Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Gambaran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada Anak yang Mendapatkan Imunisasi Difteri Pertusis dan Tetanus di Puskesmas Seberang Padang Kota Padang Mayang Permata Sari; Amirah Zatil Izzah; Anggia Perdana Harmen
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i3.885

Abstract

Penggunaan vaksin DPT sebenarnya aman tetapi bukan tanpa resiko karena sebagian orang dapat mengalami reaksi setelah imunisasi yang bersifat ringan maupun berat, reaksi ini disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian ikutan pasca imunisasi pada anak yang mendapatkan imunisasi DPT di Puskesmas Seberang Padang Kota Padang. Penelitian deskriptif ini dilakukan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang mendapatkan imunisasi DPT maksimal satu bulan sebelum mengisi kuesioner peneliti. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan dilakukan wawancara langsung terhadap 45 orang responden. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 41 orang (91,1%) anak mengalami KIPI dan 4 orang (8,9%) anak tidak mengalami KIPI. Gejala KIPI yang paling banyak muncul pada penelitian ini adalah demam yaitu sebanyak 34 orang (82,9%), pembengkakan dilokasi penyuntikan yaitu sebanyak 31 orang (75,6%) dan kemerahan dilokasi penyuntikan yaitu sebanyak 26 orang (63,4%). Awitan gejala KIPI muncul pada hari pertama setelah imunisasi, kecuali pada gejala demam yaitu gejala dapat muncul pada hari kedua setelah imunisasi. Lama gejala KIPI menetap yaitu minimal selama satu hari, sedangkan maksimal gejala menetap tergantung gejala yang dialami, seperti gejala pembengkakan dilokasi penyuntikan dapat menetap selama 7 hari.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman Anggi Setiawan; Nur Indrawaty Lipoeto; Amirah Zatil Izzah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i1.64

Abstract

AbstrakPendahuluan: Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status gizi ibu hamil. World Health Organization (WHO) merekomendasikan kadar hemoglobin ibu hamil ideal adalah ≥ 11 gr/dl dan tidak dibawah 10,5 gr/dl pada trimester II kehamilan. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin selama kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di kota Pariaman. Metode penelitian: design penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan di kota Pariaman dengan menggunakan data ibu melahirkan bulan Januari-Juni 2011 dan pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling serta data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dimana p < 0,05. Hasil penelitian: ditemukan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil trimester III adalah 11,16 (SD 0,82) gr/dl dan ditemukan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 31,25%. Rata-rata berat bayi lahir pada penelitian adalah 3.103 (SD 405) gram dan ditemukan bayi yang mempunyai berat lahir rendah sebesar 3,1%. Kesimpulan: penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di kota Pariaman (p > 0,05)Kata kunci: Kadar hemoglobin, berat bayi lahir, ibu hamilAbstractIntroduction : Hemoglobin level is biochemical indicator to determine the nutrition status of pregnant women. World Health Organization (WHO) recommends that ideal level of hemoglobin for pregnant women is ≥ 11 g/dl and not below 10,5 g/dl on the second trimester of pregnancy. Increasing and decreasing of hemoglobin levels during pregnancy influences birth weight because it can cause intrauterine growth disruption. This research is purposed to identify the relation between pregnant woment hemoglobin level on the third trimester of pregnancy and birth weight in Pariaman city. Methods : This research uses analytic research which is using cross sectional design. This research is held on Pariaman city and used pregnant woment data taken from January until June 2011. The results: Research found that an average of pregnant woment hemoglobin level on the third trimester pregnancy is 11,16 (SD 0,82) g/dl and the percentage of pregnant women with anemia (Hb < 11 gr/dl) is 31,25%. The average of birth weight is 3.103 (SD 405) grams and 3,1% of total infant have low birth weight. The results of bivariate analysis by using Pearson correlation test is not found the relation between pregnant woment hemoglobin level on the third trimester of pregnancy and birth weight p = 0,856 (p > 0,05).Conclusion: The future research had better has more number of samples and other factors which affect birth weight can be eliminated.Keywords:Hemoglobin level, birth weight, pregnant woment
Angka Ketahanan Hidup 3 Tahun Pasien Kanker Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang Hervita Yeni; Amirah Zatil Izzah; Firman Arbi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 4
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.942

