Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Gaya dan Makna dalam Kumpulan Puisi Perjalanan Panjang Karya Sivitas PBSI STKIP PGRI Banjarmasin (Tinjauan Stilistika) Hidayati Desy
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5 No 2 (2020): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.945 KB) | DOI: 10.33654/sti.v5i2.1120

Abstract

Gaya dan makna dan makna dlam kumpulan puisi perjalanan panjang karya sivitas PBSI STKIP PGRI Banjarmasin. Puisi buku dalam kumpulan puisi ini memiliki tema tentang kehidupan dari kalangan mahasiswa dan pengajar dari kampus tersebut, baik berupa kehidupan dalam berkarir, keluarga, dan cinta. Semua tersimpan pada kumpulan puisi perjalanan pajang tersebut yang bertujuan untuk (a) mendeskripsian gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan puisi (b) memaparkan pemaknaan yang terkandung dalam puisi perjalanan panjang kumpulan sivitas PBSI STKIP PGRI Banjarmasin dengan menggunakan kajian stilistika. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dalam karya sastra yang meruakan susunan dari unsur-unsur yang berkaitan dengan sebuah kumpulan puisi tentang kehidupan.Dalam penelitian tersebut terdapt gaya bahasa berupa paralelisme, anthitetis, refetisi, bahasa kiasan meliputi persamaan, metafora, personifikasi dan dan epitet, analisis pemaknaan pada sebuh puisi perjalanan panjang yang merupakan penyimpangan arti, pergantian serta penciptaan arti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapatnya gaya dan mkana dalam kumpulan puisi perjalanan panjang karya sivitas PBSI STKIP PGRI Banjarmasin.
KARAKTER TOKOH UTAMA PADA NOVEL “LAFAZ CINTA” KARYA SINTA YUDISIA” (PERSPEKTIF PSIKOLINGUISTIK) Hidayati Desy
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 6 No 2 (2021): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.853 KB) | DOI: 10.33654/sti.v6i2.1312

Abstract

Abstrak Penokohan yang diartikan sebagai cara pengarang menggambarkan mengenai watak atau karakter yang dimiliki tokoh dalam suatu cerita. Hal ini dapat diketahui melalui pelukisan pengarang tentang diri tokoh, keadaan lahir maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikap, keyakinan, adat-istiadat, selain itu, penokohan merupakan salah satu unsur fiksi yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu karya sastra. Tujuan pada penelitian ini adalah mendeksripsikan karakter tokoh utama pada novel lafaz cinta karya sinta yudisia. Metode deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa uraian cerita, ungkapan, pernyataan, perkataan, kata-kata tertulis dan perilaku yang diamati.Pada kegiatan penelitian, peneliti bertindak sebagai subjek yang memiliki pandangan dan nilai tertentu dalam menafsirkan isi novel. Hasil pembahasan karakteristik tokoh utama pada seyla yang merupakan seorang cerdas dan periang, selain itu, Kecantikan yang dimiliki Seyla merupakan kecantikan dari dalam diri, sifat santun dan homuris membuat orang lain betah terhadap tokoh yang dimiliki oleh Seyla. Seyla Adalah tokoh utama, Seyla yang memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya di Indonesia dan mengulang kuliah di luar negeri, tepatnya di negeri kincir angin Belanda. Yaitu di Rijksuniversiteit Groningen yang lebih dikenal dengan nama Academie Gebouw, di jurusan kesenian. Universitas ini terletak di jantung kota Groningen.
ANALISIS BAHASA LISAN DALAM PELAYANAN SURAT MENYURAT KAPAL DI KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN K.S.O.P (KELAS 1) BANJARMASIN Hidayati Desy; Irnita Rosaria Santi
Pena Jangkar Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/jpj.v1i2.20

