Supriyanto Rohadi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE TELESEISMIC DOUBLE DIFFERENCE UNTUK ANALISIS POLA TEKTONIK DI WILAYAH LAUT MALUKU Tio Azhar Prakoso Setiadi; Supriyanto Rohadi; Untung Merdijanto; Nova Heryandoko
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4698.527 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.526

Abstract

LINEASI PATAHAN GEOLOGI BERDASARKAN DISTRIBUSI HIPOSENTER RELOKASI DI WILAYAH JAWA Supriyanto Rohadi; Masturyono Masturyono
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 16, No 3 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5662.642 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v16i3.290

Abstract

Penentuan hiposenter gempabumi sebelum relokasi biasanya menggunakan metode single even determination (SED). Hiposenter gempabumi yang diperoleh dengan metode tersebut umumnya masih mengandung kesalahan akibat struktur model kecepatan di permukaan bumi yang tidak termodelkan. Pada penelitian ini dilakukan relokasi hiposenter menggunakan metode tomografi double-difference (tomoDD), metode ini mampu meningkatkan akurasi posisi hiposenter karena mampu mereduksi kesalahan akibat struktur model di permukaan yang tidak termodelkan. TomoDD adalah program tomografi yang melakukan inversi lokasi hiposenter dan struktur kecepatan secara simultan dengan menggunakan data waktu tiba absolut dan waktu tiba diferensial. Data gempabumi yang digunakan berasal dari katalog BMKG, yaitu gempabumi yang terekam bulan April 2009 hingga Februari 2011di wilayah Jawa, dengan batas lintan 5⁰ LS - 11⁰ LS dan batas bujur 105⁰ BT - 115⁰ BT, serta interval kedalaman 2 km hingga 684 km. Jumlah stasiun seismograf yang digunakan adalah 36 stasiun. Relokasi gempabumi mengindikasikan dengan jelas lineasi geologi beberapa patahan geologi lokal, seperti: Jawa Barat Fault Zone, Pelabuhan Ratu Fault Zone, patahan geologi Cimandiri, dan patahan geologi di selat Sunda. Relokasi gempabumi di zona patahan geologi Opak terbagi menjadi dua kelompok atau klaster, yaitu distribusi sumber pada patahan geologi Opak dan distribusi sumber gempabumi di timur patahan geologi Opak. Single Event Determination (SED) method is generally used for Earthquake hypocenter determination. Earthquake hypocenter which is obtained by these methods generally still contains errors as a result of an unmodeled surface velocity structure. In this research, the hypocenter relocation using the double-difference tomography (tomoDD) method is conducted. This method can improve the accuracy of the hypocenter position since it can reduce the error due to unmodeled surface velocity structure. TomoDD is a tomography program that simultaneously inverts event locations and velocity structure by using absolute and differential arrival time data. Earthquake data used came from BMKG catalogs, with the earthquake were being recorded from April 15, 2009, to April 15, 2009, in Java, latitude boundary5⁰S-11⁰S, longitude105⁰E-115⁰E, and the depth interval ranged from 2 to 684 km. The total numbers of seismograph stations are 36 stations. The relocation of earthquakes indicates the existence of geological lineation of some local faults, such as Fault Zone West Java, Pelabuhan Ratu, Cimandiri Fault, and Fault in Sunda strait. Relocation of earthquakes in Opak fault zones was divided into two clusters, which are the seismicity distribution around Opak fault and seismicity distribution east of Opak fault.
PEMODELAN DUA DIMENSI DATA GRAVITASI DI WILAYAH RIAU DENGAN METODE TALWANI (STUDI KASUS LOKASI - X) Supriyanto Rohadi; Rudi Darsono
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 16, No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4029.192 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v16i2.273

Abstract

Observasi nilai percepatan gravitasi dilakukan di Riau (Lokasi - X). Data pengamatan yang didapat diolah sedemikian rupa sehingga didapatkan nilai anomali gravitasi. Secara umum anomali gravitasi terdiri dari anomali bouger, anomali regional, dan anomali residu. Anomali Bouguer dan anomali Residu di wilayah pengamatan menunjukkan area anomali gravitasi tinggi di bagian selatan, sedangkan anomali gravitasi rendah di bagian utara. Selanjutnya peta anomali tersebut dibuat permodelan dua dimensi berbasis Metode Talwani. Dari hasil pemodelan menggunakan model poligon metode Talwani didindikasikan adanya patahan naik dengan penurunan massa pada bagian tengahnya (graben). Model patahan ini merupakan sistem pembentuk sedimen pada wilayah penelitian.  Observation of the gravity is conducted in Riau (Location - X). Observational data is processed in such a way to obtain the value of the gravity anomaly. In general, the gravity anomaly is composed of Bouguer anomaly, regional anomaly, and residual anomaly. High Bouguer anomaly and Residual anomaly observed in the region of the south area, while the low gravity anomaly in the north area. Furthermore, the anomaly map generates by using two-dimensional modeling based on the Talwani method. From two-dimensional modeling (2-D)indicate that fault model due to the loss of mass in the middle (graben). This fault model is a system forming sediment in the study area.
KAJIAN KERENTANAN TANAH BERDASARKAN ANALISIS HVSR DI DAERAH SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO DAN SEKITARNYA, JAWA TIMUR, INDONESIA Karyono Karyono; Ildrem Syafri; Abdurrokhim Abdurrokhim; Masturyono Masturyono; Supriyanto Rohadi; Januar Arifin; Ajat Sudrajat; Adriano Mazzini; Soffian Hadi; Agustya Agustya
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3965.322 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i1.398

