This research is motivated by the high disaster risk in South OKU Regency and the significant capacity gaps in human resources for disaster management, both within official institutions (BPBD) and among unorganized community volunteers. This gap hinders the effectiveness of disaster mitigation and education. The focus of this research is to analyze the process and success of strengthening volunteer capacity through an innovative change project called the Disaster Knowledge Training Post (PASWACANA P3K). Using a qualitative approach with a descriptive case study design, data were collected through in-depth interviews, document analysis, and participant observation of the project's leadership and implementation processes. Key findings indicate that this initiative was successful thanks to strategic leadership that secured internal legitimacy and orchestrated a multi-helix collaboration model, culminating in the formation of the South OKU Siaga Volunteer Forum (ForOKUSS). This training program effectively improved the volunteers' skills, which were then directly applied in community education activities. It is concluded that the First Aid (P3K) model is an innovative solution that successfully bridges the capacity gap by empowering local potential, transforming volunteers from mere responsive forces into proactive mitigation agents, and offering a proven blueprint for building community resilience. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya risiko bencana di Kabupaten OKU Selatan serta adanya kesenjangan kapasitas yang signifikan pada sumber daya manusia penanggulangan bencana, baik di lembaga resmi (BPBD) maupun di kalangan relawan komunitas yang belum terorganisir. Kesenjangan ini menghambat efektivitas mitigasi dan edukasi kebencanaan. Fokus penelitian ini adalah menganalisis proses dan keberhasilan penguatan kapasitas relawan melalui sebuah proyek perubahan inovatif bernama Posko Pelatihan Pengetahuan Kebencanaan (PASWACANA P3K). Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, analisis dokumen, dan observasi partisipatif terhadap proses kepemimpinan dan implementasi proyek. Temuan utama menunjukkan bahwa inisiatif ini berhasil berkat kepemimpinan strategis yang mampu mengamankan legitimasi internal dan mengorkestrasi kolaborasi model multi-helix, yang puncaknya adalah pembentukan Forum Relawan OKU Selatan Siaga (ForOKUSS). Program pelatihan ini secara efektif meningkatkan keterampilan relawan yang kemudian langsung diaplikasikan dalam kegiatan edukasi masyarakat. Disimpulkan bahwa model P3K merupakan solusi inovatif yang berhasil menjembatani kesenjangan kapasitas dengan memberdayakan potensi lokal, mengubah relawan dari sekadar tenaga responsif menjadi agen mitigasi proaktif, dan menawarkan cetak biru yang terbukti efektif untuk membangun ketangguhan komunitas.