Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGOLAHAN UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) KUPAS MENTAH BEKU DI PT. XXX, PONTIANAK-KALIMANTAN BARAT Medal Lintas Perceka; Rufnia Ayu Afifah; Petrus Pieter Ringgo
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 3, No 2 (2021): September 2021
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v3i2.10726

Abstract

 Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang yang saat ini dikembangkan di Indonesia. Produk udang beku merupakan produk yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui mutu bahan baku udang, penerapan rantai dingin dalam proses pengolahan udang PND, mutu produk akhir, rendemen serta produktivitas tenaga kerja di PT.Pulau Mas Khatulistiwa. Bahan baku udang masih tergolong kedalam kategori udang segar dikarenakan rata-rata nilai organoleptiknya 7,6. Kandungan mikroba dalam bahan baku udang masih sesuai dengan standar SNI. Dalam bahan baku udang tidak ditemukan jenis antibiotik kloramfenikol, nitrofuran, maupun tetrasiklin. Produk akhir udang PND memiliki nilai organoleptik 8, kandungan mikrobiologi sesuai dengan standar SNI, dan rata-rata rendemen udang 82,54%. Nilai rata-rata produktifitas tenaga kerja di PT.XXX Pontianak-Kalimantan Barat yaitu 16,22 kg/jam/orang. 
KAJIAN MUTU IKAN PINDANG LEMURU (Sardinella lemuru) DALAM KEMASAN POLYPROPYLENE NON VAKUM SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN DINGIN Aef Permadi; Rufnia Ayu Afifah; Nova Herliza; Asriani Asriani; Siti Zachro Nurbani
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.11065

Abstract

Ikan pindang merupakan produk hasil perikanan yang mudah rusak, upaya untuk memperpanjang daya awet nya yaitu dengan pengemasan mengggunakan kemasan polypropylene selama penyimpanan pada suhu yang tepat (Wulandari dan Waluyo, 2013). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui alur proses pengolahan ikan pindang dan mengetahui mutu ikan pindang dalam kemasan polypropylene non vakum selama penyimpanan suhu ruang dan suhu dingin. Metode pengambilan data dilakukan menggunakan dua metode yaitu primer dan sekunder dengan analisa data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Penelitian menunjukkan bahwa alur proses pengolahan ikan pindang lemuru di UKM Poklahsar Maju Jaya belum sesuai standar SNI 2717:2017. Hasil uji mutu sensori ikan pindang memiliki nilai rata-rata yaitu 8 dan masih memenuhi standar SNI ikan  pindang 2717:2017 yaitu maksimal 7. Hasil uji ALT ikan pindang memenuhi standar SNI ikan pindang 2707:2017 yaitu 1,0 × 10⁵ kol/gr. Pada pengujian ikan pindang selama penyimpanan suhu ruang dengan hasil uji ALT pada hari ke-1 ikan pindang sudah tidak memenuhi standar SNI yang telah ditentukan. Pada penyimpanan suhu dingin pada hari ke 12 ikan pindang sudah tidak memenuhi standar SNI 2707:2017. Uji sensori pada hari ke 1 ikan pindang sudah tidak disukai oleh panelis sedangkan pada suhu dingin hari ke 14 nilai ikan pindang sudah melewati batas maksimal. Pada uji kadar air tidak terjadi peningkatan kadar air secara signifikan dan dengan nilai rata-rata sudah diatas standar SNI 2717:2017 yaitu 60%. Berdasarkan hasil pengujian pada suhu ruang ikan pindang lebih cepat terjadinya pembusukan dibandingkan dengan suhu dingin.. 
Optimalisasi Produksi Pengolahan Tuna (Thunnus albacares) Beku Melalui Penerapan Metode Kaizen Rufnia Ayu Afifah; Asriani -; Ferdiansyah -
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Optimalisasi proses produksi produk tuna sirip kuning (Thunnus albacares) beku bergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek material, penerapan metode, manusia, dan kebijakan manajemen. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada kegiatan produksi tuna sirip kuning beku pada salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan sebuah pendekatan analisis sistematis Kaizen untuk perbaikan secara berkesinambungan. Penelitian ini mencakup perumusan pokok masalah berdasarkan identifikasi masalah yang difokuskan pada aspek manusia (man), metode (method), bahan (material), dan manajemen (management), serta pemberian solusi dengan tindakan-tindakan yang secara teknis dapat dilaksanakan dan secara finansial memberikan biaya minimum namun menghasilkan dampak yang maksimal. Beberapa masalah yang ditemukan dari hasil identifikasi permasalahan dari kegiatan produksi tuna beku diantaranya, nilai rata-rata rendemen pada proses produksi tuna beku (54,78%) cukup rendah dibandingkan dengan standar nilai rendemen yang diinginkan perusahaan (60%). Keterampilan karyawan dalam memproduksi produk dan penggunaan bahan baku beku menjadi penyebabnya. Selain itu, terjadi perlambatan waktu pada proses produksi akibat kerusakan mesin pembekuan Air Blast Freezer (ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan produk membutuhkan waktu yang lebih lama karena dilakukan dengan menggunakan cold storage. Masalah-masalah ini memberikan efek pada gross profit yang dihasilkan perusahaan. Beberapa alternatif solusi diberikan untuk perbaikan kegiatan produksi berkaitan dengan kebijakan manajemen perusahaan, yaitu adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada proses pengolahan serta menganggarkan biaya perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika solusi perbaikan diterapkan, solusi tersebut diestimasikan dapat meningkatkan gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu tahun.
Phenolic Contents and Antioxidant Activities of Various Infused Tea Liquids Made from Leaves of Green Tea (Camellia sinensis), Banaba (Lagestroemia speciosa) and Moringa (Moringa oleifera L.) Rufnia Ayu Afifah; Chutamat Niwat
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v2i1.2223