Abstract

Penelitian ini sebagai Kaidah bahasa sebenarnya tidak semata berurusan dengan usaha menggambarkan lisan ke bentuk tulisan. Dalam konteks pembicaraan ini, baik kita katakan bahwa ejaan adalah sebuah ikhtiar merekam bahasa lisan sepersis mungkin ke bentuk tulisan dan kemudian menatanya sedemikian rupa demi mendapatkan kualitas komunikasi yang efektif, sehingga sangat berpengaruh pada pelayanan. Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktifitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan pada penelitian ini Mengetahui penggunaan bahasa lisan dalam pelayanan surat menyurat kapal menyurat di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan K.S.O.P (Kelas 1) Banjarmasin, dan Mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan dalam pelayanan surat menyurat kapal menyurat di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan K.S.O.P (Kelas 1) Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Moleong, (3:2000) Teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Hasil pembahasan Pelayanan surat menyurat untuk calon penumpang sebagai salah satu kegiatan yang terfokuskan pada penggunaan bahas lisan saat mengurus berkas administrasi tersebut. Pada bahasa lisan sesuai faktor waktu maka bahasa lisan sangat baik dalam penggunaan Bahasa resmi dalam pelayanan surat menyurat, adapun bahasa resmi menyesuaikan waktu pada pelayanan sehingga di jam istirahat bisa saja menggunakan bahasa resmi lisan dan tidak lisan. Bahasa ,lisan yang digunakan pun sesuai pada dialog dari calon penumpang yang memerlukan syarat sebagai surat-menyurat tersebut.Pada ragam bahasa resmi pafa faktor waktu sebagai salah satu bahasa resmi saat bekerja, bukan hanya untuk pelayanan namun juga untuk menyakinkan bahwa bahasa resmi Indonesia sebagai salah satu Bahasa persatuan dengan banyaknya kegiatan saat dialog lisan dituturkan, salah satunya pada saat diskusi bidang rapat, penyuluhan, seta pelayanan bidang surat-menyurat di K.S.O.P Tersebut.
Sosial dan Budaya pada Novel Perempuan-Perempuan Berwajah Seribu Karya Eli Gottlieb (Tinjauan Sosiologi Sastra) Hidayati Desy
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 18 No 1 (2023)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/jpl.v18i1.2123

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan yang terdapat di dalam Novel yang berjudul Perempuan Berwajah Seribu karya Eli Gottlieb melalui tinjauan sosiologi sastra. Misalnya, mengenai kritik sosial dalam fiksi maupun latar belakang budaya, bentuk penyampaian pesan sosial dan budaya yang terdapat dalam novel, dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kehidupan sosial tokoh dan mendeskripsikan masalah latar belakang budaya tokoh dalam novel Perempuan Berwajah Seribu karya Eli Gottlieb. Kritik sosial sastra yang mengandung pesan kritik dapat juga disebut sebagai sastra kritik biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra adalah metode pendekatan pemahaman untuk mempertegas keberadaan genre prosa, yang menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, diri sendiri, sesama, serta interaksinya dengan tuhan. Hasil pembahasan yang terkandung dalam Novel Perempuan Berwajah Seribu karya Eli Gottlieb lebih banyak mengarah kepada sebuah proses kehidupan yang selalu diuji dengan sebuah cobaan demi mendapatkan jalan yang terbaik baik itu kesusksesan maupun sebuah kebaikan dunia akhirat yang diperoleh melalui proses nilai sosial dan latar belakang budaya tokoh dalam novel itu sendiri.
ANALISIS BAHASA LISAN DALAM PELAYANAN SURAT MENYURAT KAPAL DI KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN K.S.O.P (KELAS 1) BANJARMASIN M. Firdaus Suwestian; Hidayati Desy; Irnita Rosaria Santi
Pena Jangkar Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/jpj.v1i2.20

