Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGGUNAAN TEPUNG JAHE (Zingiber officinale var. Amarum) PADA PAKAN IKAN PATIN (Pangasius Sp) UNTUK MENGOBATI INFEKSI Aeromonas hydrophila Mohamad Amin; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Jimmy Rifanji
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v10i1.18155

Abstract

Ginger is one type of traditional plant that can be used to control Motile Aeromonas Septicemia (MAS) disease which attacks catfish (Pangasius sp) cultivation. This study aims to determine the effect of ginger powder added to feed to treat A. hydrophila infection in catfish. The research was conducted at the Aquaculture Laboratory, Study Program of Aquaculture, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University in October 2020. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 6 treatments (T) with 3 replications, namely (T0) without the addition of ginger flour, ( T1) adding 10 g.kg-1  ginger flour, (T2) adding ginger flour 12.5 g.kg-1, (T3) adding ginger flour 15 g.kg-1, (T4) adding ginger flour 17.5 g.kg-1  and (T5) adding ginger flour 20 g.kg-1. The parameters observed were length and weight growth, total erythrocytes, total leukocytes, larvae survival, water physics and chemistry (temperature, pH, DO and ammonia). The results of this study indicate that the best treatment is found at (T5) with an absolute weight growth of 6.25 grams, an absolute length growth of 1.09 cm, 90.00% survival. During maintenance the water quality is at conditions 27-29 0C for temperature, water pH 6-7, dissolved oxygen 5.00 mg.L-1, and ammonia 0.005-0.040 mg.L-1.Key words : Aeromonas hydrophila, Catfish, Ginger, Essential oil
KARAKTER BARKODING DNA SIANOBAKTER ASAL AIR RAWA DAN KOLAM BUDIDAYA PATIN DI OGAN ILIR SUMATERA SELATAN Marini Wijayanti; Dade Jubaedah; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Novi Wulandari Mustika; Nuni Gofar
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v10i1.17924

Abstract

Pangasius catfish rearing ponds and swamp waters are types of stagnant waters (lentic) that are commonly found in the South Sumatra region. Cyanobacter is a group of phytoplankton that plays an important role in the management of aquatic area, but it is not widely known which species is the most dominant in swamp waters. This study aims to determine the types of cyanobacter that are abundant in the swamps and Pangasius catfish cultivation ponds in Ogan Olir, South Sumatra. This research has been carried out by cyanobacter isolation from the swamp water and the pond, isolate liquid cultivation, DNA isolation, 16S rRNA gene amplification and DNA amplicon sequencing. The sequencing results were analyzed using BLAST (Basic local alignment search tool-nucleotide) and MEGA 6 with the help of NCBI gene bank data to obtain a phylogenetic tree for predicting the identity of the cyanobacter isolates. Based on the morphological characters, it is suspected that the pond isolates are similar to Synechoccocus and swamp isolates similar to Microcystis genera. The amplification of cyanobacter DNA using the PCR method with the universal 16S rRNA 63F (Forward) and 1387 R (Reverse) resulted 1302-1307 base pairs. Analysis using BLAST showed that the cyanobacter isolates from ponds have 91% similar to Uncultured Synechoccocus sp. from Australia, while the swamp isolates have 86% similar to Microcystis sp. from China. Key words : Cyanobacteria, Microcystis, PCR, Phylogenetic, Synechococcus
PERFORMA IKAN Belontia hasselti DENGAN BERBAGAI DENSITAS DAN PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA PASCA TRANSPORTASI Ferdinand Hukama Taqwa; Dade Jubaedah; Mochamad Syaifudin; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Gion Tanbao Suselin
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.17.1.2022.23-33

