Iin Karita Sakharina
Universitas Hasanuddin

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Government Policies for Food Sovereignty: Disjunction between Ideality and Reality Patonangi, Fitrinela; Ilmar, Aminuddin; Irwansyah, Irwansyah; Sakharina, Iin Karita
Hasanuddin Law Review VOLUME 4 ISSUE 3, DECEMBER 2018
Publisher : Faculty of Law, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.987 KB) | DOI: 10.20956/halrev.v4i3.2189

Abstract

The conceptualizes food security and food sovereignty as fluid and changing discourses that define the problem of hunger. The discursive geohistories of food security and food sovereignty in order to identify oppositions and relationalities between them. I argue that the interpretations of, and relations between, food security and food sovereignty vary by geography and scale, as well as by the conceptual and theoretical differences within the discourses themselves. When and where these discourses develop and emerge is central to understanding their oppositions and convergences. How scale is constructed within particular discourses is also important to understanding how they co-exist relationally or in opposition. Food security and food sovereignty discourses are tied to distinctive political and economic histories, ecologies, and identities at the national and local levels. They are differentially deployed depending upon geographic context and the political economy of development and underdevelopment. Both discourses are dynamic and changing in relation to the wider political and cultural economies of food system dynamics across scale. Uniform definitions of each term should be resisted. The point is to understand the geographies of their relational overlap and their continual difference.
WORK AND LIVES IN MAKASSAR COASTAL COMMUNITY: ASSESSING THE LOCAL GOVERNMENT POLICY Sakharina, Iin Karita; Daud, Aidir Amin; Hasrul, Muh.; Kadarudin, Kadarudin; Assidiq, Hasbi
Hasanuddin Law Review VOLUME 6 ISSUE 1, APRIL 2020
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.738 KB) | DOI: 10.20956/halrev.v6i1.2281

Abstract

The Makassar City Regional Government formulated a policy that previously carried out Mapping conducted on the less prosperous Coastal community, so departing from the mapping results obtained then formulated a policy as in the development of human resources will be carried out in areas that most need to become a poverty pouch. Local government is the most relevant party to be responsible for increasing the budget. All components, which are responsible for improvement, for the Coastal community, and of course for all parties, who are responsible for improving the welfare of the Coastal community, each related agency provides a budget that is appropriate to the community's needs and the duties and functions of each of the relevant agencies. . In addition, it is in the interests of government policies that harm the Coastal community. The implementation of the reclamation policy which is detrimental to fisheries is of course counterproductive to other policies aimed at the welfare of the Coastal community.
Perlindungan Negara Bagi Pengungsi Pada Masa Pandemi Global COVID-19: Kajian Hukum Internasional Sakharina, Iin Karita
Al-Azhar Islamic Law Review VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37146/ailrev.v2i2.27

Abstract

Dimasa Pandemi Global Covid-19 yang tengah menyerang dunia, semua Negara didunia merasakan dampaknya, sehingga sebagian besar Kepala Negara harus mengambil  dan menetapkan kebijakan baru di Negara masing-masing untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini yang semakin hari semakin massif adanya. Tentu hal ini berdampak pada semua orang yang berada dinegaranya tidak hanya warga Negara saja dari suatu Negara yang merasakan dampak dari kebijakan Negara terkait upaya pemutusan dan penanganan Covid-19 ini, namun juga warga Negara asing yang berada di suatu wilayah Negara, sudah pasti merasakan dampak dari kebijakan Pemerintah Negara. Orang asing yang berada disuatu wilayah Negara termasuk para pengungsi internasional yang saat ini berada dan meyebar hampir disebagian Negara-negara didunia, baik itu Negara pihak dari Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi maupun Negara yang belum menjadi pihak dari konvensi 1951 yang biasa disebut dengan Negara Transit. Tentu saja pengungsi dimasa pandemi ini menjadi orang atau kelompok orang yang paling rentan terhadap bahaya covid-19 juga dampak lain bagi perlindungan terhadapnya, Untuk itu UNHCR bersama Negara-negara dimana pengungsi berada harus tetap memberikan perlindungan yang sama terhadap pengungsi internasional yang berada di negaranya.
Access Rights to Health Services for Tolotang Believers as Minority Group, Sidrap District, Indonesia Iin Karita Sakharina; Aidir Amin Daud; Hamzah Halim; Muh. Hasrul; Wahyudi Pratama; Sukri Palutturi; Anif Laila Sahir
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14758

