Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Tantangan Dunia Pendidikan Menghadapi Pasar Tunggal Asean 2015 ulwiyah, nur
Prosiding Seminas Competitive Advantage Vol 1, No 1 (2011): Seminas Competitive Advantage I
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.607 KB)

Abstract

ABSTRAK Menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015, dunia pendidikan ditantang untuk berpartisipasi aktif. Kompetensi perserta didik diuji kelayakannya; harus qualified dan marketable, sehingga setelah lulus mereka menjadi subyek yang terintegrasi dalam percaturan pasar tunggal tersebut. Nampaknya, konsep pendidikan link and match  yang digagas oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro telah menemukan momentumnya. Namun ada sebuah tantangan bagi konsep ini. Di satu sisi, keterkaitan dan kesesuaian pendidikan dengan pasar adalah keniscayaan. Di sisi lain, keterkaitan pendidikan masyarakat yang terserap pasar belum merata, salah satu faktornya karena tingkat pendidikan belum merata. Kasus Freeport di Papua adalah satu contohnya. Tantangan ini harus dijawab, salah satunya dengan konsep problem posing education (pendidikan hadap-masalah) yaitu pendidikan harus diintegrasikan dengan lingkungan, bukan hanya beradaptasi. Integrasi berbeda dengan adaptasi. Integrasi muncul dari kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas, ditambah kemampuan kritis untuk membuat pilihan dan mengubahnya, sehingga akhirnya pendidikan menjadi problem solver, bukan problem maker. Kata kunci: pasar tunggal ASEAN, pendidikan link and match, pendidikan hadap-masalah.   ABSTRACT To face the Asean single market 2015, the world of education is challenged has role actively. The competence of learners participant are tested for their properness and also should qualified and marketable to be subject who are integrated in the role of Asean single market constellation. Apparently, the concept link and match education which is initiated by Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro has found the momentum. However, there is a challenge for this concept. Instead, the connection and compatibility of education with the market are sureness. In the other side, the connection of education society which is pervaded by the market is partial, it is caused by uneven  education level. For instance, the Freeport case in Papua. This challenge should be answered, for example by using problem posing education concept. This concept tend to education which is integrated with the circle and not merely adaptation, because integration is different from adaptation. Integration comes from adaptation abilityby the realness critical ability to make and change an option. In the other word, education is not problem maker but a problem solver. Keywords: ASEAN single market, link and match education, problem posing education.
Tantangan Dunia Pendidikan Menghadapi Pasar Tunggal Asean 2015 ulwiyah, nur
Prosiding Seminas Vol 1, No 1 (2011): Seminas Competitive Advantage I
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.607 KB)

Abstract

ABSTRAK Menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015, dunia pendidikan ditantang untuk berpartisipasi aktif. Kompetensi perserta didik diuji kelayakannya; harus qualified dan marketable, sehingga setelah lulus mereka menjadi subyek yang terintegrasi dalam percaturan pasar tunggal tersebut. Nampaknya, konsep pendidikan link and match  yang digagas oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro telah menemukan momentumnya. Namun ada sebuah tantangan bagi konsep ini. Di satu sisi, keterkaitan dan kesesuaian pendidikan dengan pasar adalah keniscayaan. Di sisi lain, keterkaitan pendidikan masyarakat yang terserap pasar belum merata, salah satu faktornya karena tingkat pendidikan belum merata. Kasus Freeport di Papua adalah satu contohnya. Tantangan ini harus dijawab, salah satunya dengan konsep problem posing education (pendidikan hadap-masalah) yaitu pendidikan harus diintegrasikan dengan lingkungan, bukan hanya beradaptasi. Integrasi berbeda dengan adaptasi. Integrasi muncul dari kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas, ditambah kemampuan kritis untuk membuat pilihan dan mengubahnya, sehingga akhirnya pendidikan menjadi problem solver, bukan problem maker. Kata kunci: pasar tunggal ASEAN, pendidikan link and match, pendidikan hadap-masalah.   ABSTRACT To face the Asean single market 2015, the world of education is challenged has role actively. The competence of learners participant are tested for their properness and also should qualified and marketable to be subject who are integrated in the role of Asean single market constellation. Apparently, the concept link and match education which is initiated by Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro has found the momentum. However, there is a challenge for this concept. Instead, the connection and compatibility of education with the market are sureness. In the other side, the connection of education society which is pervaded by the market is partial, it is caused by uneven  education level. For instance, the Freeport case in Papua. This challenge should be answered, for example by using problem posing education concept. This concept tend to education which is integrated with the circle and not merely adaptation, because integration is different from adaptation. Integration comes from adaptation abilityby the realness critical ability to make and change an option. In the other word, education is not problem maker but a problem solver. Keywords: ASEAN single market, link and match education, problem posing education.
Integrasi Nilai-nilai Entrepreneurship Dalam Proses Pembelajaran di Kelas Guna Menciptakan Academic Entrepreneur Berkarakter Ulwiyah, Nur
Prosiding Seminas Vol 1, No 2 (2012): Seminas Competitive Advantage II
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.39 KB)

