Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

The Gift of Necessity, A Case Study of Lecturers’ Use of Webinars Mani Festati Broto; Widyasari
IKOMIK: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 1 No. 1 (2021): July
Publisher : Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/ikomik.v1i1.1881

Abstract

This started as a brief and simple survey aimed to measure the extent to which university lecturers were compelled to attend webinars after the WfH policy was in place, in terms of motivation, challenges and benefits of webinar attendance. The survey also tried to see how instructors would one of their duties under the University Instructors’ Three Principles, i.e. active engagement in online seminars (webinars). It applies the descriptive qualitative approach to identifying how they understand the aspect of social interaction. This study focuses on how instructors make use of webinar technology out of necessity that later proved, time-wise, to be more effective and efficient in organization. ‘Time’ can be managed in the most efficient way possible, and turns out to be a gift, in that it facilitates the enhancement of knowledge. However, webinars still cannot be substitutes for the sorely-missed social interactions. Dimulai sebagai survei singkat dan sederhana yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana dosen universitas didorong untuk menghadiri webinar setelah kebijakan WFH diberlakukan, dalam hal motivasi, tantangan, dan manfaat dari kehadiran webinar. Survei ini juga mencoba melihat bagaimana instruktur menjalankan salah satu tugasnya di bawah Tiga Prinsip Instruktur Universitas, yaitu keterlibatan aktif dalam seminar online (webinar). Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi bagaimana mereka memahami aspek interaksi sosial. Penelitian ini berfokus pada bagaimana instruktur memanfaatkan teknologi webinar karena kebutuhan yang kemudian terbukti, dari waktu ke waktu, lebih efektif dan efisien dalam organisasi. ‘Waktu’ dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin, dan ternyata menjadi anugerah, dalam hal memfasilitasi peningkatan pengetahuan. Namun, webinar tetap tidak bisa menggantikan interaksi sosial yang sangat dirindukan.
Studi Komparasi Penelitian Morfosintaksis Kata Kerja See dan Hear dalam Novel Harry Potter and the Deathly Hallows dan Terjemahannya Vica Ananta Kusuma; Widyasari Widyasari
HUMAYA Jurnal Hukum Humaniora Masyarakat dan Budaya Vol. 1 No. 1 (2021): JUNE
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/humaya.v1i1.1867.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan antara bahasa novel asli dengan versi terjemahannya. Sumber data diperoleh dari verba kata see dan hear dalam novel Harry Potter and the Deathly Hallow dan versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini berfokus pada sususan gramatikal atau sintaksis. Apakah susunan, bentuk-bentuk bahasa sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif untuk menggambarkan apa yang ada dalam data. Penelitian ini juga membandingkan novel asli dengan novel terjemahannya. Hasil penelitian ini adalah meskipun banyak verba tidak mengalami perubahan susunan gramatikal, ada juga yang mengalami susunan gramatikal.
KAJIAN FEMINITAS PUTRI HARISBAYA DALAM WAWACAN BABAD SUMEDANG KARYA ABDUR’ROCHMAN Anna Meirlina Sulianti; Widyasari
Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan Budaya (HUMAYA) Vol. 1 No. 2 (2021): DECEMBER
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/humaya.v1i2.2380.2021

