Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Keparahan Insomnia pada Mahasiswa Semester 3 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa yang Akan Menghadapi Ujian OSCE pada Tahun 2021 Anak Agung Mirah Gayatri; Made Dharmesti Wijaya; I Wayan Eka Arsana
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 1 No. 2 (2022): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.433 KB)

Abstract

Anxiety is a feeling of worry, nervous, and other unpleasant feelings. About one in three medical students worldwide experience anxiety. Anxiety experienced by students can make them suffer from insomnia. Insomnia is defined as a sleep disorder characterized by complaints of difficulty falling asleep, remaining asleep, and poor sleep quality. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) is one of the exams that triggers anxiety in medical students. This study aims to determine the relationship between anxiety levels and the severity of insomnia among third semester students in the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University in facing the OSCE in 2021. A cross-sectional study with correlational quantitative approach was conducted on the respondents (n = 111). The respondents was selected using purposive sampling method. The data was collected using self-data questionnaire, as well as Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), and Insomnia Severity Index (ISI) questionnaires. The data obtained was analyzed using descriptive analysis, statistical analysis with Spearman Rank correlation analysis, and hypothesis testing with p-value on Sig (2-tailed) using SPSS software. The result shows that there is a positive correlation between the level of anxiety and the severity of insomnia with a moderate correlation strength (r=0.494) and statistically significant (p=0.001).
Preoperative factors influencing surgical site infections (SSIS) in inguinal hernia patients undergoing tension-free mesh hernia repair at regional public hospitals in Bali Putu Anggia Dimitri Pramesti; Made Dharmesti Wijaya; Made Dwi Yoga Bharata
Intisari Sains Medis Vol. 12 No. 2 (2021): (Available Online: 1 August 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.358 KB) | DOI: 10.15562/ism.v12i2.1088

Abstract

Introduction: Surgical site infection (SSI) is the most common nosocomial infection, affecting one out of three patients undergoing surgical procedures. The incidence of SSI in clean surgical wounds is still higher, especially in inguinal hernia repair. Today, tension-free mesh hernia repair is the primary method used in inguinal hernia management to reduce the risk of recurrence. This study aims to analyze preoperative factors influencing the incidence of SSIs in inguinal hernia patients that underwent tension-free mesh hernia repair at several regional public hospitals in Bali.Methods: This is a case-control study with samples taken from seven regional hospitals in Bali. Data used in this study were obtained from patients’ medical records from 2017-February 2021. Samples included in this study are inguinal hernia patients that underwent tension-free mesh hernia repair and postoperative check-up. Samples are selected through the purposive sampling method. Statistical analysis was done using SPSS 18.0 software. Univariate and bivariate analysis was performed, and Pearson chi-square and Fisher’s exact test were applied.Results: From the 61 samples in the case group and 61 samples in the control group, the results showed a significant relationship between the incidence of SSIs and elderly patients (OR = 2.262, 95% CI 1.086-4.711), between SSIs and obesity (OR = 9.057, 95% CI 1.096-74.808), and between SSIs and diabetes mellitus (OR = 9.620, 95% CI 2.094-44.201).Conclusion: It is concluded that there is a significant relationship between these preoperative factors and the incidence of SSIs in inguinal hernia patients that underwent tension-free mesh hernia repair at seven regional public hospitals in Bali.
Hubungan antara Komposisi Tubuh dengan Laju Pernapasan Setelah Recovery Pasca Harvard Step Test pada Mahasiswa Kedokteran I Dewa Gede Yogananda; Tanjung Subrata; Made Dharmesti Wijaya
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mewujudkan kebugaran jasmani menjadi tantangan mengingat pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang semakin meningkatkan gaya hidup pasif. Jika hal tersebut tidak ditangani akan berisiko mudah terkena obesitas dan penyakit kardiorespirasi. Untuk mencegahnya, sangat penting untuk mengetahui hubungan antara komposisi tubuh terhadap kemampuan recovery laju pernapasan seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara komposisi tubuh dengan laju pernapasan setelah recovery pada mahasiswa kedokteran yang melakukan Harvard Step Test. Metode yang digunakan adalah analisis korelatif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa (FKIK Unwar) angkatan 2021 pemilih Tim Bantuan Medis Baswara Prada (TBM-BP). Responden diambil melalui metode total sampling dengan merekrut 61 orang responden. Hasil analisis univariat menggunakan SPSS version 18 menunjukkan proporsi tertinggi komposisi tubuh berada di kategori ‘cukup’ (55,7%). Untuk laju pernapasan sebelum perlakuan, terdapat 8 responden (13,1%) dengan laju pernapasan di atas normal sementara untuk laju pernapasan setelah perlakuan, proporsi tertinggi berada di rentang 21-30 kali/menit (80,3%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan korelasi searah namun lemah dan tidak signifikan antara komposisi tubuh dengan laju pernapasan setelah recovery (p = 0,097 dan r = +0,215). Disimpulkan bahwa komposisi tubuh dapat berpengaruh terhadap kebugaran jasmani kendati bukan faktor utama. Mahasiswa, masyarakat, serta institusi terkait diharapkan dapat memahami pentingnya latihan fisik untuk mewujudkan kebugaran jasmani dan penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih komprehensif dalam mencari hubungan berbagai variabel terkait komposisi tubuh dan laju pernapasan setelah recovery. Kata Kunci: kebugaran jasmani, komposisi tubuh, recovery laju pernapasan
Pemberdayaan Kelompok Petugas Kebersihan di Pasar Kreneng Denpasar Sebagai Kader Pencegahan Penularan Covid-19 Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Dewa Ayu Putri Sri Masyeni
Community Service Journal (CSJ) Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.747 KB)