Abstract

The purpose of this paper was to analyze the forms of protection and fulfillment of human rights by localgovernments against the followers of the Tolotang faith in accessing their right to health service as minoritygroup in Sidenreng Rappang District, South Sulawesi Province. The type of research used was normativelegal research using a statutory approach. The results showed that The followers of the Tolotang faith havebeen recognized by the state, and weregiven space to worship based on their beliefs. Also Tolotang faithhave recognize by the local goverment as part of the community in Sidenreng Rappang who have the sameaccess in order to get health service from any medical stuff, doctor, clinic , hospital whenever they needit.The findings of this article can provide insights into the forms of protection and fulfillment of humanrights by local governments against the followers of the Tolotang faith inin in accessing their right to healthservice as minority group in Sidenreng Rappang District, South Sulawesi Province.The followers of theTolotang faith have been recognized by the state, and weregiven space to worship based on their beliefs.Also Tolotang faith have recognize by the local goverment as part of the community in Sidenreng Rappangwho have the same access in order to get health service from any medical stuff, doctor, clinic , hospitalwhenever they need it.
The Government’s Responsibility for the Fulfillment of the Right to Education for Child Labour in Working Relationships Nur Paikah; Achmad Ruslan; Marwati Riza; Iin Karita Sakharina
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.15036

Abstract

The purpose of this study is to analyze the setting of the education right for child labour in workingrelationships. The method used in this study is empirical normative. The results showed that the regulationof the fulfillment of the education right for child labour in the working relationship have not been maximal,because there is still a legal void in the Employment Law and the absence of synchronization of Law No.20 of 2003 on the National Education System, Government Regulation No. 48/2008 on Education Funding.The implementation of the 20% education budget has not been achieved so that uneven education is enjoyed.Therefore, a revision of the rules on the fulfillment of educational rights for child labour in an integrated andharmonious working relationship is required.
Posisi Indonesia sebagai Transit Country dan Masifnya Pengungsi Internasional Iin Karita Sakharina
Amanna Gappa VOLUME 28 NOMOR 1, 2020
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan pengungi internasional yang berada di Indonesia semakin hari semakin meningkat dan tersebar hampir di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Letak Indonesia yang secara geografis sangatlah strategis menyebabkan Indonesia menjadi Negara transit yang paling popular untuk disinggahi sebelum mereka melanjutkan ke Negara tujuan, Permasalahannya adalah untuk sampai Negara tujuan tidaklah semudah yang dibayangkan oleh pengungsi ini karena ada mereka harus mendapat persetujuan penerimaan dari Negara yang hendak dituju, dan itu tidaklah mudah dan cepat seperti yang mereka harapkan, sehingga yang terjadi banyak pengungsi harus yang tertahan di Indonesia selama beberapa tahun dengan tidak adanya kepastian dari Negara tujuan. Walaupun Indonesia belum menjadi Negara pihak dari Konvensi Jenewa 1951, namun berdasarkan prinsip non refoulement maka Indonesia tetap menerima pengungsi yang terus saja berdatangan dari tahun ke tahun dengan alasan kemanusiaan dan penghormatan serta perlindungan terhadap hak asasi manusia dan juga sebagai bagian dari masyarakat internasional.
Perlindungan Negara Bagi Pengungsi Pada Masa Pandemi Global COVID-19: Kajian Hukum Internasional Iin Karita Sakharina
Al-Azhar Islamic Law Review VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37146/ailrev.v2i2.27

