Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

TABANNI SEBAGAI HALUAN GERAKAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA Arif Gunawan Santoso
Harmoni Vol. 14 No. 1 (2015): Januari-April 2015
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.031 KB)

Abstract

Nowadays, it is found a negative stigma facing Islamic fundamentalism. However Indonesian Hizbut Tahrir (HTI) still exists and has strong influence. This organization is different from the others. It does not have regional or national figures. This research applies quantitative approach and has purpose to discover the factors that increase its influences despite having negative stigma and rejection. Framing theory is conducted to analyze the data and result. The result shows that HTI is not same with the other organizations that have leaders to drive their followers. HTI emphasizes on the tabanni idea and thought to drive their followers.
KENDALA DAN PERMASALAHAN PEMBERLAKUAN UU NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG ABSTRAK PENGELOLAAN ZAKAT: Arif Gunawan Santoso
Jurnal Dialog Vol 39 No 1 (2016): JURNAL DIALOG
Publisher : Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.524 KB) | DOI: 10.47655/dialog.v39i1.10

Abstract

Policy implementation remains one of the most common problems in developing countries due to the some strategic or administrative constrains. This study employs quantitative approach by using theory of public policy as the analytic lens. The research findings reveal that there are some problems and constraints in the policy implementation related to ZIS (zakât, infaq, cadaqât) i.e. Law No. 23 Year 2011 about zakât management. This study portrays a zakât institution in Surabaya, East Java. The readiness of policy operator, namely MoRA and BAZNAS becomes the dominant factor which hinders the implementation of zakât management policy. In addition, the legal problem due to the filing of Law No. 23/2011 to the Constitutional Court by KOMAZ also contributed significantly to the implementation of this Law.
STRATEGI MOBILISASI SUMBER DAYA FUNDAMENTALISME ISLAM: Arif Gunawan Santoso
Jurnal Dialog Vol 38 No 2 (2015): JURNAL DIALOG
Publisher : Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.854 KB) | DOI: 10.47655/dialog.v38i2.47

Abstract

Islamic fundamentalist movements are often linked to radicalism and fundamentalism which is identified by the violent and coercion acts. This research portrays the strategy of Hizb ut-Tahrir Indonesia (HTI) as one of the fundamental movement in Indonesia. By using qualitative design as the approach and resource mobilization theory as analysis tool, it is found that HTI does not utilize violence and coercion in their endeavor. Additionally, HTI employs dual approaches in promoting their ideas namely structural political strategy and socio-cultural strategy. Socio-cultural strategies become the main method of HTI in maintaining its existence.
OPTIMALISASI LAYANAN PENDIDIKAN MELALUI MADRASAH GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Arif Ahmad Djalaluddin; Arif Gunawan Santoso
EDUCANDUM Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyikapi kelemahan dan kendala yang ada pada aplikasi EMIS, Balai Litbang Agama Semarang telah mengembangkan data madrasah dalam suatu Geographic Information System (GIS). Pengembangan MAGIS secara umum bertujuan untuk menyediakan database madrasah yang tidak hanya dalam bentuk tabulasi, melainkan data visual yang menggambarkan letak geografis yang dilengkapi rute menuju ke madrasah. Capaian pengembangan MAGIS pada jangka pendek adalah tersedianya data MAGIS untuk madrasah-madrasah yang ada di wilayah D.I. Yogyakarta. Ada beberapa tahapan kegiatan sehingga menghasilkan sistem MAGIS yang siap digunakan oleh masyarakat, pengelola madrasah, dan pengambil kebijakan di lingkungan Kementerian Agama. Data madrasah diambil melalui mekanisme pengumpulan data primer, bekerjasama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY, Tim Efektif MAGIS mampu menjangkau 363 lembaga, yang terdiri dari 186 madrasah ibtidaiyah (MI, 116 madrasah tsanawiyah (MTs), dan 61 madrasah aliyah (MA). Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah Sistem aplikasi MAGIS bisa dikembangkan menjadi database pendidikan agama dan keagamaan, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu. Dengan demikian, MAGIS dapat mendukung perbaikan pelayanan Kementerian Agama, khususnya pada aspek penyediaan data.
Analisis Indeks Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kalimantan Barat Arif Gunawan Santoso; Deden Istiawan; Laelatul Khikmah
Intizar Vol 28 No 2 (2022): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v28i2.14113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerukunan umat beragama serta memperoleh informasi pemetaan kekuatan dan kerentanan hubungan antar umat beragama di Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data dari responden. Dengan menggunakan teknik multistage clustered random sampling terpilih sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di empat Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan menunjukkan bahwa indeks kerukunan umat beragama termasuk dalam kategori indeks tinggi dengan skor 79.11 untuk kerukunan umat beragama di Provinsi Kalimantan Barat. Secara spesifik dimensi toleransi dan kerjasama terkategori tinggi dan dimensi kesetaraan terkategori sangat tinggi.
Strengthening students’ scientific literacy through scientific coaching programs Umi Muzayanah; Arif Gunawan Santoso; Saimroh Saimroh; Titi Isnaini Fauzah
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 12, No 3: September 2023
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v12i3.25206

