Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Budidaya di Lahan Pekarangan untuk Menunjang Pemenuhan Gizi dan Ekonomi Keluarga di Desa Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Muhammad Yamin
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.21 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i1.613

Abstract

Pekarangan rumah memiliki banyak fungsi dan manfaat, namun sedikit orang yang menyadarinya terutama di pedesaan. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia termasuk Negara Indonesia sejak Bulan Maret 2020 sangat terasa menekan berbagai aspek kehidupan manusia seperti transportasi, ekonomi, pertanian, kesehatan, pendidikan dan pariwisata. Gangguan pada bidang transportasi berdampak terhadap berbagai bidang seperti bidang pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat kurang terpenuhi karena terganggunya suplai. Sektor usaha dan jasa terjadi pengurangan bahkan pemutusan hubungan kerja, akibatnya pendapatan masyarakat berkkurang dan daya belinya menurun. Sementara di sisi lain terdapat sumberdaya potensial yang belum dimanfatkan secara optimal oleh sebagian besar masyarakat terutama di pedsaan yaitu lahan pekarangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan gizi dan ekonomi keluarga melalui kegiatan budidaya di lahan pekarangan. Selain itu, untuk memberikan keindahan, kesejukan, lingkungan yang nyaman, sehat dan menyenangkan juga sebagai sarana olah raga untuk meningkatkan kesegaran, kebugaran dan imun tubuh. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dengan metode Andragogi yaitu menekankan partisipasi aktif dari masyarakat peserta melalui kerja kelompok, demontrasi lapangan, dan diskusi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 16 orang peserta dari desa lokasi dan dosen dari program studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram. Model budidaya yang diterapkan pada khalayak sasaran adalah budidaya vertikular, wadah pot dan bedengan serta pemeliharaan lele dalam ember.  Jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tanam cabai (Capsicum annuum),  terong (Solanum melongena), bayam (Amaranthus sp) dan kemangi (Ocium ocium).
Literature review: Philosophical Views on Ecotourism-Based Contextual Science Learning Hamidi Hamidi; Muhammad Sarjan; Sudirman Sudirman; Agus Muliadi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Asrorul Azizi; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Mulia Rasyidi; Bakhtiar Ardiansyah; Yusran Khery; Rindu Rahmatiah
Journal of Science and Science Education Vol. 3 No. 2 (2022): October
Publisher : Pascasarjana, Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.168 KB) | DOI: 10.29303/jossed.v3i2.2288

Abstract

Ecotourism-based contextual science learning is one of the sciences about learning in the science field which is carried out with a contextual approach (CTL) and then associated with its meaning in the field of ecotourism. Science is studied in 3 (three) major aspects of philosophy, namely ontology, epistemology, and axiology. Ecotourism-based contextual science learning, ontologically, the discussion focuses on ecotourism-based contextual science learning. Does learning really exist? Or is it just a name? How is it different from other learning? So contextual science learning based on ecotourism ontologically tries to prove and examine that science can really be proven to exist. The epistemology of ecotourism-based contextual science learning basically talks about the basics, sources, characteristics, truths, and ways to gain knowledge about ecotourism-based contextual science learning. The most important aspects discussed in the epistemology of ecotourism-based contextual science learning are the sources and methods of that knowledge. So, when ecotourism-based contextual science learning is highlighted through epistemology, the discussion is focused on how the sources are used in developing the knowledge and what methods are used because each type of knowledge has different sources and methods of knowledge. When ecotourism-based contextual science learning was born, he actually had to or had carried out an axiological test
Praktik Penilaian Guru Pendidikan Sains antara Keyakinan atau Pengetahuan Guru? Perspektif Filsafat Sudirman Sudirman; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Hamidi Hamidi; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Mulia Rasyidi; Bakhtiar Ardiansyah; Yusran Khery; Rindu Rahmatiah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.889

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apakah penilaian pembelajaran sains (IPA) dipengaruhi oleh keyakinan atau pengetahuan guru ditinjau dari perspektif filsafat. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka atau studi leratur.  Keyakinan dalam konteks pendidikan yaitu mengkaji praktik yang dianut oleh guru tentang pembelajaran dan penilaiannya, Keyakinan telah digambarkan sebagai konstruksi psikologis yang paling berharga bagi guru. Keyakinan membentuk nilai-nilai seseorang dan pada akhirnya menentukan perilaku, Keyakinan adalah kebenaran pribadi sedangkan pengetahuan dianggap lebih bersifat faktual karena dapat secara objektif dan diverifikasi secara independen. Keyakinan menciptakan sikap, sikap berubah menjadi tindakan yang memandu keputusan dan perilaku.  Dalam kaitannya dengan pendidikan sains berdasarkan hasil kajian literatur bahwa keyakinan guru berdampak pada persepsi dan penilaian pendidikan sains sehingga mempengaruhi perilaku, praktik, dan tindakan mereka dalam ruang kelas. keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan, oleh karena itu berdasarkan studi literatur dapat simpulkan bawa keyakinan lebih berperan daripada pengetahuan dalam menentukan keputusan praktik penilaian pendidikan sains/IP hal ini karena keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan dengan tugas kelas.
Kerangka Kerja TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam Perspektif Filsafat Ilmu Untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan Rindu Rahmatiah; Muhammad Sarjan; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Hamidi Hamidi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Bakhtiar Ardiansyah; Mulia Rasyidi; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.1069