Abstract

Dimasa Pandemi Global Covid-19 yang tengah menyerang dunia, semua Negara didunia merasakan dampaknya, sehingga sebagian besar Kepala Negara harus mengambil  dan menetapkan kebijakan baru di Negara masing-masing untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini yang semakin hari semakin massif adanya. Tentu hal ini berdampak pada semua orang yang berada dinegaranya tidak hanya warga Negara saja dari suatu Negara yang merasakan dampak dari kebijakan Negara terkait upaya pemutusan dan penanganan Covid-19 ini, namun juga warga Negara asing yang berada di suatu wilayah Negara, sudah pasti merasakan dampak dari kebijakan Pemerintah Negara. Orang asing yang berada disuatu wilayah Negara termasuk para pengungsi internasional yang saat ini berada dan meyebar hampir disebagian Negara-negara didunia, baik itu Negara pihak dari Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi maupun Negara yang belum menjadi pihak dari konvensi 1951 yang biasa disebut dengan Negara Transit. Tentu saja pengungsi dimasa pandemi ini menjadi orang atau kelompok orang yang paling rentan terhadap bahaya covid-19 juga dampak lain bagi perlindungan terhadapnya, Untuk itu UNHCR bersama Negara-negara dimana pengungsi berada harus tetap memberikan perlindungan yang sama terhadap pengungsi internasional yang berada di negaranya.
Hak Atas Pangan di Masa Pandemi Coronavirus Disease Covid-19 Iin Karita Sakharina
Jurnal Legislatif VOLUME 3 NOMOR 2 2020
Publisher : UKM Lembaga Penalaran dan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jl.v3i2.10476

Abstract

AbstractIt is a fundamental right that governments must fulfill their basic human rights without exception. Fulfilling food rights during the covid-19 pandemic is part of the state's civil rights obligation. The state should ensure the current time of the pandemic that no society will be hungry, nor will it be able to meet its basic needs for food rights, so that measures and policies are required to satisfy the country's food at this time of the pandemic, if the country fails, then that would be a human rights violation. The paper aims to see efforts made by countries in the implementation of countries' obligation to food rights.Keywords: Food Rights; Human Rights; The Civil Rights Obligation; AbstrakHak atas pangan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi oleh Negara demi menjamin terpenuhinya Hak Asasi Manusia bagi setiap warga negaranya tanpa terkecuali. Terpenuhinya hak atas pangan di masa pandemi covid-19 ini adalah menjadi bagian dari kewajiban HAM Negara. Negara harus memastikan di masa pandemi yang juga melanda ini tidak akan ada masyarakat yang menderita kelaparan atau tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya akan hak atas pangan sehingga diperlukan langkah-langkah serta kebijakan yang diambil Negara untuk pemenuhan hak atas pangan di masa pandemi ini, jika Negara gagal maka itu berarti dapat disebut sebagai pelanggaran HAM. Tulisan ini bertujuan untuk melihat upaya yang dilakukan oleh Negara dalam implementasi kewajiban Negara terhadap hak atas pangan.Kata Kunci: Hak Asasi Manusia; Hak Atas pangan; Kewajiban HAM Negara;
KONVENSI HAK ANAK SEBAGAI INSTRUMEN PENANGANAN ANAK-ANAK KORBAN KEKERASAN DAN EKSPLOITASI Iin Karita Sakharina; S.M. Noor; Marcel Hendrapati; Aidir Amin Daud; Abdul Maasba Magassing; Kadarudin Kadarudin
The Juris Vol 2 No 2 (2018): JURNAL ILMU HUKUM : THE JURIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/juris.v2i2.38

Abstract

Children as entrusted by God must be guarded and given protection from all kinds of crimes that can happen anytime and anywhere. As a form of con- cern for the international community, several international legal instruments are made both in the form of declarations and conventions which basically regulate the types of children's rights that must be protected by anyone, as well as forms of crimes against children's rights. International instruments on the protection of children's rights as set out in United Nations Resolution No. 44/25 dated November 20, 1989 concerning the Convention on the Rights of the Child.
KETAHANAN PANGAN DAN BUDI DAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DALAM ASPEK HAK ASASI MANUSIA Iin Karita Sakharina; S.M. Noor; Aidir Amin Daud; Trifenny Widayanti; Wahyudi Pratama; Sardil Mutaallif
HERMENEUTIKA : Jurnal Ilmu Hukum Vol 5, No 2 (2021): HERMENEUTIKA : Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/hermeneutika.v5i2.5632

Abstract

Penataan lingkungan hidup dan tata ruang yang baik (peruntukan) adalah kunci dari penyelenggaraan budi daya pertanian berkelanjutan, Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan, serta relasi pangan dan hak asasi manusia. Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Undang-Undang Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety), hal ini karena ketahanan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia.