Articles
Fourth Wave Feminism in Indonesia: Body Shaming Through Social Media Phenomenon
Soleman, Noviyanti;
Elindawati, Rifki
Journal of Islamic World and Politics Vol 3, No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Recently, Indonesia has been horrified by the phenomenon of body shaming through social media. Even though this has happened previously, but now the victims take serious action to respond the situation, including filed reports on the police based on violations of the ITE Law Article 27 paragraph (3) in conjunction with Article 45 paragraph (3) of Law No 11 of 2008. However, some people still do the body shaming especially through social media by disguising body size, imperfection and appearance. Based on the data, there are 966 cases of body shaming in 2018. Furthermore, this research aims to assess the body shaming through social media phenomenon in Indonesia which has the relations with the fourth wave feminism issues. To answer the research question, the writers use objectification theory and feminist constructivism approach. This study deployed the qualitative research instrument by primary and secondary data.
Gerakan #MeToo Sebagai Perlawanan Kekerasan Seksual yang Dialami Perempuan di Indonesia
Elindawati, Rifki
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v15i1.376
Gerakan #MeToo menyebar luas pada tahun 2018. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengungkapkan kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan melalui media sosial. Serta telah mempengaruhi penanganan kasus pelecehan seksual di berbagai negara. Gerakan yang bersifat internasional tersebut juga masuk ke Indonesia pada tahun yang sama. Sehingga tulisan ini akan menganalisa secara kejadian empiris  “Bagaimana gerakan #MeToo muncul di Indonesia dan dampaknya terhadap perlawanan kekerasan seksual perempuan di Indonesia? â€. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, tulisan ini menggunakan konsep mengenai pengaruh media sosial terhadap gerakan sosial yang dikemukakan oleh Soares dan Joia (2015).  Dalam memperoleh data, tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka. Sumber data yang digunakan berasal dari penelitian sebelumnya, seperti jurnal, buku dan laporan. Beberapa sumber seperti berita yang berasal dari media massa maupun media online juga digunakan.
Fourth Wave Feminism in Indonesia: Body Shaming Through Social Media Phenomenon
Noviyanti Soleman;
Rifki Elindawati
Journal of Islamic World and Politics Vol 3, No 2 (2019): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (819.527 KB)
|
DOI: 10.18196/jiwp.3234
Recently, Indonesia has been horrified by the phenomenon of body shaming through social media. Even though this has happened previously, but now the victims take serious action to respond the situation, including filed reports on the police based on violations of the ITE Law Article 27 paragraph (3) in conjunction with Article 45 paragraph (3) of Law No 11 of 2008. However, some people still do the body shaming especially through social media by disguising body size, imperfection and appearance. Based on the data, there are 966 cases of body shaming in 2018. Furthermore, this research aims to assess the body shaming through social media phenomenon in Indonesia which has the relations with the fourth wave feminism issues. To answer the research question, the writers use objectification theory and feminist constructivism approach. This study deployed the qualitative research instrument by primary and secondary data.
Gender Stereotype towards SDGs in Indonesia
Noviyanti Soleman;
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama AL-WARDAH, Vol.13 No.2 Tahun 2019
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v13i2.212
Sustainable development goals (SDGs) is blueprint for peace and prosperity for people and the planet, now and into the future. SDGs is an agenda to be reach at 2030 with 17 goals. Sustainable Development Goals is officially adopted by 193 members state of United Nation since September 2015. Indonesia is involved in those 193 members state. Since 1950, Indonesia was admitted as 60th member state of United Nations. As the United Nation member state, Indonesia actively adopted the Sustainable Development Goals. How ever Indonesia still have to face gender stereotype in all aspects with the indicators of religion, ethnic, sex, culture and others. It has strong relationship with patriarchy culture. This research is aims to know how the gender stereotype affected the sustainable development goals in Indonesia. The author use qualitative research method by compile the secondary data and analyzing through thematic analysis approach. The result shows that five from 17 goals has stereotype from society in every single goal. The background reason of stereotype is come from culture, behavior, religion, ethnic and other social reason.
PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA
Noviyanti Soleman;
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama AL-WARDAH, Vol 12 No.2 Tahun 2018
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (135.711 KB)
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v12i2.142
Child marriage is one of the big problems occur in the world. It has been set up in Millenium Development Goals, either Sustainable Development Goals point 5. Almost every country in the world face the same problem, as well as Indonesia. Indonesia is among the 10 countries with the largest number in aged 20-24 married before 18 years old. Otherwise, Indonesian law has regulated about child marriage in Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinian, however the number is still high. This research aims to know the level of child marriage in Indonesia and the causes.
