Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan serum seng dengan jumlah CD4 pada lansia di Panti Jompo Sugeng, Maria Widijanti; Adriani, Merryana; Wirjatmadi, Bambang
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.212 KB) | DOI: 10.14710/jgi.2.1.

Abstract

Background: Elderly people tend to have higher susceptibility to infections because of immune dysfunction, especially cell-mediated immune system which is related to zinc deficiency. Zinc has an important role in the cell-mediated immune system which can be determined by CD4 count. Objectives: To determine the zinc level in the serum and CD4 count in healthy elderly and the correlation between the zinc level in the serum and CD4 count. Method: This was a randomized cross-sectional study. Twenty seven healthy elderly subjects of both sexes aged 60-90 years were recruited for this study from a senior center. Zinc level in the serum and CD4 count were measured. Result: The average of CD4 count was 710 + 269 cells/ml, and the average of zinc level in the serum was 87,29 + 10,27 μg/dL. Twenty six percent elderly had low CD4 count (<460cells/ml. There was no zinc deficiency among the elderly but 30% elderly had zinc level 70- 80 μg/dL. There was a significant correlation (p<0,05) between zinc level and CD4 count, which was analyzed using Pearson correlation method.Conclusion: CD4 count has correlation with zinc level in the serum in elderlyKeywords: Zinc level, CD4 count, elderly
Penyuluhan Tentang Makanan yang Dianjurkan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Hiperaktif Maria Widijanti Sugeng; Retno Dwi Wulandari; Eva Diah Setijowati
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 5 (2021): October Pages 1021-1256
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i5.424

Abstract

Banyak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai gejala hiperaktif. Gejala ini sangat mengganggu proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Hiperaktifitas berkaitan dengan gangguan konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi pelajaran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara makanan yang dikonsumsi ABK dengan gejala hiperaktifitas. Bahan makanan dapat mempengaruhi fungsi otak yang berkaitan dengan hiperaktifitas, pola tidur, kemampuan kognitif dan suasana hati (mood) seseorang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyuluhan tentang makanan yang seharusnya diberikan untuk orang tua atau pihak yang bertanggungjawab menyediakan makanan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan tipe hiperaktif. Berkaitan dengan kondisi Pandemi Covid 19, maka penyuluhan ini dilakukan secara daring pada 98 peserta webinar yang terdiri dari orang tua ABK, orang tua non ABK, pengasuh anak, guru ABK, guru non ABK, mahasiswa jurusan kesehatan dan lain-lain. Dari hasil pos tes yang dilakukan sekitar 68% peserta bisa menjawab dengan benar pertanyaan seputar makanan yang dianjurkan untuk ABK yang hiperaktif. Semua peserta menjawab penyuluhan daring tentang nutrisi pada ABK hiperaktif ini bermanfaat.
Penyuluhan Tentang Pencegahan Kanker Usus Besar dengan Sayuran Hidroponik Maria Widijanti Sugeng; Harman Agusaputra; Inawati Inawati; Titiek Sunaryati
Jurnal Abdidas Vol. 3 No. 4 (2022): August Pages 612-784
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v3i4.648

Abstract

Kanker usus besar (kolorektal) menempati urutan keempat kanker terbanyak di Indonesia (The Global Cancer Observatory, 2020). Kejadian kanker kolon dipicu oleh faktor genetik dan lingkungan terutama faktor makanan. Makanan yang rendah serat dan berlemak memicu kejadian kanker kolon, sebaliknya makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan bisa mengurangi kejadian kanker kolon. Salah satu cara untuk mendapatkan suplai sayuran dan buah-buahan untuk dikonsumsi dalam jumlah cukup adalah dengan menanam sayur dan buah sendiri yang bisa dengan cara hidroponik. Penyuluhan Pencegahan Kanker Usus Besar dengan Sayuran Hidroponik dilakukan di Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya dengan media poster, leaflet dan alat peraga dengan responden sebanyak 50 orang, mayoritas pasien poliklinik puskesmas. Sebelum penyuluhan peserta diberikan pretes untuk mengukur pengetahuan tentang kanker usus besar, nutrisi pencegah kanker usus besar dan cara menanam sayuran secara hidroponik.  Setelah penyuluhan pada hasil pos tes, terdapat peningkatan sebanyak 18% pengetahuan peserta tentang kanker usus besar. Ada peningkatan 32% tentang pengetahuan nutrisi pencegah kanker usus besar dan peningkatan 24% pengetahuan tentang cara menanam sayuran secara hidroponik.
Chromosome Aberration on Growth and Developmental Disorder Eva Diah Setijowati; Herni Suprapti; Maria Widijanti Sugeng; Retno Dwi Wulandari
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 32 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2022.032.02.5