Abstract

Salah satu ikan konsumsi dari perairan rawa dengan nilai ekonomis cukup tinggi dan berpotensi sebagai komoditas ikan hias ialah dari jenis Belontia hasselti. Kegiatan budidaya ikan ini belum banyak dilakukan karena masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, sehingga upaya domestikasi mulai dari tahapan penanganan pascatangkap, distribusi, dan pemulihan pascatransportasi perlu dilakukan. Tujuan penelitian ialah menentukan batas densitas tertinggi ikan B. hasselti selama transportasi sistem tertutup dan jenis pakan yang sesuai selama masa pemulihan pascatransportasi. Penelitian terdiri atas dua tahap dengan metode rancangan acak lengkap (RAL). Tahap pertama yaitu perbedaan densitas ikan B. hasselti selama 24 jam transportasi sistem tertutup, yaitu masing-masing sebanyak 38, 42, 46, dan 50 ekor L-1. Tahap kedua berupa pemulihan ikan selama 10 hari setelah proses transportasi dengan pemberian jenis pakan berbeda, yaitu Tubifex sp., Chironomus sp., dan pakan apung komersial dengan kadar protein 30%. Performa ikan B. hasselti yang diamati sesaat pascatransportasi dan selama masa pemulihan meliputi kelangsungan hidup (sintasan), kadar glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa densitas ikan B. hasselti hingga 50 ekor L-1 selama transportasi 24 jam menghasilkan sintasan 100%, namun menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang signifikan hingga mencapai 177,67 mg dL-1. Di akhir masa pemulihan, tingkat sintasan, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan ikan B. hasselti tertinggi terdapat di perlakuan dengan pemberian pakan berupa Tubifex sp. dan signifikan berbeda dengan metode pemberian pakan lainnya, yaitu berturut-turut sebesar 100%; 1,07 g; dan 23,73%. Kadar glukosa darah dan tingkat konsumsi oksigen ikan di akhir masa pemulihan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Kisaran kualitas air yang terukur selama transportasi dan pemulihan masih layak untuk kehidupan ikan B. hasselti. Secara umum kepadatan ikan B. hasselti sebesar 50 ekor L-1 selama transportasi 24 jam dan proses pemulihan dengan pemberian pakan Tubifex sp. selama 10 hari menunjukkan performa budidaya yang lebih baik. Kajian mengenai sistem transportasi B. hasselti dengan kepadatan yang lebih tinggi dan durasi transportasi yang lebih lama, serta waktu pemulihan yang lebih singkat dengan pakan buatan yang sesuai masih dibutuhkan untuk pengembangan budidaya secara intensif di masa mendatang.Belotia hasselti is a high economic value fish and has the potential as an ornamental fish commodity. The cultivation of this fish has lagged due to the supply reliance on wild stock. Therefore, domestication efforts of this fish have to be developed, starting with post-catch handling, distribution, and post-transportation recovery. The purposes of this research were to determine the best stocking density for B. hasselti during closed system transportation and the appropriate feed type during the recovery period. The research was designed in two stages using a completely randomized design. The first experiment was different B. hasselti densities used for 24 hours transportation period, i.e., 38, 42, 46, and 50 fish L-1, respectively. The second experiment was different feeding types during the recovery period of 10 days post-transportation, i.e., Tubifex sp., Chironomus sp., and commercial floating feed (protein content of 30%), respectively. The performance observations on B. hasselti were done immediately after transportation consisting of survival, blood glucose levels, oxygen consumption levels, absolute weight growth, and feed efficiency. The result showed that the density of up to 50 fish L-1 during 24 hours of road transportation resulted in 100% survival despite a significant increase in glucose levels up to 177.67 mg dL-1 was recorded. At the end of the recovery period, the highest survival rate, absolute weight growth, and feed efficiency of B. hasselti were found in the treatment with Tubifex sp. and significantly different from the other treatment using Chironomus sp. and commercial floating feed, which were 100%, 1.07 g, and 23.73%, respectively. There were no significant differences in blood glucose and oxygen consumption in the fish after the recovery period. The water quality range measured during transportation and recovery in this study was still suitable for fish survival. In general, the density of B. hasselti during 24 hours transportation is 50 L-1, and the recovery process by feeding Tubifex sp. in 10 days resulted in better cultivation performance. For the future development of intensive aquaculture, more research on B. hasselti transportation systems with higher densities, longer transport durations, and shorter recovery times using suitable artificial feeds is required.
Pelatihan Pembuatan dan Penambahan Prebiotik Ubi Jalar pada Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) di Pulau Semambu, Ogan Ilir Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Yulisman Yulisman; Sefti Heza Dwinanti; Retno Cahya Mukti
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i2.5251

