Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Aspek Laboratorium Gagal Ginjal Kronik Febtarini Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 6, No 1 (2017): Edisi Maret 2017
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.874 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v6i1.323

Abstract

Chronic renal disease is a disorder of renal function or structure that lasts for more than three months, accompanied by a decrease in glomerular filtration rate. Decreasing of renal function monitoring is performed by measuring glomerular filtration rate, determining blood urea, creatinine, creatinine clearance, electrolytes, uric acid, blood gas analysis and tubular function. The Recent method for measuring glomerular filtration rate using inulin clearance, however, is not efficient. Further measurements of creatinine glomerular filtration rate were developed. Measurements of urea, creatinine and uric acid are currently using enzymatic methods of spectrophotometry, while electrolyte examination by selective ion electrode method. Blood gas analysis determined pH, PCO2, PO2, HCO3-, CO2 total, base excess and SO2. Examination of urine protein and urine sediments helps establish a diagnosis of chronic kidney disease
Interleukin-6 (IL-6) Level as an Indikator of Progresivity Rheumatoid Arthritis (RA) Disease Putu Oky Ari Tania; Dorta Simamora; Wahyuni Dyah Parmasari; Febtarini Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 3, No 1 (2014): Edisi Maret 2014
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.884 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v3i1.44

Abstract

Rheumatoid Arthritis (RA) is autoimmune disease that attacks joints and synovial tissues. Rheumatoid Arthritis is characterized by inflammation that involves production of cytokines such as Interleukin 6 (IL-6). Increasing of interleukin 6 has correlation with activity and progressivity of the disease. This research was designed to know whether IL- 6 could be used as indicator progressivity of RA. The method that used for measuring IL-6 level is ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay), using the principle antigen-antibody binding. In early stage there were 9 persons (S01, S02, S03, S04, S07, S08, S09, S10 and S14) with of IL-6 level (mean : 3.640 pg/mL), intermediate stage there were 3 persons (S06, S13 and S15) with IL-6 level (mean : 12.453 pg/mL), late stage : 3 persons (S05, S11 and S12) with IL-6 level (mean : 59.349 pg/mL).
SJOGREN'S SYNDROME Febtarini Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 1, No 1 (2012): Edisi Juli 2012
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.515 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v1i1.50

Abstract

Sjogren's syndrome merupakan salah satu jenis penyakit auto imun non spesifik organ yang sering terjadi secara bersamaan dengan penyakit auto imun lainnya. Sebagian besar diderita oleh wanita usia diatas 40 tahun, dengan gejala kelenjar air liur dan air mata kering. Pemeriksaan laboratorium penyaring penyakit auto imun adalah ANA (anti nuklir antibodi) test. Bila pemeriksaan ANA (anti nuklir antibodi) positif, dilanjutkan pemeriksaan konfirmasi auto antibodi imunoblotting, untuk mengetahui konsentrasi band antibodi anti-SSA/antibodi terhadap sjogren's syndrome antigen A (Ro) atau antibodi anti-SSB/antibodi terhadap sjogren's syndrome antigen B (La) yang positif.
ASPEK LABORATORIUM Acute Promyelocytic Leukemia (APL) AML-M3 Febtarini Rahmawati
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 2, No 1 (2013): Edisi Mei 2013
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.281 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v2i1.35

Abstract

Acute Promyelocytic Leukemia (APL) adalah subtipe M3 dari Acute Myelogenous Leukemia (AML), sesuai klasifikasi French-American-British (FAB). APL mempunyai beberapa varian yang bisa dibedakan dari pemeriksaan molekular dan sitogenetika. Lebih dari 95% APL hipergranular (M3 klasik), 15%-20% dari APL adalah varian mikrogranular (hipogranular, M3v) dan varian APL yang jarang (<1%) adalah basofilik dan Promyelocytic leukemia zinc finger        (PLZF/M3r).Gejala klinis penderita APL yakni anemia meliputi pusing, kelelahan, sesak ketika kerja fisik, pucat. Perdarahan terjadi karena pasien dengan APL mengalami penurunan jumlah trombosit dan gangguan sistem koagulasi. Sel darah putih pada umumnya meningkat ditandai dengan gejala panas badan dan infeksi serta pembesaran limpa juga nyeri tulang akibat infiltrasi sel-sel leukemia ke periosteal.Tes skrining penderita leukemia akut adalah pemeriksaan darah rutin dan evaluasi sediaan hapusan darah tepi. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya adalah hapusan dari aspirasi sumsum tulang, pengecatan sitokimia, Immunophenotyping, sitogenetika dan biologi molekular. White blood cell (WBC) > 10 X 109/L, trombositopenia < 50 X 109/L. Hapusan darah tepi pasien dengan APL didapatkan gambaran eritrosit normokromik normositik dengan poikilositosis dan kadang-kadang normoblas. Gambaran sel-sel muda didominasi oleh promielosit. Sebagian besar hipergranular, morfologi mieloblasnya dengan nukleus berlekuk dan Auer rod. Pada hapusan sumsum tulang umumnya hiperseluler dengan jumlah sel-sel muda promielosit ≥30%. Morfologi promielosit pasien dengan APL lebih besar daripada promielosit normal. Auer rods positif kadang-kadang didapatkan faggots cell. Aktivitas eritropoiesis dan trombopoiesis tertekan. Varian hipergranular APL diketahui dengan pemeriksaan sitokimia, immunophenotyping, sitogenetika dan teknologi biologi molekuler.
Tuberkulosis Laten pada Tenaga Kesehatan di RSI Jemur Sari Surabaya Ayu Cahyani Noviana; Febtarini Rahmawati; Indah Widyaningsih; Muzaijadah Retno Arimbi; Theodora Theodora
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 1 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 1, Februari 2022
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v14i1.305