Abstract

Latar belakang: Kejadian kanker pada anak terus meningkat dan menjadi masalah kesehatan dunia. Angka ketahanan hidup pasien dengan keganasan semakin meningkat sejalan dengan berjalannya kemoterapi dan modalitas terapi untuk keganasan lainnya.Tujuan: Mengetahui angka ketahanan hidup 3 tahun pasien kanker anak yang di rawat di RSUP Dr. M Djamil Padang.Metode: Penelitian secara retrospektif, menggunakan data rekam medik anak yang didiagnosis kanker di RSUP Dr M Djamil Padang dari 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013. Data diambil pada Maret 2016. Kriteria inklusi adalah seluruh pasien kanker anak yang didiagnosis tahun 2013. karakteristik pasien dan status kehidupan saat ini dicatat. Angka ketahanan hidup dihitung menggunakan metode Kaplan Meier.Hasil: Terdapat 29 pasien kanker anak tahun 2013 dengan kelompok usia terbanyak 1-4 tahun (48,3%) dengan jumlah laki-laki dan perempuan hampir sama. Leukemia akut limfoblastik (ALL) merupakan kanker anak terbanyak (22 orang, 75,9%). Dari 29 pasien kanker anak 20 (69%) diantaranya masih bertahan hidup, 6 orang (20,7%) meninggal dan 3 orang (10,3%) tidak diketahui. Angka ketahanan hidup 3 tahun pasien kanker anak secara keseluruhan adalah 76,9%. Angka ketahanan hidup 3 tahun pada pasien leukemia limfoblastik akut 94,7%.Kesimpulan: Angka ketahanan hidup anak dengan keganasan di RSUP Dr M Djamil Padang cukup baik.
Pengaruh Pemberian Vitamin B6 dan Vitamin B12 Terhadap Konsentrasi Homosistein Serum pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut Julispen Syafruddin Muhi; Fadil Oenzil; Amirah Zatil Izzah
Sari Pediatri Vol 20, No 3 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.928 KB) | DOI: 10.14238/sp20.3.2018.158-64

Abstract

Latar belakang. Leukemia merupakan 35% keganasan pada anak. Persentase terbanyak adalah Leukemia limfoblastik akut (LLA) yang mencapai 80%. Pedoman kemoterapi LLA berdasarkan Indonesian Childhood ALL-Protocol 2013 menggunakan metotreksat (MTX) intratekal dan intravena, bekerja menghambat enzim dihidrofolat reduktase (DHFR) menyebabkan peningkatan konsentrasi homosistein yang mempunyai efek neurotoksisitas. Vitamin B6 dan B12 adalah kofaktor enzim yang berperan pada remethylation dan transsulferation yang dapat menurunkan konsentrasi homosistein. Tujuan. Mengetahui pengaruh vitamin B6 dan B12 terhadap konsentrasi homosistein pada pasien LLA yang mendapat MTX intratekal (MTX IT) dan MTX intravena dosis tinggi (high dose/MTX HD).Metode. Penelitian case control study pre dan post control group design pada pasien LLA yang dirawat di bagian Anak RS Dr. M.Djamil Padang dari Januari-Juni 2017. Jumlah sampel kelompok kontrol dan perlakuan 10 orang. Kelompok perlakuan mendapat vitamin B6 20 mg/hari dan B12 0,5 mg/hari selama 6 minggu. Hasil. Konsentrasi homosistein awal kelompok kontrol 11,72±1,7067 µmol/L dan setelah 6 minggu 11,630±1,4765 µmol/L, tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Kelompok perlakuan, konsentrasi awal 12,05±2,0919 µmol/L dan setelah 6 minggu 10,07±1,6526 µmol/L, berbeda bermakna secara statistik (p<0,05). Pemberian vitamin B6 20 mg/hari dan B12 0,5 mg/hari menurunkan rerata konsentrasi homosistein 1,98±0,8108 µmol/L, bermakna secara statistik (p<0,05). Kesimpulan. Pemberian vitamin B6 dan B12 pada pasien LLA yang mendapatkan MTX IT dan MTX HD dapat menurunkan rerata konsentrasi homosistein.
Relationship between serum ferritin and zinc levels in patients with major thalassemia Hervita Yeni; Finny Fitry Yani; Amirah Zatil Izzah; Gustina Lubis
Paediatrica Indonesiana Vol 59 No 3 (2019): May 2019
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.731 KB) | DOI: 10.14238/pi59.3.2019.144-9