Abstract

Permintaan akan kebutuhan ikan lele ukuran konsumsi terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan permintaan ini berkorelasi positif dengan adanya peningkatan produksi ikan lele. Hal ini mengambarkan bahwa budidaya ikan lele memiliki prospek yang menjanjikan jika dilakukan dengan benar. Salah satu penentu keberhasilan produksi ikan lele melalui kegiatan budidaya adalah aplikasi teknologi untuk meningkatkan kelangsungan hidup ikan dan mempercepat pertumbuhan ikan budidaya. Pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan budidaya ikan lele di Desa Pulau Semambu melalui peningkatan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lele dengan aplikasi penambahan prebiotik ekstrak ubi jalar pada pakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2019 di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Fish Under Crew Pulau Semambu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Metode kegiatan pengabdian yang dilaksanakan berupa transfer teknologi yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu memberikan penyuluhan, pelatihan/peragaan berupa demonstrasi langsung serta dilakukannya kegiatan pendampingan berupa bimbingan selama 6 bulan atau dua kali siklus produksi ikan lele. Pendampingan secara langsung dapat dijadikan pedoman teknis budidaya yang baik dan benar oleh petani pembudidaya sehingga menambah keterampilan dan kemampuan petani pembudidaya yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi budidaya ikan lele di Desa Pulau Semambu. Pengabdian telah dilakukan dan terlihat masyarakat memberikan respon positif dan dengan antusias mengkuti penyampaian materi dan demonstrasi yang diberikan tim pengabdian, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani ikan lele di UPR Fish Under Crew dalam membuat prebiotik ubi jalar serta pemberian pakan prebiotik pada pakan ikan lele. The demand for consumption size catfish continues to increase from year to year. This increase in demand is positively correlated with an increase in catfish production. This illustrates that catfish farming has promising prospects if done properly. One of the determinants of the success of catfish production through aquaculture activities is the application of technology to increase fish survival and accelerate the growth of cultured fish. This service is carried out to increase the productivity of catfish farming activities in Pulau Semambu Village by increasing the survival and growth of catfish by adding prebiotic sweet potato extract to feed. This activity was carried out in August-October 2019 at the Fish Under Crew People's Hatchery Unit (UPR) on Semambu Island, Ogan Ilir Regency, South Sumatra Province. The method of service activities carried out is in the form of technology transfer, which consists of several stages, namely providing counselling, training/demonstrations in the form of direct demonstrations and conducting mentoring activities in the form of guidance for six months or twice a catfish production cycle. Direct assistance can be used as technical guidelines for good and correct cultivation by cultivating farmers to increase their skills and abilities, which in turn can increase catfish farming production in Pulau Semambu Village. The service has been carried out, and it is seen that the community gives a positive response and enthusiastically follows the delivery of material and demonstrations given by the service team, increasing the knowledge and skills of catfish farmers at UPR Fish Under Crew in making sweet potato prebiotics and providing prebiotic feed on catfish feed.  
PENDAMPINGAN PRODUKSI IKAN PATIN MELALUI PEMANFAATAN SAPROLEGNIA ZERO SYSTEM DI DESA TANJUNG PERING Danang Yonarta; Mochamad Syaifudin; Retno Cahya Mukti; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Madyasta Anggana Rarassari; Dwi Wulan Sari; Muhammad Ihsan Jambak
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i2.37190

