Made Kusuma Wardani
Alumni Program Pascasarjana Studi Manajemen Properti - Universitas Kristen Petra

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENERJEMAHAN LIRIK LAGU SEPATU ~KUTSU~ Wardani, Made Kusuma; Hermawan, Gede Satya; Suartini, Ni Nengah
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v4i2.13602

Abstract

Penelitian ini membahas analisis penerjemahan dan makna penerjemahan lirik lagu bahasa Indonesia (BI) “Sepatu” menjadi 『セパトゥ~くつ~』(Sepatu ~Kutsu~) dalam bahasa Jepang (BJ). Bertujuan untuk (1) mengidentifikasi teknik penerjemahan secara leksikal serta (2) menganalisis makna penerjemahan lirik lagu versi BJ. Metode penelitian ini yaitu teori penerjemahan, teori teknik penerjemahan dan makna penerjemahan. Metode pengumpulan data dengan studi pustaka dan teknik catat. Hasil yang ditemukan yaitu 3 teknik penerjemahan leksikal dikenal dan 1 teknik penerjemahan leksikal tidak dikenal serta makna penerjemahan yang paling umum yakni makna leksikal dan makna situasional/kontekstual. Pada teknik penerjemahan leksikal dikenal jenis frase dekriptif dengan makna leksikal terdapat 1 baris lirik, jenis generik-spesifik dengan makna situasional/kontekstual terdapat 12 baris lirik, serta jenis padanan kata berkaitan sinonim dengan makna situasional/kontekstual terdapat pada 3 baris lirik dan 1 baris lirik mengandung makna leksikal. Juga teknik penerjemahan leksikal dikenal jenis padanan yang berkaitan antonim terdapat pada 1 baris lirik dengan mengandung makna situasional/kontekstual. Teknik penerjemahan leksikal tidak dikenal jenis kata generik frase dekriptif terdapat pada 1 baris lirik dengan mengandung makna situasional/kontekstual. Jadi teknik penerjemahan leksikal dikenal lebih banyak digunakan pada lirik lagu versi BJ yang di dalamnya memuat makna penerjemahan leksikal dan situsional/kontekstual.Kata Kunci : penerjemahan, lirik lagu, sepatu, kutsu 本研究は『Sepatu』と言うインドネシア語の歌詞からの『セパトゥ~くつ~』と言う日本語に訳された背景と歌詞意味について議論することである。本研究の目的は『セパトゥ~くつ~』歌詞の語彙翻訳技術と翻訳の意味を識別して、翻訳理論、翻訳理論と翻訳理論に基づき、分析することである。研究手法は翻訳理論、翻訳理論と翻訳理論の意味を使う。データは文献展望とデータテーブルに記録される。結果は、三つ既知の語彙翻訳技術と一つ未知語彙翻訳技術が明らかになった。一般的に翻訳の意味、語彙的意味と文脈上の意味見出される。一行の歌詞、語彙的意味で既知の語彙翻訳技術の説明的なフレーズを特定される。十二行の歌詞、状況の意味で既知の語彙翻訳技術の汎用と特定の単語を特定される。三行の歌詞、状況の意味で既知の語彙翻訳技術の一致する単語(同義語)と一行の歌詞は語彙的意味で特定される。一行の歌詞、状況の意味で既知の語彙翻訳技術の一致する単語(反意語)特定される。最後は一行の歌詞、状況の意味で未知の語彙翻訳技術の記述的フレーズの総称である。つまり、『セパトゥ~くつ~』の歌詞は一般的に語彙的意味と状況の意味で既知の語彙的翻訳方法に基づき翻訳されることが明らかになった。keyword : キーワード:翻訳、歌詞、セパトゥ、くつ
ANALISIS KEPUASAN PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA DI DENPASAR BERDASARKAN FAKTOR LOKASI PRASARANA SARANA KUALITAS BANGUNAN DESAIN DAN HARGA Kwanda, Timoticin; Rahardjo, Jani; Wardani, Made Kusuma
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 29 No. 2 (2001): DECEMBER 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.29.2.%p

Abstract

Nowdays, low-income housing has some problems such as relatively high price of land, condition of infrastructure and public facilities are below the standard and lack of building quality. The purpose of this research is to appraise satisfaction of low income people who live in the 21 and 36 house types at the 9 (nine) location in South and West Denpasar, based on the 6 (six) factors, such as location, building quality, infrastructures, public facilities, design and price. This research used purposive sampling technique and survey method to collect data by distributing questionnaires directly to the respondents. Generally the result of the research finds out that the residents are satisfied with the whole condition of the residence. However, Anova analysis has found that there are satisfaction differences on several factors, such as infrastructures and public facilities. Meanwhile, Factor analysis has found that building quality, design and price are the major factors in appraising resident's satisfaction. Abstract in Bahasa Indonesia : Masalah perumahan sederhana dewasa ini relatif mahalnya lahan, sarana dan prasarana yang kurang memenuhi standar dan kualitas bangunan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kepuasan penghuni perumahan sederhana tipe 21 dan tipe 36 pada 9 (sembilan) lokasi perumahan sederhana di Denpasar Barat dan Selatan, berdasarkan 6 (enam) faktor yaitu lokasi, prasarana, sarana, kualitas bangunan, desain dan harga. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan metode survei yang digunakan dalam pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa penghuni merasa puas terhadap kondisi keseluruhan perumahan yang mereka huni. Namun hasil analisis Anova menunjukkan bahwa ada perbedaan kepuasan pada beberapa faktor yaitu faktor prasarana dan sarana. Sedangkan hasil analisis faktor menunjukkan bahwa faktor kualitas bangunan, desain dan harga merupakan faktor utama dalam pertimbangan penilaian kepuasan oleh penghuni. Kata kunci: kepuasan penghuni, lokasi, prasarana, sarana, kualitas bangunan, desain dan harga.
SUCCESSFUL MANAGEMENT OF PENETRATING KERATOPLASTY IN PEDIATRIC PATIENTS WITH CORNEAL TRAUMA Wardani, Made Kusuma; Siska, Siska; Kusumadjaja, I Made Agus
JURNAL WIDYA MEDIKA Vol. 10 No. 2 (2024): October
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jwm.v10i2.6023

Abstract

Introduction: Corneal perforation is an ophthalmic emergency and requires immediate medical and surgical treatment. The most common causes of corneal perforation are infection, inflammation, or trauma. Case Report: A 9-year-old boy came with complaints pain in his right eye for 2 days of BATH, he had history of hit by a sharp tip wire. Visual acuity on the right eye was 6/60 PH 6/30, revealed ciliary injection, corneal rupture with the avulsion, size 6x3x1mm, stromal oedema, iris prolapse, shallow anterior chamber, eye pressure was n-1/p. Patient was diagnosed with corneal rupture and iris prolapse. Patient was treated by penetrating keratoplasty. The last condition of the graft is quite good and the visual acuity was 6/15. Discussion: Perforation cause by the traumatic more than 3 mm can be treated by the penetrating keratoplasty as an emergency situation. Tissue adhesives, such as cyanoacrylate glue, amniotic membrane multilayer transplantation, conjunctival flap, or patch graft, can be used to treat small corneal defects. The success of keratoplasty is measured by corneal clarity and functional refractive outcomes. Conclusion: The success rate of emergency keratoplasty in corneal perforations reported by various studies and one of these case reports reinforces the importance of eye banking in corneal graft supplies.