Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KERAGAAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF PEREMPUAN DAN DAMPAKNYA BAGI PENGUATAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI UNTUK MENGATASI MASALAH KEMISKINAN DI KABUPATEN LOMBOK BARAT N.L. Sri Supartiningsih; Sri Maryati; Rosmilawati Rosmilawati; Asri Hidayati
JURNAL AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v15i1.7

Abstract

ABSTRAK Masalah kemiskinan masih tetap merupakan masalah utama pembangunan di Indonesia, pemberdayaan ekonomi wanita merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan. Identifikasi tentang potensi ekonomi produktif perempuan, akses dan kontrol perempuan terhadap sumberdaya lokal serta gambaran persepsi masyarakat terhadap peran perempuan bagi penguatan ekonomi rumahtangga petani, merupakan kegiatan awal untuk menunjang penyusunan suatu model pemberdayaan perempuan untuk mengatasi kemiskinan rumahtangga tani. Keragaan kegiatan ekonomi produktif perempuan dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi rumahtangga petani yaitu mencapai 46,01 %. Hal ini didukung oleh motivasi perempuan untuk ikut mencari nafkah sangat tinggi, kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran perempuan bagi penguatan ekonomi rumahtangga, perubahan pemahaman laki-laki terhadap peran domestik, adanya program-program, organisasi dan kader pemberdayaan perempuan serta akses dan kontrol perempuan terhadap sumberdaya lokal yang hampir sama dengan laki-laki, namun keterampilan yang dimiliki perempuan dan beban kerja domestik perempuan yang tinggi merupakan hambatan utama, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya dan norma masing-masing daerah. Oleh karena itu upaya peningkatan peran perempuan pada kegiatan ekonomi produktif untuk mendukung penguatan ekonomi rumahtangga, perlu memperhatikan karakteristik relasi perempuan dan laki-laki di masing-masing daerah. ABTRACT The problem of poverty still remains a major problem in Indonesian development, economic empowerment of women is one of the efforts in poverty reduction. Identification of women's productive potential of the economy, women's access to and control over resources as well as an overview of local public perception of the role of women to the strengthening of farm household economy, an initial activity to support the development of a model of empowering women to overcome poverty farm households. Performance of productive economic activities of women can contribute significant for farm households, reaching 46.01 %. This is supported by the motivation of women to participate for a living is very high, public awareness of the importance of strengthening the role of women to the household economy, changes in the understanding of men against domestic role, the existence of programs, organizations and cadres of women's empowerment and women's access to and control over resources locally similar to men, but women have the skills and the workload of women's domestic high is a major obstacle, this condition is strongly influenced by social and cultural conditions and norms of each region. Therefore, efforts to increase the role of women in productive economic activities to support strengthening of the household economy, need to pay attention to the characteristics of the relation of women and men in each region.
STRATEGI PENINGKATAN PERAN PEREMPUAN TERHADAP PENGUATAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI UNTUK MENGATASI MASALAH KEMISKINAN DI KABUPATEN LOMBOK BARAT N.L. Sri Supartiningsih; Sri Maryati, Rosmilawati dan Asri Hidayati
JURNAL AGRIMANSION Vol 16 No 3 (2015): Jurnal Imiah AGRIMANSION
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v16i3.20

Abstract

ABSTRAK Rumahtangga Petani sebagian besar berada pada kondisi miskin, dimana perempuan sebagai isteri berupaya ikut berpartisipasi pada kegiatan ekonomi. Keterbatasan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki menyebabkan kegiatan ekonomi yang bisa diakses adalah sektor informal. Berbagai sektor telah melaksanakan program pemberdayaan ekonomi rakyat, yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan. Permasalahannya masing-masing sektor melaksanakan program dengan menggunakan sasaran dan metoda yang berbeda-beda, sehingga tidak terevaluasi secara nasional, khususnya upaya pemberdayaan ekonomi perempuan. Meskipun banyak program yang ditujukan bagi pemberdayaan perempuan, namun hanya sedikit perempuan istri petani yang memperoleh akses untuk mengikuti berbagai program tersebut. Faktor yang mempengaruhi adalah program pemberdayaan tidak dikhususkan bagi perempuan istri petani, perbedaan karakteristik relasi antara laki-laki dan perempuan, sikap stereotype perempuan dan Program seringkali tidak berkelanjutan. Olehkarena itu dibutuhkan strategi peningkatan peran perempuan terhadap penguatan ekonomi rumahtangga petani. ABSTRACT Farmer households mostly in poor conditions these conditions makes his wives participate in economic activities. Limitations of the level of education and skills cause economic activity that can be accessed is informal sector. Therefore, some sectors have been implementing economic empowerment program, which aimed to improve welfare. The problem of each sector using different targets and different methods that is not evaluated nationally, in particular women's economic empowerment. Some programs aimed at empowering women, but only a few women of farmers' wives who have access to participate in these programs. Factors that influence is not confined empowerment programs for women of farmer's wife, relations characteristic differences between men and women, stereotypes of women, often unsustainable program.That it takes strategy to increase the role of women to the strengthening of the farm household economy.
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA AGROINDUSTRI BERBASIS KEDELAI DI KOTA MATARAM Sri Maryati,; Sri Supartiningsih; Asri Hidayati; Efendy Efendy; Rosmilawati Rosmilawati
JURNAL AGRIMANSION Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v18i1.24

