Sulastri Sulastri
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN POTENSI BAHAYA GEMPABUMI DAERAH SUMBAWA BERDASARKAN EFEK TAPAK LOKAL Bambang Sunardi; Daryono Daryono; Januar Arifin; Pupung Susilanto; Drajat Ngadmanto; Boko Nurdiyanto; Sulastri Sulastri
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.171 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i2.127

Abstract

Telah dilakukan pengukuran mikrotremor di 71 titik di Sumbawa. Daerah penelitian dibatasi pada koordinat 117.21250°-117.22750°BT dan 8.7850°-8.8150°LS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dinamis kondisi geologi lokal diantaranya frekuensi resonansi (fo) dan indeks kerentanan seismik (Kg) serta nilai percepatan getaran tanah (PGA) menurut formulasi Kannai. Pengukuran mikrotremor dilakukan pada masing-masing titik pengukuran selama 30 menit dengan menggunakan Digital Portable Seismograph. Dari analisa data diperoleh nilai frekuensi resonansi (fo) yang relatif tinggi berkisar antara 24,4 hingga 48,14 Hz dan nilai indeks kerentanan seismik (Kg) yang relatif rendah berkisar antara 0,1 hingga 4,8. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi geologi lokal berupa batuan yang masif, sehingga daerah dengan frekuensi resonansi tinggi dan indeks kerentanan yang rendah relatif stabil secara seismik. Nilai PGA di daerah kajian berkisar antara 0,25 hingga 0,36 g. Nilai PGA di daerah kajian menunjukkan variasi yang tidak terlalu mencolok yang menunjukkan nilai PGA lebih banyak dipengaruhi oleh input nilai periode dominan di daerah kajian. Microtremor measurements have been done at 71 points in Sumbawa. The research area is restricted to the coordinate 117.22750°-117.21250°E and 8.7850°-8.8150°S. This study aims to determine the local dynamic characteristics including the resonance frequency (fo), seismic vulnerability index (Kg) and peak ground acceleration (PGA) according to Kannai formulation. Microtremor measurements carried out at each point for 30 minutes using Digital Portable Seismograph. From the data analysis obtained the resonance frequency (fo) value are relatively high ranging from 24.4 to 48.14 Hz and seismic vulnerability index (Kg) values are relatively low ranging from 0.1 to 4.8. It is closely related to local geological conditions in the form of a massive rock, so that area with a high resonance frequency and relatively low vulnerability index is seismically stable. PGA values in the study area ranged from 0.25 to 0.36 g. PGA values showed a less variations that indicate PGA value is more influenced by the input value of the dominant period in the study area.
ANALISIS SUMBER GEMPABUMI PADA SEGMEN MENTAWAI (STUDI KASUS: GEMPABUMI 25 OKTOBER 2010) Wiko Setyonegoro; Bambang Sunardi; Sulastri Sulastri; Jimmi Nugraha; Pupung Susilanto
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.027 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i2.128

