Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik

PENGARUH JUMLAH LAMINA TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE PELEPAH POHON PISANG Wijoyo Wijoyo; Achmad Nuhidayat
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2014): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 5 2014
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan serat alam sebagai penguat komposit mempunyai berbagai keunggulan, diantaranya sebagai pengganti serat buatan, harga murah, mampu meredam suara, ramah lingkungan, mempunyai densitas rendah, dan kemampuan mekanik tinggi, yang dapat memenuhi kebutuhan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki peningkatan kinerja kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyester dengan core pelepah pohon pisang dengan variasi jumlah lamina. Penelitian dilakukan dengan bahan utama serat aren, matrik Polyester type 157 BQTN dan G3253T, katalis MEKPO, akselerator Cobalt naphtenate, max way, wax/miror, dan core/inti limbah pelepah pohon pisang. Peralatan yang digunakan adalah alat uji bending, timbangan digital, mikroskop mikro, foto makro dan peralatan fabrikasi komposit. Spesimen uji yang dibuat merupakan komposit jenis sandwich, dengan metoda hand lay up. Jumlah lamina pada lapisan atas adalah 1, 2 dan 3 layer serat aren, sedangkan lapisan bawah adalah 1 layer serat aren. Struktur lapisan komposit sandwich dan fabrikasinya berukuran 0,4 m x 0,6 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lamina komposit sandwich mengakibatkan kekuatan bendingnya juga semakin meningkat. Kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyeser dengan core pelepah pohon pisang berbanding lurus dengan penambahan variasi jumlah lamina yang diberikan. Kata kunci: bending, komposit sandwich, serat aren-polyester
OPTIMASI KEKUATAN TARIK SERAT NANAS (ANANAS COMOUS L. MERR) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM . Wijoyo; Catur Purnomo; Achmad Nurhidayat
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Image “Green” yang menempel pada serat alam, membuka jalan bagi serat alam untuk inovasi dan pengembangan produk dalam dekade terakhir ini, misalnya untuk pengembangan komposit yang diperkuat serat alam (fiber reinforced composites) dalam industri automotif, konstruksi bangunan, geotextiles dan produk pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasi kekuatan tarik serat nanas (Ananas Comous L. Merr) sebagai alternatif bahan komposit serat alam. Penelitian menggunakan serat nanas (Ananas Comous L. Merr) dan unsaturated polyester sebagai matrik untuk bahan komposit. Perlakuan diberikan pada serat nanas dengan peredaman pada larutan alkali dengan prosentase 10%, 20%, 30% dan 40% selama 2 jam dan 4 jam. Spesimen uji tarik serat tunggal dibuat berdasar standart JIS K-7601. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik maksimum mencapai 1058,660 MPa pada perlakuan peredaman larutan alkali 30% selama 2 jam. Dari hasil pengamatan penampang patahan menunjukkan bahwa patahan terjadi karena adanya fiber pull-out (tercabut).Kata kunci : kekuatan tarik, serat nanas, komposit serat alam
REKAYASA ALAT PENGERING UNTUK MENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM EMPING MLINJO . Wijoyo; Achmad Nurhidayat; . Sugiyanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2010): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 1 2010
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan rekayasa alat pengering sebagai alternatif pengganti panas sinar matahari yang diakibatkan perubahan cuaca (hujan/mendung). Penelitian dilakukan di UKM yang ada di Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Produksi emping di daerah tersebut sangat besar, dalam waktu  sehari mampu menghasilkan 16-20 kg untuk ukuran kecil dan 14-18 kg ukuran besar. Selama ini masyarakat dalam sistem pengeringan mengandalkan panas sinar matahari. Untuk pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan waktu 6 jam, dan jika mendung atau hujan dibutuhkan waktu pengeringan hingga 2-3 hari, proses penjemuran dilakukan dihalaman. Dari hasil rekayasa alat ini didapatkan alat pengering dengan kapasitas 6 rak (15 kg), setiap rak terdiri 2,5 kg emping mlinjo yang masih basah. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan emping tersebut adalah 1 jam, dengan suhu di dalam ruang pengering sekitar 58-60oC, dan dibutuhkan minyak tanah sebanyak 1,5 liter. Kata kunci : emping basah, sinar matahari, alat pengering