Abstract

Aluvium merupakan fitur geologi yang memiliki sifat rentan terhadap pengaruh gempabumi. Daerah Porong dan sekitarnya tempat semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) terjadi merupakan daerah dataran yang ditutupi oleh endapan aluvium Delta Brantas, sehingga daerah ini merupakan zona lemah yang rentan terhadap pengaruh gempabumi. Hal ini diperkuat dengan adanya sesar Watukosek di daerah tersebut. Dengan tujuan untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan observasi seismik dengan cara memasang 71 stasiun pengamat gempabumi temporal yang tersebar di daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Hasil analisis Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) terhadap data seismik diperoleh sebaran frekuensi natural bawah permukaan lebih rendah di daerah Lusi yaitu 0,4Hz. Hasil analisis juga mengungkap bahwa di daerah tersebut mempunyai amplifikasi tanah sebesar 5,2 dan tingkat kerentanan tanah sebesar 56, lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya. Karena letaknya di zona lemah, maka berimplikasi bahwa Lusi menjadi sensitif terhadap gangguan luar misalnya dampak kejadian gempabumi menjadi lebih besar pada daerah ini. Alluvium is a geological feature characterized by high risk vulnerability influenced by the earthquakes. Porong and surrounding areas where the eruption of Lumpur Sidoarjo’s (Lusi) occurred are areas covered by alluvium sediment of Brantas Delta, as consequences this area is a weak zone characterized by high risk vulnerability as well. This is also supported by the present of Watukosek fault system in this area. To proved, we deployed 71 temporary seismic stations distributed in and around Sidoarjo area. The Horizontal Vertical Spectral Ratio (HVSR) analysis revealed that the natural frequency in Lusi area is about 0.4Hz, this is lower than other part areas. The analysis also revealed that this area has soil amplification about 5.2 and soil vulnerability index about 56, these are higher compared with other part areas. These results support that this area is a weak zone. Because of its location in a weak zone, this implies that Lusi became sensitive to external perturbation for example the earthquake events would have greater impact to this area.
RELOKASI HIPOSENTER DAN PENCITRAAN STRUKTUR GELOMBANG P MENGGUNAKAN METODE INVERSI SIMULTAN DI WILAYAH PAPUA Arif Rahman Hakim; Supriyanto Rohadi; Jajat Jatnika
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 18, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4937.4 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v18i2.395

Abstract

ABSTRAKPapua merupakan bagian dari pulau New Guinea, yang memiliki tatanan tektonik sangat komplek, dimana tektonik papua dipengaruhi 4 lempeng utama yaitu Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina dan Lempeng Eurasia, serta sesar lokal aktif seperti Sesar Sorong, Sesar Yapen, dan lainnya. Tatanan tektonik yang sangat komplek ini, menjadikan Papua menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pola tektonik wilayah Papua, menggunakan metode simultan menggunakan software simulPS12. Data yang digunakan adalah katalog gempa PGR V Jayapura hasil analisa seiscomp3 dari tahun 2010 hingga 2015, dengan 19 stasiun pencatat. Hasil relokasi gempabumi memperlihatkan adanya perubahan sebesar 75%, baik secara kedalaman maupun secara lintang ataupun bujur, dengan nilai RMS mendekati 0. Sedangkan hasil tomogram pada penampang horisontal menunjukkan resolusi yang baik pada kedalaman 30 km dan 50 km, yang di indikasikan sebagai zona dengan kecepatan rendah berasosiasi dengan sesar sorong dan manokwari trench. Pada penampang vertikal didapatkan tomogram yang juga menginidikasikan zona lemah teridentifikasi sesar sorong, patahan ransiki dan manokwari trench.
STUDI PERIODISITAS GEMPABUMI DI ZONA SUBDUKSI JAWA DENGAN METODE WAVELET Supriyanto Rohadi; Hendra Grandis; Mezak Arnold Ratag
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1926.986 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v8i2.15