Abstract

The studi was aimed at (1) finding out citra or image of Princess Harisbaya in the Sundanese classical poetry Wawacan Babad Sumedang written by Abdur’raochman; (2) finding out a femininity study of Princess Harisbaya in the Wawacan Babad Sumedang written by Abdur’raochman. The study was a analytical description. The study used and applied qualitative methodology principles. To gain the data, literary and documentation study on Wawacan Babad Sumedang were conducted. The steps of collecting data were reading of the texts accurately, making note of relevant data, identifying and classifying the data, making data tabulation and descripton. In analyzing the structure, AJ Greimas theory was adobted. The result of the study showed that Wawacan Babad Sumedang decripting citra and habits of Princess Harisbaya and her stories.
Analisa Hasil Terjemahan Google Translate Dalam Lirik Lagu “To The Bone” Oleh Pamungkas Nurul Arba; Widyasari Widyasari; Yudi Efendi; Wuri Syaputri
Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia) Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa disetiap negara memiliki perbedaan, sehingga tidak semua masayarakat dapat mengikutinya. Sehingga diperlukan terjemahan untuk menghubungkan orang-orang dari bahasa yang berbeda. Perkembangan teknologi semakin pesat salah satunya adalah google translate. Namun google translate memiliki kelemahan yaitu sering terjadi kesalahan Bahasa saat menerjemahkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesalahan bahasa hasil terjemahan google translate dalam lirik lagu “To the Bone” oleh Pamungkas. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah lirik lagu dari “To the Bone” oleh Pamungkas, yang diterjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa indonesia. Kemudian dianalisis untuk mengetahui kesalahan bahasa yang ada dalam lirik tersebut. Hasil penelitian ditemukan bahwa kesalahan terjemahan yang ditemui saat menerjemahkan lirik lagu Pamungkas To the Bone oleh Google Translate terbagi menjadi empat kategori kesalahan terjemahan, yaitu kesalahan penghilangan sebanyak tujuh kesalahan, kesalahan penambahan sebanyak empat kesalahan, kesalahan pemilihan sebanyak tiga dan kesalahan urutan dengan dua kesalahan. Kesalahan mayoritas dari penggunaan google translate adalah Bahasa hasil terjemahan tidak sesuai dengan maksud yang disampikan dari lagu tersebut.
Translation with Extrinsic Aspect Approach in the Form of Pragmatics and Modulation Translation Method Wuri Syaputri; Akbar Fi Rizky; Widyasari Widyasari; Yudi Efendi
ELT-Lectura Vol. 10 No. 2 (2023): ELT-Lectura Studies and Perspective in English Language Teaching
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/elt-lectura.v10i2.14140

Abstract

The following study aims to examine the extrinsic elements in the form of pragmatics contained in the catchphrase "my friend calls me murphy, you call me, Robocop" in the movie Robocop 3. The author believes that every expression has a hidden meaning in it. To translate a literary work such as a movie, a complete understanding is needed, especially in its linguistic elements. This information can be used in the process of translating a literary work in order to get a good, acceptable, and accurate translation. The research method used for this study is qualitative, where the author sees snippets of conversations in movie then analyzes the pragmatic elements contained therein. These elements can be in the form of speech and actions desired by the speaker. The author chose to analyze a catchphrase or conversation line in the movie because of its iconic nature and known by most connoisseurs or fans of the movie. The following study is expected to reveal the hidden meaning of a catchphrase that contains the true will of the speaker. The translation of literary works is done by modulating methods because it is in accordance with the linguistic aspects of a movie that has many points of view of each character played. The author also hopes that this study can be used as reference material for translating movie-type literary works.
Digitalization and Product Development of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Tonjong Village as a Means of Empowering the Community Toward Prosperous Hilma Erfiani Baroroh; Widyasari; Yudi Efendi; Afriani
Journal of Community Practice and Social Welfare Vol. 3 No. 1 (2023): Journal of Community Practice and Social Welfare
Publisher : LPPM Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jacips.2023.3.1.13-27

Abstract

Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) represent a prioritized program within the framework of the Indonesian government's initiatives, bearing substantial potential to enhance a self-reliant and prosperous Indonesian economy. The village of Tonjong in the Bogor Regency, West Java, exhibits significant potential as a locus for MSME activities. This is evident from the occupational pursuits of the Tonjong village community, ranking third in frequency, engaged as MSME operators. In the era of globalization, marked by the advent of highly sophisticated technologies, a considerable number of MSME practitioners in the Tonjong village remain inadequately acquainted with proficient strategies for digital marketing. Consequently, this circumstance has culminated in diminished sales or revenues for the MSME practitioners producing a diverse array of items such as handicrafts and cassava crackers, among others. This predicament underscores the impetus behind community empowerment efforts, realized through the dissemination of insights pertaining to digital product marketing and innovative diversification of cassava cracker flavours within the Tonjong village. The overarching objective centers on amplifying market appeal and garnering broader public interest in these products. The execution of this exposition is meticulously orchestrated to maximize its allure, facilitating the populace's seamless assimilation of diverse knowledge. The didactic approach extends beyond didactic lectures to encompass practical engagements, exemplified by the direct involvement with a digital product marketing application and the multifaceted cassava cracker production process incorporating an array of flavour innovations. The ramifications of this exposition-induced community empowerment yield multifarious outcomes. Notable among these are (1) on the social front, heightened community collaboration for collective advancement; (2) on the economic axis, the community exhibits elevated determination to ameliorate the socio-economic landscape toward public welfare; (3) concerning the educational facet, the community gains fresh insights into the digitalization product of MSME products and acquires novel knowledge regarding innovative cassava cracker flavour profiles.
Strategi Penggunaan Kartu UNO Edukatif Dalam Rangka Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris dan Bahasa Sunda Bagi Guru SDN Pengadilan 5 Kota Bogor Widyasari; Yudi Efendi; Afriani Afriani; Vica Ananta Kusuma; Agus Riyanto
Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol. 6 No. 2 (2023): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/dedikasi.v6i2.13523