Abstract

ABSTRAK Kebutuhan kedelai sebagian besar digunakan untuk bahan baku pada agroindustry berbasis kedelai utamanya tahu dan tempe. Penelitian telah dilakukan untuk: Identifikasi penggunaan bahan baku kedelai lokal dan impor; Analisis permintaan kedelai; dan Permasalahan terkait bahan baku kedelai dan produk pada agroindustri berbasis kedelai. Penelitian menggunakan metode deskriptif, dan analisa data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan kedelai per unit usaha sebanyak 2.469 kg/bulan (terdiri dari 37% kedelai lokal dan 63% kedelai impor). Rata-rata kebutuhan kedelai untuk agroindustri tempe sebanyak 1.225,67 kg (terdiri dari 4% kedelai lokal dan 96% kedelai impor) dan untuk agroindustri tahu sebanyak 1 243 kg (terdiri dari 68% kedelai lokal dan 32% kedelai impor) per bulan; Faktor-faktor yang secara bersamaan mempengaruhi permintaan kedelai adalah harga kedelai lokal dan impor, pendapatan, jumlah tenaga kerja, harga output (tempe dan tahu) dan intensitas produksi tetapi faktor yang signifikan secara parsial adalah pendapatan dan jumlah tenaga kerja; dan bila harga kedelai meningkat, sebanyak 83,33% responden tetap berproduksi, mengurangi ukuran produk dan menjual dengan harga tetap; sebanyak 70% responden mengolah kembali produk untuk dijual bila produk tidak habis. Pemilihan kedelai impor karena perilaku pelaku usaha menginginkan kedelai yang bersih, kualitas produk tempe lebih baik. ABSTRACT Soybean demand is mostly for raw material in the soybean agroindustry such as tofu and tempeh. This study was carried out to: identify the use of raw soybeans locally and imported; analyze soybean demand; and identify problems related to soybeans and soy-based products in the agro-industry. Research used descriptive methods and data were analyzed using multiple linear regression. The results of the study indicate that average soybean demand per business unit was as much as 2,469 kg/month (consisting of 37 % local and 63 % imported soybean). The average soybean demand for tempeh was as much as 1225.67 kg (consisting of 4 % local and 96 % imported soybean) and to tofu was as much as 1243 kg (consisting of 68 % local and 32 % imported soybean); Factors that jointly affect soybean demand are local and imported soybean prices, income, labor quantity, output (tempe and tofu) prices and production intensity but significant partial affecting factors are income and labor quantity. When soybean prices rise, 83.33 % of respondents still produce, but reduce the size of the products and sell at a same price; 70% of respondents reprocess the unsold products for selling. Selection of imported soybean was because of the behavior of the companies who want clean soybeans and better quality tempeh.
3. ANALISIS RANTAI NILAI DAN KINERJA PEMASARAN JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Rosmilawati Rosmilawati; Sri Supartiningsih; Wuryantoro Wuryantoro; Sri Maryati
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i1.231

