Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelayanan Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Pada Masyarakat Daerah Pesisir di Kuta Pulau Lombok Eka Arie Yuliyani; Hamsu Kadriyan; Didit Yudhanto; Triana Dyah Cahyawati; Ni Nyoman Geriputri; Dante Yustisia; Ika Prasetyaningrum
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.616 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i3.2157

Abstract

Traditional fishermen and divers are activities that are generally carried out by people in coastal areas. Kuta area, Mandalika is one of the coastal areas located on the island of Lombok. Diving activities and catching marine products are generally carried out in a hereditary manner and do not meet the Standard Operating Procedure (SOP) for safe and correct diving and are not followed by knowledge of the safety and health of diving so that it can cause problems in several organs of the body and the most often is the ear. In addition, health problems in coastal communities, especially in the field of ENT are also influenced by several factors including clean and healthy living behavior and environmental sanitation. Therefore, in this national social service activity, ENT health service activities and ear cleaning are carried out to obtain an overview of the health conditions of the people in coastal areas. The results of the ENT examination obtained in this activity are that in general the community has a good health status, although there are still several health problems that need attention, namely cerumen impaction and middle ear infection (CSOM), so it is necessary to carry out similar activities in coastal communities, especially on the island of Lombok to achieve better health status
Perbedaan Sensitivitas Bakteri Penyebab Otitis Media Supuratif Kronik terhadap Antibiotik Siprofloksasin dan Klindamisin di Poli THT RSUD Privinsi NTB Nabila Wahida; Hamsu Kadriyan; Siti Rahmatul Aini
Unram Medical Journal Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v5i2.184

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ihsan dkk tahun 2010 di Basrah, dari 120 pasien yang menderita OMSK (Oitis Media Supuratif Kronis), 54,2% laki-laki dan 45,8% wanita dengan ratio 1,2:1. Dari penilitian V.K.Poorey tahun 2002 menunjukan bahwa sensitifias bakteri penyebab OMSK terhadap siprofloksasin mencapai 81%. Selanjutnya klindamisin memiliki sensitiftas terbesar terhadap bakteri Staphylococus aureus dan memiliki resistensi terbesar terhadap bakteri Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas sp, Enterobacter sp dan Stomatococus sp. Penelitian diatas masih bersifat observasi tanpa dilakukan analisis data perbedaan sensitifitas. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional analytic. Sampel adalah pasien Poli THT Rumah Sakit Umum Provinsi NTB yang terdiagnosis OMSK yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan jumlah 34 sampel. Subjek diambil dari cairan telinga dan dimasukan kedalam media transport kemudian dilakukan pembiakan bakteri menggunakan media agar darah. Selanjutnya dilakukan identifikasi jenis bakteri dan uji sensitifitas untuk melihat zona hambat bakteri. Data yang diperoleh diolah dengan uji Chi-Square apabila distribusi data memenuhi syarat dan uji Fisher apabila distribusi data tidak memenuhi syarat. Hasil: Dari penelitian ini bekteri yang paling banyak ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa. Senstifitas bakteri penyebab OMSK terhadap siprofloksasin menunjukan angka 61,76% , sedangkan klindamisin memiliki angka reistensi lebih dari 50%. Kesimpulan: Didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap sensitifitas antibiotik siprofloksasin dan klindamisin terhadap bakteri penyebab OMSK.
The Relationship of Gender with The Incident of Otosclerosis Based on Ear Location at The Medismart Clinic, Mataram City Azmy Mujahid, Sabila Izzatina; I Gusti Ayu Trisna Aryani; Herpan Syafii Harahap; Hamsu Kadriyan
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7597

Abstract

Otosclerosis is a hearing loss disease with abnormal bone growth in the middle ear. The purpose of this study was to determine the relationship between gender and the incidence of otosclerosis based on ear location at the Medismart Mataram Clinic in 2012-2020. This cross-sectional study was conducted on 63 otosclerosis patients at the Medismart Mataram Clinic. Sampling using the total sampling technique and data were analyzed using the chi square test. The results of the statistical test showed a p-value = 0.108 in other words the p-value is greater than α = 0.05, so it can be concluded that there is no significant relationship between gender and the incidence of otosclerosis based on ear location at the Medismart Mataram Clinic. Based on the results of this study, it shows that the incidence of otosclerosis in male and female patients is not much different, the number, although women are slightly higher. So it is recommended that there is a follow-up to provide the best solution for managing otosclerosis at the Medismart Mataram Clinic.
Sebuah Tinjauan Pustaka Rhinosinusitis Kronis dengan Komorbiditas Atopi Smith, Sima; Hamsu Kadriyan
Lombok Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): Lombok Medical Journal Volume 2 Nomor 3
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v2i2.2519

Abstract

Latar Belakang: Rhinosinusitis merupakan suatu kondisi terjadinya inflamasi atau peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal. Rhinosinusitis memerlukan perhatian khusus terutama ketika pasien mengalami kekambuhan bahkan setelah operasi. Kekambuhan rhinosinusitis salah satunya dipengaruhi oleh atopi sebagai komorbiditas rinosinusitis infektif (baik kronis maupun akut). Namun, pada pasien rhinosinusitis kronis (RSK), penanda atopi lebih sering ditemukan. Atopi adalah sindrom klinis yang melibatkan tipe 1 hipersensitivitas (aergi). Melalui proses sistemik, atopi dapat menjadi komorbiditas potensial bagi pasien RSK. Kesimpulan: Gejala yang berkembang pada pasien RSK dengan atopi secara signifikan lebih buruk dan berhubungan dengan timbulnya gejala penyakit. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengevaluasi komorbiditas atopi pada pasien RSK untuk mengurangi eksaserbasi dan kekambuhan untuk keberhasilan pengobatan. Kata Kunci: Rhinosinusitis kronis, Atopi, Alergi, Komorbiditas
Sebuah Tinjauan Pustaka Rhinosinusitis Kronis dengan Komorbiditas Atopi Smith, Sima; Hamsu Kadriyan
Lombok Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): Lombok Medical Journal Volume 2 Nomor 3
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/lmj.v2i2.2519

Abstract

Latar Belakang: Rhinosinusitis merupakan suatu kondisi terjadinya inflamasi atau peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal. Rhinosinusitis memerlukan perhatian khusus terutama ketika pasien mengalami kekambuhan bahkan setelah operasi. Kekambuhan rhinosinusitis salah satunya dipengaruhi oleh atopi sebagai komorbiditas rinosinusitis infektif (baik kronis maupun akut). Namun, pada pasien rhinosinusitis kronis (RSK), penanda atopi lebih sering ditemukan. Atopi adalah sindrom klinis yang melibatkan tipe 1 hipersensitivitas (aergi). Melalui proses sistemik, atopi dapat menjadi komorbiditas potensial bagi pasien RSK. Kesimpulan: Gejala yang berkembang pada pasien RSK dengan atopi secara signifikan lebih buruk dan berhubungan dengan timbulnya gejala penyakit. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengevaluasi komorbiditas atopi pada pasien RSK untuk mengurangi eksaserbasi dan kekambuhan untuk keberhasilan pengobatan. Kata Kunci: Rhinosinusitis kronis, Atopi, Alergi, Komorbiditas