Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Identifikasi Sistem Governor Control Valve Dalam Menjaga Kestabilan Putaran Turbin Uap PLTP Wayang Windu Unit 1 Sadono, Sri; Sihana, Sihana; Effendy, Nazrul
Teknofisika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.62 KB)

Abstract

Salah satu komponen penting dalam sistem PLTP adalah sistem Governor Katup Kontrol.Pada sistem PLTP, katup kontrol digunakan untuk mengatur jumlah volume uap di dalam pipa sebelum menuju ke turbin uap. Untuk menentukan besar kecilnya bukaan katup, katup kontrol mendapatkan perintah dari suatu kontroler yang disebut governor. Turbin uap PLTP WW Unit 1 disetel agar selalu pada putaran 3000 rpm, untuk itu perlu dilakukan pengendalian katup kontrolagar aliran uap menuju turbin selalu stabil. Pada penelitian ini dibahas mengenai penyetelan ulang kontroler agar memiliki karakteristik respon sistem yang sesuai dengan tuntutan desain. Penyetelan ulang kontroler dilakukan dengan melakukan variasi autotune, yaitu metode Robust Response Time, Integral absolute Error (IAE), Integral Square Error (ISE), Integral Time Absolute Error (ITAE), danIntegral Time Square Error (ITSE). Dari berbagai metode yang diterapkan, terbukti bahwa penyetelan dengan metode ISE memiliki karakteristik yang paling baik dibandingkan dengan metode lain, yaitu menghasilkan kontroler jenis PI dengan Kp = 5 dan τi = 10 dengan karakteristik sistem overshoot = 8,29% , rise time = 0,0431 s , peak time = 0,153 s dan settling time = 1,04. Hal ini menunjukkan perubahan yang signifikan karena sistem sebelumnya memiliki %OS 41,7% dan settling time sebesar 1,63 s dan rise time sebesar 0,138 s.
Pengenalan Pola Gerak Bibir Dalam Pengucapan Fonem Vokal Bahasa Indonesia Faridah, Faridah; Effendy, Nazrul
Teknofisika Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.962 KB)

Abstract

Telah dikembangkan suatu perangkat lunak untuk pengenalan pola gerak bibir dalam pengucapan fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/ bahasa Indonesia. Perangkat lunak ini merupakan studi awal untuk pengembangan alat terapi bicara penderita tuna rungu di Indonesia berbasis metode pembacaan gerak bibir. Secara umum sistem Pengenalan Pola Gerak Bibir ini melibatkan tiga proses, yaitu akuisisi citra, pengolahan citra dan pengenalan pola. Citra video gerak bibir di akuisisi oleh sebuah kamera digital pada pada pencahayaan ruang 380 – 450 Lux. Komputer akan melakukan segmentasi bibir dan ekstraksi fitur. Pola gerak bibir diwakili oleh pola luas fitur bibir berbentuk persegi panjang pada setiap frame video gerak bibir, dan melalui pola ini akan dikenali fonem vokal yang diucapkan bibir dengan menerapkan algoritma Jaringan Syaraf Tiruan. Hasil pengujian perangkat lunak pengenalan pola gerak bibir menunjukkan tingkat akurasi sebesar 75,9 %. Kesalahan pengenalan pola oleh perangkat lunak, yang disebabkan oleh gaya menggerakkan bibir dalam berbicara untuk setiap orang berbeda, noise pada citra yang disebabkan oleh warna bibir dan kuat penerangan ruangan yang tidak merata.
Kajian Ilmiah Penyetelan Ulang Parameter Sistem Proteksi Turbin Unit 2 di Star Energy Geothermal Ltd. Agha, Muhammad; Sihana, Sihana; Effendy, Nazrul
Teknofisika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1263.796 KB)

Abstract

Semakin bertambahnya jumlah penduduk berarti semakin bertambah pula kebutuhan akan energi listrik. Salah satu solusi untuk memecahkannya yaitu dengan membangun PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) sebagai penyedia energi listrik ramah lingkungan.Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kinerja dan tingkat kehandalan dari sistem proteksi vibrasi dari turbin unit 2 PLTP Wayang Windu, metode Fault Tree Analysis digunakan untuk mengetahui tingkat kehandalan suatu sistem yang disebut SIL (Safety Integrity Level). PFD (Probability of Failure on Demand) dari masing-masing sub-sistem sensor, sub-sistem logic solver dan sub-sistem aktuator juga dihitung guna menentukan SIL dari sistem tersebut.Menurut aturan IEC 61508, hubungan antara besarnya nilai PFD dengan SIL berbanding terbalik dan terdapat pengklasifikasian untuk mengetahui tingkat kehandalan pada suatu Plant/Kilang. Pada 2 turbin yang ada di PLTP Wayang Windu terdapat perangkat pengaman yaitu TSI (Turbine Supervisory Instrument) Bently Nevada 3500 yang berfungsi untuk merekam getaran pada shaft bearing. Pada Turbin unit 2, penyetelanSet Alert (High) dan Set Danger (High-High) pada TSI sebaiknya di-setting sama dengan TSI pada Turbin unit-1 yaitu pada batas 100 um (High) dan 146 um (High-High). Parameter lain adalah Set Time Delay yang sebaiknya diubah dari 100 milidetik menjadi 3 detik untuk menghindari sinyal palsu yang selama ini sering mematikan turbin sebagai langkah otomasi untuk upayapengamanan dari terjadinya kerusakan yang lebih meluas, padahal kondisi faktualnya getaran yang terjadi sangat singkat dan tidak membahayakan kinerja turbin yang sedang running, justru langkah berupa shut down yang terjadi berulang-ulang ini dapat mengganggu proses produksi dan mengakibatkan kerusakan pada turbin tersebut. Oleh karena itu, penyetelan yang dilakukan akan meningkatkan kehandalan dari sistem proteksi vibrasi pada turbin unit 2.
Pengembangan Blok Fungsi Kendali PI-Fuzi pada IEC 61499 Lebukan, Dirga Eka Putra; Wardana, Awang Noor Indra; Effendy, Nazrul
Jurnal Teknik Elektro Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jte.v11i1.21400

Abstract

Automation system in the form of automatic control is needed in one or several operating units in the process industry. Several control system algorithms have been widely implemented in the process industry, one of them is PI (Proportional and Integral) controller. This PI controller has a simple structure, but the adaptive ability of the controller is still not better for the controlled process. Therefore, the development of PI controller is needed to have a better adaptive ability to the process, in order to produce the responses that are also better and more robust. This research develops PI controller by adding the Fuzzy controller algorithm or also known as PI-Fuzzy controller. The PI-Fuzzy controller in this study is applied to the IEC 61499 Programmable Logic Controller (PLC) standard and to see its performance, the PI-Fuzzy controller based on IEC 61499 is tested and validated on an industrial scale process, namely coal mill. The test was carried out for three hours in real-time on the 4DIAC-IDE software, then the response results were compared with the response results of the PI controller. The PI-Fuzzy controller function block based on IEC 61499 made in this study showed good performance in controlling industrial-scale processes. This is demonstrated in testing and validation using a coal mill, with able to achieve the working range of each parameter. The mean value of coal flow parameter is 13.584 kg/s, coal mass accumulation is 2,196 kg, coal output temperature is 83.296 0C, coal moisture is 0.021, and coal fineness is 75.338 %.
Pengaruh Penggunaan Pemancar-penerima pada Controller Area Network Satria, R Mochammad Affan Bagus; Wardana, Awang Noor Indra; Effendy, Nazrul
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 9, No 2: July 2020
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.527 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v9n2.769.2020

Abstract

Controller Area Network (CAN) is a communication network protocol that has been used in various fields as in automotive system to the industrial process. Input/output module as the CAN node in the network can be located nearby or distant from the controller. On the other hand, the CAN network must be designed to reduce the wiring harness significantly with latency as short as possible. CAN protocol can be built with and without the transceiver component. Analysis of the performance of both types of CAN network is conducted to know the exact distance to use transceiver. This research was conducted to analyze the impact of the transceiver on the latency of the CAN system, within the bus length variation. The transceiver and cable length variation were used as the factors of the statistical test that was conducted as the data analysis method in the research. The bus length varies from 50 m, 55 m, 60 m, 65 m, to 70 m. The two-way analysis of variance test and Tukey contrast test were used with a significance level of 0.05. There are three results of the two-way analysis of variance test, showing that significant differences have occurred on the effect of the transceiver, the bus length variation, and interaction between them, giving a p-value of 0.0003, 0.0008, and 0.0034 respectively. The results of the Tukey contrast test have shown that the latency of CAN systems without transceiver does not differ significantly on less than 65 m cable length. The analysis has concluded that the CAN system can well function without transceiver which is the cable length is less than 65 m.Keywords : CAN, communication protocol, cable length variation, latency AbstrakController Area Network (CAN) merupakan suatu protokol jaringan komunikasi yang telah digunakan pada berbagai bidang seperti sistem kendaran bermotor sampai sistem industri proses. Modul masukan/keluaran sebagai node dalam jaringan CAN dapat terletak berdekatan dengan pengendali atau jauh dari pengendali. Di sisi lain, jaringan CAN harus memiliki sistem pengkabelan yang sederhana dan waktu latensi yang singkat. Jaringan komunikasi CAN dapat dibangun dengan menggunakan pemancar-penerima dan tanpa pemancar-penerima. Analisis performa dari kedua jaringan tersebut dilakukan untuk mengetahui pada panjang kabel berapa komponen pemancar-penerima dibutuhkan. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis dari pengaruh komponen pemancar-penerima terhadap parameter latensi, dalam panjang kabel yang bervariasi. Terdapat dua faktor dalam melakukan analisis data, yaitu faktor komponen pemancar-penerima dan faktor variasi panjang kabel pada 50 m, 55 m, 60 m, 65 m, dan 70 m. Metode yang diimplementasikan dalam melakukan analisis data adalah uji analisis variasi dua jalur dan uji kontras Tukey, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Uji analisis variasi dua jalur memberikan tiga hasil nilai-p dari pengaruh pemancar-penerima, pengaruh variasi panjang kabel, serta interaksi dari keduanya, yaitu berturut-turut sebesar 0,0003, 0,0008, dan 0,0034. Hasil tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen pemancar-penerima serta variasi panjang kabel mempengaruhi nilai latensi sistem secara signifikan. Hasil uji Tukey juga menunjukan bahwa selama panjang kabel kurang dari 65 m, latensi dari jaringan CAN tanpa pemancar-penerima tidak berbeda secara signifikan. Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa bahwa jaringan CAN tanpa pemancar-penerima dapat digunakan dengan baik selama panjang kabel kurang dari 65 m.Kata kunci : CAN, protokol komunikasi, variasi panjang kabel, latensi
Forest quality assessment based on bird sound recognition using convolutional neural networks Nazrul Effendy; Didi Ruhyadi; Rizky Pratama; Dana Fatadilla Rabba; Ananda Fathunnisa Aulia; Anugrah Yuwan Atmadja
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 12, No 4: August 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijece.v12i4.pp4235-4242

