Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengenalan Thalassemia dan Konseling Genetik Pra-Nikah pada Mahasiswa Retno Dwi Wulandari; Eva Diah Setijowati; Indah Widyaningsih
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v6i1.2282

Abstract

Thalassemia adalah kelainan gen yang ditandai dengan anemia parah. Penderita membutuhkan transfusi darah berkala untuk dapat bertahan hidup. Kelainan ini dapat ditemukan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Prevalensi pembawa thalassemia di Indonesia mencapai 3,8%. Pembawa gen thalassemia tidak menunjukkan gejala, sehingga dimungkinkan pernikahan antara pembawa thalassemia yang berisiko melahirkan anak dengan thalassemia sebesar 25%. Thalassemia dapat dikendalikan dan dicegah dengan program yang komprehensif, mencakup: pendidikan, konseling genetik, skrining pra-nikah dan diagnosis sebelum bayi dilahirkan. Untuk itu dibutuhkan edukasi tentang thalassemia dan konseling pra-nikah kepada mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan untuk mengetahui kemungkinan atau risiko-risiko yang dapat diderita oleh keturunan mereka. Sasaran kegiatan adalah mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi interaktif serta pemberian kuisioner untuk mengukur pengetahuan tentang thalassemia dan mengetahui sikap mahasiswa terhadap konseling dan test pra-nikah. Berdasarkan evaluasi, disimpulkan pemberian edukasi thalassemia meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa pentingnya konseling dan tes pra-nikah untuk mencegah kelahiran anak-anak dengan thalassemia.
The Effect of Ethanolic Extract of Mangosteen Peel As Adjuvant Therapy to TNF-Α And IL-10 in Wistar Rats Infected with M.tuberculosis H37rv Indah Widyaningsih
Journal of Global Pharma Technology Volume 11 Issue 6.
Publisher : Journal of Global Pharma Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.928 KB)

Abstract

Objective: This study was an experimental study of wistar rats infected with M. tuberculosis H37 Rv and then given isoniazid  INH as an anti-tuberculosis drug and ethanolic extract of mangosteen peel as adjuvant therapy. Method: Rats infected with M tuberculosis H37rv 106 Mc Farland, as 100µl intratracheal. Rats were randomly divided into six groups control (K1), rats infected with M tuberculosis H37rv  only (K2), and rats infected with M tuberculosis H37rv and then treated with INH 100,200, 300 and 400 mg/kg body weight/ day (P1, P2, P3 and P4, respectivelyAfter administration of 4 weeks of therapy, the rats were sacrificed and the right lung  tissue was  collected to measured the levels of TNF α and IL 10 by using  ELISA. Results  The mean level of TNF α was found in the lowest P2 group compared to the treatment group (P1, P3 and P4) and the control was 24.16pg/ml. The  level of  IL 10 was found in the lowest P2 group compared to the treatment group (P1, P3 and P4) and the control was 232.75pg/ml. Ethanolic extract of mangosteen peel has a significant effect on decreasing levels of TNF α with a value of P = 0.000 <0.005 and IL 10 with a value of p = 0.001 <0.005.  Conclusion  Ethanolic extract of mangosteen peel is effective in reducing levels of TNF α and IL10 in adjuvant tuberculosis therapy, especially at doses of 200mg/kgbw/day, in smaller or larger doses there is an increased possibility of interaction between INH  and the active substances in the extract. Therefore further studies are needed to find the cause.Keywords: M.tuberculosis, Mangosten, TNFα, IL10.
Waktu Konversi Negatif Swab PCR Pasien Covid-19 Dengan dan tanpa Penyakit Komorbid pada Rumah Sakit Rujukan di Jawa Timur Budhi Setiawan; Muzaijadah Retno Arimbi; Akhmad Sudibya; Indah Widyaningsih
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.998 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i7.9001