Abstract

Abstrak Pada dasarnya dalam entrepreneurship terdiri dari tiga aspek; manusia, tugas, dan organisasi. Ketiga aspek ini bergerak dalam lingkungan yang berubah-ubah yang kemudian dikenal dengan “konsep tiga kaki”. Lingkungan yang dimaksud misalnya lingkungan bisnis, pemerintahan, sosial, pendidikan, dan sebagainya. Dalam entrepreneurship terdapat nilai-nilai seperti mengejar peluang, melakukan pembaharuan, berani mengambil resiko, berani berbeda, menarik perhatian, dan pro pertumbuhan. Nilai-nilai ini penting dimasukkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik menjadi sosok yang logis, kreatif, spontan dan tegas,  perspektif ke depan dan berorientasi hasil. Konsep ini bisa diwujudkan oleh para pendidik  pada saat mendisain dan melaksanakan pembelajaran, misalnya dalam menentukan paradigma pembelajaran, tujuan, metode, media dan alat, serta sumber belajar. Dengan pembelajaran bernilai entrepreneurship, peserta didik akan kaya dengan wawasan dan perspektif dalam memecahkan persoalan. Kesimpulan, nilai-nilai entrepreneurship bisa diintegrasikan sebagai landasan pembelajaran sehingga peserta didik menjadi academic entrepreneur yang berkarakter, yang siap menghadapi tantangan kehidupan dengan tampil sebagai problem solver. Kata kunci: nilai-nilai entrepreneurship, proses pembelajaran, academic entrepreneur.   Abstract Basicly the entrepreneurship consist of three aspect; person, task, and organizational context. Those aspect move in a dynamic environment that well known as “konsep tiga kaki”. That environment is bussiness, government, social, education, etc. In the entrepreneurship there are values like chase an opportunity, inovation, taking risk, brave to be different, attractive, and pro growth. Those values is important to include in the learning process with a purposes to make student become a logic person, creative, spontanous and distinct, future perspective and result-oriented person. Those concept can be done by the teacher when they design and do the learning, for example to design the learning paradigm, purposes, media and equipment, and also the learning source. In the learning that has values of enterpreneurship, student will be rich abound of knowledge and problem solving knowledge. The summary, values of entrepreneurship can be integrated as a fundamental learning that make the student be an academic entrepreneur that has a characteristic, that ready to face the life challenge that appear as a problem solver. Keywords: values of entrepreneurship, learning process, academic entrepreneur.
PENGARUH KEGIATAN KEPRAMUKAAN TERHADAP DISIPLIN SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM BANDUNG DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Ulwiyah, Nur; Praditasari, Sendi
Jurnal Pendidikan Islam Vol 1, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.921 KB)

Abstract

Setiap warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun berhak ikut serta sebagai peserta didik dalam pendidikan kepramukaan. Salah satu tujuan pramuka adalah mengajarkan kepada siswanya untuk menjadi manusia yang berdisiplin. Penelitian ini bertujuan mengetahuikegiatan kepramukaan, disiplin siswa dan pengaruh kegiatan kepramukaan terhadap disiplin siswa di MTs Darul Ulum Bandung Diwek Jombang. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis menggunakan rumus prosentase dan regresi linier sederhana, sampel penelitian 37 responden. Prosentase kegiatan kepramukaan 89,8%. Disiplin siswa 90,3%. Hasil analisis data regresi linier sederhana diperoleh nilai F hitung sebesar 0,964 dengan nilai sig. (p.value) sebesar 0,333. Karena nilai sig.(p.value) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Atau dengan kata lain 0,333 > 0,005, maka keputusan yang dambil tidak terdapat pengaruh antara kegiatan kepramukaan terhadap disiplin siswa di MTs Darul Ulum Bandung Diwek Jombang tahun Pelajaran 2016/2017.
PERAN WANITA DALAM MEMAJUKAN PENGETAHUAN AGAMA ISLAM TERHADAP ANAK Ulwiyah, Nur; Rotin, Muktamar
Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.947 KB)

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan nilai agama anak tergantung pada pendidikan awal yang diperoleh dari keluarga. Keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak-anak. Agama merupakan bagian terpenting dalam rangka menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, serta berkepribadian mantap dalam bermasyarakat dan bernegara. Orang tua memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan anaknya karena pendidikan tidak hanya di dapat dari pendidikan formal saja. Orang tua perlu memberikan pengetahuan agama yang matang terhadap anak-anaknya, terutama peran seorang ibu yang merawatnya mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh menjadi dewasa agar anak dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran seorang ibu dalam memajukan pengetahuan agama terhadap anak. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif analisis dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan agama anak.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SMP Fitriyah, Nur Lailatul; Ulwiyah, Nur
Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.792 KB)

