Margaretha Widyastuti
Department Of Environmental Geography, Faculty Of Geography, Universitas Gadjah Mada

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Dampak Siklon Tropis Savannah pada Karst Window Kalinongko, Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul, Indonesia Riyanto, Indra Agus; Cahyadi, Ahmad; Ramadhan, Fajri; Naufal, Muhammad; Widyastuti, Margaretha; Adji, Tjahyo Nugroho
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21419

Abstract

Siklon Tropis Savannah melewati Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2019. Curah hujan yang disebabkan oleh Siklon Tropis Savannah terekam pada stasiun Geofisika badan meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sebesar 170,6 mm/hari dan terekam pada Stasiun Cuaca Beton milik Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada sebesar 78,3 mm/hari. Curah hujan menunjukkan bahwa siklon tropis ini menyebabkan terjadinya hujan ekstrim. Siklon Tropis Savannah menyebabkan bencana banjir di beberapa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya terjadi di Karst Window Kalinongko, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul. Karst Window Kalinongko terdampak banjir dari meluapnya sungai bawah tanah. Proses terjadinya banjir di Karst Window Kalinongko disebabkan oleh aliran air yang melebihi kapasitas pengaliran dari lorong konduit pada sungai bawah tanah. Sistem konduit yang penuh kemudian meluap ke permukaan dan menggenang pada bagian dolin di sekitar Karst Window Kalinongko. Waktu surut banjir airtanah di Karst Window Kalinongko adalah selama 10 hari. Banjir Siklon Tropis Savannah yang menggenang memiliki volume sebesar 4.894.258 m3, luasan area terdampak seluas 13.723 m2, dan ketinggian genangan 6 meter. Dampak genangan banjir airtanah yang disebabkan Siklon Tropis Savannah di Karst Window Kalinongko merendam lahan sawah seluas 10.586 m2 dan perkebunan seluas 3.137 m2.
Study of Groundwater Vulnerability to Pollution in the Tambakbayan Watershed in 2006 And 2017 Widyastuti, Margaretha; Suprayogi, Slamet; Hadi, M Pramono; Christanto, Nugroho; Tivianton, Tommy Andryan; Fadilah, Gita Oktaviani; Rahmawati, Laelina
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v21i1.28368

Abstract

Tambakbayan is one of the watersheds in Yogyakarta, Indonesia that is experiencing changes in land use. The research aims to analyze the distribution of intrinsic and specific groundwater vulnerability in the watershed that was influenced by land-use changes from 2006 to 2017. The data used are the RBI maps (containinh topographic and land-use information, 2006 and 2017), SRTM imagery, rainfall recorded at the Kambil, Prumpung, Bronggang, Santan, Gemawang, and Karang Ploso stations (2006-2017), soil map, and aquifer map. Land-use change was analyzed by comparing the RBI maps of 2006 and 2017; while the groundwater vulnerability was assessed with the Susceptibility Index a development of the DRASTIC method. The intrinsic groundwater vulnerability was generated based on physical conditions, including depth to the water table, aquifer media, groundwater recharge, and topography, while the specific groundwater vulnerability was a function of these attributes added with one anthropogenic parameter : land-use. Then, all of these parameters were analyzed with map ovelay. The results showed two levels of intrinsic vulnerability : low (2.18% of the watershed area) and medium (97.8%); and three classes of specific vulnerability : low (0.02%), medium (5.06%), and high (94.92%)in 2006. From 2006 through 2017, the areal percentage of the medium vulnerability  increased, while that of the high vulnerability decreased due to the conversion of agricultural land to a reservoir in 2009. 
Kajian Pengaruh Kondisi Daerah Resapan Air pada Pola Pemanfaatan Ruang di Sub DAS Jlantah-Walikun pada Wilayah DAS Bengawan Solo Hulu Alfandhani, Rahardhiansyah Setyawan; Hizbaron, Dyah Rahmawati; Widyastuti, Margaretha
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.954 KB)