Abstract

The scientific literacy of madrasa students currently shows a very proud trend. This is shown by the achievements in the field of science obtained in various science competitions. Scientific achievements are obtained through a long and continuous process, including through science coaching. By using qualitative methods, this study aimed to describe the science coaching model at State Madrasah Aliyah (MAN) 2 Malang City. The results showed that the science coaching model in MAN 2 Malang City includes four main aspects. First, strengthening the management aspect through establishing the olympic and research program and fulfilling adequate infrastructure. Second, strengthening students’ concepts and abilities through matriculation and programmed guidance. Third, empowering the olympic class and the olympic club through a rigorous selection and the implementation of periodic tests and tryouts. Fourth, synergy with other parties, such as Ma’had Al-Qalam, state universities, and National Achievement Center (Pusat Prestasi Nasional/Puspresnas). The success of scientific development cannot be separated from the interest and motivation of students to learn, adequate infrastructure, a conducive learning environment, and the support of the madrasa principal, committee, and parents.
Mapping Religious Harmony in the Special Capital Region Jakarta using K-Means Algorithm Istiawan, Deden; Sulistijanti, Wellie; Santoso, Arif Gunawan; Ustyannie, Windyaning
Journal of Intelligent Computing & Health Informatics Vol 4, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jichi.v4i1.11715

Abstract

D.K.I Jakarta is often called the window of Indonesia. As one of the largest cities in Indonesia, D.K.I Jakarta has various kinds of complex social problems. This research tries to identify and explore conditions of religious harmony in DKI Jakarta. In previous studies of religious harmony, the use of the index in assessing religious harmony could only describe the condition of religious harmony in general without indicating which factor was in measuring the level of religious harmony. This Research uses a clustering approach to analyse religious harmony in DKI Jakarta. The study found that cluster 0 has major problems that affect religious harmony compared to other clusters. Therefore, local government policies related to increasing religious harmony can be focused more on cluster 0, especially on variables that are shown to be low, namely empathy, non-violence, national commitment, and adaptability to local culture.
Menguji Konsistensi Alat Ukur Penilaian Kinerja Anggaran Tingkat Satuan Kerja Pada Aplikasi “Smart DJA" Santoso, Arif Gunawan; Zakiah, Zakiah; Dewi, Rita Sukma
PUSAKA Vol 10 No 2 (2022): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v10i2.847

Abstract

Salah satu nilai kinerja Lembaga/kementerian negara, diukur dari bagaimana ia mengelola keuangan negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, salah satu instrument penilaian kinerja Lembaga adalah Nilai Kinerja Anggaran (NKA). Terdapat empat instrumen yang digunakan untuk mengukurnya, yaitu variabel capaian keluaran, realisasi anggaran, efisiensi, dan konsistensi rencana penarikan dana. Tiga variable merupakan variable independent, sementara satu variable, yaitu efisiensi, merupakan variable terikat, yaitu variable efisiensi. Efisiensi terikat dengan nilai realisasi anggaran dan nilai capaian keluaran. Sebagai instrument penilaian kinerja, berbagai alat ukur tersebut harus memenuhi kriteria alat ukur yang konsisten dan relevan. Pada tahun 2020, terdapat anomali ketika ketiga variable bebas yang diperoleh oleh Balai Litbang Agama Semarang mendapatkan nilai tertinggi, namun nilai akhir yang dihasilkan, ternyata perolehan nilainya berada dibawah satker lain yang memiliki nilai lebih rendah. Penelitian dilakukan untuk menguji apakah mekanisme penilaian yang ditentukan oleh Kementerian Keuangan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang konsisten dan relevan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan simulasi variasi nilai pada keempat variable dan dibandingkan dengan hasil akhir penilaian kinerja berdasrakan datasimulasi. Berdasarkan pengamatan data simulasi, ditemukan bahwa terdapat ketidakkonsistenan atas alat ukur yang ditentukan. Inkonsistensi terutama didapatkan pada mekanisme penentuan nilai efisiensi, yang berdampak pada tidak konsistennya nilai pada masing-masing variable terhadap nilai akhir kinerja anggaran. Karena itu, perlu peninjauan ulang metode/cara mengukur variabel efisiensi, sehingga tidak berdampak pada tidak konsistennya keseluruhan alat ukur kinerja anggaran.
Pengukuran Sikap dan Pemahaman Moderasi Beragama Penyuluh dan Guru Santoso, Arif Gunawan; 'Aina, Maula Qorri; Maknun, Moch. Lukluil; Muzayanah, Umi; Noviani, Nur Laili
Jurnal Dialog Vol 47 No 2 (2024): Dialog
Publisher : Sekretariat Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/dialog.v47i2.989