Abstract

Abstrak Latar belakang: Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis sebesar 759 (95% CI589-961) per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Petugas kesehatan yang bekerja di bagian paru rumah sakit, sangat rentan terpapar kuman Mycobacterium tuberculosis, dikarenakan setiap hari ada hubungan/ kontak dialog (anamnesis) dengan penderita tuberkulosis aktif yang sedang berobat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi TB Laten pada tenaga Kesehatan dengan metode IGRA Metode: Metode penelitian deskriptif dengan sample adalah seluruh tenaga kesehatan di bagian paru RSI Jemur Sari terdiri dari 2 dokter, 2 analis dan 6 perawat, terutama yang telah bekerja lebih dari 5 tahun diambil darahnya untuk diperiksa antibodi interferon gamma dengan metode IGRA. Hasil: Hasil penelitian didapatkan dari 10 sampel yang berhasil dilakukan pemeriksaan didapatkan 70% tenaga kesehatan yang kontak dengan penderita positif antibodi interferon gammanya. Kesimpulan: Kontak dengan penderita Tuberkulosis yang terus menerus memungkinkan tertular, dimana imunitas yang baik dapat menyebabkan tenaga kesehatan tersebut tanpa gejala dan keluhan.Diperlukan penatalaksanaan administratif yang baik agar dapat menurunkan angka kejadian tuberculosis laten Kata Kunci : IGRA, Tenaga kesehatan, Tuberkulosis laten Abstract Background The prevalence of pulmonary TB with bacteriological confirmation was 759 (95% CI589-961) per 100,000 population aged 15 years and over. Health workers who work in the pulmonary section of the hospital are very susceptible to exposure to Mycobacterium tuberculosis, because every day there is a relationship/contact dialogue (anamnesis) with active tuberculosis sufferers who are being treated. The purpose of this study was to determine the prevalence of latent TB in health workers using the IGRA method Method Descriptive research method with samples were all health workers in the pulmonary section of RSI Jemur Sari consisting of 2 doctors, 2 analysts and 6 nurses, especially those who had worked for more than 5 years had their blood taken for examination of interferon gamma antibodies using the IGRA method. Results From 10 successfully examined sample, 70% of the health workers that has contact with the patients has positive interferon gamma antibody. Conclusion Prolonged contact with Tuberculosis patient raises the probability of contagion, whereas decent immunity allows the health workers to proceed without any symptoms. An excellent administrative governance is required to reduce the occurrence of latent tuberculosis. Keywords : Health workers, IGRA, Latent tuberculosis
Pengaruh Dengue Hemorrhagic Fever Derajat 3 Dan 4 Terhadap Kehamilan Trimester 3 (36 Minggu) I Made Agus Virdian Adinata; Febtarini Rahmawati; Budi Arief Waskito
Calvaria Medical Journal Vol 1 No 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) of University of Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/cmj.v1i1.15