Abstract

Sub DAS Jlantah-Walikun memiliki kegiatan perkembangan yang sangat signifikan pada bidang infrastrukstur yang tentunya memiliki pengaruh pada kondisi daerah resapan air. Penelitian ini ditulis untuk mengkaji pengaruh dari kondisi resapan air terhadap pola pemanfaatan ruang. Metode overlay untuk mengkaji kriteria kondisi daerah resapan air berdasarkan jumlah nilai dari setiap variabel pendukung, pengaruh kondisi resapan air dengan pola pemanfataan ruang dengan dilakukan dengan overlay hasil pengolahan dan menyusun arahan kawasan resapan air. Hasil dari penelitian kondisi resapan air yang diperoleh pada Sub DAS Jlantah-Walikun di dominasi dengan kriteria kondisi baik, normal alami, agak kritis, mulai kritis, dan kritis. Pengaruh kondisi resapan dengan pola pemanfaatan ruang terdapat tiga hasil yaitu berpengaruh, sangat berpengaruh, tidak berpengaruh dan arahan zonasi kawasan resapan air terdapat tiga kriteria yaitu: sesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai.
KAJIAN DAYA TAMPUNG SUNGAI GAJAHWONG TERHADAP BEBAN PENCEMARAN Margaretha Widyastuti; Muhammad Aris Marfa'i
Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13269

Abstract

ABSTRAK Sungai seringkali dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir dari limbah hasil kegiatan manusia, yang dapat menambah beban pencemaran. Oleh karena itu perlu diketahui seberapa jauh daya tampung sungai terhadap beban pencemaran. Pengertian daya tampung sungai terhadap beban pencemaran menurut Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk menerima masukan beban pencemar tanpa mengakibatkan air tersebut cemar. Beban pencemaran itu sendiri merupakanjumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk : I) mengelahui kualitas air sungai, 2) mengidentifikasi sumber pencemaran potensial, dan 3) mengevaluasi daya tampung air sungai terhadap beban pencemaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, pengukuran lapangan, pengambilan sampel air dan uji laboratorium terhadap sampel air sungai. Penentuan daya tampung beban pencemaran dilakukan dengan metode neraca massa. Daerah Aliran Sungai Gajahwong yang merupakan sub DAS Opak, yang memiliki luas 46,082 km2. Daerah penelitian terletak antara UTM 49 M9129375 sampai dengan 9160375 mU dan 0432375 sampai dengan 0437125 mT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Gajahwong baik secara fisik, kimia, maupun biologi pada masing-masing ilia pengamatan terdapat fluktuasi nilai. Ada kecenderungan konsentrasi meningkat ke arah huh; kecuali logam berat (Cr, Cu, Cd) tidak terdeteksi. Pemanfaatan lahan pada DAS Gajahwong mempengaruhi kualitas air sungai dan diidetifikasi sebagai sumber pencemar. Bagian hulu sungai, sumber pencemar utama adalah dari rumah tangga, pertanian dan jasa; bagian tengah : adalah dari pertanian dan permukiman; sedangkan bagian hair adalah permukiman, jasa dan industri. Daya tampung Sungai Gajagwong terhadap beban pencemaran, di bagian hulu dan bagian tengah sangat baik; sedangkan pada bagian hair, semakin ke arah hilir kurang baik.
PENGEMBANGAN METODE 'DRASTIC' UNTUK PREDIKSI KERENTANAN AIRTANAH BEBAS TERHADAP PENCEMARAN DI SLEMAN Margaretha Widyastuti; Sudarto Notosiswoyo; Komang Anggayana
Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.31 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13296

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui sebaran setiap parameter DRASTIC; (2) mengetahui sebaran penggunaan lahan; (3) mengetahui tingkat kerentanan airtanah bebas terhadap pencemaran; (4) evaluasi tingkat kerentanan airtanah bebas terhadap pencemaran. Metode yang digunakan adalah pembobotan dan penilaian parameter, meliputi parameter DRASTIC dan penggunaan lahan. Keret?. tanan airtanah bebas ditentitkan dengan penjumlahan hasil perkalian bobot dan nilai semua parameter. Penjumlahan hasil kali parameter DRASTIC menghasilkan Indeks DRASTIC yang mencerminkan kerentanan statis, sedangkan penggabungan Indeks DRASTIC dan hash kali parameter penggunaan lahan menghasilkan Indeks Kerentanan yang mencerminkan kerentanan dinamis. Keseluruhan airtanah bebas di daerah penelitian mempunyai kerentanan tinggi terhadap pencentar. Faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat kerentanan adalah kedalaman muka airtanah bebas, materi yang porus, dan penggunaan lahan.
RAINFALL VARIABILITY IN GUNUNGSEWU KARST AREA, JAVA ISLAND, INDONESIA Ahmad Cahyadi; Eko Haryono; Tjahyo Nugroho Adji; Margaretha Widyastuti; Indra Agus Riyanto; Dzakwan Taufiq Nur Muhammad; Naufal Fattah Tastian
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 8, No 1 (2021): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Agency for Standardization of Environment and Forestry Instruments