Abstract

Abstrak Semua agama memiliki prinsip toleransi yang berlaku, baik untuk umat seagama maupun penganut agama lain. Kementerian Agama menetapkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi dengan moderasi beragama sebagai indikatornya. Namun, sikap dan pemahaman moderasi beragama di kalangan penyuluh agama, guru agama, dan guru madrasah belum pernah dinilai secara sistematis. Artikel ini menggunakan metode survei untuk mengevaluasi sikap dan pemahaman moderasi beragama di kalangan penyuluh agama dan guru. Sebanyak 324 penyuluh agama dan 445 guru agama dan madrasah dipilih sebagai sampel melalui metode proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap moderasi beragama penyuluh agama dan guru berada pada kategori tinggi, dengan skor rata-rata 3,62 dan 3,52 (skala 4) masing-masing, sementara pemahaman mereka memiliki skor rata-rata 0,67 dan 0,65 (skala 0-1), yang juga tergolong tinggi dan sedang. Namun, aspek toleransi memperoleh skor terendah, baik pada sikap maupun pemahaman. Toleransi beragama, terutama dalam perspektif antaragama, masih kurang dipahami oleh sebagian besar responden, dengan hanya sedikit yang memahami konsep toleransi beragama secara menyeluruh. Perbandingan antara alumni dan nonalumni pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan moderasi beragama belum efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem pelatihan PPMB, termasuk kurikulum, metode, dan implementasinya, belum optimal dalam meningkatkan kualitas penyuluh.   Abstract All religions have a concept of tolerance that applies to both fellow religions and different religions. The Ministry of Religious Affairs proclaimed 2022 as the year of tolerance, which its indicator is religious moderation. The attitude and understanding of religious moderation of religious counselors, religious teachers, and madrasa teachers have not been measured systematically before. This article uses a survey method to measure attitudes and understanding of religious moderation among religious counselors and teachers. About 324 religious counselors and 445 religious studies and madrasa teachers were chosen as the sample using proportional random sampling. The findings show that religious moderation attitude of religious counselors and teachers are in the high category, with an average score of 3.62 and 3.52 (scale 4) respectively. Their understanding of religious moderation has an average score of 0.67 and 0.65 (scale 0-1), which are also classified in high and moderate level. However, the tolerance aspect scored the lowest on both attitude and understanding. Religious tolerance, especially in an interfaith perspective, is still not sufficiently understood by most respondents. Only a few of respondents understand the concept of religious tolerance thoroughly. By comparing the attitudes and understanding of training alumni and nonalumni, implementing religious moderation training has not provided effective results. Therefore, it is necessary to evaluate the PPMB training system, including its curriculum, method, and implementation because it hasn’t been improving the religious counselors quality optimally.  
ANOMALI BRAINROT: TAFSIR BUDAYA ATAS TUBUH, HASRAT, DAN KEKERASAN SIMBOLIK DI ERA DIGITAL Maknun, Moch Lukluil; Muzayanah, Umi; Santoso, Arif Gunawan
SUSASTRA: Jurnal Ilmu Susastra dan Budaya Vol 14, No 1 (2025): Susastra: Jurnal Ilmu Susastra dan Budaya (Juni 2025)
Publisher : HISKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/susastra.v14i1.242

Abstract

  AbstractThe Anomali Brainrot phenomena on social media tergeting generation Z and Alpha in early 2025 raises serious concern. Despite apperaring as a platform for entertainment and creative expression, this phenomenon conceals threats to young individuals -ranging from esyptoms of psychological disordes to tendencies toward subversive behavior. Employing a systematic review of web-based literacy sources and scholarly journal articles, this study applies metadata analysis to describe brainrot as a sociocultural anomaly. Concepts such as discourse deconstruction, power relations, play of meaning, hyperreality, and identity representation are used to frame and interpret the findings. The analysis supports the hypothesis that brainrot represents a significant threat in the posthumanist era. A collective awareness involving parents, educational institutions, and govermental agencies is essential to respond to this phenomenon wiselt and responsibly.Keywords: posthumanism, hyperreality, anomaly, brainrot, culture  AbstrakFenomena Anomali Brainrot di media sosial yang menyasar generasi Z dan Alpha di semester pertama 2025 mengkhawatirkan. Tampilan yang seolah hiburan dan wadah kreativitas nyatanya menyimpan ancaman bagi anak baik dari sebuah simptom penyakit psikologis hingga mengarah pada tindakan subversif. Menggunakan metode kajian literasi web dan artikel jurnal, kajian ini melakukan pembacaan sistematis dengan prinsip kerja analisis metadata untuk mendeksripsikan fenomena brainrot sebagai anomali sosial budaya. Konsep dekonstruksi wacana, relasi kuasa, permainan makna, hiperrealitas, dan representasi identitas digunakan untuk mendiskusikan dan menganalisis temuan. Hasil analisis menguatkan hipotesis bahwa anomali brainrot ini merupakan ancaman di era post humanisme. Diperlukan kesadaran bersama untuk dapat menyikapinya dengan bijak baik dari orangtua, instansi pendidikan, hingga pemerintah.Kata Kunci: post humanisme, hiperrealitas, anomali, brainrot, budaya