Abstract

Penelitian ini sebagai Kaidah bahasa sebenarnya tidak semata berurusan dengan usaha menggambarkan lisan ke bentuk tulisan. Dalam konteks pembicaraan ini, baik kita katakan bahwa ejaan adalah sebuah ikhtiar merekam bahasa lisan sepersis mungkin ke bentuk tulisan dan kemudian menatanya sedemikian rupa demi mendapatkan kualitas komunikasi yang efektif, sehingga sangat berpengaruh pada pelayanan. Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktifitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan pada penelitian ini Mengetahui penggunaan bahasa lisan dalam pelayanan surat menyurat kapal menyurat di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan K.S.O.P (Kelas 1) Banjarmasin, dan Mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan dalam pelayanan surat menyurat kapal menyurat di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan K.S.O.P (Kelas 1) Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Moleong, (3:2000) Teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Hasil pembahasan Pelayanan surat menyurat untuk calon penumpang sebagai salah satu kegiatan yang terfokuskan pada penggunaan bahas lisan saat mengurus berkas administrasi tersebut. Pada bahasa lisan sesuai faktor waktu maka bahasa lisan sangat baik dalam penggunaan Bahasa resmi dalam pelayanan surat menyurat, adapun bahasa resmi menyesuaikan waktu pada pelayanan sehingga di jam istirahat bisa saja menggunakan bahasa resmi lisan dan tidak lisan. Bahasa ,lisan yang digunakan pun sesuai pada dialog dari calon penumpang yang memerlukan syarat sebagai surat-menyurat tersebut.Pada ragam bahasa resmi pafa faktor waktu sebagai salah satu bahasa resmi saat bekerja, bukan hanya untuk pelayanan namun juga untuk menyakinkan bahwa bahasa resmi Indonesia sebagai salah satu Bahasa persatuan dengan banyaknya kegiatan saat dialog lisan dituturkan, salah satunya pada saat diskusi bidang rapat, penyuluhan, seta pelayanan bidang surat-menyurat di K.S.O.P Tersebut.
PARTISIPASI AMNUS BANJARMASIN DALAM MENDUKUNG KEGIATAN FESTIVAL BUDAYA KONGRES BORNEO RAYA, UPAYA PEMULIHAN EKONOMI KOTA BANJARMASIN Kamsariaty; Capt. Moch. Nurdin; Andri Ali Wardhana; Hidayati Desy; Akhmad Syahbudin; Irnita Rosaria Santi; Juhrani
Balanting Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/balanting.v1i1.102

Abstract

AbstractImplementation is an activity that has been arranged in accordance with the program and objectives, with the existenceof a Cultural Festival as a show to introduce the culture of each region as a characteristic of clothing, dance, language,food, and others which aims to provide general information about culture. through the show. The Greater BorneoCongress is a large gathering with magnificent performances or performances for the general public that can be seen orwatched by the wider community, in which the large gathering is given permission from political, social, or professionalparties who join to carry out the grand cultural congress in Banjarmasin. Banjrmasin as the islands of Kalimantanwith the nickname Borneo, while Raya is in accordance with the tribe or cultural universe that is displayed from theirrespective regions.Keywords: implementation, culture, economy
MEMBUAT SENYUM BAHAGIA DENGAN BERBUKA BERSAMA SEKALIGUS BERBAGI BINGKISAN LEBARAN UNTUK ANAK YATIM DILAKSANAKAN OLEH AKADEMI MARITIM NUSANTARA BANJARMASIN. Elisa Rosiana; Hidayati Desy; Bambang Fry; Rasidi, Rasidi; Yusuf, Yusuf; Susi Herawati; Etik Purwanti; Prihatin, Prihatin
Balanting Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/balanting.v3i1.149