Abstract

Pandemi COVID-19 memberikan efek pada semua negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak dengan pandemi ini. Menurut data per 27 juli 2020 jumlah penderita terkonfirmasi di Indonesia adalah 100.303 kasus. Jawa Timur merupakan penyumbang nomor dua terbanyak kasus di Indonesis setelah DKI Jakarta (Data Tim COVID-19, 2020).Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat juga mencatat bahwa rawat inap enam kali lebih tinggi di antara pasien dengan komorbid daripada mereka yang tidak. Di antara 287.320 (22 persen) kasus dengan data yang cukup tentang kondisi pasien dengan komorbid, yang paling umum adalah penyakit kardiovaskular (32 persen). Tujuan Penelitian Penelitian kami adalah mengkaji apakan ada hubungan cepatnya konversi negatif PCR pada penderita Covid-19 tanpa komorbid dan dengan penderita Covid-19 dengan komorbid. Metode penelitian, Penelitian dilakukan di RSI JemuR Sari Surabaya dan RS Muhamadiyah Gresik bulan April sampai bulan Juli 2020 didapatkan sejumlah 71 orang. Diagnosis digunalan swab nasofaring dengan metode PCR. 42 orang penderita covid-19 tanpa komorbid dan 29 orang dengan komorbid. Hasil penelitian: penderita Covid-19 dengan komorbid mendapatkan hasil konversi PCR negative lebih lama dengan dibandingkan dengan penderita Covid-19 tanpa komorbid.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Manggis pada Tikus Tuberkulosis yang Diberi Isoniazid terhadap Kadar Kolesterol Millenia Hardyalensi; Indah Widyaningsih
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.068 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i11.12476

Abstract

Patients with tubeculosis experience a decrease in the amount of cholesterol in the body due to an inflammatory process due to increased free radical formation due to oxidative stress arising as a result of increased phagocytic activity of monocytes and macrophages. Therefore, additional treatment is needed to overcome free radicals and ROS so that inflammation in TB patients does not get worse and cholesterol levels can return to normal. Treatment of isoniazid in TB patients can increase cholesterol levels but does not occur significantly, and the results are still lower than cholesterol levels in healthy individuals. Mangosteen peel extract has a variety of ingredients and one of them is xanthones which can be anti-inflammatory and can inhibit the increase in the formation of free radicals in TB patients. The main objective of this study was to determine the effect of mangosteen peel extract on TB rats given isoniazid on cholesterol levels. This research is a laboratory experimental study with a randomized posttest only method. The research sample used by the previous researcher, Dr. dr. Indah Widyaningsih., M. Kes was the blood serum of white rats (Rattus Norvegicus) aged 2-3 months with a body weight of 200-250 grams. The analytical test used in this study is the Kruskall-Wallis test. The results of the analysis that has been done by researchers, it is known that there is no effect of Mangosteen Skin Extract on Cholesterol Levels in TB rats given Isoniazid
Tuberkulosis Laten pada Tenaga Kesehatan di RSI Jemur Sari Surabaya Ayu Cahyani Noviana; Febtarini Rahmawati; Indah Widyaningsih; Muzaijadah Retno Arimbi; Theodora Theodora
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 1 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 1, Februari 2022
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v14i1.305