Abstract

Gempabumi merupakan proses titik (point process) yang berarti setiap kejadian merepresentasikan waktu dan ruang masing-masing. Oleh karena itu, analisis katalog gempabumi secara metodologi lebih sulit daripada analisis model deret waktu lain. Dalam pelaksanaanya aplikasi model deret waktu pada katalog gempabumi memerlukan perubahan sementara, misalnya kedalam bentuk akar kuadrat energi (strain energy release). Selain itu, dalam analisis deret waktu ini biasanya dihadapkan pada permasalahan resolusi frekuensi-waktu dimana dalam paper ini suatu metode multi resolusi wavelet digunakan untuk mensiasati permasalahan frekuensi-waktu. Transformasi Box-Cox, maksimum entropi, transformasi wavelet digunakan untuk mendeteksi periodisitas dari strain energy release gempabumi. Data yang digunakan adalah katalog gempabumi NEIC tahun 1973-2006 untuk Zona Subduksi Jawa dengan batas 6,5° LS - 12° LS dan 105° BT - 115° BT. Dari periodisitas energi dapat diketahui aktivitas gempabumi berdasarkan kedalaman dimana dominan siklus kegempaan adalah empat tahun, sedangkan berdasarkan zona wilayah memiliki siklus kegempaan dua hingga delapan tahunan.
APLIKASI WAVELET STASIONER DALAM PREDIKSI AKTIVITAS STRAIN ENERGY RELEASE GEMPABUMI DI ZONA SUBDUKSI JAWA Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.403 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v9i1.20

Abstract

Utsu (1977), Rikitake (1976) dan Hagiwara (1974) mengusulkan suatu pendekatan prediksi probabilistik terjadinya gempabumi pada segmen patahan tertentu berdasarkan pada sebuah model perulangan gempabumi, model ini mengasumsikan bahwa probabilitas gempabumi dimulai dengan rupture pada segmen yang lemah kemudian meningkat secara gradual bersamaan dengan proses tektonik yang bekerja pada patahan tersebut. Selain itu, peningkatan aktivitas kegempaan sebelum terjadinya gempa besar biasanya teramati untuk daerah gempa tertentu. Prediksi berdasarkan peningkatan aktivias kegempaan ini menjadi dasar model prediksi penelitian berbasis wavelet ini. Metode wavelet stasioner, model deret waktu autoregressive dan ANFIS digunakan untuk prediksi strain energi release gempabumi pada penelitian ini. Data yang digunakan adalah data gempabumi dangkal dan menengah di Zona Subduksi Jawa dari katalog gempabumi NEIC tahun 1973-2006. Dengan metode prediksi ini diperoleh bahwa strain energy release pada tahun 2007 untuk zona Bagian Barat kegempaan fluktuatif dan relatif lebih tinggi dibandingkan zona Bagian Tengah dan Bagian Timur
RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI WILAYAH JAWA MENGGUNAKAN TEKNIK DOUBLE DIFFERENCE Bambang Sunardi; Supriyanto Rohadi; Masturyono Masturyono; Sri Widiyantoro; Sulastri Sulastri; Pupung Susilanto; Thomas Hardy; Wiko Setyonegoro
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 13, No 3 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.777 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v13i3.133

Abstract

Relokasi hiposenter gempabumi penting dilakukan untuk mendapatkan lokasi gempabumi dengan ketelitian yang tinggi, diperlukan untuk pemetaan kerawanan gempabumi, studi struktur kecepatan, analisis seismisitas untuk studi global maupun studi lokal dan dalam analisis struktur detail seperti halnya identifikasi zona patahan dan sebaran serta orientasi patahan mikro. Salah satu teknik yang sekarang ini digunakan untuk merelokasi gempabumi adalah algoritma double difference (perbedaan ganda). Relokasi dilakukan terhadap data gempabumi BMKG yang terjadi di wilayah Jawa yang terletak pada 105°-115°BT dan 4°–12°LS. Jumlah gempabumi sebanyak 1352 kejadian. Jaringan stasiun  pencatat yang dipergunakan sebanyak 47 buah. Hasil relokasi menunjukkan pergeseran hiposenter lebih dari 50 km sebanyak 7 gempabumi. Pergeseran hiposenter menyebar ke segala arah dan tidak memiliki kecenderungan ke arah tertentu, namun demikian perubahan hiposenter terbanyak ke arah barat. Relokasi gempabumi dengan kedalaman awal 10 km menunjukkan pergeseran yang random. Relokasi menggunakan hypoDD menunjukkan peningkatan kualitas bila dilihat dari distribusi residual.  Relocation of earthquake hypocenter is important for obtaining an very accurate earthquake location which is needed for mapping of earthquakes vulnerability, velocity structure study, global and local studies of seismicity analysis and detail structural analysis as well as identification of the fault zone, distribution and orientation of microfracture. One technique currently used to relocate earthquakes is double difference algorithm. Relocation performed on BMKG earthquake data that occurred on Java region, located on 105°-115°E and 4°-12°S. The total number of earthquakes are 1352 events. We used 47 recording station networks. Hypocenter relocation results showed 7 earthquakes shift more than 50 km. Shift in hypocenter spread in all directions and do not have a tendency, however, most hypocenter changes to west. Relocation of initial depth 10 km earthquakes showed random shifst. Relocation using hypoDD showed an increase in quality when viewed from the residual distribution.
PENENTUAN GROUND MOTION PREDICTION EQUATIONS (GMPEs) DENGAN METODE EUCLIDEAN DAN LIKELIHOOD UNTUK WILAYAH JAWA TIMUR Supriyanto Rohadi; Rian Mahendra Taruna; Ariska Rudyanto; Damianus Tri Heryanto
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 3 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5562.608 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i3.357