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2021.8.1.23-35

Abstract

Karst area is highly susceptible to changes to climate parameters. One of the parameters is rainfall variability. In addition to shaping the condition of water resources, rainfall in the Gunung Sewu karst area determines the nature of crop and livestock of the agriculture sectors―the local population's main economic activities, warranting the significance of the rainfall variability studies. Rainfall variability in karst areas also affects disaster conditions such as drought and floods. However, due to insufficient meteorological data in quality and quantity, there has been no rainfall variability studies conducted in this locality. The research intended to analyze rainfall variability in the Gunung Sewu karst area in 1979‒2013 by utilizing rainfall predictions from satellite images that many scholars had tested in different locations and recognized as having good quality. In the analysis, mean monthly rainfall was calculated, and the trends of annual rainfall and average rainfall intensity, dry and rainy seasons, the number of rainy days, and the effect of ENSO (El Niño Southern Oscillation) on rainfall were analyzed. The research data were 35 years of daily rainfall records derived from the National Centers for Environmental Prediction (NCEP) Climate Forecast System Reanalysis (CFSR). The analysis results showed that the mean rainfall, number of rainy days, and rainfall intensity had an increasing trend. Also, El Niño quantitatively influenced the rain in the Gunung Kidul karst area.
WATER QUALITY ANALYSIS OF CODE RIVER BASED ON METAL AND NONMETAL PARAMETERS USING HEAVY METAL POLLUTION INDEX Margaretha Widyastuti; Galih Dwi Jayanto; Muhammad Ridho Irshabdillah
JURNAL GEOGRAFI Vol 13, No 2 (2021): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v13i2.20000

Abstract

Code is one of the rivers influenced by a large number of waste-generating human activities in Yogyakarta, Indonesia. Despite continued discharges of pollution loads from anthropogenic waste, the heavy metal pollution index (HPI)—a water quality index assessing heavy metal ions present in a body of water—remains nationally underutilized. The research was intended to 1) analyze the river water quality based on metal and nonmetal parameters typical of domestic waste, 2) calculate HPI using either and both parameters, and 3) evaluate the resultant water quality status. The water quality data were the products of temporal river monitoring conducted by the Forestry and Environmental Office for Yogyakarta. The heavy metal parameters included Fe, Cu, Cd, Cr, and Pb, while the nonmetal parameters were BOD, COD, TSS, ammonia, oil and grease, and total coliforms. Each parameter value was compared with the water quality standard issued in Governor Regulation No. 20/2008.  The results showed that the HPI composite of heavy metal parameters classified the river water quality as excellent (2.52), whereas the one representing nonmetal parameters indicated bad quality (55.04). Nevertheless, based on the HPI composed of all parameters, the quality fell into the category excellent (3.94). Consequently, when all metal and nonmetal parameters are combined into the HPI calculation, the river shows a better water quality status.Keywords: HPI (Heavy Metal Pollution Index) water quality, domestic waste, heavy metal, Yogyakarta
Local Wisdom and Karst Spring Management in Playen District, Gunungkidul Regency, Indonesia Indra Agus Riyanto; Aditya Rizky Pratama; Hafidz Bachtiar; Nanang Ahmad Fauzi; Margaretha Widyastuti; Aprilia Nur Widiyastuti; Novita Rahmawati
Geographica: Science and Education Journal Vol 1, No 2 (2020): June
Publisher : USN Kolaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.722 KB) | DOI: 10.31327/gsej.v1i2.1186