Abstract

Merebaknya pandemi COVID-19 di awal tahun 2020 memerlukan aksi nyata dalam upaya pencegahannya di masyarakat. Pemerintah telah secara gencar menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang meliputi: mencuci tangan memakai sabun, memakai masker apabila bepergian, mengikuti etika bersin dan batuk, menjaga asupan makanan bergizi dan melakukan aktivitas fisik yang cukup. Penerapan PHBS ini semakin tinggi urgensinya pada kelompok petugas kebersihan pasar mengingat tingginya intensitas paparan terhadap sampah dan berbagai macam kotoran yang dapat menularkan berbagai macam penyakit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini difokuskan untuk menyiapkan kader guna menyosialisasikan gerakan PHBS kepada kelompok petugas kebersihan di Pasar Kreneng Denpasar. Pemilihan lokasi dan topik pada PKM ini didasarkan atas masih kurangnya pemahaman akan PHBS di kalangan petugas kebersihan di pasar Kreneng. Kegiatan PKM ini terdiri dari sosialisasi, focus group discussion, pemaparan materi, pre-test dan post-test, yang diakhiri dengan evaluasi dan monitoring secara berkala selama 1 bulan. Hasil kegiatan menunjukkan kader telah memahami dan mempraktekkan konsep PHBS seperti mencuci tangan memakai sabun yang baik dan benar, memakai masker dengan baik dan benar, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu pemahaman kader akan konsep PHBS secara signifikan telah ditunjukkan dengan peningkatan nilai post-test dibandingkan pre-test sebesar 40%. Kedepannya diharapkan kader petugas kebersihan dapat secara aktif menyosialisasikan gerakan PHBS pada petugas kebersihan lainnya dan warga di sekitar Pasar Kreneng Denpasar khususnya dalam upaya mencegah penularan COVID-19.
Pemberdayaan Karyawan Yayasan Rama Sesana Sebagai Kader Pencegahan Penularan Covid-19 di Pasar Badung, Bali Made Dharmesti Wijaya; Anak Agung Gede Indraningrat; Dewa Ayu Putri Sri Masyeni
Community Service Journal (CSJ) Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.115 KB)