Abstract

Pemilihan dan penentuan Ground Motion Prediction Equations (GMPEs) sangat penting untuk perkiraan kerusakan akibat gempabumi pada wilayah yang memiliki zona seismik aktif. Pada penelitian ini 10 model GMPEs diterapkan pada database strong ground motion dari 12 sensor accelerograph. Data yang digunakan terdiri atas gempabumi dengan magnitudo 5 ≤ Mw ≤ 9 dan jarak kurang dari 500 km yang terjadi di sekitar Jawa Timur dari 2009 hingga 2015. Lokasi dan kedalaman gempabumi direlokasi dengan metode Double Difference untuk meningkatkan kualitas database. Tingkat keakuratan GMPEs dihitung menggunakan metode Likelihood (Scherbaum dkk.,2004) dan Euclidean Distance Ranking (Kale dan Akkar, 2012). Penggunaan dari metode ini menghasilkan beberapa GMPE yang bisa digunakan untuk seismic hazard di Jawa Timur. Validasi dilakukan dengan memetakan nilai Peak Ground Acceleration hasil observasi accelerograph pada periode 2015- 2016 ke dalam kurva atenuasi GMPEs yang terpilih.
STUDI SEISMOTEKTONIK SEBAGAI INDIKATOR POTENSI GEMPABUMI DI WILAYAH INDONESIA Supriyanto Rohadi
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 10, No 2 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.169 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v10i2.40

Abstract

Distribusi aktivitas kegempaan di suatu wilayah dapat diketahuni melalui  analisis parameter seismotektonik menggunakan relasi Gutenberg-Richter, analisis ini mampu memberikan informasi penting terkait dengan usaha mitigasi bencana gempabumi. Pada penelitian ini, analisis parameter seismotektonik menggunakan data relokasi gempabumi dari katalog EHB (1964-2005) dan katalog BMKG (2006-2008). Wilayah penelitian meliputi wilayah kegempaan, dengan batas 10° LS - 8° LU dan 92° BT -142° BT, yaitu meliputi wilayah Indonesia dan sekitarnya. Perhitungan parameter seismotektonik menggunakan metode maksimum likelihood dengan software ZMAP. Dari analisis data diperoleh bahwa distribusii spatial nilai-a berkisar  4,0 – 12,1 dan distribusi nilai-b berkisar antara 0,6 – 1,8, sedangkan periode ulang gempabumi Mw 6,5 berkisar 4 – 12 tahun. Pola distribusi  nilai-b yang tinggi bersesuaian dengan nilai-a yang tinggi pula, sedangkan periode ulang gempa pendek di wilayah tersebut. Earthquake activity distribution can be inferred from analyzing seismo-tectonic parameter in its region by using Gutenberg-Richter relation. This analysis result important information for earthquake mitigation. This research analyze earthquake relocation data from EHB catalogue (1964-2005) and BMKG catalogue (2006-2008). Area of interest is Indonesia region and its vicinity,  10° S - 8° N dan 92° E -142° W. Maximum likelyhood method to computating of these parameter by using ZMAP software. The b-value relating the number of large to small earthquakes of indonesia region is estimated to be 0,6 – 1,8. From the spatial variability of b-value show that some region with low value have a larger risk of relatively big earthquake. Some region which have higher a-value usually are very active seismicity region. Return periode of relatively big eartquake (M=6,5) are about 2 – 12 years. Temporal variability of b-value show that have decrease before a large earhtquake, but need more ressearh to be used this value as a earhtquake precursor.