Eny Yantri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir Hotma Sauhur Hutagaol; Eryati Darwin; Eny Yantri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.113

Abstract

AbstrakHipotermia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir di negara berkembang. Salah satu asuhan untuk mencegah hipotermi adalah dengan melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap suhu aksila dan kehilangan panas kering pada bayi baru lahir. Ini merupakan studi cross-sectional comparative yang melakukan observasi bayi yang lahir dengan persalinan normal yang dilaksanakan IMD atau tidak, kemudian dilakukan pengukuran suhu aksila dan kehilangan panas kering pada kedua kelompok. Data dianalisa menggunakan uji t-test, dan nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik. Rerata suhu aksila kelompok IMD sebesar 37,1 ± 0,20C dan rerata suhu aksila pada kelompok non IMD sebesar 36,8 ± 0,40C. Rerata total kehilangan panas kering pada kelompok IMD sebesar 30,1 ± 3,4 J dan pada kelompok non IMD sebesar 31,2 ± 3,9 J. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa IMD berpengaruh terhadap peningkatan suhu aksila. Kehilangan panas kering lebih rendah pada kelompok IMD walau tidak bermakna secara statistikKata kunci: IMD, suhu aksila, kehilangan panas keringAbstractHypothermia is a major cause of morbidity and mortality in neonatal period. One of essential care for newborn to prevent hypothermia is early initiation of breastfeeding. The objective of this study was to see the effects of early initiation of breastfeeding to increase axillary temperature and decrease dry heat loss in newborn. The design of this study is observational study with cross-sectional comparative design. The subjects were normal newborn with early initiation of breastfeeding and without early initiation of breastfeeding. Axillary mean temperature after early initiation of breastfeeding is 37,1 ± 0,20C and axillary mean temperature on non early initiation of breastfeeding group is 36,8 ± 0,40C. Total dry heat loss mean on early initiation of breastfeeding group is 30,1 ± 3,4 J and on non early initiation of breastfeeding group is 31,2 ± 3,9 J. This study concluded that there is the effect of early initiation of breastfeeding to axillary temperature. Total dry heat loss is lower on early initiation of breastfeeding group but not significant statistically.Keywords: early initiation of breastfeeding, axillary temperature, dry heat loss
Hubungan Kadar LDL dan HDL Serum Ibu Hamil Aterm dengan Berat Lahir Bayi Oktalia Sabrida; Hariadi Hariadi; Eny Yantri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.107