Abstract

Permasalahan yang sering dialami oleh pembudidaya ikan termasuk yang dihadapi oleh kelompok pembudidaya ikan di Desa Tanjung Pering, Kecamatan Indralaya Utara saat ini yaitu ketersediaan benih yang kurang mencukupi kebutuhan pembudidaya serta serangan jamur saprolegnia pada telur ikan patin. Untuk mengatasi masalah yang timbul dan untuk meningkatkan produksi khususnya pembudidaya ikan patin maka perlu ditingkatkan usaha budidaya yang lebih intensif dan dibarengi dengan pemanfaatan teknologi saprolegnia zero system melalui kegiatan pendampingan. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan produksi benih ikan patin melalui pemanfaatan saprolegnia zero system di Desa Tanjung Pering, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan ini meliput beberapa tahapan antara lain persiapan, penyuluhan dan pelatihan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi. Hasil yang diperoleh bahwa dalam kegiatan pengabdian diikuti oleh masyarakat pembudidaya ikan yang antusias ingin mengetahui terkait materi dan pelatihan yang disampaikan. Kesimpulan yang diperoleh bahwa kegiatan pengabdian masyarakat berjalan sangat baik. Khalayak sasaran dapat menerima transfer teknologi mengenai pemanfaatan saprolegnia zero system dalam upaya peningkatan produksi ikan patin. Partisipasi dan dukungan dari masyarakat cukup baik, dimana masyarakat ikut turut aktif dalam pelaksanaan hingga pendampingan produksi. Diakhir program pengabdian masyarakat ini, banyaknya masyarakat menerapkan zero system sehingga terjadi peningkatan produksi ikan patin.
TOTAL ERITROSIT, HEMATOKRIT DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN SELINCAH (Belontia hasselti) DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG DITAMBAHKAN PROBIOTIK ASAL RAWA Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Marini Wijayanti; Madyasta Anggana Rarassari; Retno Cahya Mukti
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 2 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i2.4284

Abstract

Ikan selincah (Belontia hasselti) merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki potensi dikembangkan menjadi komoditas budidaya. Tantangan dalam kegiatan budidaya ikan selincah adalah masih rendahnya kelangsungan hidup ikan ketika dipelihara pada lingkungan budidaya. Pemberian bakteri kandidat probiotik asal rawa merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan performa kesehatan ikan selincah. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat pengaruh penambahan kandidat probiotik bakteri asal rawa yang ditambahkan pada pakan dalam meningkatkan kelangsungan hidup dan performa kesehatan ikan selincah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari P0 (kontrol), P1 (Bacillus sp. (106 CFU.ml-1) 7,5 ml.kg-1 pakan dan Streptomyces sp. (106 CFU.ml-1) 2,5 ml.kg-1 pakan), P2 (Bacillus sp. (106 CFU.ml-1) 2,5 ml.kg-1 pakan dan Streptomyces sp. (106 CFU.ml-1) 7,5 ml.kg-1 pakan), P3 (Bacillus sp. (106 CFU.ml-1) 5 ml.kg-1 pakan dan Streptomyces sp. (106 CFU.ml-1) 5 ml.kg-1 pakan). Parameter yang diukur adalah kelangsungan hidup, total eritrosit dan hematokrit yang diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANSIRA) pada kepercayaan 95%. Kualitas air yang diperoleh dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 menghasilkan nilai eritrosit tertinggi 8,62 ± 0,728 (106 sel mm-3), kadar hematokrit 38,73 ± 1,241 % , dan kelangsungan hidup 100%. Kata kunci : Bakteri, Ikan Selincah, Probiotik
PENGARUH KRIOPROTEKTAN DIMETIL SULFOKSIDA DOSIS BERBEDA DALAM EKSTENDER MADU TERHADAP KUALITAS SPERMA IKAN BELIDA SELAMA MASA PENYIMPANAN Danang Yonarta; Mochamad Syaifudin; Ferdinand Hukama Taqwa; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; muhammad Fery Artha
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 18, No 2 (2022): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.2.113-118