Abstract

The community service activity aims to provide solutions to teachers at SDN Pengadilan 5 Bogor City to improve the effectiveness of learning English and Sundanese vocabulary using the strategy of educational domino cards. This is in line with the Merdeka Belajar Curriculum Policy of the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, especially in the field of language development, namely for language internationalization and revitalization of regional languages. The method used is by directly practicing the use of domino cards through 3 (three) ways, namely (1) playing educational domino cards directly as playing domino cards in general; (2) playing hoe cards; and (3) playing cards by stringing sentences together. The results of the mentoring show that teachers gain new knowledge insights that are useful for their daily work to practice bilingual learning strategist at SDN Pengadilan 5 Bogor City, namely to apply the strategy of using educational dominoes to increase the effectiveness of learning English and Sundanese easily, innovatively, interestingly, not boringly, and happily. Keywords: Community Services, domino card, vocabulary learning, English, Sundanese language
Peningkatan Keterampilan Penulisan Persuasif Buku Panduan “Museum Multatuli” Bagi Masyarakat di Sekitar Lebak-Banten Widyasari; Agus Rianto; Hilma Erfiani Baroroh; Enggar Mulyajati; Ardik Ardianto; Afriliani
Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 1 (2024): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/dedikasi.v7i1.15312

Abstract

Saat ini museum yang merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat mendapatkan perhatian positif dari pemerintah. Salah satu museum yang terkenal di Indonesia yang letaknya di Lebak, Banten adalah Museum Multatuli yang telah berdiri sejak 18 Februari 2018. Pengunjung museum dari tahun 2020 ke 2021 mengalami penurunan sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan minat kunjungan masyarakat, salah satunya dengan meningkatkan minat literasi dan menulis kembali buku panduan Museum Multatuli secara persuasif. Buku panduan yang persuasif dapat berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sejarah dan kebudayaan serta dapat mengajak atau mendorong masyarakat untuk terlibat dalam upaya pelestariannya. Oleh karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan cara meningkatkan keterampilan penulisan persuasif pada buku panduan Museum Multatuli bagi masyarakat di sekitar Lebak, Banten sangat penting dilaksanakan. Kegiatan ini hadir melalui lokakarya penjelasan materi, diskusi, dan praktek langsung penulisan persuasif. Hasil yang didapat berdampak positif bagi kehidupan masayarakat dari segi sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kegiatan ini telah mencapai target sesuai dengan tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, yaitu mengedukasi masyarakat di bidang literasi dan menghasilkan buku panduan Museum Multatuli yang lebih menarik, persuasif, dan mudah dipahami. Harapannya kegiatan ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pengunjung museum Multatuli, sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar museum Multatuli lebih sejahtera. Kata kunci: Museum Multatuli, Penulisan Persuasif, Generasi Muda, Lebak Banten.
Analisa Puisi "Dreams" Oleh Langston Hughes Pelata, Cory Marlen Moilili; Widyasari, Widyasari; Efendi, Yudi; Wuri Syaputri
Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia) Vol. 13 No. 2 (2023): Pembahsi (Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/pembahsi.v13i2.13677

Abstract

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisa dan menjelaskan makna dari puisi “Dreams” karya Langston Hughes yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Dalam puisi “Dreams” setelah diterjemahkan dan dianalisa, dipahami bahwa Hughes memakai kata-kata yang sederhana dan tidak rumit sehingga mudah untuk memahami makan yang terkandung dalam puisi tersebut. Dalam puisi “Dreams” terdapat dua metafora yaitu; yang petama keputusasaan hidup manusia tanpa adanya mimpi, selayaknya burung yang patah sayapnya dan yang kedua potensi yang hilang dari kehidupan tanpa adanya mimpi seumpama ladang yang tandus. Kata kunci : Metafora, Puisi, Terjemahan   Abstract--The purpose of this writing is to analyze and explain the meaning of the poem "Dreams" by Langston Hughes which was translated into Indonesian. The method used is a qualitative approach. In the poem "Dreams" after being translated and analyzed, it is understood that Hughes uses simple and uncomplicated words so that it is easy to understand the content contained in the poem. In the poem "Dreams" there are two metaphors, namely; The first is that humans live in despair without dreams, like birds whose wings are broken, and the second is that the lost potential of life without dreams is like a barren field. Keywords: Metaphor, Poetry, Translation