Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian risiko serta upaya pengendaliannya pada pengoperasian Pesawat Tanpa Awak (PUTA) dengan menggunakan metode HIRARC. Identifikasi risiko berkaitan dengan mengidentifikasi bahaya, kemudian analisis resiko memperkirakan tingkat keparahan kemungkinan bahaya yang timbul dari bahaya tersebut, rencana pengendalian resiko difokuskan kepada proses mitigasi. Penelitian ini dilaksanakan pada lingkup area Kampus Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi dan Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Identifikasi resiko terdiri dari Prosedur Ruang Terbuka, Prosedur Prohibited Area, Prosedur Training Area, Prosedur KKOP Bandar Udara, Prosedur IFP (IAP,SID/STAR), VFR Route dan ATS Route, Prosedur Heliport/Helipad, Prosedur Obvitnas, Prosedur Koordinasi,Komunikasi dan Emergency, Fasilitas dan Sosialisai. Evaluasi resiko pada penelitian ini terdiri dari Intolerable Region, Tolerable Region dan Acceptable Region. Implikasi pada penelitian ini yaitu melakuakan koordinasi antar unit terkait pengoperasian PUTA, meningkatkan fungsi pengawasan dan melakukan publikasi Notice to Airman (NOTAM). Hasil penelitian ini menunjukan bahawa Area Operasi PUTA berada di Left Down Wind RWY 26 dan ketinggian operasi PUTA pada 10 meter.