Gerakan #MeToo Sebagai Perlawanan Kekerasan Seksual yang Dialami Perempuan di Indonesia
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v15i1.634
Gerakan #MeToo menyebar luas pada tahun 2018. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengungkapkan kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan melalui media sosial. Serta telah mempengaruhi penanganan kasus pelecehan seksual di berbagai negara. Gerakan yang bersifat internasional tersebut juga masuk ke Indonesia pada tahun yang sama. Sehingga tulisan ini akan menganalisa secara kejadian empiris “Bagaimana gerakan #MeToo muncul di Indonesia dan dampaknya terhadap perlawanan kekerasan seksual perempuan di Indonesia? ”. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, tulisan ini menggunakan konsep mengenai pengaruh media sosial terhadap gerakan sosial yang dikemukakan oleh Soares dan Joia (2015). Dalam memperoleh data, tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka. Sumber data yang digunakan berasal dari penelitian sebelumnya, seperti jurnal, buku dan laporan. Beberapa sumber seperti berita yang berasal dari media massa maupun media online juga digunakan.
KEBIJAKAN 30% KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM DPRD MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Noviyanti Soleman;
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama AL-WARDAH, Vol 12 No.2 Tahun 2018
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (47.698 KB)
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v12i2.138
Indonesia is one of the countries with the majority Muslim people in the world. Indonesia also joins to follow up the gender equality and women empowerment. One of the things is by increase the quota of women in house of representative. In case of Islam, most of the people are believe that the leader should be men. To assess this condition, this research aims to know the 30% women quota house of representative in Indonesia based on Islamic perspective.
Perspektif Feminis dalam Kasus Perempuan sebagai Korban Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 15, No 2 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v15i2.649
Kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi Indonesia sedang diperbincangkan dari berbagai kalangan. Korban kekerasan yang sebagaian besar adalah perempuan. Kampus atau perguruan tinggi negeri yang seharusnya memberikan ruang yang aman untuk menuntut ilmu menjadi tempat terjadinya kasus kekerasan seksual. Berdasarkan hasil survey nasional, perguruan tinggi menempati peringkat tertinggi jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya dalam hal kekerasan seksual di ranah institusi pendidikan. Untuk itu, tulisan ini menganalisan penyebab maraknya kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan di perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan perspektif feminisme yang dikemukakan oleh Michael Foucault dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Serta sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder yang berasal dari laporan resmi, literatur terdahulu dan pemberitaan di media massa. Hasil menunjukkan bahwa kekerasan seksual terjadi pada perempuan di lingkungan perguruan tinggi karena adanya relasi kuasa yang menyebabkan korban memiliki ketakutan untuk melapor, perempuan sebagai target kekuasaan yang tidak seimbang serta, budaya victim-blaming yang banyak dialami korban-korban kekerasan seksual sebelumnya.
PENINGKATKAN KESETARAAN GENDER DI UKRAINA (OLEH UN WOMEN)
NOVIYANTI SOLEMAN;
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama AL-WARDAH, Vol 12 No.1 Tahun 2018
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (68.016 KB)
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v12i1.135
Ukraine is one of the UN members which had ratified the convention of elimination discrimination against women during 1979. This is followed by the significant number of discrimination against women, because of political and economic instability. In addition, the situation has been getting worse due to crimea annexation and millitary crisis. Thus, UN Women as the part of UN agencies for advancing gender equality takes action to support in eradicating women discrimination in Ukraine. To asses those condition, this research aims to analyze efforts of UN Women towards the issue, based on theory of the role of international organization by Cliver Archer.
DAMPAK GAME ONLINE BAGI PENDIDIKAN ANAK
Rifki Elindawati
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama AL-WARDAH, Vol.13 No.2 Tahun 2019
Publisher : IAIN TERNATE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46339/al-wardah.v13i2.217
Fenomena game online kini semakin berkembang seiring perkembangan zaman. Pada era teknologi, jarak bukan lagi menjadi hambatan untuk menjalin komunikasi antar manusia. Kalangan anak anak dibawah usia 16 tahun merupakan salah satu kalangan yang marak memainkan game online. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak game online itu sendiri bagi anak anak. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta data sekunder, penulis menjawab rumusan masalah. Berdasarkan konseptual yang dikembangkan, penulis menemukan hasil bahwa game online memiliki dampak positif dan negative bagi perkembangan anak. dampak positif dari permainan online bagi anak anak diantaranya adalah sebagai media sosialisasi untuk berinteraksi tanpa batasan jarak, melatih kecepatan berfikit sebagaimana menyusun strategi untuk memenangkan permainan, dan melatih skill serta kesabaran. Disisi lain, dampak negatif yang dapat terjadi adalah anak menjadi ketagihan akibat dari rasa penasaran untuk memenangkan permainan sehingga tidak dapat berhenti bermain, anak menjadi anti sosial karena kecanduan game dan hanya ingin bermain game, dan berdampak buruk bagi kesehatan anak.