Abstract

For the population of Playen District, Gunungkidul Regency, karst springs serve as the primary water sources because surface rivers are rare in karst areas and, if present, the quality of their water is reportedly less than that of the springs. In the spring water utilization, local wisdom is incorporated into the management and has so far contributed to sustainability. Since only a few studies have examined local wisdom and its correlation with changes in spring management pattern, this research initiates the provision and dissemination of information on karst spring management that is applicable elsewhere. It was designed to scrutinize the local wisdom and regulatory measures implemented at many springs in Playen District. Detailed data were obtained by in-depth interviews with four key informants responsible for managing springs block 1 (Gedad, Grunggung, and Karangkulon Springs), 2 (Banyusoco and Sungai Oyo), 3 (Dung Poh, Nganding, Umbul, and Jambe), and 4 (Ngrunggo and Ngrasih). Through qualitative descriptive analysis, the research found that the laying of offerings at springs in blocks 1 and 2 during traditional celebratory ceremonies had been abandoned, but cleaning activities at and around these springs as part of the local wisdom sustained. In the context of utilization, the spring management had changed from direct manual withdrawal to indirect systematized one that used pipes with gravitational water flow system (block 1) to distribute spring water to villagers’ houses (block 2). On the contrary, local wisdom like offerings and cleaning activities at and around the springs in blocks 3 and 4 was preserved. Their management had changed from manual extraction to gas-fueled water pumping systems, which were later replaced with electricity-powered pumps (block 3), and to indirect withdrawal through pipelines with pump-generated flows (block 4). To manage the springs in all blocks and their sustainable utilization, the people of the district still adopt local wisdom. Besides, they no longer collected water directly at springs but have switched to water distribution technology like pumps and pipelines instead.
Kajian Pengaruh Kondisi Daerah Resapan Air pada Pola Pemanfaatan Ruang di Sub DAS Jlantah-Walikun pada Wilayah DAS Bengawan Solo Hulu Alfandhani, Rahardhiansyah Setyawan; Hizbaron, Dyah Rahmawati; Widyastuti, Margaretha
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.2805

Abstract

Sub DAS Jlantah-Walikun memiliki kegiatan perkembangan yang sangat signifikan pada bidang infrastrukstur yang tentunya memiliki pengaruh pada kondisi daerah resapan air. Penelitian ini ditulis untuk mengkaji pengaruh dari kondisi resapan air terhadap pola pemanfaatan ruang. Metode overlay untuk mengkaji kriteria kondisi daerah resapan air berdasarkan jumlah nilai dari setiap variabel pendukung, pengaruh kondisi resapan air dengan pola pemanfataan ruang dengan dilakukan dengan overlay hasil pengolahan dan menyusun arahan kawasan resapan air. Hasil dari penelitian kondisi resapan air yang diperoleh pada Sub DAS Jlantah-Walikun di dominasi dengan kriteria kondisi baik, normal alami, agak kritis, mulai kritis, dan kritis. Pengaruh kondisi resapan dengan pola pemanfaatan ruang terdapat tiga hasil yaitu berpengaruh, sangat berpengaruh, tidak berpengaruh dan arahan zonasi kawasan resapan air terdapat tiga kriteria yaitu: sesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai.
PENILAIAN KERENTANAN AIR PERMUKAAN TERHADAP PENCEMARAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN TEKNIK GIS Andy Wibawa Nurrohman; Margaretha Widyastuti; Slamet Suprayogi
Majalah Ilmiah Globe Vol. 23 No. 2 (2021): GLOBE Vol 23 No 2 TAHUN 2021
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air permukaan menjadi salah satu sumber daya alam yang paling rentan mengalami pencemaran akibat adanya tekanan dari faktor alami dan aktivitas antropogenik yang kompleks. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran kelangkaan air tawar di masa depan. Oleh karena itu, evaluasi kualitas air secara kontinu diperlukan untuk melestarikan sumber daya air tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan air permukaan terhadap pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk menggunakan metode overlay dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan parameter penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan rata-rata curah hujan tahunan. Peta penggunaan lahan didapatkan dari citra Sentinel-2B, kemiringan lereng dari Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) dan data curah hujan rata-rata tahunan berasal dari hasil pemantauan BMKG. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah penelitian memiliki tingkat kerentanan air permukaan terhadap pencemaran rendah (3,72%), sedang (59,24%), dan tinggi (37,04%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar wilayah di DAS Cimanuk memiliki tingkat kerentanan sedang dan tinggi dengan faktor yang paling berpengaruh adalah adanya perubahan penggunaan lahan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan titik pemantauan kualitas air di DAS Cimanuk yang efisien.