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar pada pembelajaran abad 21. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, guru perlu menguasai teknologi agar dapat memanfaatkannya sebagai alat penunjang kegiatan pembelajaran. Istilah PCK (Pedagogical Content Knowledge) berkembang menjadi TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dengan tambahan “T” yaitu teknologi. Artikel ini membahas tentang "Kerangka Kerja TPACK dalam Perspektif Filosofis Pendidikan untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan ". Dari perspektif ontologi, kesadaran guru dan siswa akan meningkat melalui interaksi dalam proses pengajaran menggunakan IT dalam proses pembelajaran untuk membangun Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Dari perspektif epistemologis, kerangka kerja TPACK dapat menjadi referensi yang produktif untuk mempertimbangkan bagaimana guru dapat mengintegrasikan teknologi instruksional ke dalam kelas. Dari sudut pandang aksiologis, seorang guru yang berpengalaman harus mampu menciptakan hubungan kreatif antara apa yang dipelajari (konten), apa yang diajarkan (pedagogi) dan alat yang tepat (teknologi). Untuk melengkapi gagasan TPACK yang sangat baik dari Mishra dan Koehler (2006), guru membutuhkan moral yang baik sebagai panutan bagi siswa. Akronim TPACK dapat dirumuskan kembali sebagai "teknologi, pedagogi, akhlak (moralitas), konten, dan pengetahuan".
Etika Lingkungan dalam Pembelajaran IPA Berbasis Ekowisata Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Bachtiar Ardiansyah; Hamidi Hamidi; Iswari Pauzi; Muhammad Yamin; Mulia Rasyidi; Rindu Rahmatiah; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
LAMBDA : Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA dan Aplikasinya Vol. 2 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Lembaga Bale Literasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/lambda.v2i3.296

Abstract

This article aims to examine the concept of environmental ethics in ecotourism-based science learning. In conventional education, the educational process only focuses on knowledge (cognitive) while the attitude aspect only gets a very small portion. Environmental ethics in ecotourism-based science learning is expected to integrate various science concepts and contextual science learning objectives with the ecotourism concept, so that the formation of environmental care characters in students and the implementation of ESD can be realized optimally. This research uses literature study method. The data used in this study were sourced from scientific articles (national and international, science textbooks (SD, SMP and SMK), reference books, and literature reviews related to the concepts studied. Based on the above reviews, it can be concluded that the concept of environmental ethics that mostly presented in science learning materials at all levels of primary and secondary education dominated by anthropocentrism theory, while the concept of ecotourism is mostly presented at the vocational level with the Tourism Expertise Program.
Praktik Penilaian Guru Pendidikan Sains antara Keyakinan atau Pengetahuan Guru? Perspektif Filsafat Sudirman Sudirman; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Hamidi Hamidi; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Mulia Rasyidi; Bakhtiar Ardiansyah; Yusran Khery; Rindu Rahmatiah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.889

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apakah penilaian pembelajaran sains (IPA) dipengaruhi oleh keyakinan atau pengetahuan guru ditinjau dari perspektif filsafat. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka atau studi leratur.  Keyakinan dalam konteks pendidikan yaitu mengkaji praktik yang dianut oleh guru tentang pembelajaran dan penilaiannya, Keyakinan telah digambarkan sebagai konstruksi psikologis yang paling berharga bagi guru. Keyakinan membentuk nilai-nilai seseorang dan pada akhirnya menentukan perilaku, Keyakinan adalah kebenaran pribadi sedangkan pengetahuan dianggap lebih bersifat faktual karena dapat secara objektif dan diverifikasi secara independen. Keyakinan menciptakan sikap, sikap berubah menjadi tindakan yang memandu keputusan dan perilaku.  Dalam kaitannya dengan pendidikan sains berdasarkan hasil kajian literatur bahwa keyakinan guru berdampak pada persepsi dan penilaian pendidikan sains sehingga mempengaruhi perilaku, praktik, dan tindakan mereka dalam ruang kelas. keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan, oleh karena itu berdasarkan studi literatur dapat simpulkan bawa keyakinan lebih berperan daripada pengetahuan dalam menentukan keputusan praktik penilaian pendidikan sains/IP hal ini karena keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan dengan tugas kelas.
Kerangka Kerja TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam Perspektif Filsafat Ilmu Untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan Rindu Rahmatiah; Muhammad Sarjan; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Hamidi Hamidi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Bakhtiar Ardiansyah; Mulia Rasyidi; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.1069

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar pada pembelajaran abad 21. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, guru perlu menguasai teknologi agar dapat memanfaatkannya sebagai alat penunjang kegiatan pembelajaran. Istilah PCK (Pedagogical Content Knowledge) berkembang menjadi TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dengan tambahan “T” yaitu teknologi. Artikel ini membahas tentang "Kerangka Kerja TPACK dalam Perspektif Filosofis Pendidikan untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan ". Dari perspektif ontologi, kesadaran guru dan siswa akan meningkat melalui interaksi dalam proses pengajaran menggunakan IT dalam proses pembelajaran untuk membangun Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Dari perspektif epistemologis, kerangka kerja TPACK dapat menjadi referensi yang produktif untuk mempertimbangkan bagaimana guru dapat mengintegrasikan teknologi instruksional ke dalam kelas. Dari sudut pandang aksiologis, seorang guru yang berpengalaman harus mampu menciptakan hubungan kreatif antara apa yang dipelajari (konten), apa yang diajarkan (pedagogi) dan alat yang tepat (teknologi). Untuk melengkapi gagasan TPACK yang sangat baik dari Mishra dan Koehler (2006), guru membutuhkan moral yang baik sebagai panutan bagi siswa. Akronim TPACK dapat dirumuskan kembali sebagai "teknologi, pedagogi, akhlak (moralitas), konten, dan pengetahuan".