Abstract

Abstract In Indonesia there is a priority scale in providing compensation to orphans; compensation for orphans is greater than compensation for children who are simply called orphans. In the Indonesian context, the name orphan is used for children whose fathers have died. Meanwhile, if both the father and mother die, the child is said to be an orphan. There is an interesting phenomenon that arises from this distinction The implementation method was carried out at the Roditha Banjarmasin hotel, preparations were carried out by the Banjarmasin Nusantara Maritime Academy cadets by submitting a proposal several months before the month of Ramadhan arrived, so that the budget and venue, event activities and food menu had been prepared by the cadets. Apart from that, the activity of making happy smiles by breaking the fast together and sharing Eid gifts for orphans was carried out by the Nusantara Maritime Academy, Banjarmasin. It is a routine activity every year with gatherings to invite AMNUS Banjarmasin Alum, as well as breaking the fast, and of course community service to share together with orphans, as a form of caring and gratitude for life. The results of the community service discussion on "Creating happy smiles by breaking the fast together and sharing Eid gifts for orphans was carried out by the Nusantara Maritime Academy Banjarmasin", attended by all leaders and lecturers as well as staff, Alumni, and Cadets/i levels I and II. In this activity there were several gifts and zakat for orphans who attended the breaking fast together, to maintain friendship and increase faith by sharing as a form of gratitude that Allah SWT has given to creatures in the world.   Key words: sharing, gifts, orphans Abstrak Di Indonesia terjadi skala prioritas dalam pemberian santunan terhadap anak yatim; santunan terhadap yatim piatu lebih besar dari pada santunan terhadap anak yang disebut yatim saja Konteks keIndonesiaan, nama yatim dipergunakan anak yang bapaknya meninggal dunia. Sedangkan bila yang meninggal adalah bapak dan ibu sekaligus, maka anak tersebut dikatakan yatim piatu. Ada fenomena menarik yang muncul dari pembedaan ini Metode pelaksanaan di lakukan di hotel Roditha Banjarmasin, persiapan yang dilakukan oleh Taruna/i Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin dengan mengajukan proposal  beberapa bulan sebelum Bulan Ramadhan tiba, sehingga anggaran dan tempat, kegiatan acara, dan menu makanan sudah dipersiapkan oleh Taruna-taruni tersebut. Selain itu pada pelaksanaan kegiatan Membuat senyum bahagia dengan berbuka bersama sekaligus berbagi bingkisan lebaran untuk anak yatim dilaksanakan oleh Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin. Merupakan kegiatan rutin setiap tahum dengan silaturrahmni mengundang Alum AMNUS Banjarmasin, sekaligus  berbuka puasa, dan tentunya pengabdian kepada masyarakat untuk berbagi bersama kepada anak yatim, sebagai bentuk rasa peduli dan syukur pada kehidupan. Hasil pembahasan pengabdian kepada masarakat tentang “Membuat senyum bahagia dengan berbuka bersama sekaligus berbagi bingkisan lebaran untuk anak yatim dilaksanakan oleh Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin”, dihadiri seluruh pimpinan dan dosen serta staff, Alumni, dan Taruna/i tingkat I dan II,. Pada kegiatan tersebut ada beberapa bingkisan serta zakat untuk anak yatim yang hadir pada kegiatan buka bersama tersebut, dalam menjalijn silaturrahmi dan menambah keimanan dengan berbagi sebagai bentuk rasa syukur yang Allah Swt Berikan kepada makhluk di dunia.                          Kata kunci: Berbagi, bingkisan, anak yatim.
PERANAN AGEN DALAM PENGURUSAN CLEARANCE IN DAN CLEARANCE OUT DI KSOP KELAS 3 SAMPIT Rosaria santi, Irnita; Hidayati Desy; Elisa Rosiana
Pena Jangkar Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/pj.v4i1.141