Abstract

Internalisasi merupakan proses penanaman sikap ke dalam pribadi seseorang melalui binaan, agar ego menguasai secara mendalam suatu nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin dalam sikap laku sesuai dengan standar yang diharapkan.Nilai pendidikan Islam merupakan tingkatan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan al-kamil). Karakter adalah ciri khas seseorang dalam berperilaku yang membedakan dirinya dengan orang lain.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam terhadap karakter siswa di SMPIT Ar Ruhul Jadid Jombang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, angket dan dokumentasi dengan teknik analisis regresi linier sederhana,sampel penelitian 94 responden. Prosentase internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam97%.Karakter siswa 97%. Hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai F hitung 85,729dengan nilai sig. (p. Value) sebesar 0,000.Karena nilai sig. (p. Value) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kaa lain 0,000< 0,05, maka keputusan yng diambil terdapat pengaruh yang signifikan antara internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam terhadap karakter siswa di SMPIT Ar Ruhul Jadid Jombang.
HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI MADRASAH TSANAWIYAH Ulwiyah, Nur; Indarti, Sujiana Sri
Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2018): Juni
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.505 KB)

Abstract

Banyak faktor mempengaruhi model pembelajaran guru, di antaranya waktu digunakan guru untuk menjelaskan materi ke siswa. Pengetahuan akan berguna dalam proses pembelajaran Salah satu aktivitas belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada siswa.Tujuan penelitian mengetahui tingkat pemahaman siswa, korelasi antara model pembelajaran guru dengan tingkat pemahaman siswa di MTs Plus Darul?Ulum Rejoso Peterongan Jombang. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.Teknik analisis menggunakan rumus prosentase dan product moment, sampel penelitian 30 responden. Prosentase model pembelajaran guru63%. Tingkat pemahaman siswa 64,9%. Hasil analisis data product moment diperoleh  = 0,065 untuk taraf kesalahan ditetapkan 5% dan taraf kepercayaan ditetapkan 95%. Jika N = 30, maka r tabel = 0,361. Ternyata >maka H0 ditolak, Ha diterima.Sesuai tabel interprestasi koefisien korelasi nilai 0,065 masuk kategori sedang. Dapat disimpulkan terdapat hubungan model pembelajaran guru dengan tingkat pemahaman siswa di MTs Plus Darul?Ulum Rejoso Peterongan Jombang.
OPTIMALISASI METODE PEMBELAJARAN IPS MI UNTUK PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA Ulwiyah, Nur
Religi: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang Jawa Timur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.895 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan dua alasan; pertama, secara akademik, metode yang variatif  akan efektif dan efisien mempertinggi kualitas pembelajaran dan jika tidak dikembangkan secara baik, tidak mustahil akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu tercapainya kompetensi keterampilan berfikir kritis siswa. Kedua, berdasarkan observasi awal, ditemukan fenomena guru IPS dalam mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan saja. Hal ini kurang mengembangkan berfikir kritis dengan didasarkan pada teori berpikir kritis FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, overview). Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis metode mengajar guru IPS MI dalam mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan kajian dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah discourses analysis. Temuan penelitian ini adalah metode yang digunakan guru IPS MIN Rejoso Peterongan Jombang kurang mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa, dengan sebab-sebab yaitu adanya pandangan guru bahwa IPS identik dengan hafalan dan cerita, keterampilan berfikir kritis kurang efektif dikembangkan bagi siswa MI karena mereka belum bisa diajak berfikir kritis, ketidaktahuan guru tentang teori berfikir kritis dan metode-metode yang mendukungnya, adanya paradigma bahwa guru adalah segala-galanya, adanya rasa enggan guru untuk merancang pembelajaran yang kritis, dengan alasan: banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan, sarana terbatas.This research works for two reasons; first, academically, variative method will be highly effective and efficient in teaching quality. Meanwhile if this does not develop well, it is an obstacle for the achievement of learning objectives, the achievement of critical thinking skills. Second, based on the first observation, it was found that there are some social studies teacher who teach the student by speech method, asking-answer question, and giving works. It will not develop student critical thinking based on what FRISCO stated. The research purpose is to identify and analyze the learning method of  social studies teacher in MIN Rejoso to developing student critical thinking skills. It is field research with qualitative approach. The data is collected by interview, observation, and document analysis. The data analysing technicque uses “discourses analysis”. The research found is the method used by social studies teacher in MIN Rejoso Rejoso Peterongan Jombang can not develop the student critical thinking skills. The causes is there are some teacher’s view that social studies is similar with rote and stories. The paradigm that may admit the teacher is everything, teachers is lazy to design critical learning due to  lot of other works that must finished, and limited facilities.
LANDASAN PSIKOLOGI DAN AKTUALISASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Ulwiyah, Nur
Religi: Jurnal Studi Islam Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang Jawa Timur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.969 KB)