Abstract

COVID-19 merupakan pandemi yang tengah mengancam kesehatan dan keselamatan global. Di tengah kebijakan social distancing yang dihimbau pemerintah, terdapat beberapa lapisan masyarakat yang tidak mendapatkan privilage ini, salah satunya adalah para pedagang pasar tradisional. Pasar menjadi salah satu tempat yang berisiko tinggi terhadap penularan COVID-19 karena interaksi antarmanusia yang tidak bisa dihindari dalam kegiatan transaksi. Salah satu pasar tradisional terbesar di Bali yaitu Pasar Badung, mengalami masalah serupa dimana para pedagang harus tetap berjualan untuk menyambung hidup. Yayasan Rama Sesana sebagai mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini, telah berusaha melakukan upaya untuk membantu pencegahan penularan penyakit ini dengan membagikan leaflet mengenai COVID-19 kepada para pedagang dan menyarankan pentingnya cuci tangan. Namun, karena akses air yang cukup jauh dari kios pedagang, penggunaan hand sanitizer dirasa akan sangat membantu. Sayangnya, kelangkaan produk hand sanitizer di masyarakat, serta harganya yang melambung tinggi membuat mitra kesulitan dalam menjalankan programnya dalam upaya menurunkan tingkat penularan COVID-19. Oleh karena itu, kegiatan PKM ini difokuskan untuk melatih karyawan Yayasan Rama Sesana mengenai cara pembuatan hand sanitizer yang sesuai standar WHO dengan teknik aseptik. Metode yang digunakan adalah melakukan focus group discussion, penyuluhan dan pemutaran video mengenai pencegahan penularan COVID-19, serta pelatihan pembuatan hand sanitizer kepada mitra. Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan, serta telah dilakukan pula monitoring dan evaluasi kegiatan.
Pelatihan Pembuatan Yogurt Pada Kelompok Guru Program Keahlian Asisten Keperawatan di SMKN 1 Tembuku Bangli Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Ida Ayu Agung Idawati; Wahyu Antari Wijaya
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Keahlian Asisten Keperawatan adalah salah jurusan pada bidang kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Tembuku Bangli. Berdasarkan pemaparan mitra yang diwakilkan oleh ketua program studi program keahlian asisten keperawatan diketahui bahwa para guru yang mengajar di bidang ini diwajibkan untuk mengembangkan produk kesehatan yang berpotensi menghasilkan profit. Hasil diskusi mengerucut pada keinginan dari mitra untuk diberikan pelatihan dalam membuat produk olahan susu berupa yoghurt dan diberikan pelatihan tentang metode pengemasan produk dan pemasaran. Pemilihan yoghurt sebagai produk yang akan dibuat dikarenakan harganya murah dan mudah dibuat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah focus group discussion melalui pemaparan tentang konsep yoghurt yang disertai dengan pelatihan pembuatan yoghurt secara langsung. Mitra juga mendapatkan penyuluhan dari sisi ekonomi tentang cara membuat kemasan, menentukan ongkos produksi dan memasarkan produk untuk menarik minat pembeli. Hasil PKM menunjukkan mitra secara umum memiliki pemahaman yang baik tentang konsep gizi seimbang, yoghurt dan konsep pemasaran. Evaluasi pre dan post-test menunjukkan peningkatan persentase pemahaman mitra sebesar 30%. Pendampingan terhadap mitra mengindikasikan bahwa mitra sudah mampu secara mandiri membuat produk yoghurt dibuktikan dengan kreasi yoghurt yang sudah dibuat oleh mitra. Kegiatan PKM ini dapat disimpulkan berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pelatihan Pasar Modal pada Sekaa Teruna Widya Bhakti Banjar Pegok, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan Made Dharmesti Wijaya; Anak Agung Gede Indraningrat; Ida Ayu Agung Idawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekaa Teruna (ST) merupakan organisasi sosial masyarakat yang ada di tingkat banjar di Bali. Pada setiap banjar, ST dibentuk sebagai wahana bagi remaja untuk belajar berorganisasi dan menjalankan berbagai program kepemudaan baik dari segi sosial keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Mitra pada PKM ini adalah ST Widya Bhakti yang dibentuk di Banjar Pegok Sesetan dan aktif melakukan aktivitas kepemudaan di tingkat banjar dan desa. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini difokuskan dalam mengatasi permasalahan mitra untuk memberikan pendampingan dan pengetahuan tentang tanaman obat keluarga (TOGA). Selain itu, mitra juga membutuhkan pelatihan tentang pasar modal khususnya tentang investasi saham. Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan adalah focus group discussion, penyuluhan tentang konsep dan cara pemanfaatan TOGA secara tradisional, pelatihan tentang investasi pasar modal, serta pemberian bantuan berupa bibit TOGA dan set composting bag untuk mengolah sampah organik. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, diketahui telah terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan mitra terkait materi yang diberikan, dari nilai rata-rata 60/100 menjadi 88/100 setelah pemberian materi. Hasil monitoring dan evaluasi (monev) menunjukkan bahwa mitra sudah memanfaatkan bibit yang diberikan dengan menanamnya di pekarangan rumah. Mitra juga telah mencoba melakukan recycle sampah organik dengan composting. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM ini telah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mitra dalam pemanfaatan TOGA dan literasi pasar modal.
Perbedaan antara Kadar Leukosit Maternal pada Ketuban Pecah Dini Persalinan Preterm dengan Aterm di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar Komang Putri Indrasuari; I Made Pariartha; Made Dharmesti Wijaya
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2023): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Premature rupture of membranes (PROM) is the rupture of the membranes before delivery. PROM occurs at 37 weeks gestation or more and PPROM occurs before 37 weeks gestation. One of the risk factors for PROM is infection that begins with the entry of bacteria into the intraamnion from the ascending urogenital tract or infection of systemic origin. Elevated leukocyte levels are a sign of infection. This study aims to determine the difference between maternal leukocyte levels of PROM and PPROM. The research design used was descriptive analytic method with a cross sectional approach. The sampling technique used is simple random sampling method. Data were analyzed using the Saphiro Wilk test for normality and the Independent Sample T Test to compare the difference in the mean of the two different groups. The results of the Saphiro Wilk test obtained values of 0.107 and 0.086, respectively (P>0.05), which means that the data is normally distributed. The results of the independent sample t-test showed a significance value of p=0.008. Therefore, it can be concluded that there is a difference in the number of leukocytes between PROM and PPROM at the Sanjiwani Regional General Hospital, Gianyar.
PKM Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kelompok Petugas Pemungut Sampah dan Pengembangan Bank Sampah di Banjar Batu Bintang Desa Dauh Puri Kelod Denpasar Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Ida Ayu Agung Idawati
Community Service Journal (CSJ) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/csj.5.2.2023.55-61