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk Menganalisis rantai nilai pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Utara dan Menganalisis kinerja pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Desa Gumantar Kecamatan Kayangan dan Desa Akar-akar Kecamatan Bayan dijadikan daerah sampel.Analisis data menggunakan analisis rantai nilai, marjin pemasaran dan analsisi diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,ada 4 alternatif saluran rantai nilai pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Utara Yaitu :Saluran I : Petani → PAP, Saluran II : Petani → PPK → PAP, Saluran III : Petani → PPD → PAP dan Saluran IV : Petani → PPD → PPK → PAP. Aliran produk dari petani ,34 persen ke PAP, 26 persen ke PP Desa dan 41 persen ke PP Kecamatan.Aliran produkdari PP Desa, 75 persen ke PP Kecamatan dan 25 persen ke PedgangAntar Pulau. Aliran Produkdari PP Kecamatan adalah 100 persen kePedagang Antar Pulau. Aliran informasi berlangsung 2 arah antara Petani dengan Pedagang Antar Pulau, PP Desa dan PP Kecamatan. Saluran pemasaran yang memiliki Kinerja pemasaran terbaik adalah saluran Petani-PAP dan diikuti oleh saluran pemasaran Petani - PP Desa – PAP. ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the value chain and the performance of maize marketing in North Lombok District. The method used in this research is descriptive method. As the sample of study area is determined Gumantar and Akar-Akar Villages, in Bayan Sub-District. The collected data is then analyzed by using value chain, marketing margin and descriptive analysis. The research results show that there are four type of marketing channels, namely: channel I: Farmers Inter-Island Traders; channel II: Farmers Sub-District Traders Inter Island Traders; chanel III: Farmers Village Traders Inter Island Traders; chanel IV: Farmers Village Traders Sub-District Traders Inter Island Traders. The total flow of corn products from farmers is as follows the flow to inter-island traders is 36%, to village traders is 26 %, and to sub-district traders is 41 %. The total flow of maize from village traders is as follows: to sub-district traders is about 75%, and to inter-island traders is about 25 %. Meanwhile the amount of maize flow from sub-district trader is 100 % to inter-island traders. The results also show that the flow of information takes places two directions, both between the farmers and the inter-island traders as well as between the village traders and the sub-district traders. Channels that have the best marketing performance are marketing channels from Farmers to inter island traders, and marketing channels from farmers to village traders and then to inter island traders respectively.
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN SAPE KABUPATEN BIMA Zainuddin Zainuddin; Sri Maryati; Sri Supartiningsih
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i3.303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dalam usahatani bawang merah, menganalisis prospek pengembangan usahatani bawang merah ditinjau dari aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek pasar, mengetahui kendala apa saja dalam usahatani bawang merah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, penentuan daerah sampel ditetapkan secara purposive sampling di Kecamatan Sape Kabupaten Bima yaitu Desa Parangina dan Desa Rasabou. Penentuan responden secara quota sampling sebanyak 40 orang, dan penentuan responden pada masing-masing desa dilakukan secara acidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis pendapatan, dan revenue cost ratio (R/C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prospek pengembangan usahatani bawang merah di Kecamatan Sape Kabupaten Bima memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, dilihat dari aspek teknis usahatani bawang merah sesuai untuk diusahakan dan memiliki potensi lahan sebesar 310 Ha, aspek ekonomi menunjukkan layak dengan pendapatan permusim tanam sebesar Rp.39.762.289,44/LLG atau Rp.113.121.733,84/Ha, serta R/C ratio sebesar 3,80, dan aspek pasar komoditi bawang merah masih memiliki potensi pasar. Kendala dalam usahatani bawang merah yaitu aspek teknis serangan hama dan penyakit, cuaca dan iklim, dan kurangnya penyuluhan. Aspek ekonomi harga jual yang tidak stabil dan harga saprodi mahal. Serta aspek pasar kurangnya informasi harga jual dan tidak ada tempat penyimpanan.
AGRIBISNIS UBI JALAR DI KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Dian Novita Sari; Sri Maryati; Ridwan Ridwan
JURNAL AGRIMANSION Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v21i2.387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui agribisnis ubi jalar dan hambatan-hambatan dalam agribisnis ubi jalar di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, penentuan daerah sampel ditetapkan secara purposive sampling yaitu Desa Lando dan Desa Jenggik dari 16 desa yang ada di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Penentuan responden usahatani ubi jalar secara “quota sampling” sebanyak 30 orang dan pemilihan responden dilakukan secara “accidental sampling”. Penentuan responden usaha agroindustri keripik ubi jalar ditetapkan secara “sensus”. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agribisnis ubi jalar meliputi subsistem diantaranya: a) Susbsitem sarana dan penyaluran sarana produksi meliputi bibit dan pupuk dengan mudah petani dapatkan karena masih tersedia di lokasi penelitian. b) Subsistem usahatani ubi jalar: petani membudidayakan ubi jalar ungu (ubi jalar benson) dan ubi jalar kuning (ubi jalar madu) dengan rata-rata produksi satu kali musim tanam adalah 2.400 kg per luas lahan garapan atau 10.557 kg per hektar dengan pendapatan petani ubi jalar sebesar Rp 5.619.759 per luas lahan garapan atau Rp 24.720.349 per hektar. c) Subsistem pengolahan (agroindustri) keripik ubi jalar: jenis produksi yang dihasilkan adalah keripik ubi jalar gula merah (bahan baku ubi jalar ungu) dan keripik ubi jalar bumbu balado pedas (bahan baku ubi jalar kuning) dengan rata-rata penggunaan bahan baku 27 kg per proses produksi sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 388.094 per proses produksi atau Rp 3.882.064 per bulan. d) Subsistem pemasaran: petani memasarkan ubi jalar masih di lokasi penelitian dengan pedagang pengempul yang langsung mendatangi petani dengan harga jual Rp 3.500 per Kg. Usaha agroindustri keripik ubi jalar responden memasarkan di lokasi penelitian tanpa melalui pasar lainnya dengan pengrajin sendiri yang memasarkan ke konsumen akhir dengan harga Rp 5.000 per bungkus, e) Subsistem pendukung: Lembaga yang mendukung usaha agroindustri ubi jalar adalah BKP (Badan Ketahanan Pangan) dalam bentuk terop dan gerobak. Hambatan dalam agribisnis ubi jalar yang dialami petani ubi jalar adalah pemasaran hasil produksi.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI BUAH-BUAHAN PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA MATARAM Azka Iklilah alhudzaifah; Anwar Anwar; Sri Maryati
JURNAL AGRIMANSION Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v22i2.621