Abstract

DHF (Dengue Hemmorhagic fever) merupakan penyakit yang ditandai dengan terinfeksi virus dengue yang dapat disebabkan oleh gigitan nyamuk. Virus DHF dapat ditularkan oleh nyamuk yang betina berspesies Aedes aegypti dan dapat juga ditularkan oleh spesies Aedes albopictus. Penyakit DHF ini tersebar pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan urbanisasi. DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi dari virus dengue yang dimana tanda dan gejalanya seperti nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati, ruam, trombositopenia, ditesis hemoragik, dan demam. DBD menyebabkan adanya pembesaran atau terjadi sebuah penumpukan cairan di rongga tubuh. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data, analisis, dan pemecahan masalah menggunakan metode systematic review. Systemic review adalah metode untuk mengidentifikasi, menilai dan menginterpretasi topik yang dimana tujuannya untuk menjawab rumusan masalah yang sudah disusun sebelumnya oleh peneliti. Dan dari hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan studi literature atau literature review jurnal, ada 18 jurnal yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dengue hemorrhagic fever derajat 3 dan 4 terhadap ibu hamil trimester 3.
Pemberdayaan Posyandu Lansia untuk Deteksi Dini Kanker Kolorektal dengan Tes Darah Samar Feses (FOBT) Pratika Yuhyi Hernanda; Novina Aryanti; Maria Maria Widijanti Sugeng; Febtarini Rahmawati; Ajeng Tribawati; Lilis Widayati
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang:Tes darah samar atau Fecal Occult Blood Test (FOBT) merupakan salah satu alat untuk mendeteksi adanya darah pada tinja yang dapat mengindikasikan gejala awal kelainan pada kolorektal dan anus sebagai salah satu cara deteksi dini kanker kolorektal di masyarakat. Tujuan: Pengabdian kepada masyarakat  ini dilakukan dengan tujuan untuk deteksi dini kanker kolorektal di masyarakat Pondok Wage Indah 2, Wage, Sidoarjo. Metode : Pengambilan sampel feses dilakukan di rumah responden masing-masing dimana sebelumnya telah diberikan botol sampel fesesnya, sedangkan pengambilan kuesioner dilakukan sebelum seminar edukasi kanker kolorektal berlangsung dalam acara Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya di lokasi RW 12 Pondok Wage Indah 2, Wage Taman Sidoarjo. Hasil : Sekitar 48 (80%) dari total sekitar 60 lansia yang aktif di Posyandu lansia mau memeriksakan diri untuk FOBT. Dari 48 responden yang diperiksakan tes darah samar (Fecal Occult Blood Test /FOBT), sebanyak 3 orang (6.25%) memiliki hasil FOBT positif. Diantara variabel-variabel terkait gejala klinis yang diteliti, variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian Tes Darah Samar (FOBT) positif adalah variabel pucat/Hb rendah (p-value 0.045), adapun variabel gejala klinis lainnya yaitu diare, BAB berlendir, BAB berdarah, BAB tidak puas, nyeri perut dan penurunna berat badan tidak berhubungan secara signifikan dengan positifnya hasil FOBT.  Kesimpulan: Posyandu Lansia merupakan tempat yang efektif untuk melakukan skrining deteksi dini kanker kolorektal mengingat partisipasinya yang besar. Gejala klinis yang patut diperhatikan terkait deteksi dini kanker kolorektal adalah adanya perdarahan pada feses yang dapat diwakili oleh Tes FOBT positif serta adanya gejala klinis pucat / anemia.
PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA DENGAN DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) NON PNEUMONIA PADA FASKES TINGKAT SATU Tiara Galuh Agustina; Febtarini Rahmawati
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian antibiotik pada pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non Pneumonia hanya diindikasikan pada pasien yang mengarah ke infeksi bakteri, sedangkan jika dicurigai ke infeksi virus tidak perlu diberikan antibiotik. Dengan latar belakang tadi penulis melakukan observasi profil penggunaan antibiotik yang dilakukan di UPT Puskesmas Wlingi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara telusur rekam medis dan telaah resep pasien yang dianalisa menggunakan metode gyssens. Dari 265 pasien yang didiagnosis ISPA non Pneumonia yang berobat periode bulan Agustus 2023 dengan penelurusan rekam medis didapatkan 212 pasien tidak mendapat antibiotik sedangkan 53 pasien mendapatkan terapi antibiotik yang kemudian dianalisa menggunakan metode gyssens.
HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DENGAN PERSALINAN PREMATUR PADA IBU HAMIL DI RS INTAN MEDIKA Achmad Murtafiul Azhmi; Febtarini Rahmawati; Novina Aryanti; Erny
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan prematur cukup sering terjadi pada ibu hamil, yakni persalinan antara minggu ke-20 sampai minggu ke-37 sebelum kehamilan. Persalinan prematur meningkatkan adanya risiko komplikasi dan kematian pada bayi yang salah satunya bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil dengan persalinan prematur. Data rekam medik 92 pasien yang pernah melahirkan di RS Intan Medika Lamongan periode Januari 2022-Februari 2023 sebagai sampel studi korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional, kemudian dilakukan analisis bivariat terhadap usia kehamilan dan ISK. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square didapatkan 56 dari 75 pasien dengan persalinan prematur yang pernah mengalami infeksi saluran kemih saat kehamilan (74,7%), sedangkan 19 pasien dengan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih pada saat kehamilan (25,3%). Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ISK pada ibu hamil dengan persalinan prematur (p-value = 0,026) dan juga memiliki risiko 3,316 kali lebih tinggi untuk melahirkan dengan persalinan prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK selama kehamilan (OR=3,316; CI 95%: 1,12 – 9,82). Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antara infeksi saluran kemih (ISK) dengan persalinan prematur pada ibu hamil di RS Intan Medika Lamongan. Dengan kata lain, adanya infeksi saluran kemih (ISK) yang dialami oleh ibu hamil, berkaitan erat dengan