Abstract

Background In thalassemia patients, reduced zinc absorption results from increased serum iron due to repeated blood transfusions, increased iron absorption due to ineffective erythropoiesis, and competitive inhibition between iron and zinc in binding to transferrin, a means of transporting both types of minerals in the blood. Few studies have been done to examine zinc levels in thalassemia patients and its relationship with ferritin. Objective To compare serum zinc in thalassemia patients and healthy controls and to assess for a possible correlation between serum ferritin and zinc in thalassemia patients. Methods This cross-sectional study in 68 subjects was done from October 2016 to August 2017. Serum ferritin measured by chemiluminescence immunoassay and serum zinc by inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS). Wilcoxon test was used to analyze for differences between serum zinc in thalassemia patients and controls. Spearman’s correlation test was used to analyze for a possible correlation between ferritin and serum zinc in thalassemia patients. Results There were 34 patients with thalassemia and 34 healthy control subjects. The median serum zinc was 119.34 µg/dL (IQR=71.27) in the thalassemia group and 120.08 µg/dL (IQR=26.28) in the control group (P=0.36). There was no significant correlation between serum ferritin and zinc in thalassemic children (r=-0.023; P=0.895). Conclusion There is no significant difference in serum zinc levels between thalassemic children and healthy controls. There is no significant correlation between serum ferritin and zinc in thalassemic children.
Troponin-I and left ventricular function in pediatric high-risk acute lymphoblastic leukemia after daunorubicin treatment Rinche Annur; Didiko Hariyant; Amirah Zatil Izzah
Paediatrica Indonesiana Vol 61 No 2 (2021): March 2021
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi61.2.2021.107-14

Abstract

Background Daunorubicin is a chemotherapy drug for leukemia treatment, but it can cause cardiotoxicity. When heart damage occurs, myocardial sarcomeres release troponin-I, which could potentially be useful as a cardiotoxicity biomarker. Objective To assess for possible correlations between troponin-I and echocardiographic parameters of left ventricular function after administration of daunorubicin in children with high-risk acute lymphoblastic leukemia (ALL). Methods This cross-sectional study on 37 children with high-risk ALL was performed from July 2017 to December 2018, in Padang, West Sumatera. The left ventricular systolic function parameters measured were ejection fraction (EF) and fractional shortening (FS); the left ventricular diastolic function parameter was E/A ratio. Troponin-I measurements and echocardiography were performed after daunorubicin treatment at the end of induction phase chemotherapy. Pearson’s correlation test was used to analyze for a correlation between troponin-I and echocardiographic parameters. Results Subjects had a mean age of 6.27 (SD 4.43) years, and males comprised 56.8%. Subjects’ mean troponin-I concentration was 5.49 (SD 0.86) ng/mL, and mean EF, FS, and E/A values were 65 (SD 5) %, 36 (SD 4) %, and 1.52 (SD 0.56), respectively. Troponin-I was not significantly correlated with EF (r=0.062; P=0.715) or FS (r=0.309; P=0.172). However, there was a weak, significant negative correlation between troponin-I and E/A ratio (r=-0.383; P=0.019). Conclusion Troponin-I level has no significant correlations with the echocardiographic parameters of left ventricular systolic function. However, there is a weak significant negative correlation between troponin-I level and the left ventricular diastolic parameter of E/A ratio.
PERDARAHAN INTRAKRANIAL PADA BAYI DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL Amirah Zatil Izzah; Iskandar Syarif
Majalah Kedokteran Andalas Vol 32, No 1: April 2008
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v32.i1.p93-97.2008