REKAYASA MESIN PRES GUNA MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI UKM LIMBAH TAHU Wijoyo Wijoyo; Zubaidi Zubaidi
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah tahu (ampas tahu) tersedia cukup melimpah di tempat pengusaha tahu Watukelir, Sukoharjo. Potensi tersebut selain dijual untuk pakan ternak juga dapat diolah menjadi makanan ringan. Permasalahan terjadi yaitu pesanan selalu tidak dapat terpenuhi karena terbatasnya kapasitas produksi yang hanya dilakukan secara manual. Tujuan program ini adalah melakukan rekayasa alat pengepres limbah tahu sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dari UKM dalam memenuhi permintaan pasar sekaligus meningkatkan pendapatannya. Program ini didahului melalui surve ke UKM guna mendapatkan permasalahan-permasalahan yang ada dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan penawaran alternative pemecahannya. Pemecahan yang ditawarkan yaitu berupa rancangan alat pres yang dapat digunakan untuk mengolah limbah tahu tersebut. Hasil dari program ini adalah berupa alat pres limbah tahu dengan ukuran lebar 75 cm dan tinggi105 cm, kapasitas 60 kg/jam. Dari hasil pengujian awal didapatkan hasil yang cukup baik pada alat tersebut yaitu berupa hasil presan yang sudah sangat sedikit kandungan airnya sehingga menjadi lebih mudah untuk diproses selanjutnya, serta kapasitas produksi naik menjadi tiga kali lipat. Kata kunci : Limbah tahu, Pres, UKM
MINIMISASI DISTORSI SAMBUNGAN LAS DENGAN PEMBERIAN FLAME HEATING SELAMA PROSES PENGELASAN . Wijoyo
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meminimasi distorsi sambungan las yang terjadi akibat dari pemberian flame heating selama proses pengelasan. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan baja karbon rendah dan filler ER70S-6 pada variasi pemberian perlakuan flame heating : flame heating di depan, sejajar dan di belakang busur las serta tanpa perlakuan. Pengelasan dilakukan dengan arus 110 A, tegangan 20 V, debit gas Ar 5,5 ltr/menit, kecepatan las dan kecepatan nyala api sama sebesar 3,5 mm/dtk, kecepatan kawat las 5 mm/dtk dan jarak nyala api ke sumbu las 35-40 mm. Pengujian distorsi dilakukan dengan cara visual yaitu difoto dan dilakukan pengukuran dengan alat ukur sudut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian perlakuan flame heating selama proses pengelasan maka distorsi sambungan las yang terjadi dapat diminimasi. Distorsi minimum terjadi pada perlakuan flame heating di depan busur las yaitu sebesar kurang dari 0,5o . Kata kunci : distorsi, sambungan las, flame heating
KAJIAN KOMPREHENSIF STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN TERHADAP PADUAN Al-7,1Si-1,5Cu HASIL PENGECORAN DENGAN METODE EVAPORATIVE . Wijoyo; Achmad Nurhidayat; Osep Sulammunajat
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pengecoran masih banyak menjadi pilihan utama pada proses produksi di industri. Pilihan pada pengecoran ini disebabkan karena proses pengerjaan lain sangat tidak mungkin dilakukan, misalnya pada pembuatan komponen-komponen otomotif, rumah pompa, poros, baling-baling dan lain-lain. Metode pengecoran dengan menggunakan polystyrene foam sebagai pola cetakan yang ditimbun dalam pasir cetak merupakan metode pengecoran evaporative. Metode ini akan menghasilkan coran yang sesuai dengan pola cetakan yang dibentuk. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji struktur mikro dan kekerasan paduan Al-7,1Si-1,5Cu hasil coran yang dilakukan dengan metode evaporative. Bahan utama penelitian ini adalah paduan Al-7,1Si-1,5Cu, polystyrene foam sebagai pola cetakan dan pasir cetak. Pengecoran paduan Al-7,1Si-1,5Cu dilakukan dengan cara proses peleburan pada dapur krusibel dan  dituang pada variasi temperatur tuang 670, 700 dan 730oC. Pengujian hasil coran meliputi pengujian foto struktur mikro dan uji kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro hasil pengecoran berubah dari  eutektik silikon yang berupa serpihan-serpihan panjang dan tebal pada temperatur tuang rendah, menjadi serpihan-serpihan pendek dan tipis diantara dendrite pada temperatur tuang tinggi. Nilai kekerasan semakin menurun seiring dengan meningkatnya temperatur tuang pada temperatur tuang 670, 700 dan 730oC, yaitu berturut-turut adalah 124,2 HB, 102 HB dan  96 HB. Kata kunci : paduan Al-7,1Si-1,5Cu, struktur mikro, kekerasan, evaporative, polystyrene foam
Upaya Perbaikan Performa Motor Bakar Torak dengan Stroke Up Surjadi, Eko; Wijoyo, Wijoyo; Prabowo, Guntur Adi
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 14, No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v14i1.11933

Abstract

Tujuan penelitian Stroke up adalah untuk mendapatkan perbandingan performa motor dengan menggunakan panjang langkah piston yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabel kontrol. Identifikasi variable Variable penelitian adalah obyek penelitian atau konteks yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, didalam variable terdapat satu atau lebih gejala yang mungkin pula terjadi dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisah dalam penelitian ini ada 3 variabel, yaitu: Variabel bebas adalah Jarak sumbu Crank pin dengan Crank journal, 49,5 mm, 68 mm dan 70 mm, Variabel terikat adalah daya, torsi dan konsumsi bahan bakar dan Variabel kontrol adalah suhu mesin dan suhu ruangan. Dari hasil penelitian terhadap penggunaan stroke up pada sepeda motor dengan variasi panjang langkah piston, didapat kesimpulan bahwa perbandingan daya, memperlihatkan bahwa daya motor bakar tertinggi pada penggunaan stroke up 70 mm dan secara berturut-turut semakin rendah pada stroke up 68 mm dan 49,5 mm dan Torsi terendah pada stroke up 49,5 mm sementara stroke up 70 mm tertinggi dan stroke up 68 mm berada diantaranya dan stroke up 70 mm mendapatkan konsumsi bahan bakar paling tinggi dan stroke up 49,5 mm paling rendah.
Pengaruh Jumlah Core Radiator Dan Volume Air Pendingin Terhadap Temperatur Kerja Pendingin Motor Bakar 4-Tak Surjadi, Eko; Wahyudi, Heri; Wijoyo, Wijoyo
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 11, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v1i1.5222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh jumlah core dan variasi volume air pendingin terhadap penurunan temperatur air pendinginan motor bakar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali. Variabel bebas penelitian ini adalah jumlah core radiator yang digunakan dan volume air pendingin sedangkan variabel terikatnya adalah temperatur kerja pendinginan dan variabel kontrolnya adalah Honda Accord dan thermocouple digital. Pengambilan data awal dimulai dari radiator single cored dengan variasi volume air pendingin 3,25 liter, 3,50 liter, 3,75 liter dan 4 liter dan diuji pada putaran 3000 rpm, dilanjutkan dengan melakukan pengujian variasi volume air pendingin pada radiator dual core dengan volume 3,75 liter, 3,50 liter, 3,25 liter dan 4 liter. pada putaran mesin 3000 rpm, kemudian mencatat perubahan temperatur pada volume masing-masing. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil yang valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin berkurang volume air pendingin maka temperature masuk semakin tinggi sedang selisih temperature masuk dan keluar cenderung konstan dan radiator double core lebih efektif mendinginkan air pendingin motor bakar dibanding dengan radiator single core.