Abstract

Growth and development in humans begin at conception, which shows progress and interdependence. Normal children show the characteristic of growth and development. In children with growth and development disorder, chromosomal abnormality may be found. This study aimed to determine chromosomal abnormality in patients with growth and development disorder. The samples were taken from karyotype results of patients in the Medical Genetics Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, from 2010-2020. The inclusion criteria were infants to adolescents aged 24 years and unmarried who experienced impaired growth and development, including sexual development. Chromosomal abnormalities were obtained from cytogenetic analysis using the G-banding method. From 75 samples with growth and development disorders, there were abnormalities in the number of autosomal chromosomes and sex chromosomes found in patients with Down syndrome, Turner syndrome, Klinefelter syndrome, and Edwards syndrome. Chromosomal structural abnormalities found were deletion, translocation, inversion, duplication, marker chromosome, and heteromorphism. This study showed the importance of karyotyping in children and adolescents with growth and developmental disorders.
BEBERAPA VARIASI DALAM DAGING BAKAR UNTUK MENURUNKAN KADAR PAH-BENZO(A)PYERENE SEBAGAI PENCEGAHAN KANKER USUS BESAR Harman Agusaputra; Fuad Ama; Emilia Devi; Maria Widijanti Sugeng
Prosiding Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu) Vol 4 (2022): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.647 KB) | DOI: 10.31000/sinamu.v4i1.7868

Abstract

AbstrakKanker usus besar merupakan kanker tertinggi nomor tiga di dunia setelah kanker payudara dan kanker paru-paru, juga merupakan penyebab utama kematian nomor dua setelah kanker paru-paru (Sung et.al,2021). Kejadian kanker usus besar di rumah sakit Dharmais, Jakarta, Indonesia merupakan yang terbanyak keempat (Kemenkes,2019). Makanan yang berlemak, rendah serat dan dibakar, terutama daging, merupakan salah satu faktor risiko kanker usus besar (Sung et.al,2021). Orang Indonesia mempunyai kegemaran makan daging bakar, dan proses membakarnya akan menghasilkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). Badan dunia WHO menetapkan PAH merupakan zat berbahaya dan berisko karsinogenik termasuk dinataranya kanker usus besar. Diantara jenis PAH , paling banyak diteliti kandungan benzo(a)pyrene. Penelitian ini bersifa sistemetik literature review yang diambil dari delapan jurnal, bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang variasi dalam memasak daging ditinjau dari penurunan kadar PAH-Benzo(a)pyerene. Hasi penelitian menunjukkan untuk menurunkan kadar PAH, sebaiknya menggunakan bahan bakar gas dibanding arang bakar. Selain itu, saat memanggang daging tidak boleh bersentuhan langsung dengan api dan setidaknya berjarak diatas 4 sentimeter. Variasi yang dimungkinkan membungkus daging dengan kertas aluminium. Suhu dalam proses membakar tidak lebih dari 300 oC. Jenis daging yang dibakar sebaiknya bukan jenis berlemak, proses pembakaran bila mengunakan bara api sebaiknya tidak melebihi 7 menit.Kata kunci : Kanker usus besar, cara pembakaran daging, PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon)AbstractColon cancer is the third highest cancer in the world after breast cancer and lung cancer, it is also the second leading cause of death after lung cancer (Sung et.al,2021). The incidence of colon cancer in Dharmais hospital, Jakarta, Indonesia is the fourth highest (Ministry of Health, 2019). Fatty, low-fiber and burnt foods, especially meat, are one of the risk factors for colon cancer (Sung et.al,2021). Indonesians have a penchant for eating grilled meat, and the process of burning it will produce Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs). The world body WHO determines that PAH is a dangerous substance and has carcinogenic characteristics, including colon cancer. Among the types of PAH, the most studied content of benzo(a)pyrene. This study is based on a systematic literature review taken from eight journals, aiming to obtain information about variations in cooking meat in terms of reducing PAH-Benzo(a)pyerene levels. Research shows that to reduce PAH levels, you should use gas fuel instead of charcoal. In addition, when grilling meat should not be in direct contact with the fire and at least above 4 centimeters apart. A possible variety of wrapping meat with aluminum foil. The temperature in the process of burning is not more than 300 oC. The type of meat that is burned should not be a fatty type, the burning process when using embers should not exceed 7 minutes.Keywords : Colon cancer, meat grilling methods, PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon)
Penyuluhan Pengaruh Indeks Masa Tubuh (IMT), Kadar Gula Darah dan Prilaku Diet Tinggi Serat untuk Mencegah Kanker Kolorektal Sugeng, Maria Widijanti; Agusaputra, Harman; Inawati, Inawati; Sunaryati, Titiek
Jurnal Abdidas Vol. 4 No. 6 (2023): December, Pages 457 - 580
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v4i6.848