Abstract

AbstrakPemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir di Indonesia belum rutin dilakukan. Hampir 2/3 dari bayi dengan perdarahan akibat defisiensi vitamin K mengalami perdarahan intrakranial. Di RS DR. M. Djamil Padang belum ada profil perdarahan intrakranial pada bayi yang dirawat. Untuk melihat profil klinis bayi yang mengalami perdarahan intrakranial yang dirawat di bangsal Anak RS DR. M. Djamil Padang, data bayi berusia lebih dari tujuh hari dengan perdarahan intrakranial yang yang dirawat dari tahun 2004-2007 dikumpulkan dan ditelaah secara retrospektif. Perdarahan intrakranial dipastikan berdasarkan hasil CT scan. Di samping itu dicatat juga umur, jenis kelamin, riwayat persalinan, jenis susu yang dikonsumsi, manifestasi klinis, data hematologi, jenis perdarahan, riwayat pemberian vitamin K, dan status ketika pulang. Dari 15 bayi yang diteliti, 11 (73,3%) adalah laki-laki, dan mayoritas (80%) berusia antara 4-8 minggu. Empat (26,7%) bayi lahir di rumah sakit, dan bidan merupakan penolong persalinan terbanyak (73,3%). Vitamin K tidak diberikan pada semua bayi saat lahir, sedangkan ASI diberikan pada 14 (93,3%) bayi. Gejala yang sering dikeluhkan adalah kejang (86,7%), pucat (80%) dan muntah (73,3%). Ubun-ubun besar yang tegang dan membonjol terdapat pada 86,7% bayi. Jenis perdarahan paling banyak adalah ganda (46,7%), dan tiga (20%) bayi meninggal dalam perawatan. Sebagai kesimpulan, perdarahan intrakranial sering ditemukan pada bayi laki-laki berusia antara 4–8 minggu, dengan perdarahan ganda paling banyak ditemukan. Vitamin K tidak diberikan pada semua bayi termasuk bayi yang lahir di rumah sakit. Sangat perlu untuk mensosialisasikan tentang pentingnya pemberian vitamin K pada semua bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakranial.Kata kunci: perdarahan intrakranial, defisiensi vitamin K, bayiAbstractVitamin K prophylaxis of the newborn has not been routinely administered in Indonesia. Almost two third of late hemorrhage in infants due to vitamin K deficiency have intracranial hemorrhage. There is no data about intracranial hemorrhage of infant at DR. M. Djamil hospital. The aim of this study is to comprehend the clinical profile of infants with intracranial hemorrhage at Pediatric ward of DR. M. Djamil hospital. Cases of intracranial hemorrhage in infants aged seven days or more from 2004-2007 were collected. Diagnosis of intracranial hemorrhage was confirmed by CT scanning. Age, sex, vitamin K administration, feeding history, history of trauma, delivery history, placeARTIKEL PENELITIAN94of birth, clinical signs, hematologic data, bleeding type, and discharge status were examined. Of 15 infant, 12 (73.3%) were boys, majority (80%) were in the age group of 4–8 weeks. None received vitamin K at birth. Breastfeeding was given in 14 (93.3%) infants. The most delivery helper was midwive (73.3%). Convulsion (86.7%), pallor (80%), and vomiting (73.3%) were the common presenting symptoms. Anterior fontanel was tense and bulging in 86.7% infants. The most common bleeding type was multiple hemorrhage (46.7%), and three (20%) infants died during hospitalization. Intracranial hemorrhage was more prevalent in boys and more frequent at 4–8 th weeks. It is imperative to sosialize the importance of vitamin K prophylaxis to prevent hemorrhages of the newborn.Keywords: intracranial hemorrhage, vitamin K deficiency, infants
Gaucher Disease with Normocytic Normochrome Anemia Manifestation in a 13-Month-Old Baby: A Case Report Nova Linda; Nice Rachmawati Masnadi; Gustina Lubis; Amirah Zatil Izzah
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 9 (2022): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i9.578

