Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Contributions of Indonesian Islam: in the Context of Socio-Cultural Identity Wartono Wartono; Supriyono Supriyono
International Journal Ihya' 'Ulum al-Din Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.608 KB) | DOI: 10.21580/ihya.22.2.5660

Abstract

This paper discusses on the contribution of Indonesian Islam in the context of socio-cultural identity. Muslim is a large social identity which represent to citizenship identification in Indonesian context. The dynamic of Indonesian Muslim that have special status is interesting to be investigated about socio-cultural identity. Actually, both in the Qur’an and the substantive level, Islam expression can be diverse. It could be considered Islamic expression of its role, character, approach and region. This paper records the results of research that has addressed the varietyproblem of Islamic identity in terms of region. The data was collected through answer method, documentation, and analyzed through content analysis. As a result, there are eight Islamic identities from the perspective of the region published in Indonesian, they are: Archipelago Islam, Indonesian Islam, Javanese Islam, Radical Islam, Islamic Sasak, Islamic Sharia, and Islam Indigenous Hatubana, Kumai Bubuhan Islamic, and Coastal Islamic. All Islamic identity is influenced by the culture and the local tradition. Only a handful of variants that the identity is rather keep a distance with the local culture and tradition, five times in Islamic Sasak, Islamic Sharia in Hatubana and Nabu Group in Kumai Bubuhan Islamic. The result describes that Muslim construct their citizenship identity with extending of Islamic teaching categorization and education in both of cultural and national. That is against to Turner’s opinion which said that citizenship will be luck by religious identification. Furthermore, Indonesian Muslim have been met of the citizenship identity as a transformative process from primordial categorization into inclusive categorization
Sekolah Literasi: Mengembangkan Pembelajaran Berorientasi Kemahiran Berbahasa Heru Kurniawan; Supriyono Supriyono
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 6, No 2 (2021): VOLUME 6 NUMBER 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jp-bsi.v6i2.2881

Abstract

Pengembangan Sekolah Literasi (SL) yang mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kemahiran berbahasa membaca dan menulis bertumpu pada empat pondasi penting. Pertama, Sekolah Literasi memberikan akses ilmu pengetahuan dengan baik melalui kegiatan yang disebut dengan membaca. Sekolah Literasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan budaya membaca peserta didik. Kedua, Sekolah Literasi harus bisa mengembangkan ilmu pengetahuan untuk berfikir di dalam menyelesaikan peersoalan persoalan, baik itu persoalan yang ada di dalam pelajaran pada dirinya sendiri, di sekolah, maupun di luar sekolah. Ini artinya, pembelajaran dalam konteks literasi harus bisa mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Ketiga, Sekolah Literasi bisa menyelenggarakan pembelajara yang mampu menciptakan peserta didik yang trampil di dalam kegiatan menulis dan apabila peserta didik sudah memiliki budaya membaca yang bagus, peserta didik sudah mampu mengembangkan kemampuan berpikir yang bagus dan siswa sudah terampil di dalam menulis. Keempat, Sekolah Literasi memapu mengembangkan karakter baik. Melalui literasi peserta didik akan bisa mengembangkan karakter baiknya, akhlaknya yang baik. Kata Kunci: Sekolah Literasi, Pembelajaran, dan Pembelajaran, dan Kemahiran Berbahasa.
KARAKTER PEDULI SOSIAL ANAK USIA DINI DALAM FILM ANIMASI DIVA THE SERIES Amalia Nurbaiti; Supriyono Supriyono; Heru Kurniawan
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 11, No 1 (2022): Juli 2022 : PAUDIA (Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v11i1.9318