Abstract

Plants, such as as green tea (Camellia sinensis), banaba (Lagestroemia speciosa) and moringa (Moringa oleifera L.), have been known as the basis of traditional medicine that have been existed for thousands years due to their bioactive compounds. This research aimed to investigate total phenolic content and antioxidant properties of various tea infusion made from green tea, moringa and banaba leaves. Dried green tea, dried banaba leaves, and fresh moringa leaves were used in this study. Fresh moringa leaves then was dried at two different temperatures (50 and 60 ºC). The results showed that the total phenolic content of tea infusions were ranged from  11–20 mg GAE/g, while the DPPH scavenging activity and FRAP activity ranged from 6–12 µmol TE/g, 0.2–0.65 mmol FeSO4/g, respectively. Banaba tea had the highest total phenolic content (20.54±0.31 mg GAE/g), DPPH (11.19±0.12 µmol TE/g), and FRAP activity (0.66±0.02 mmol FeSO4/g) compared to another infused tea (P<0.05). Higher drying temperature (60 ºC) of moringa leaves reduced the total phenolic content in the moringa tea. However, it had no effect to the DPPH scavenging activity and FRAP activity (P<0.05). In conclusion, the total phenolic content and antioxidant activities were varied by tea leaf variations and drying condition.
PELATIHAN PENGOLAHAN BABY CRAB KRISPI DI PROVINSI BANTEN Mohammad Sayuti; Heny Budi Purnamasari; I Ketut Sumandiarsa; Yuliati H. Sipahutar; Simson Masengi; Niken Dharmayanti; Resmi Rumenta Siregar; Siti Zachro Nurbani; Randi Bokhi S. Salampessy; Asriani Asriani; Aef Permadi; Yudi Prasetyo Handoko; Achmad Poernomo; Rufnia Ayu Afifah; Aghitia Maulani; Nur Hidayah; Rahmat Yuliandri; Sri Siswahyuningsih; Anugerah Anugerah; M. Chotim
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i6.10938