Abstract

Untuk menentukan desain parameter sumber gempabumi dilakukan melalui pendekatan analisis kondisi geologi area penelitian di segmen Mentawai. Data historis yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah gempabumi Mentawai 25 Oktober 2010. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan sumber gempabumi sebagai pembangkit tsunami pada segmen Mentawai yang difokuskan pada kejadian gempabumi dan tsunami Mentawai 25 Oktober 2010. Pemodelan tersebut berdasarkan pada empat skenario sumber gempabumi. Skenario pertama dan kedua menggunakan data USGS, sedangkan skenario ketiga dan keempat menggunakan data BMKG. Metode yang digunakan adalah metode Wells and coppersmith dan distribusi gempabumi susulan (aftershock). Setelah diakukan pengolahan data sumber gempabumi dengan software Tsunami L-2008, diperoleh hasil berupa run-up tsunami yang memiliki nilai dengan pola distribusi yang mendekati hasil survei lapangan dari BMKG dan Atsushi Koresawa (JICA, Japan), yaitu distribusi run-up yang tinggi di P. Pagai Selatan dan menurun di P. Pagai Utara. Hasil dari pemodelan yang paling mendekati hasil survei yaitu pemodelan sumber gempabumi berdasarkan mekanisme dari CMT USGS dan mengacu pada distribusi gempabumi susulan dengan mekanisme strike: 319, dip : 7, slip: 7 m, luas sesar: 180 m x 110 m, depth: 12 m. To determine design of earthquake source parameters, it is done by analysis of geological conditions approach of research area in Mentawai segment. Refference of historical data in this study is Mentawai earthquake October 25th, 2010. This research aims to earthquake source modeling as a tsunami triggering in Mentawai segment that is focused on the earthquakes and tsunami event of Mentawai October 25, 2010. This modeling is based on four scenarios of earthquake sources. The first and second scenario uses USGS data, while the third and fourth scenarios uses BMKG data. The used method is Wells and coppersmith method and aftershock earthquakes distribution. After the earthquake sources data processing is done by using Tsunami L-2008 software, it is obtained results as tsunami run-up having  values close to the distribution patterns of the BMKG and Atsushi Koresawa (JICA, Japan) field surveis, that is the distribution of high run-up in Pagai island and decrease in North Pagai island. The modeling results that is closest to the survei result is the earthquake sources modeling based on CMT USGS mechanisms and refers to aftershocks distribution with strike mechanism: 319, dip:7, slip: 7 m wide fault: 180 mx 110 m, depth: 12 m.
RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI WILAYAH JAWA MENGGUNAKAN TEKNIK DOUBLE DIFFERENCE Bambang Sunardi; Supriyanto Rohadi; Masturyono Masturyono; Sri Widiyantoro; Sulastri Sulastri; Pupung Susilanto; Thomas Hardy; Wiko Setyonegoro
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 3 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.777 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i3.133

Abstract

Relokasi hiposenter gempabumi penting dilakukan untuk mendapatkan lokasi gempabumi dengan ketelitian yang tinggi, diperlukan untuk pemetaan kerawanan gempabumi, studi struktur kecepatan, analisis seismisitas untuk studi global maupun studi lokal dan dalam analisis struktur detail seperti halnya identifikasi zona patahan dan sebaran serta orientasi patahan mikro. Salah satu teknik yang sekarang ini digunakan untuk merelokasi gempabumi adalah algoritma double difference (perbedaan ganda). Relokasi dilakukan terhadap data gempabumi BMKG yang terjadi di wilayah Jawa yang terletak pada 105°-115°BT dan 4°–12°LS. Jumlah gempabumi sebanyak 1352 kejadian. Jaringan stasiun  pencatat yang dipergunakan sebanyak 47 buah. Hasil relokasi menunjukkan pergeseran hiposenter lebih dari 50 km sebanyak 7 gempabumi. Pergeseran hiposenter menyebar ke segala arah dan tidak memiliki kecenderungan ke arah tertentu, namun demikian perubahan hiposenter terbanyak ke arah barat. Relokasi gempabumi dengan kedalaman awal 10 km menunjukkan pergeseran yang random. Relokasi menggunakan hypoDD menunjukkan peningkatan kualitas bila dilihat dari distribusi residual.  Relocation of earthquake hypocenter is important for obtaining an very accurate earthquake location which is needed for mapping of earthquakes vulnerability, velocity structure study, global and local studies of seismicity analysis and detail structural analysis as well as identification of the fault zone, distribution and orientation of microfracture. One technique currently used to relocate earthquakes is double difference algorithm. Relocation performed on BMKG earthquake data that occurred on Java region, located on 105°-115°E and 4°-12°S. The total number of earthquakes are 1352 events. We used 47 recording station networks. Hypocenter relocation results showed 7 earthquakes shift more than 50 km. Shift in hypocenter spread in all directions and do not have a tendency, however, most hypocenter changes to west. Relocation of initial depth 10 km earthquakes showed random shifst. Relocation using hypoDD showed an increase in quality when viewed from the residual distribution.