Abstract

Kanker kolorektal atau kanker usus besar merupakan kanker yang tersering di dunia menempati urutan ketiga terbanyak, begitu juga di Indonesia juga menempati urutan ketiga dan diperkirakan akan semakin meningkat. Faktor pencetus kejadian kanker kolorektal biasanya adalah  makanan baik dari alkohol, makanan berlemak, makanan rendah serat dan tidak kalah pentingnya dikaitkan dengan obesitas dan diabetes. Angka kejadian obesitas tampaknya secara patomekanisme sering juga dihubungkan dengan kejadian diabetes dan ternyata juga merupakan pencetus kanker kolorektal. Bersamaan dengan meningkatkan insiden obesitas dan diabetes di Indonesia  yang merupakan faktor resiko kanker kolorektal. Penyuluhn Pengaruh Indeks Masa Tubuh (IMT), Kadar Gula Darah dan Prilaku Diet Tinggi Serat Untuk Mencegah Kanker Kolorektal dilakukan di Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya. Penyuluhan tersebut menggunakan media poster, leaflet dan alat peraga dengan peserta sebanyak 40 orang,. Sebelum penyuluhan peserta diberikan kuesioner tentang kebiasaan makan sayuran serta pengetahuan tentang diabetes, obesitas dan kanker kolorektal. Kebiasaan makan sayur peserta cukup baik, 19 orang  (47,5%) makan sayur setiap hari, 15 orang (37,5%)makan sayur tiga kali seminggu dan hanya 4 orang (10%) makan sayur sekitar sekali per minggu.
Hubungan Stres Dengan Kejadian Akne Vulgaris Pada Remaja (Studi Literatur) topang, edward; Soekanto, Ayly; Sugeng, Maria Widijanti; Wulandari, Retno Dwi
Calvaria Medical Journal Vol 2 No 1 (2024): Edisi Juni 2024 (available online Juli 2024)
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) of University of Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/cmj.v2i1.30

