points to reduce the intensity of dysmenorrhea pain. The methods used were anamnesis, physical examination, Hb examination, observation at the second and third meetings, interviews and documentation studies. The target audience was selected, 5 young women from the Muhammadiyah Purwokerto Orphanage who experienced mild and moderate dysmenorrhea pain who did not do other therapy. The results of applying sanyinjiao and hegu point acupressure to reducing dysmenorrhea pain are decreasing the intensity of menstrual pain on an average scale of 1-2 and increasing the skills of young women in dealing with mild to moderate dysmenorrhea independently. Based on the results of the study, it is hoped that the respondents can apply the acupressure that has been given and can be used as a way to reduce menstrual pain when menstruation comes.
Terapi Pijat Guna Membantu Proses Penyembuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Siti Nurbariyah; Fauziah Hanum Nur Adriyani; Linda Yanti
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 2 No 2 (2022): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v2i2.204

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang melibatkan organ pernapasan bagian atas dan organ pernapasan bagian bawah. Penyebab infeksi ini diantaranya ialah virus, jamur dan bakteri. Diperkirakan setiap anak mengalami ISPA 3-6 kali per tahunnya. Berdasarkan hasil utama Riskesdas (Riset kesehatan dasar) pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi ISPA di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan hasil utama Riskesdas pada tahun 2013 yaitu dari 25% menjadi 9,3% dan prevalensi ISPA pada balita sebesar 7,8%. Pada tahun 2019 jumlah kunjungan balita batuk atau kesulitan bernapas sebesar 7.047.834 kunjungan dan pada tahun 2020 menjadi 4.972.553 kunjungan, terjadi penurunan 30% dari kunjungan tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi pijat guna membantu proses penyembuhan infeksi saluran pernapasan akut pada balita.
The Effect of Green Bean Porridge and Boiled Eggs on Malnourished Toddlers 2-5 Years to Gain Weight Amanda, Nova; Adriyani, Fauziah Hanum Nur; Hikmanti, Arlyana
An Idea Health Journal Vol 5 No 01 (2025)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ihj.v5i01.372

Abstract

Toddles are a period of physical, congnitve. The age of toddlers ranges from 1 to 5 years, this age is exceptionally critical for a child's development and improvement so it is called the golden age. The most frequent nutritional problem s malnutrtion. Young children who experience malnutrition from of 2-5 years old for a long period of time wiil exxperience a thin body and experience problems whit the growth and brain tissue, which can affect the level ofbrain intelligence. The general aim of preparing this report is to conduct a case study regarding giving green bean porridge andboiled eggs to malnourished toddlers aged 2-5 years to gain weight. The method used was to 5 undernourished In Rakit 1 health center i, infants aged 2-5 years are observed for 10 days. providing green bean porridge and boiled eggs. This case study was carried out through interviews and providing eating observation A document designed to measure the weight of children who are undernourished.The outcomes of the program. green bean porridge and boiled eggs, there were 4 small children who experienced improvement body wight , 1 did not experince an increase in body wight. These result can beseen from the average increase in toddler weight 0,59 Kg
Pembentukan Posbindu Institusi “POSBINI” dalam Upaya Mendukung Kampus Sehat pada Civitas Akademik Universitas Harapan Bangsa Adriyani, Fauziah Hanum Nur; Surtiningsih, Surtiningsih; Dewi, Pramesti
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.3095

Abstract

Kampus merupakan salah satu institusi yang perlu mendapatkan perhatian dalam penanggulangan PTM. Untuk memperluas kegiatan kampus sehat yang telah terbentuk di Universitas Harapan Bangsa (UHB) serta mencegah serta menurunkan PTM maka dilakukanlah kegiatan Pembentukan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM Institusi. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan peran serta civitas akademika Universitas Universitas Harapan Bangsa dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan dari sosialisasi, pembentukan dan pelatihan kader, tahap pelaksanaan dilakukan dilakukan bersama antara tim pengabdian masyarakat, Prodi Kebidanan dan Puskesmas Kembaran I serta Puskesmas Purwokerto Selatan. Pelaksanaan dilakukan pada bulan September sampai dengan November. Tahap evaluasi dilakukan dengan melihat antusiasme para civitas akademik dalam memeriksakan diri ke POSBINI (Posbindu Institusi) yaitu sejumlah 121 responden. Kegiatan selanjutnya POSBINI akan dilakukan selama 1 bulan sekali untuk mengidentifikasi tindak lanjut dari hasil pemeriksaan. Hasil kegiatan berupa pemahaman civitas akademik tentang Posbindu-PTM, terbentuknya Posbindu Institusi dan deteksi dini terhadap 121 responden dengan status tekanan darah rata-rata 123/80.25, Indeks Massa Tubuh (IMT) rata-rata dalam batas normal sejumlah 47,1% meskipun terdapat yang mengalami overweight 15,7% dan obesitas 23,5%. Pada pengukuran lingkar perut sebagian besar mengalami obesitas sentral sejumlah 58,8% dan pemeriksaan gula darah sewaktu sebagian besar dalam batas normal sejumlah 57%. Kegiatan Posbindu Institusi merupakan kegiatan efektif untuk mengendalikan kejadian PTM.