Abstract

AbstrakAda anyak penelitian yang membuktikan transfer kolesterol dari ibu ke janin melalui lapisan trofoblas yang membawa partikel LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). Pengambilan dan pemanfaatan LDL oleh plasenta merupakan mekanisme alternatif oleh janin untuk memperoleh asam lemak dan asam amino esensial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar LDL dan HDL serum ibu hamil aterm dengan berat lahir bayi. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan cross sectional. Dilakukan pemeriksaan kadar LDL dan HDL serum terhadap 31 sampel ibu hamil aterm yang dipilih secara consecutive sampling, kemudiaan saat bayi dari sampel lahir dilakukan penimbangan berat lahir bayi dalam 1 jam setelah lahir dengan keadaan tanpa pakaian. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dilanjutkan dengan uji regresi linier sederhana, nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik. Rerata kadar LDL serum ibu hamil aterm 138,52±37,86 mg/dl dengan 7 sampel (22,60%) kadar LDL <101 mg/dl. Rerata kadar HDL serum ibu hamil aterm 53,32±17,39 mg/dl dengan 13 sampel (41,90%) kadar HDL <48 mg/dl. Rerata berat lahir bayi 3150,00±489,89 gram dengan 2 sampel (6,50%) memiliki bayi dengan berat<2500 gram. Terdapat hubungan positif antara kadar LDL serum ibu hamil aterm dengan berat lahir bayi, kekuatan hubungan lemah (r=0,258), secara statistik tidak bermakna (p=0,161). Terdapat hubungan positif antara kadar HDL serum ibu hamil aterm, kekuatan hubungan sangat lemah (r=0,035), secara statistik tidak bermakna (p=0,850). Kesimpulan penelitian tidak terdapat hubungan kadar LDL dan HDL serum ibu hamil dengan berat lahir bayi.Kata kunci: kadar LDL serum, kadar HDL serum, ibu hamil aterm, berat lahir bayiAbstractMany studies proved that the transferring of cholesterol from mother to fetus through the trophoblastic layer carried LDL (Low Density Lipoprotein) and HDL (High Density Lipoprotein) particles. Uptake and usage of LDL by placenta to the fetus is an alternative mechanism to obtain fatty acids and essential amino acids. The objective of this study was to determine whether there is a relationship between LDL and HDL serum level of pregnant women at term with infant birth weight. This study was an observational study with cross sectional design. Examination of LDL and HDL serum level to 31 term pregnancy sample choose by consecutive sampling, and then infant’s birth weight was counted within 1 hour after birth without clothes. The data analyzed with Pearson correlation statistical test followed by simple linier regression statistical test. The mean of LDL serum level term pregnancy was 138,52±37,86mg/dlwith7 samples(22.60%) in LDL levels<101 mg/dl. The mean of HDL serum level at term pregnancy was 53,32±17,39 mg/dlwith 13 samples (41,90%) in HDL levels<48 mg/dl. The mean of infant birth weight was 3150,00±489,89 grams with 2 samples (6,50%) had infants weighing < 2500 grams. There is a positive relationship between LDL serum levels term pregnancy with birth weight infants, the strength of the relationship is weak (r =0,258), were not significant statistically (p=0,161). There is a positive relationship between HDL serum levels at term pregnancy with birth weight infants, the strength ofthe relationshipis veryweak(r =0,035), were not significant statistically (p=0,850). In conclusion there was no correlation of serum levels of LDL and HDL at term pregnant with birth weight.
Hubungan Asupan Protein dengan Kadar Zink Rambut terhadap Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kota Padang As Siddiqi, Abdurrahman Arsyad; Masnadi, Nice Rachmawati; Jurnalis, Yusri Dianne; Izzah, Amirah Zatil; Mayetti, Mayetti; Yantri, Eny
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.1-8

Abstract

Latar belakang. Stunting menggambarkan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh masalah nutrisi. Defisiensi zink dapat menghentikan proses pertumbuhan. Asupan zink memiliki korelasi positif terhadap asupan protein dari makanan. Kadar zink tubuh dapat diukur melalui kadar zink rambut, yang lebih akurat menggambarkan kadar zink kronis dan sesuai untuk kondisi stunting.Tujuan. Mengetahui hubungan antara asupan protein dengan kadar zink rambut pada anak stunting usia 24-59 bulan di Puskesmas Anak Air, Ikur Koto, dan Seberang Padang.Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan di tiga Puskesmas di Kota Padang dan Laboratorium Kesehatan Sumatera Barat dari Februari 2023 hingga Maret 2024. Subjek adalah anak dengan stunting berusia 24-59 bulan. Data asupan protein diukur dengan wawancara food recall 2x24 jam, sedangkan kadar zink rambut dianalisis menggunakan teknik flame atomic absorption spectrometry (FAAS).Hasil. Sebanyak 97 subjek yang diteliti, 67% memiliki asupan protein kurang dengan median 13,92 gram, dan 67% memiliki kadar zink rambut kurang dengan median 123,80 ppm. Selain itu, 64,6% anak dengan asupan protein kurang juga memiliki kadar zink rambut yang rendah. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik chi-square dan diperoleh nilai p-value adalah 0,627 (p>0,05) maka Ho diterima yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara asupan protein total harian dengan kadar zink rambut pada anak stunting usia 24-59 bulan.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara asupan protein dengan kadar zink rambut pada anak stunting usia 24-59 bulan.