Abstract

Abstrak Clearance sebagai pengurusan berbagai macam dokumen yang diperlukan bagi kapal, Sangatlah penting bagi keselamatan kapal, barang yang diangkut, punumpang dan awaknya, dalam keagenan ada dua istilah clearance Seperti Clearance In adalah suatu proses untuk mendapatkan izin dari pihak instansi pelabuhan untuk melakukan aktivitas di wilayah pelabuhan-pelabuhan tersebut, dan Clearance Out adalah suatu proses untuk mendapatkan izin keluar pelabuhan untuk melanjutkan kegiatan pelayaran ke pelabuhan berikutnya kepada pihak instansi pelabuhan setelah menyelesaikan aktivitasnya di pelabuhan tersebut. Metodologi yang digunakan adalah metode Kualitatif yaitu Deskriptif suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Analisis data dilakukan dengan metode deskriftif dan analitik. Berdasarkan data yang sudah didapatkan dari peranan agen dalam pengurusan clearance in dan clearance out di PT. Anugerah Mahadaya Nusantara yang kemudian secara bertahap dalam membuat hasil laporan. Seperti Observasi dengan melakukan pengumpulan data secara langsung di lapangan dengan mengamati aktivitas yang dilakukan dalam pengurusan clearance in dan clearance out. Wawancara secara langsung dengan pimpinan PT. Anugerah Mahadaya Nusantara, karyawan PT. Hasil pembahasan dalam menangani clearance yang perlu agar dapat dimengerti dan diikuti dengan baik, maka yang perlu diamati misalnya proses pengurusan clearance dilaksanakan oleh agen dengan instansi – instansi yang berwenang, seperti kantor Otoritas Pelabuhan, Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina lancarnya proses penanganan clearance berarti lancarnya masuk dan keluarnya kapal dari pelabuhan sesuai dengan rencana pelayaran. Abstract Clearance is the processing of various types of documents required for a ship. It is very important for the safety of the ship, the goods being transported, passengers and crew. In the agency there are two clearance terms. For example, Clearance In is a process to obtain permission from the port agency to carry out activities in the port area. -the port, and Clearance Out is a process to obtain permission to leave the port to continue shipping activities to the next port from the port agency after completing its activities at that port. The methodology used is a qualitative method, namely descriptive, a problem formulation that guides research to explore or photograph the social situation that will be researched thoroughly, broadly and in depth. Data analysis was carried out using descriptive and analytical methods. Based on data that has been obtained from the role of agents in managing clearance in and clearance out at PT. Anugerah Mahadaya Nusantara which then gradually produces the results of the report. Such as observation by collecting data directly in the field by observing activities carried out in processing clearance in and clearance out. Direct interview with the head of PT. Anugerah Mahadaya Nusantara, employee of PT. The results of the discussion in handling clearances need to be understood and followed properly, so what needs to be observed is that the clearance processing process is carried out by agents with authorized agencies, such as the Port Authority, Customs and Excise, Immigration and Quarantine offices, meaning that the smoothness of the clearance handling process means smooth entry and exit of ships from the port in accordance with the shipping plan.
PERAN BAHASA INGGRIS DALAM MENYIAPKAN TARUNA D-III MANAJEMEN PELABUHAN AMNUS BANJARMASIN SEBAGAI PROFESIONAL MARITIM Rosiana, Elisa; Hidayati Desy; Edison, Edison; Sihombing, David Bastian
Pena Jangkar Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Akademi Maritim Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54315/pj.v5i1.197

Abstract

Penelitian ini untuk menganalisis bagaimana penguasaan Bahasa Inggris berkontribusi dalam mempersiapkan taruna untuk berkarir di industri maritim. Menggunakan pendekatan campuran (mixed methods), penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai tantangan dan kebutuhan dalam pengajaran Bahasa Inggris. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi kelas, sementara data kuatitafi dikumpulkan melalui survei yang melibatkan 100 taruna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar taruna memiliki tingkat penguasaan Bahasa Inggris yang memadai, masih terdapat tantangan signifikan dalam praktik berbicara dan mendengarkan. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan kurikulum Bahasa Inggris yang lebih relevan dan interaktif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi taruna di dunia kerja maritim, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi tuntutan industri yang semakin global. Abstract This research aims to analyze how English proficiency contributes to preparing cadets for careers in the maritime industry. Using a mixed methods approach, this study combines qualitative and quantitative methods to gain a comprehensive understanding of the challeges and needs in English language teaching. Qualitative data were obtained through in-depth interviews and classroom observations, while quantitative data were collected throug a survey involving 100 cadets. The results indicate that alhtough most cadets possess adequate English profciency, significant challenges remian in speaking and listening practices. This study recommends the development of a more relevant and interactive English curriculum to enhance cadets’ communication skills in the maritime workforce, enabling them to better meet the demands of an increasingly global industry