Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Dunia Kesmas

Gambaran Kesehatan Mental Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19 Zulfikar Abdul Aziz; Delfri Ana Ayu; Fifi Maysarah Bancin; Siti Gendis Syara; Wahdana Boang Manalu; Rina Artika S; Sandra Fita Lia; Laila Puspita Tanjung; Abdur Suripto Boang manalu; Sri indah Karina Br Karo; Claudya Agita Br Bangun; Fingki Wulandari Limbong; Nurul Fadhilah Siregar
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 10, No 1 (2021): Volume 10 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v10i1.3256

Abstract

Pandemi Covid-19 mempengaruhi kesehatan mental masyarakat di dunia. Sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kualitas tidur di wilayah urban dan rural Kecamatan Pantai Labu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif yang dilakukan pada bulan Agustus-September 2020. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Strata 1 di Medan, Sumatera Utara. Sampel yang digunakan sebesar 123 responden. Metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Instrumen sampel berupa kuesioner digital (Google Form) yang disebar melalui media sosial peneliti. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner Self-Reporting Questionneire 20 yang sudah diterjemahkan. Proporsi mahasiswa yang mengalami gangguan mental atau memiliki kesehatan mental yang buruk sebesar 30 %. Pada responden Laki-Laki ditemukan bahwa 28% dari 25 responden mengalami gangguan mental. Pada wanita, sebesar 31% dari 98 responden mengalami gangguan mental. Berdasarkan status marital, proporsi gangguan mental tertinggi terdapat pada kelompok Memiliki Pasangan (belum menikah) sebesar 34%.  Sedangkan berdasarkan Usia, kelompok dengan proporsi paling tinggi adalah 19-20 tahun sebesar 35% dari 37 responden (97%CI: 20.57-20.96). Proporsi gangguan mental pada mahasiswa sangat tinggi (30%). Proporsi yang berbeda ditemukan pada mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan. Hal tersebut dimungkinkan karena perbedaan respon dan perspektif dalam menghadapi masalah dan tekanan dari lingkungan dan kampus. Mahasiswa hendaknya dapat mengetahui dan memahami terkait dengan kontrol diri dan pemecahan masalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan mental. 
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Biru-Biru Terhadap Pencegahan Penyakit DBD Citra Cahyati Nst; Delfriana Ayu A; Pramilenia Rosdiana Putri; Nurdinda Filza Mahzura; Khalda Chofifah Muntaz; Wahyu Opipa; Indanazulfa .; Arfan Syahputra Pulungan; Nurhidayati .; Dewi Yunita Sembiring; Zuliani Sasmitha; Silfa Herawati Siregar
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 4 (2020): Volume 9 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i4.3286

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat di wilayah kerja puskesmas biru-biru terhadap pencegahan penyakit DBD. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan sampel sebanyak 30 sampel yang dipilih dengan menggunakan metode pemilihan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan  55,33% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai tentang DBD, 55,33% responden memiliki sikap yang cukup antisipatif terhadap pencegahan penyakit DBD, dan pada umumnya 53.333% responden memiliki perilaku cukup terhadap penyakit DBD, namun perilaku pencegahan terhadap penyakit DBD dalam kategori yang baik hanya sebesar 6.67%.