Abstract

Background: Acne vulgaris appears because it is triggered by one of the factors being psychological stress or existing acne vulgaris which will get worse. This research aims to determine the relationship between stress and the incidence of acne vulgaris in adolescents. Methods: The research method used is literature study, which is analyzed based on the results of previous research that have been published in scientific journals and other research sources. Result: From this literature study, all 10 journals reviewed (100%) showed a significant relationship which proved to be a correlation between stress levels and the emergence of acne vulgaris in teenagers. Plus, there are other factors that have been found to trigger acne vulgaris. The correlation from this research is related to the level of stress and the emergence of acne vulgaris. Thus, the higher a person experiences a level of stress, the more likely it is that acne vulgaris will appear. Conclusion: Conclusions obtained from research in all journals that provide studies on the relationship between stress levels are proven to be related to the emergence of acne vulgaris that appears in adolescents, and these variables are significantly related.
Pemberdayaan Posyandu Lansia untuk Deteksi Dini Kanker Kolorektal dengan Tes Darah Samar Feses (FOBT) Pratika Yuhyi Hernanda; Novina Aryanti; Maria Maria Widijanti Sugeng; Febtarini Rahmawati; Ajeng Tribawati; Lilis Widayati
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang:Tes darah samar atau Fecal Occult Blood Test (FOBT) merupakan salah satu alat untuk mendeteksi adanya darah pada tinja yang dapat mengindikasikan gejala awal kelainan pada kolorektal dan anus sebagai salah satu cara deteksi dini kanker kolorektal di masyarakat. Tujuan: Pengabdian kepada masyarakat  ini dilakukan dengan tujuan untuk deteksi dini kanker kolorektal di masyarakat Pondok Wage Indah 2, Wage, Sidoarjo. Metode : Pengambilan sampel feses dilakukan di rumah responden masing-masing dimana sebelumnya telah diberikan botol sampel fesesnya, sedangkan pengambilan kuesioner dilakukan sebelum seminar edukasi kanker kolorektal berlangsung dalam acara Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya di lokasi RW 12 Pondok Wage Indah 2, Wage Taman Sidoarjo. Hasil : Sekitar 48 (80%) dari total sekitar 60 lansia yang aktif di Posyandu lansia mau memeriksakan diri untuk FOBT. Dari 48 responden yang diperiksakan tes darah samar (Fecal Occult Blood Test /FOBT), sebanyak 3 orang (6.25%) memiliki hasil FOBT positif. Diantara variabel-variabel terkait gejala klinis yang diteliti, variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian Tes Darah Samar (FOBT) positif adalah variabel pucat/Hb rendah (p-value 0.045), adapun variabel gejala klinis lainnya yaitu diare, BAB berlendir, BAB berdarah, BAB tidak puas, nyeri perut dan penurunna berat badan tidak berhubungan secara signifikan dengan positifnya hasil FOBT.  Kesimpulan: Posyandu Lansia merupakan tempat yang efektif untuk melakukan skrining deteksi dini kanker kolorektal mengingat partisipasinya yang besar. Gejala klinis yang patut diperhatikan terkait deteksi dini kanker kolorektal adalah adanya perdarahan pada feses yang dapat diwakili oleh Tes FOBT positif serta adanya gejala klinis pucat / anemia.
GAMBARAN INDEKS MASA TUBUH (IMT), KEBIASAAN MAKAN DAN KADAR GULA DARAH ACAK PASIEN PUSKESMAS DUKUH KUPANG SURABAYA Maria Widijanti Sugeng; Titiek Sunaryati; Inawati; Harman Agusaputra
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah antropometri yand digunakan pada orang dewasa dan banyak digunakan sebagai acuan penentuan obesitas.. IMT normal adalah antara 18,5 – 25, Sedangkan IMT > 25 termasuk dalam kategori obesitas ((Pergizi Pangan Indonesia, 2014). Obesitas sering dikaitkan dengan kebiasaan makan yang kurang sehat dan merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Penelitian ini untuk mengumpulkan data awal gambaran IMT, kebiasaan makan dan kadar gula darah acak di Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya. Pengukuran IMT dilakukan dengan menggunakan timbangan digital dan stature meter pada 40 pasien dengan usia 23 – 75 tahun dengan hasil antara 16,7 – 36,1, dan rata-rata 24,67,masih dalam kategori normal. Hasil kuesioner tentang kebiasaan makan menunjukkan 19 orang (47,5%) makan sayur setiap hari, 15 orang (37,5%) makan sayur tiga kali seminggu dan hanya 4 orang (10%) makan sayur sekitar sekali per minggu. Cara memasak sayuran tersering 20 orang (50%) dengan menumis, 17 orang (42,5%) merebus dengan air (sop) dan 3 orang (7,5%) merebus dengan santan. Tiga puluh tiga orang (82,5%) mempunyai kebiasaan sering minum air putih dan 7 orang (17,5%) mempunyai kebiasaan sering minum teh manis. Dari tiga puluh dua orang yang bersedia diperiksa kadar gula darah acaknya, 28 orang (87,5%) kadar gula darah acaknya antara 100 – 200 mg/dL dan 4 orang (12,5%) kadar gula darah acaknya di atas 200 mg/dL.
Hubungan Karakteristik Faktor Sosioekonomi Dengan Masa Survival Pasien Kanker Kolorektal Di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk, Jawa Timur Husodo, Muhammad Imam Lebdo; Raharjo, Budiono; Hernanda, Pratika Yuhyi; Sugeng, Maria Widijanti; Erny, Erny; Sumarpo, Anton
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2025): Volume 12 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i2.17987

Abstract

Kanker kolorektal merupakan suatu kegansan yang bermula dari jaringan mukosa usus besar, yang secara struktur terdiri dari kolon dan/atau rectum. Hingga saat ini, insiden kanker kolorektal menduduki urutan ketiga dari seluruh jenis kanker di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dan memberikan gambaran mengenai factor sosioekonomi meliputi variable status perkawinan, status bekerja, status pendidikan, dan masa survival pada pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nganjuk. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien kanker kolorektal yang dirawat di RSUD Nganjuk. Analisis dilakukan menggunakan uji statistik Kaplan-Meier dan log-rank test untuk menganalisa gambaran factor sosioekonomi dengan masa survival pasien kanker kolorektal di RSUD Nganjuk. Terdapat gambaran masa survival yang cenderung lebih baik pada pasien berstatus menikah, bekerja, dan berpendidikan di bawah SLTA. Meskipun hasil penelitian menunjukkan hubungan yang tidak signifikan, didapatkan gambaran masa survival yang lebih baik pada variabel pasien dengan kategori menikah, bekerja, dan pendidikan di bawah SLTA.