Abstract

Pemerintah telah secara gencar mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang meliputi: mencuci tangan memakai sabun, memakai masker apabila bepergian, mengikuti etika bersin dan batuk, menjaga asupan makanan bergizi dan melakukan aktivitas fisik yang cukup khususnya di masa pandemi COVID-19. Penerapan PHBS ini semakin tinggi urgensinya pada kelompok petugas kebersihan mengingat tingginya intensitas paparan terhadap sampah dan berbagai macam kotoran yang dapat menularkan berbagai macam penyakit. Kegiatan kemitraan kepada masyarakat (PKM) ini akan difokuskan pada kelompok petugas kebersihan di Banjar Batu Bintang Desa Dauh Puri Kelod Denpasar tentang PHBS dan bantuan alat perlindungan diri di kalangan petugas kebersihan. Selain itu, kegiatan juga akan difokuskan untuk mendesain program bank sampah untuk mengatasi masalah sampah dan menambah pemasukan bagi mitra. Kegiatan PKM ini akan terdiri dari sosialisasi, focus group discussion, pemaparan materi, pre-test dan post-test, yang diakhiri dengan evaluasi dan monitoring secara berkala selama 3 bulan. Hasil kegiatan menunjukkan kader telah memahami dan mempraktekkan konsep PHBS seperti mencuci tangan memakai sabun yang baik dan benar. Selain itu pemahaman kader akan konsep PHBS secara signifikan telah ditunjukkan dengan peningkatan nilai post-test dibandingkan pre-test sebesar 30%. Mitra mendapatkan pemahaman baru tentang konsep bank sampah namun saat ini masih terkendala dengan lokasi pembangunan bank sampah dan untuk sementara mitra bekerja sama dengan bank sampah terdekat. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa mitra sudah menggunakan fasilitas yang diberikan seperti gerobak sampah, sepatu boots, jas hujan dan sarung tangan untuk mendukung aktivitas mengumpulkan sampah.
PKM Pembuatan Sabun Berbahan Dasar Minyak Jelantah Pada Kelompok Guru Program Keahlian Tata Boga di SMK Negeri 1 Tembuku Bangli Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Ida Ayu Agung Idawati
Community Service Journal (CSJ) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/csj.6.1.2023.40-46