Abstract

Pendidikan Islam memiliki peran strategis bagi pembentukan karakter peserta didik yang sangat dibutuhkannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dimana dalam proses keberlangsungannya, pendidikan Islam berpijak pada nilai-nilai al-Qur’an dan Hadis. Dengan ini, pendidikan Islam merupakan pondasi penguat terhadap akhlak dan perilaku peserta didik. Namun demikian, pendidikan Islam masih perlu pula kontribusi disiplin ilmu lain sebagai faktor pendukung guna melangsungkan pendidikan secara konkret dan membumi. Salah satu disiplin ilmu itu adalah psikologi. Psikologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji sekaligus melihat peserta didik dari sudut pandang psikis (jiwa), dimana aspek psikis harus menjadi pertimbangan para pendidik dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. Di antara psikologi yang bisa dijadikan sebagai landasan pendidikan yaitu psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi sosial. Pendidikan harus melihat kondisi psikologi individu dalam hal ini adalah peserta didik, utamanya dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Adapun dalam pendidikan Islam psikologi yang dijadikan sebagai acuan adalah psikologi yang berwawasan pada al-Qur’an dan Hadis. Dimana akhirnya menghasilkan output yang berorientasi ketuhanan, insan kamil bahagia di dunia dan akhirat.Islamic education a strategic role for the formation of the very character of learners needs through daily life, where in the process of its continuity, Islamic education based on the values of the Qur'an and al-Hadith. With this, Islamic education is the Foundation of the amplifier against akhlaq and behaviours learners. However, Islamic education still needs also contribute to other disciplines as the factor endowments in order to carry out the education concretely and grounded. One of the disciplines it is psychology. Psychology is a scientific discipline that examines while seeing learners from the perspective of a psychic (soul), where the psychic aspect should be a consideration in the process of educators the achievement of educational goals. Among the psychology that could serve as the cornerstone of education i.e. developmental psychology, psychology of learning, and social psychology. Education should see conditions of individual psychology in this regard are the learners, especially in drawing up and implementing the curriculum so that the purpose of education can be achieved optimally. As for Islamic education in psychology who serve as the reference point is the psychology that insightful on al-Qur'an and al-Hadith. Which ultimately generate output oriented Godhead, insan kamil happy in the world and the hereafter.
Tantangan Dunia Pendidikan Menghadapi Pasar Tunggal Asean 2015 ulwiyah, nur
Prosiding Seminas Vol 1, No 1 (2011): Seminas Competitive Advantage I
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015, dunia pendidikan ditantang untuk berpartisipasi aktif. Kompetensi perserta didik diuji kelayakannya; harus qualified dan marketable, sehingga setelah lulus mereka menjadi subyek yang terintegrasi dalam percaturan pasar tunggal tersebut. Nampaknya, konsep pendidikan link and match  yang digagas oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro telah menemukan momentumnya. Namun ada sebuah tantangan bagi konsep ini. Di satu sisi, keterkaitan dan kesesuaian pendidikan dengan pasar adalah keniscayaan. Di sisi lain, keterkaitan pendidikan masyarakat yang terserap pasar belum merata, salah satu faktornya karena tingkat pendidikan belum merata. Kasus Freeport di Papua adalah satu contohnya. Tantangan ini harus dijawab, salah satunya dengan konsep problem posing education (pendidikan hadap-masalah) yaitu pendidikan harus diintegrasikan dengan lingkungan, bukan hanya beradaptasi. Integrasi berbeda dengan adaptasi. Integrasi muncul dari kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas, ditambah kemampuan kritis untuk membuat pilihan dan mengubahnya, sehingga akhirnya pendidikan menjadi problem solver, bukan problem maker. Kata kunci: pasar tunggal ASEAN, pendidikan link and match, pendidikan hadap-masalah.   ABSTRACT To face the Asean single market 2015, the world of education is challenged has role actively. The competence of learners participant are tested for their properness and also should qualified and marketable to be subject who are integrated in the role of Asean single market constellation. Apparently, the concept link and match education which is initiated by Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro has found the momentum. However, there is a challenge for this concept. Instead, the connection and compatibility of education with the market are sureness. In the other side, the connection of education society which is pervaded by the market is partial, it is caused by uneven  education level. For instance, the Freeport case in Papua. This challenge should be answered, for example by using problem posing education concept. This concept tend to education which is integrated with the circle and not merely adaptation, because integration is different from adaptation. Integration comes from adaptation abilityby the realness critical ability to make and change an option. In the other word, education is not problem maker but a problem solver. Keywords: ASEAN single market, link and match education, problem posing education.