Abstract

Abstrak Latar belakang: Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis sebesar 759 (95% CI589-961) per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Petugas kesehatan yang bekerja di bagian paru rumah sakit, sangat rentan terpapar kuman Mycobacterium tuberculosis, dikarenakan setiap hari ada hubungan/ kontak dialog (anamnesis) dengan penderita tuberkulosis aktif yang sedang berobat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi TB Laten pada tenaga Kesehatan dengan metode IGRA Metode: Metode penelitian deskriptif dengan sample adalah seluruh tenaga kesehatan di bagian paru RSI Jemur Sari terdiri dari 2 dokter, 2 analis dan 6 perawat, terutama yang telah bekerja lebih dari 5 tahun diambil darahnya untuk diperiksa antibodi interferon gamma dengan metode IGRA. Hasil: Hasil penelitian didapatkan dari 10 sampel yang berhasil dilakukan pemeriksaan didapatkan 70% tenaga kesehatan yang kontak dengan penderita positif antibodi interferon gammanya. Kesimpulan: Kontak dengan penderita Tuberkulosis yang terus menerus memungkinkan tertular, dimana imunitas yang baik dapat menyebabkan tenaga kesehatan tersebut tanpa gejala dan keluhan.Diperlukan penatalaksanaan administratif yang baik agar dapat menurunkan angka kejadian tuberculosis laten Kata Kunci : IGRA, Tenaga kesehatan, Tuberkulosis laten Abstract Background The prevalence of pulmonary TB with bacteriological confirmation was 759 (95% CI589-961) per 100,000 population aged 15 years and over. Health workers who work in the pulmonary section of the hospital are very susceptible to exposure to Mycobacterium tuberculosis, because every day there is a relationship/contact dialogue (anamnesis) with active tuberculosis sufferers who are being treated. The purpose of this study was to determine the prevalence of latent TB in health workers using the IGRA method Method Descriptive research method with samples were all health workers in the pulmonary section of RSI Jemur Sari consisting of 2 doctors, 2 analysts and 6 nurses, especially those who had worked for more than 5 years had their blood taken for examination of interferon gamma antibodies using the IGRA method. Results From 10 successfully examined sample, 70% of the health workers that has contact with the patients has positive interferon gamma antibody. Conclusion Prolonged contact with Tuberculosis patient raises the probability of contagion, whereas decent immunity allows the health workers to proceed without any symptoms. An excellent administrative governance is required to reduce the occurrence of latent tuberculosis. Keywords : Health workers, IGRA, Latent tuberculosis
Unleashing the Power of Palladium Catalyst: Unveiling the Role in Dew Formation and Anaerobiosis within Anaerobic Jars Akhmad Sudibya; Indah Widyaningsih
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v6i3.15211