Abstract

Abstrak: Desa Pagedangan Ilir merupakan desa yang mempunyai potensi yang sangat besar di bidang perikanan khususnya baby crab. Perlu pemanfaatan potensi baby crab di Desa Pagedangan Ilir dengan mengolahnya untuk meningkatkan nilai tambah baby crab. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Pagedangan Ilir dalam mengolah baby crab krispi. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama yaitu pemberian materi yang dilakukan melalui ceramah dan diskusi secara tatap muka (luring) sedangkan tahap kedua yaitu kegiatan praktik pengolahan baby crab krispi yang dilakukan secara langsung. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 15 orang peserta dengan 3 (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok terdapat 5 orang peserta, evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan pelatihan selesai. Tahapan kegiatan ini meliputi koordinasi awal kegiatan, pembukaan, pemberian materi (teori), praktik pengolahan baby crab dan evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan masing-masing peserta mampu mengolah baby crab krispi, mampu membuat desain kemasan, mampu menghitung analisa usaha dan mampu membuat pemasaran produk secara digital. Kegiatan pengabdian dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah baby crab krispi krispi.Abstract: Pagedangan Ilir Village is a village that has enormous potential in the field of fisheries, especially baby crab. It is necessary to utilize the potential of baby crab in Pagedangan Ilir Village by processing it to increase the added value of baby crab. The purpose of this service activity is to improve the skills of the people of Pagedangan Ilir Village in processing crispy baby crab. Service activities are carried out in two stages, the first stage is the provision of material through lectures and discussions face-to-face (offline) while the second stage is the practice of processing baby crab crispy which is carried out directly. This service activity was attended by 15 participants with 3 (three) groups and each group had 5 participants, the evaluation was carried out after all training activities were completed. The stages of this activity include initial coordination of activities, opening, providing material (theory), baby crab processing practices and evaluation. The results of the service showed that each participant was able to process crispy baby crab, able to make packaging designs, able to calculate business analysis and able to make product marketing digitally. Service activities can improve community skills in processing crispy baby crabs.
Water Soluble Chitosan from Green Mussel (Perna viridis) Shells and Its Use As Fat-Absorber In Cookies Aef Permadi; Rufnia Ayu Afifah; Dita Ambar Kartika Apriani; Farida Ariyani
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 17, No 3 (2022): December 2022
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.731

Abstract

Green mussel chitin can be converted by H2O2 into water-soluble chitosan (WSC). This can subsequently be utilized for a variety of different purposes, such as a fat binder. This study examines how different H2O2 concentrations (13, 21.5, and 30%) affected the properties of WSC (yield, moisture content, ash content, degree of deacetylation, and solubility in water and acid). Moreover as well as how WSC (8%, 9%, and 10%) affected the hedonic scores, proximate composition, and fat binding capacity of weight-loss cookies. A single factor Completely Randomized Design and single-factor ANOVA were used to analyze the data, followed by Duncan’s additional testing as necessary. The results showed that water-soluble chitosan was impacted by H2O2 concentration in that its yield and ash content decreased, its color changed to a brownish, and its solubility in acid and moisture content all increased. According to De Garmo’s Effectiveness Index Test, 30% H2O2 concentration resulted in the best WSC. The addition of WSC did not affect the hedonic quality, protein, moisture, or carbohydrate contents of the cookies, but it did have an impact on the ash and fat contents. The ability of all cookie samples in all treatments to bind fat in liquified butter and peanut oil validates the use of cookies containing WSC in body weight loss research.
Estimated of Shelf Life Salem Fish Crackers (Scomber japonicus) with Polypropylene Plastic Packaging and Metalized Plastic in Poklahsar Mina Sejahtera, Tangerang Aef Permadi; Rufnia Ayu Afifah; Dian Latifa; Nur Hidayah; Randi B.S. Salampessy; Yudi Prasetyo Handoko; Aghitia Maulani
PELAGICUS Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v3i2.11066

Abstract

Information on the shelf life of food products is one of the information that must be included on the label of food product packaging.  This study aims to obtain the estimated shelf life  of fried salem  fish cracker products  (Scomber japonicus)  packaged in polypropylene plastic  and metalized plastic.  Fried salem fish crackers (Scomber japonicus) are produced by Poklahsar "Mina Sejahtera" in Teluk Naga District, Tangerang Regency.  The estimated shelf life is carried out using the acceleration method with the critical moisture content model (Labuza model). The test results showed that the crackers had a water content of 2.67%. and a critical water content at the 9th hour with a water content of 6.53.%.   The permeability of polypropylene packaging and metalized plastic packaging is 0.0133 and 0.0032, respectively.  The results of the estimated shelf life of fried salem fish crackers (Scomber japonicus) packed with metalized plastic packaging with a thickness of 0.06 mm have a shelf life of 366 days and crackers packed with polypropylene packaging with a thickness of 0.08 mm have a shelf life of 130 days.  This shows that metalized plastic packaging has a better ability to maintain the durability of fried salem fish crackers.