Abstract

This research aim to analyze the quantities of melon, factors that affect the demand of melon in Mataram City and the elasticity of demand for melons due to changes in price and income. This research was conducted by purposive sampling in Mandalika Market and Cakranegara Fruit Arena. The determination of respondents are divided into two categories were melon traders and consumers of melon, for melon traders to set the entire melon trades, while for consumers of melon was conducted by in quota sampling as much as 30 people. The results of this study showed: 1) The quantities of demand for melons per household in Mataram city in February was an average of 64.75 kg. 2) Factors that influence to the quantities of demand for melon in Mataram city was the price of melons. 3) Price elasticity to demand for melons in Mataram city was 1,295 (Eh > 1) (elastic) and this causes a rise in demand for melons as much as 1.295 kg if the price goes down by 1%, while the price elasticity of revenues was 0.343 (Ep < 1) (inelastic) and this causes a rise in demand for fruit melon as much as 0.343 kg if income rises by 1%.
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan Di Desa Midang Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Sri Maryati; Sri Supartiningsih; Wuryantoro; I Ketut Budastra; Taslim Sjah
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.002 KB)

Abstract

The availability of agricultural land resources was getting smaller every year due to changing land functions. Therefore, it was necessary to optimize the use of land resources, namely one of the ways by utilizing yard land that can be done by housewives who are used to grow various horticultural crops. This activity was also in line with the government's program to develop Sustainable Food House Areas (KRPL). The aim of the activity in general was to motivate the community (especially housewives) to be able to use their yards to plant horticultural crops. The location of community service activities was Midang Village, Gunungsari District, West Lombok Regency. The method used is the method of lectures and discussions as well as nursery practices. Lectures use LCD tools, loudspeakers (mike) and also distribution of copies of material summaries so that participants can easily understand them. Participants in the activity were Midang Village PKK cadres. The results of the activity were considered very positive to increase participants' knowledge and participants were motivated by enthusiastic discussion. The evaluation results show that extension activities were very useful in increasing community knowledge, and activities can be carried out again in the same location as the continuation of previous activities, such as making fertilizer from household waste or in different locations with the same theme
ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Ni Putu Rika S; Abdullah Usman; Sri Maryati Maryati
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 26 No 2 (2016): Jurnal Agroteksos 2 Agustus 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.169 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat pendapatan usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (2) jumlah rantai nilai dalam pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (3) tingkat efisiensi pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (4) jenis kendala yang dihadapi pembudidaya ikan air tawar dalam pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada dengan menetapkan empat desa yaitu Desa Sigerongan, Desa Batu Kumbung, Desa Nyurlembang dan Desa Lembuak dengan melibatkan 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendapatan pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 132.179.174/proses produksi. (2) Rantai nilai pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat melibatkan empat lembaga pemasaran yakni pembudidaya ikan air tawar, pedagang pengepul desa (PPD), pedagang antar pulau (PAP), dan pedagang pengecer dalam menyalurkan produksi ikan air tawar kepada konsumen akhir. (3) Tingkat efisiensi pemasaran ikan air tawar berdasarkan