Abstract

Program Keahlian Tata Boga adalah salah satu jurusan yang ditawarkan untuk peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Tembuku Bangli. Program keahlian ini mengajarkan keahlian di bidang memasak berbagai jenis menu makanan baik nasional maupun internasional. Menggoreng makanan adalah satu aktivitas memasak yang diajarkan program tataboga di SMK 1 Tembuku Bangli. Sebagai konsekuensi aktivitas menggoreng akan dihasilkan limbah berupa minyak jelantah. Berdasarkan pemaparan mitra yang diwakilkan oleh ketua program studi tataboga para guru ingin mendapatkan pelatihan cara mengolah limbah minyak jelantah yang dihasilkan selama proses menggoreng menjadi produk yang ramah lingkungan. Mitra juga berharap produk olahan minyak jelantah ini dapat dipasarkan dan menambah nilai ekonomi selain mengurangi limbah cair. Hal ini sejalan dengan program sekolah yang mewajibkan setiap program keahlian menghasilkan satu produk unggulan. Hasil diskusi mengerucut pada keinginan dari mitra untuk diberikan pelatihan dalam mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun. Beranjak dari permasalahan mitra, maka kegiatan PKM akan difokuskan pada solusi penanganan limbah minyak jelantah melalui pemberian penyuluhan kesehatan dan memberikan pelatihan tentang cara pengolahan minyak jelantah menjadi sabun batangan yang dapat dimanfaatkan mitra dan dapat pula diajarkan pada peserta didik mereka. Disamping aspek kesehatan lingkungan, mitra juga akan mendapatkan pelatihan manajemen produksi dan pemasaran produk sabun minyak jelantah. Kegiatan PKM ini akan dikerjakan dengan metode focus group discussion secara tatap muka langsung dan diikuti dengan proses evaluasi dan monitoring. Hasil PKM menunjukkan mitra secara umum memiliki pemahaman dasar tentang dampak minyak jelantah bagi kesehatan, cara mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun dan cara pemasaran produk sabun minyak jelantah. Evaluasi pre dan posttest menunjukkan peningkatan pemahaman mitra yang signifikan mencapai 60% tentang cara membuat sabun berbahan dasar minyak jelantah. Pendampingan terhadap mitra mengindikasikan bahwa mitra sudah mampu secara mandiri mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun. Hal ini dibuktikan dengan kreasi sabun minyak jelantah yang sudah dibuat mitra dan dokumentasi proses pembuatan berupa video dan foto. Sabun minyak jelantah sudah digunakan oleh mitra untuk kegiatan membersihkan kain atau lingkungan sekitar dapur. Mitra juga sudah mengajarkan pada murid-murid di kelas tata boga tentang cara pengolahan limbah minyak jelantah dan memasarkan produk dalam skala kecil. Mitra mengapresiasi bantuan fasilitas alat dan bahan pembuatan sabun minyak jelantah dan telah menggunakan bantuan buku-buku teks yang disumbangkan tim pengabdi kepada perpustakaan sekolah.