Wiko Setyonegoro
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TSUNAMI NUMERICAL SIMULATION APPLIED TO TSUNAMI EARLY WARNING SYSTEM ALONG SUMATRA REGION Wiko Setyonegoro
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 12, No 1 (2011)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9724.236 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v12i1.85

Abstract

Wilayah Sumatera bagian barat merupakan daerah tektonik aktif yang kerapkali menimbulkan bencana gempabumi dan tsunami. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan simulasi run-up, inundasi, waktu, dan waktu kedatangan tsunami, hal itu dilakukan dengan membuat skenario pemodelan tsunami sebelum terjadi tsunami yang sesungguhnya. Skenario tersebut dibuat sebanyak mungkin menjadi sebuah database pemodelan tsunami. Untuk menghasilkan pemodelan tsunami dalam jumlah banyak maka diperlukan berbagai variasi skenario dari mekanisme faultnya, kemudian variasi skenario yang diambil dikelompokkan pada segmen di daerah rawan tsunami, sehingga hasil database tidak melebar. Skenario ini didasarkan pada nilai-nilai parameter fault dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghasilkan jenis model fault dengan melakukan pendekatan data historis kondisi mekanisme fault pada segmen tersebut. Sebagai acuan lain untuk memperkirakan lokasi gangguan pada segmen tersebut, dilakukan dengan mengamati proses sejarah deformasi geologis dan pergerakan relatif dari kerak buminya. Kemudian dilakukan juga validitas hasil perhitungan dengan data historis dan hasil survei pada segmen yang sama. Western Sumatra region is tectonically active region that often lead to catastrophic earthquakes and tsunamis. When the tsunami disaster will occur and how big run-ups and expansion of the resulting tsunami inundation, could be the arrival time calculation and simulation, it is done by creating a scenarios tsunami modeling before the real tsunami is occured. To generate a tsunami modeling in large quantities will require a variety of mechanisms fault scenarios, subsequently scenarios variations are grouped in segments taken in areas prone to tsunamis, so that the database does not widen. This scenarios is based on the values of fault parameters and modified in such a way as to produce the type of fault models with historical data approach the mechanism of fault conditions in that segment. As another reference to estimate the location of disturbances in these segments, done by observing the deformation history of geological processes and the relative movement of the earth's crust. Then do as well the validity of the calculation results with historical data and the results of a survey on the same segment.
VALIDASI PEMODELAN TSUNAMI BERDASARKAN SOFTWARE L-2008 MENGGUNAKAN DATA SUMBER GEMPABUMI USGS, IRIS, CMT DAN GFZ UNTUK STUDI KASUS TSUNAMI NIAS 28 MARET 2005 Wiko Setyonegoro; Sayyidatul Khoiridah; M. Ikhyaul Ibad
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17281.477 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v16i1.264

Abstract

Telah terjadi gempabumi di Nias, pada tanggal 28 Maret 2005 yang menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 1.000 jiwa, 300 orang terluka, dan 300 bangunan rusak. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pemodelan tsunami dari pengolahan data mekanisme sumber gempabumi dengan menggunakan softwere Tsunami L-2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan mekanisme sumber gempabumi melalui persamaan empiris scaling law untuk menvalidasi antara nilai run up hasil simulasi dengan run up dari beberapa skenario sumber gempa yaitu data USGS, IRIS, Global CMT, dan GFZ. Berdasarkan data USGS gempa Nias terjadi pada jam 16:10:31.8 UTC dengan lokasi episenter 1,64o LU 96,98o BT, pada kedalaman 30 km, Mw 8,6 SR, strike 130o, dan dip 83o. Persamaan scaling law berdasarkan hubungan rumus empiris dimana panjang fault 369,83 km, lebar fault 82,41 km, dan slipnya sebesar 11,063 m dengan tipe sesar naik. Hasil validasi tinggi run-up yang dilakukan dengan membandingkan antara run-up hasil simulasi dengan run-up hasil survey menunjukkan bahwa data GFZ dengan menggunakan panjang dan lebar fault hasil perhitungan lebih mendekati hasil survey. Sedangkan berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa data USGS yang lebih mendekati hasil survey, hal ini ditunjukkan dengan  kedekatan titik-titik terhadap linearitas yang memiliki nilai 0.6588 dengan nilai regresinya yaitu y=0,8223x+0,2966. Berdasarkan hasil keseksamaan yang mendekati survey adalah data dari instansi GFZ menggunakan panjang dan lebar fault hasil perhitungan dengan nilai keseksamaan sebesar 87.58%. Dan berdasarkan uji korelasi data  yang mendekati suvey adalah data dari instansi USGS dengan nilai korelasi 0,81. There was an earthquake in Nias, on March 28, 2005. Based on this, tsunami modeling of earthquake source mechanism of data processing by using software Tsunami L-2008. This study aims to determine the results of the calculation of earthquake source mechanism through empirical equation scaling law to validate the value of the run-up simulation results, with the run-up of some of the scenarios that earthquake sources of data. The result of the validation of high run-up is done by comparing the run-up simulation results with the run-up based on the regression results indicate that the USGS data closer to the results of the survey, as shown by the proximity of the points against linearity regression 0.658. Based on the results of the survey are approaching the precision of the data from the GFZ agencies using fault length and width of the calculation results with the value of 87.58% accuracy. And based on the correlation data in-depth approach is data from USGS agency with a correlation value of 0.81.
ANALISIS SUMBER GEMPABUMI PADA SEGMEN MENTAWAI (STUDI KASUS: GEMPABUMI 25 OKTOBER 2010) Wiko Setyonegoro; Bambang Sunardi; Sulastri Sulastri; Jimmi Nugraha; Pupung Susilanto
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.027 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i2.128