Abstract

Background: Gaucher disease is a sphingolipidosis, an inherited disorder of metabolism resulting from glucocerebrosidase deficiency, causing the deposition of glucocerebroside and related compounds. This study aimed to describe Gaucher disease in one year old baby girl. Case presentation: A 13-month-old girl was referred from the district hospital with a diagnosis of hemolytic anemia. The Patient come with major complaints in the form of enlarged abdomen since 6 months ago. The patient looked pale and coughed since 7 days ago, accompanied by a cold. Ultrasound examination of the abdomen shows splenomegaly. Based on supporting examinations, the effect of normocytic normochrome anemia with reticulocytosis was obtained. The bone survey resulted in an Erlenmeyer flask image on both the humerus and femur suitable for Gaucher disease. The results of microscopic evaluation on bone marrow smear found large cells with Gaucher cell characteristics. Laboratory evaluation of glucocerebroside enzymes showed that there was a deficiency deficiency β-glucosidase. Patients get enzyme replacement therapy for 7 times, each therapy is carried out every 2 weeks. Conclusion: Enzyme replacement therapy is the definitive effective therapy in patients with Gaucher disease. Follow-up should, in principle, be individualized, as the heterogeneity of the disease and a number of associated conditions precludes strict protocolized follow-up.
Status Vitamin D pada Anak dengan Leukemia Akut Shinta Ayudhia; Amirah Zatil Izzah; Firman Arbi; Finny Fitry Yani
Sari Pediatri Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.1.2022.51-5

Abstract

Latar belakang. Vitamin D adalah kelompok prohormon yang berperan dalam pencegahan dan pertumbuhan sel kanker sebagai antiproliferatif, pro apoptosis dan anti inflamasi. Hal ini disebabkan karena reseptor vitamin D juga terdapat pada sel hematopoesis normal dan abnormal. Namun, penelitian tentang vitamin D pada anak dengan leukemia masih sedikit. Dari beberapa penelitian yang telah ada menunjukkan kadar vitamin D pada pasien leukemia berada pada level defisiensi dan insufisiensi.Tujuan. Mengetahui status vitamin D pada pasien leukemia akut di Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil, Padang.Metode. Penelitian potong lintang dilakukan pada 53 pasien anak yang baru terdiagnosis leukemia akut dari bulan Mei 2018 hingga Mei 2019. Dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D di laboratorium dan pengumpulan data karakteristik pasien.Hasil. Didapatkan 30 (56,6%) pasien berjenis kelamin laki-laki, rentang umur paling banyak usia 1-10 tahun. Status gizi kurang terdapat pada 47 (88,7%) pasien. Diagnosis leukemia limfoblastik akut didapatkan 47 (88,7%) pasien. Gejala klinis terbanyak adalah demam (96,2%), pucat (96,2%), hepatomegali (92,5%). Pasien mendapatkan paparan matahari > 30 menit sebanyak 86,8%. Rerata kadar vitamin D pada pasien leukemia akut adalah 24,01±7,91 ng/ml. Status vitamin D pada pasien leukemia akut 50,9% berada pada rentang insufisiensi.Kesimpulan. Status vitamin D pada pasien leukemia akut di RSUP M. Djamil berada pada rentang insufisiensi.
Profil Klinis dan Luaran Syok Sepsis pada Pasien Anak yang Dirawat di PICU RSUP Dr. M. Djamil Padang Yoga Gandha Prasetya; Indra Ihsan; Amirah Zatil Izzah
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.818 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.39

Abstract

Background. Septic shock is a common pediatric emergency with a high mortality rate. Objective. The purpose of this study was to determine the clinical profile and outcome of septic shock in pediatric patients treated at PICU of DR. M. Djamil Padang State General Hospital. Method. This descriptive study used data from medical records, conducted in the Medical Record Department of DR. M. Djamil Padang State General Hospital. The target population was pediatric patients which was diagnosed with septic shock in PICU through 2015 - 2017. Samples were collected by the total sampling technique. Result. During the following study of ninety-one patients septic and forty-eight having septic shock. Children having septic shock were commonly under one year of age, female, low nutritional status, having central neuron system infection of Klebsiella sp, having less than two organ dysfunctions with clinical manifestations of Hyperthermia, Tachycardia, and Tachypnea. Hematological profile found that patients commonly had anemia, leukocytosis, thrombocytopenia, and normal I/T ratio. Shock septic outcomes were found high mortality rate, almost some patients use a ventilator, high inotropic usage, and length of stay in living patients compared to dead. Conclusion. The study concluded that prevalence Septic Shock pediatric still high with higher mortality and also morbidity