share produsen yaitu saluran I, II tergantung pada komoditas ikan air tawar, sedangkan berdasarkan distribusi keuntungan pada pemasaran ikan air tawar dikatakan tidak adil/tidak merata pada seluruh saluran pemasaran ikan air tawar. (4) Kendala yang dihadapai pembudidaya dalam pemasaran ikan air tawar yaitu harga jual yang rendah pada musim penghujan yang menyebabkan jumlah ikan air tawar meningkat dari biasanya sedangkan permintaan ikan di pasar stabil. ABSTRACT The ais of this research were to find out 1) the level of farmers income in freshwater fish farms in West Lombok 2) the value chain in marketing the fish 3) the level of efficiency in marketing the fish 3) the constraints faced by farmers. This research located in West Lombok, district of Lingsar and Narmada with villages: Sigerongan villages, Batu Kumbung villages, Nyurlembang, and Lembuak villages, using 30 respondents. The results indicated that: The income of freshwater fish farmers is Rp. 132.17.174/production process, 2) the marketing value chains involved 4 stake holders: farmers, village collector, inter-island seller and retailer seller; marketing efficiency level of freshwater fish water based on producer share consists of Channel I, Channel II, depend on the commodity of fish water, 4) The constraints is the decrease of selling price in rainy season cause the increase of productivity but in other hand the demand of it is stable.
ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Ni Putu Rika S; Abdullah Usman; Sri Maryati
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 26 No 2 (2016): Jurnal Agroteksos 2 Agustus 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.169 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat pendapatan usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (2) jumlah rantai nilai dalam pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (3) tingkat efisiensi pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. (4) jenis kendala yang dihadapi pembudidaya ikan air tawar dalam pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada dengan menetapkan empat desa yaitu Desa Sigerongan, Desa Batu Kumbung, Desa Nyurlembang dan Desa Lembuak dengan melibatkan 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendapatan pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 132.179.174/proses produksi. (2) Rantai nilai pemasaran ikan air tawar di Kabupaten Lombok Barat melibatkan empat lembaga pemasaran yakni pembudidaya ikan air tawar, pedagang pengepul desa (PPD), pedagang antar pulau (PAP), dan pedagang pengecer dalam menyalurkan produksi ikan air tawar kepada konsumen akhir. (3) Tingkat efisiensi pemasaran ikan air tawar berdasarkan share produsen yaitu saluran I, II tergantung pada komoditas ikan air tawar, sedangkan berdasarkan distribusi keuntungan pada pemasaran ikan air tawar dikatakan tidak adil/tidak merata pada seluruh saluran pemasaran ikan air tawar. (4) Kendala yang dihadapai pembudidaya dalam pemasaran ikan air tawar yaitu harga jual yang rendah pada musim penghujan yang menyebabkan jumlah ikan air tawar meningkat dari biasanya sedangkan permintaan ikan di pasar stabil. ABSTRACT The ais of this research were to find out 1) the level of farmers income in freshwater fish farms in West Lombok 2) the value chain in marketing the fish 3) the level of efficiency in marketing the fish 3) the constraints faced by farmers. This research located in West Lombok, district of Lingsar and Narmada with villages: Sigerongan villages, Batu Kumbung villages, Nyurlembang, and Lembuak villages, using 30 respondents. The results indicated that: The income of freshwater fish farmers is Rp. 132.17.174/production process, 2) the marketing value chains involved 4 stake holders: farmers, village collector, inter-island seller and retailer seller; marketing efficiency level of freshwater fish water based on producer share consists of Channel I, Channel II, depend on the commodity of fish water, 4) The constraints is the decrease of selling price in rainy season cause the increase of productivity but in other hand the demand of it is stable.