Abstract

Untuk menentukan desain parameter sumber gempabumi dilakukan melalui pendekatan analisis kondisi geologi area penelitian di segmen Mentawai. Data historis yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah gempabumi Mentawai 25 Oktober 2010. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan sumber gempabumi sebagai pembangkit tsunami pada segmen Mentawai yang difokuskan pada kejadian gempabumi dan tsunami Mentawai 25 Oktober 2010. Pemodelan tersebut berdasarkan pada empat skenario sumber gempabumi. Skenario pertama dan kedua menggunakan data USGS, sedangkan skenario ketiga dan keempat menggunakan data BMKG. Metode yang digunakan adalah metode Wells and coppersmith dan distribusi gempabumi susulan (aftershock). Setelah diakukan pengolahan data sumber gempabumi dengan software Tsunami L-2008, diperoleh hasil berupa run-up tsunami yang memiliki nilai dengan pola distribusi yang mendekati hasil survei lapangan dari BMKG dan Atsushi Koresawa (JICA, Japan), yaitu distribusi run-up yang tinggi di P. Pagai Selatan dan menurun di P. Pagai Utara. Hasil dari pemodelan yang paling mendekati hasil survei yaitu pemodelan sumber gempabumi berdasarkan mekanisme dari CMT USGS dan mengacu pada distribusi gempabumi susulan dengan mekanisme strike: 319, dip : 7, slip: 7 m, luas sesar: 180 m x 110 m, depth: 12 m. To determine design of earthquake source parameters, it is done by analysis of geological conditions approach of research area in Mentawai segment. Refference of historical data in this study is Mentawai earthquake October 25th, 2010. This research aims to earthquake source modeling as a tsunami triggering in Mentawai segment that is focused on the earthquakes and tsunami event of Mentawai October 25, 2010. This modeling is based on four scenarios of earthquake sources. The first and second scenario uses USGS data, while the third and fourth scenarios uses BMKG data. The used method is Wells and coppersmith method and aftershock earthquakes distribution. After the earthquake sources data processing is done by using Tsunami L-2008 software, it is obtained results as tsunami run-up having  values close to the distribution patterns of the BMKG and Atsushi Koresawa (JICA, Japan) field surveis, that is the distribution of high run-up in Pagai island and decrease in North Pagai island. The modeling results that is closest to the survei result is the earthquake sources modeling based on CMT USGS mechanisms and refers to aftershocks distribution with strike mechanism: 319, dip:7, slip: 7 m wide fault: 180 mx 110 m, depth: 12 m.
RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI WILAYAH JAWA MENGGUNAKAN TEKNIK DOUBLE DIFFERENCE Bambang Sunardi; Supriyanto Rohadi; Masturyono Masturyono; Sri Widiyantoro; Sulastri Sulastri; Pupung Susilanto; Thomas Hardy; Wiko Setyonegoro
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 3 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.777 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i3.133

Abstract

Relokasi hiposenter gempabumi penting dilakukan untuk mendapatkan lokasi gempabumi dengan ketelitian yang tinggi, diperlukan untuk pemetaan kerawanan gempabumi, studi struktur kecepatan, analisis seismisitas untuk studi global maupun studi lokal dan dalam analisis struktur detail seperti halnya identifikasi zona patahan dan sebaran serta orientasi patahan mikro. Salah satu teknik yang sekarang ini digunakan untuk merelokasi gempabumi adalah algoritma double difference (perbedaan ganda). Relokasi dilakukan terhadap data gempabumi BMKG yang terjadi di wilayah Jawa yang terletak pada 105°-115°BT dan 4°–12°LS. Jumlah gempabumi sebanyak 1352 kejadian. Jaringan stasiun  pencatat yang dipergunakan sebanyak 47 buah. Hasil relokasi menunjukkan pergeseran hiposenter lebih dari 50 km sebanyak 7 gempabumi. Pergeseran hiposenter menyebar ke segala arah dan tidak memiliki kecenderungan ke arah tertentu, namun demikian perubahan hiposenter terbanyak ke arah barat. Relokasi gempabumi dengan kedalaman awal 10 km menunjukkan pergeseran yang random. Relokasi menggunakan hypoDD menunjukkan peningkatan kualitas bila dilihat dari distribusi residual.  Relocation of earthquake hypocenter is important for obtaining an very accurate earthquake location which is needed for mapping of earthquakes vulnerability, velocity structure study, global and local studies of seismicity analysis and detail structural analysis as well as identification of the fault zone, distribution and orientation of microfracture. One technique currently used to relocate earthquakes is double difference algorithm. Relocation performed on BMKG earthquake data that occurred on Java region, located on 105°-115°E and 4°-12°S. The total number of earthquakes are 1352 events. We used 47 recording station networks. Hypocenter relocation results showed 7 earthquakes shift more than 50 km. Shift in hypocenter spread in all directions and do not have a tendency, however, most hypocenter changes to west. Relocation of initial depth 10 km earthquakes showed random shifst. Relocation using hypoDD showed an increase in quality when viewed from the residual distribution.