Abstract

Anaerobiosis is essential for studying and cultivating specific microorganisms, and anaerobic jars are commonly used to create anaerobic conditions. Purpose: To determine the essentiality of a palladium catalyst in creating anaerobiosis. The growth of specific microorganisms and the appearance of water condensate in anaerobic jars with and without the catalyst are observed. Methods: A non-randomized control group design is employed with 10 replications. Ten experiments use a palladium catalyst, while another 10 do not. After a 48-hour incubation, the growth of Pseudomonas aeruginosa, Clostridium tetani, and Bacteroides fragilis is observed. The appearance of water condensate is monitored within a 24-hour incubation period. Results: Water condensate appears within 1.37 to 3.33 minutes in the palladium-contained anaerobic jar, whereas it does not appear without the catalyst. No growth of Pseudomonas aeruginosa is observed with the palladium catalyst, but ten growths occur without it. Eight growths of Clostridium tetani are observed with the catalyst, whereas none occur without it. Bacteroides fragilis does not grow without palladium, but seven growths are observed with the catalyst. Significant differences (p 0.01) in anaerobiosis creation are observed between the two types of anaerobic jars. Conclusion: The presence of a palladium catalyst is crucial for creating anaerobic conditions in anaerobic jars. Without the catalyst, specific microorganisms fail to grow, and water condensate does not appear, indicating ineffective anaerobiosis. These findings stress the necessity of the palladium catalyst for successful anaerobic experiments, highlighting its significance in promoting reliable microbial growth under anaerobic conditions.Keywords: anaerobic, clostridium tetani, palladium, pseudomonas aeruginosa, water condensate.
PENGARUH EKSTRAK ASHITABA TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR DENGAN DIET TINGGI LEMAK Ni Putu Alya Magfira Cantika Putri; Indah Widyaningsih; Dorta Simamora
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini obesitas sudah menjadi penyakit umum yang sangat membutuhkan perhatian karena obesitas merupakan penyakit multifactorial yang kompleks. Obesitas dapat menjadi faktor resiko penyakit diabetes mellitus dan penyakit jantung koroner. Penyakit tersebut dapat ditangani salah satunya dengan antiobesitas alami yaitu ekstrak ashitaba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak ashitaba terhadap kadar trigliserida tikus wistar yang diberikan diet tinggi lemak. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus wistar jantan berusia 2-3 bulan dengan berat badan 100-200 gram sebanyak 30 ekor. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok yang dibuktikan dengan nilai sig 0,608 (sig α < 0,05). Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak ashitaba 150mg/kg BB, 300mg/kg BB, dan 600mg/kg BB tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida tikus wistar yang diberikan diet tinggi lemak. Pada penelitian selanjutnya disarankan membuat variasi, peningkatan, dan perbaikan dosis ekstrak ashitaba serta pengembangan penelitian lanjutan dengan indikator yang berbeda seperti histopatologi hati tikus untuk mengetahui efek lain dari senyawa aktif ashitaba.
KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN TERHADAP KESEIMBANGAN PADA IBU-IBU PEMBINA KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DI DESA NELAYAN SUKOREJO, KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK Fuad Ama; Indah Widyaningsih; Harman Agusaputra
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelemahan otot bagian anggota gerak tubuh salah satu penyebab dari kematian jaringan otak akibat strok. Kualitas hidup dan aktivitas berpengaruh terjadi kelemahan kekuatan genggaman tangan. Metode menggunakan penelitian observasi analitik pendekatan cross sectional. Subjek 57 ibu-ibu nelayan, dan variable bebas penelitian adalah kekuatan genggaman tangan, variable terikat ibu-ibu PKK. Pengambilan kekuatan genggaman tangan dengan menggunakan alat Electronic Hand Dynamometer Hasil: Hasil rata-rata responden berusia 56,74 ± 10,11 tahun, dengan usia minimum 35 tahun dan usia maksimum 80 tahun. Rata-rata responden mempunyai kekuatan genggam sebesar 20,49 ± 7,69, dengan kekuatan genggam minimum 7,2 dan maksimum 55,2. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kekuatan genggam, terbukti dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai korelasi sebesar 0,498 masuk kategori sedang (0,400-0,599). Kesimpulan: ada korelasi atau hubungan yang cukup kuat antara usia dengan kekuatan genggam. Koefisien korelasi bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tua seseorang maka semakin menurun kekuatan genggamnya, dan kekuatan fisik sesorang akan menurun berdasarkan usia yang bertambah.
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA REMAJA USIA 18-24 TAHUN DI PUSKESMAS PAKIS SURABAYA Lailatul Jannah; Dorta Simamora; Indah Widyaningsih
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya kematian dini di seluruh dunia, sehingga sering disebut dengan “Silent Killer” karena penderita tidak menampakkan gejala awal ataupun tanda terjadinya hipertensi. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara profil indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi pada remaja usia 18-24 tahun di Puskesmas Pakis Surabaya. Metode penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil dari uji Korelasi Spearman didapatkan nilai signifikan 0.01 level (2-tailed) yaitu p value = 0,000 < α (0,05) maka hipotesis penelitian diterima dengan nilai koefisien korelasi (rs) = 0,337. Kesimpulan ada hubungan profil indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi pada remaja usia 18-24 tahun di Puskesmas Pakis Surabaya dengan kekuatan hubungan antar variabel moderat atau cukup kuat.
HUBUNGAN ANTARA TATALAKSANA NONMEDIKA MENTOSA DENGAN GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Nadilah Amanda Putri; Dorta Simamora; Indah Widyaningsih
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan kesehatan yang disebabkan dengan peningkatan kadar glukosa darah (glukosa). Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit dengan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan pada kadar glukosa darah karena penurunan sekresi insulin akibat gangguan atau kerusakan pada sel beta pankreas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kadar glukosa darah dengan tatalaksana terapi nonmedika mentosa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling pada sebagian pasien DM tipe 2 pengobatan nonmedika mentosa sebanyak 43 orang di Puskesmas Sidosermo Surabaya periode Februari 2023. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dengan tatalaksana terapi nonmedika mentosa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Hal ini terbukti dengan hasil uji Chi square diperoleh nilai Sig. = <0,001 (< 0,05). Hal ini diketahui dari 100% responden yang melakukan pengobatan, sebanyak 86,05% responden memiliki keberhasilan pasien terkontrol. Diketahui 13,95% responden memiliki keberhasilan pasien tidak terkontrol.