Abstract

Krioprotektan merupakan salah satu bahan yang berperan dalam penyelamatan bahan biologis pada kriopreservasi. Dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai krioprotektan memiliki kemampuan cepat untuk penetrasi ke dalam sel pada saat equilibrasi (penurunan suhu) dan meninggalkan sel pada saat thawing (pencairan kembali). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dosis terbaik dari larutan krioprotektan yang menggunakan DSMO dalam ekstender madu terhadap karakteristik dari sel spermatozoa ikan belida pada proses kriopreservasi.  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak (BPHPT) Sembawa pada bulan Maret sampai dengan November 2020. Ikan uji didapat dari hasil tangkapan dari alam, selanjutnya dilakukan pemeliharan selama 4 bulan untuk mendapatkan tingkat kematangan gonad yang maksimal. Pengambilan sel sperma dilakukan secara stripping, proses stripping dilakukan dengan mengurut bagian perut ikan secara memutar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu penyimpanan selama 28 hari pada P3 memberikan hasil terbaik terhadap motilitas (skor 3), nilai viabilitas sebesar 48,93%, lebih tingi dari Kontrol, P1 dan P2. Selain itu, pada perlakuan tersebut tidak ditemukan adanya abnormalitas yang terjadi pada sperma ikan belida. Cryoprotectant plays a role in saving biological material during cryopreservation. Dimethyl sulfoxide (DMSO) as a cryoprotectant has the ability to quickly penetrate into the cell at equilibration and leave the cell at thawing procedure. This study aims to determine the best dose of DSMO in honey extender to the characteristics of the featherback Fish spermatozoa cells in the cryopreservation process. This research was conducted at the Laboratory of Balai Pembibitan dan Hijauan Pakan Ternak (BPHPT) Sembawa from March to November 2020. The test fish were obtained from catches from nature, then reared for 4 months to get the maximum level of gonad maturity. Sperm cell retrieval is carried out by stripping, the stripping process is carried out by massaging the belly of the fish in a circular manner. The results showed that at storage time of 28 days, P3 gave the best results on motility (score 3), and the viability value was 48,93%, higher than Control, P1 and P2. In addition, the treatment did not show any abnormalities that occurred in the featherback fish sperm.
Use of Different Dosages of Gonadotrophine Hormones For Java Combtail (Belontia hasselti) Spawning Semi Naturally Danang Yonarta; Ingka Selviana; Tanbiyaskur Tanbiyaskur; Dwi Inda Sari
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 8, No 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/akuakultur.v8i2.179

Abstract

Java combtail (Belontia hasselti) is a fish originating from swamps that is widely used by the community and needs to be developed through hatchery cultivation. The Kelekar II Farmer Group in Burai Village, Tanjung Batu District, Ogan Ilir Regency is one of the farmer groups that still relies on seasonal harvests from nature. Excessive agility fishing activities can threaten the extinction of the java combtail population. Research purpose to determine the effect of giving different gonadotrophine hormone on the semi-natural spawning of java combtail (Belontia hasselti) in Burai village, Tanjung Batu District. This research was carried out in Burai Village, North Indralaya, Ogan Ilir Regency, South Sumatra, in September-November 2022. The spawning of the java combtail used a different dose in treatment 1 (P1) by injecting the gonadotropin hormone at a dose of 0.3 ml kg-1 fish weight and treatment 2 (P2) by injecting gonadotropin hormone dose of 0.5 ml kg-1 fish weight. The research results obtained the best dose of 0.5 ml kg-1 resulting produced a fecundity at 2.677 eggs, hatching time at 24 hours, fertilization rate at 75%, hatching rate at 93% and Survival Rate (SR) at 80.8%. Water quality obtained in this research activity is a temperature ranged from 25.9-32.0 oC, pH 5.1-6.65, DO 3.1-6.65 mg L-1 and ammonia 0.051-0.121 mg L-1.