Abstract

 AbstractThis study examined The Series Animated Film Diva from the aspect of social care characters for early childhood. The goal of the study was to find socially caring characters in the animated film Diva The Series. The method used in this study is library research. Researchers reviewed and analyzed the contents of the animated film Diva The Series as a data source from the character aspect of social care.  The result of his research is that the character of social care in the animated film Diva The Series consists of: (a) empathy social care that is social care related to the attitude of someone who seems to feel what is felt by others, (b) social care cooperation is social care related to efforts made together to achieve certain goals, (c) social care please help that is social care related to the behavior of helping others who need help without expecting reward. From here, the socially caring characters in the animated film Diva The Series correspond to the development of early childhood social attitudes.Keywords: Social Care Characters, Animated Movies, and Early Childhood.                                                               Abstrak            Penelitian ini mengkaji Film Animasi Diva The Series dari aspek karakter peduli sosial untuk anak usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan karakter peduli sosial dalam film animasi Diva The Series. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Peneliti mengkaji dan menganalisis isi dari film animasi Diva The Series sebagai sumber data dari aspek karakter peduli sosial.  Hasil dari penelitiannya adalah karakter peduli sosial di dalam film Animasi Diva The Series terdiri atas: (a) peduli sosial empati yaitu peduli sosial kaitannya dengan sikap seseorang yang seolah-olah merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, (b) pedulii sosial kerjasama yaitu peduli sosial yang kaitannya dengan upaya yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, (c) peduli sosial tolong menolong yaitu peduli sosial yang kaitannya dengan perilaku menolong orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan imbalan. Dari sinilah, karakter peduli sosial dalam film animasi Diva The Series sesuai dengan perkembangan sikap sosial anak usia diniKata Kunci: Karakter Peduli Sosial, Film Animasi, dan Anak Usia Dini.
Religiusitas dalam Kumpulan Sajak Nun Karya Abdul Wachid B. S. (Kajian Hermeneutika Puisi) Bayu Suta Wardianto; Samsu Somadayo; Supriyono Supriyono; Heru Kurniawan
Klitika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/klitika.v4i1.2502

Abstract

Puisi adalah untaian kata yang abstrak, indah, dan memiliki makna dan makna tertentu berdasarkan interpretasi pembaca dan pengarangnya. Dari sekian banyak ragam maknanya, puisi mengandung nilai religius atau religiusitas di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggambaran religiositas yang terdapat dalam kumpulan Pantun Nun karya Abdul Wachid B. S. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menyimak dan merekam. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data, mereduksi data, dan menganalisis data untuk mendeskripsikan religiositas yang terkandung dalam puisi-puisi yang diteliti. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ditemukannya tiga jenis religiositas yang terdapat dalam kumpulan Pantun Nun karya Abdul Wachid B. S. Religiositas yaitu, religiostia manusia dengan tuhan, religiostia manusia dengan manusia, dan religiositas manusia dengan dirinya. Dari masing-masing agama atau hubungan tersebut, terdapat nilai-nilai seperti pasrah, bersuci, beribadah, berdoa, cinta, dan dialog batin penyesalan.
BATU AKIK MODEL KLAWING GERAKAN LITERASI SEKOLAH BERBASIS PARTISIPASI WARGA SEKOLAH Supriyono Supriyono; Sigit Mangun Wardono
Jurnal Penelitian Agama Vol 20 No 2 (2019)
Publisher : IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.282 KB) | DOI: 10.24090/jpa.v20i2.2019.pp267-282

Abstract

Literacy movement is a very important activity in the world of education. This is a serious concern in education in Indonesia because based on the research conducted by the Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) in 2006-2007 shows that Indonesia was in the second ranks lowest in the aspect of reading competency quality. These concerns trigger issues that need to be addressed, among others: (1) How to foster the participation of school residents in the school literacy movement ?, (2) How does the implementation of Batu Akik Model Klawing in growing literacy habits in students? The solution in order to grow the school community in the literacy movement is determined by the school community, namely committees, principals, teachers, administrative staff, parents / guardians of students, and students according to their respective capacities. The implementation is paying attention to reading habits, reading habits of high school students, the relevance of reading and writing habits, and aspects of reading habits. Batu Akik Model Klawing is an acronym for words (Read and Write, Active, Creative, Innovative, and Cooperative). Klawing is an acronym for words (Group, Exercise, Observe, Time, Instructions, Values, and Games). The role of the school community is very much needed in developing the school literacy movement and these activities especially reading and writing can be developed through the strategy of applying Batu Akik Model Klawing.
URGENITAS PEMAHAMAN BAHASA FIGURATIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI PUISI SISWA Supriyono Supriyono
Jurnal Kependidikan Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.451 KB) | DOI: 10.24090/jk.v2i1.548

Abstract

The ability of appreciation of poetry is a person's ability and skill in recognizing and understanding poetry seriously, both the physical structure and the inner structure , so that the resulting understanding, appreciation, sensitivity of critical thinking, and feeling good sensitivity to enjoy the beauty of poetry including existing aesthetic in it. Many factors affect the ability of appreciation of poetry, including the understanding of figurative language. The ability to understand figurative language is one skill in understanding the language used by the poet to say anything unusual way, ie, it does not directly reveal the meaning of words or language are metaphors or meaningful emblem. The ability to understand figurative language has an important role in enhancing the ability of the student 's appreciation of poetry, because poetry is inseparable from figurative language. Figurative language (figurative language) causing poetry becomes attracted attention , causing freshness, life, and especially lead wishful picture clarity. Thus, in order to have the ability to better appreciation of poetry required considerable understanding figurative language because it includes figurative meaning or symbolism. Kemampuan apresiasi puisi merupakan kesanggupan dan kecakapan seseorang dalam mengenal dan memahami puisi secara sungguh–sungguh, baik struktur fisik maupun struktur batinnya, sehingga timbul pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, serta kepekaan perasaan yang baik terhadap puisi termasuk menikmati keindahan estetik yang ada di dalamnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan apresiasi puisi, diantaranya adalah pemahaman terhadap bahasa figuratif. Kemampuan memahami bahasa figuratif merupakan kecakapan seseorang dalam memahami bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa,yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna kata atau bahasa bermakna kias atau bermakna lambang. Kemampuan memahami bahasa figuratif mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemampuan apresiasi puisi siswa, dikarenakan puisi tidak terlepas dari bahasa figuratif. Bahasa kiasan (figurative language) menyebabkan puisi menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Dengan demikian agar memiliki kemampuan apresiasi puisi dengan baik diperlukan pemahaman bahasa figuratif yang cukup karena mencakup makna kias atau makna lambang.
APLIKASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Supriyono Supriyono
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 24 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.553 KB) | DOI: 10.24090/insania.v24i2.2832

Abstract

Application of PBK in Indonesian Language and Literature subjects, of course, it raises implications in its implementation, among others: (1) the essence and procedure of classroom-based assessment must be accepted to the teacher and clearly understood, (2) students should understand clearly what referred to class-based assessments, (3) the criteria for making decision on the results of class-based assessments should be agreed with students' parents / guardians, (4) assessments are carried out in a friendly and pleasant atmosphere, and (5) class-based assessment procedure and daily recording of student learning outcomes should be easily carried out as part of teaching and learning activities and do not have to take excessive time.
Dialektika Representasi dan Performasi Buku Cerita Anak Joxy Si Rubah Penipu Karya Nahida Esmail Supriyono Supriyono; Heru Kurniawan; Amalia Nurbaiti
Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 12, No 3 (2024): Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkc.v12i3.98887

Abstract

Tujuan anak-anak membaca buku cerita adalah untuk mendapatkan pemahaman dan hiburan. Pemahaman terkait dengan representasi nilai dan moral, sedangkan hiburan terkait dengan imajinasi yang menyenangkan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk menemukan dan menjelaskan dialektika yang terbentuk antara representasi dan performasi dalam buku cerita anak Joxy Si Rubah Penipu karya Nahida Esmail yang diterbitkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data baca dan tulis. Data yang dihimpun kemudian dikaji berdasarkan kajian teori struktur cerita, sastra anak, dan psokologi moral. Hasil penelitiannya menemukan bahwa  buku cerita anak Joxy Si Rubah Penipu karya Nahida Esmail menghadirkan reperesentasi yang menyampaikan nilai moral kejujuran atau jangan berbohong pada anak. Sedangkan performasi dibangun dengan logika imajinasi semangka yang menarik. Dengan dialektika representasi dan performasi inilah, buku cerita anak Joxy Si Rubah Penipu karya Nahida Esmail hadir sangat menarik buat anak-anak karena mampu mengahdirkan hiburan yang imajinatif dan pemahaman nilai mora kejujuran.