Abstract

Deforestation in Indonesia is in a status that is quite alarming. From year to year, deforestation is still happening. The decline in fauna and the diminishing biodiversity are greatly affected by deforestation. This paper proposes a bioacoustics-based forest quality assessment tool using Nvidia Jetson Nano and convolutional neural networks (CNN). The device, named GamaDet, is a portable physical product based on the microprocessor and equipped with a microphone to record the sounds of birds in the forest and display the results of their analysis. In addition, a Google Collaboratorybased GamaNet digital product is also proposed. GamaNet requires forest recording audio files to be further analyzed into a forest quality index. Testing the forest recording for 60 seconds at an arboretum forest showed that both products could work well. The GamaDet takes 370 seconds, while the GamaNet takes 70 seconds to process the audio data into a forest quality index and a list of detected birds.
Radial basis network estimator of oxygen content in the flue gas of debutanizer reboiler Shafanda Nabil Sembodo; Nazrul Effendy; Kenny Dwiantoro; Nidlom Muddin
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 12, No 3: June 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijece.v12i3.pp3044-3050

Abstract

The energy efficiency in the debutanizer reboiler combustion can be monitored from the oxygen content of the flue gas of the reboiler. The measurement of the oxygen content can be conducted in situ using an oxygen sensor. However, soot that may appear around the sensor due to the combustion process in the debutanizer reboiler can obstruct the sensor’s function. In-situ redundancy sensors’ unavailability is a significant problem when the sensor is damaged, so measures must be made directly by workers using portable devices. On the other hand, worker safety is a primary concern when working in high-risk work areas. In this paper, we propose a software-based measurement or soft sensor to overcome the problems. The radial basis function network model makes soft sensors adapt to data updates because of their advantage as a universal approximator. The estimation of oxygen content with a soft sensor has been successfully carried out. The soft sensor generates an estimated mean square error of 0.216% with a standard deviation of 0.0242%. Stochastics gradient descent algorithm with momentum acceleration and dimension reduction using principal component analysis successfully improves the soft sensors’ performance.
The prediction of the oxygen content of the flue gas in a gas-fired boiler system using neural networks and random forest Nazrul Effendy; Eko David Kurniawan; Kenny Dwiantoro; Agus Arif; Nidlom Muddin
IAES International Journal of Artificial Intelligence (IJ-AI) Vol 11, No 3: September 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijai.v11.i3.pp923-929

Abstract

The oxygen content of the gas-fired boiler flue gas is used to monitor boiler combustion efficiency. Conventionally, this oxygen content is measured using an oxygen content sensor. However, because it operates in extreme conditions, this oxygen sensor tends to have the disadvantage of high maintenance costs. In addition, the absence of other sensors as an element of redundancy and when there is damage to the sensor causes manual handling by workers. It is dangerous for these workers, considering environmental conditions with high-risk hazards. We propose an artificial neural network (ANN) and random forest-based soft sensor to predict the oxygen content to overcome the problems. The prediction is made by utilizing measured data on the power plant’s boiler, consisting of 19 process variables from a distributed control system. The research has proved that the proposed soft sensor successfully predicts the oxygen content. Research using random forest shows better performance results than ANN. The random forest prediction errors are mean absolute error (MAE) of 0.0486, mean squared error (MSE) of 0.0052, root-mean-square error (RMSE) of 0.0718, and Std Error of 0.0719. While the errors using ANN are MAE of 0.0715, MSE of 0.0087, RMSE of 0.0935, and Std Error of 0.0935.
Prediksi Penyakit Jantung Koroner (PJK) Berdasarkan Faktor Risiko Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Nazrul Effendy; Subagja Subagja; Amir Faisal
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2008
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karena penyakit jantung koroner mempunyai angka kematian dan kesakitan yang tinggi, maka perludiketahui faktor-faktor risiko yang dapat meyebabkan penyakit jantung koroner ini. Prediksi Penyakit Jantungkoroner ini menggunakan metode pengenalan pola dari data catatan rekam medis penderita penyakit jantungkoroner yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Unit Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan orangsehat yang melakukan General Check-up Unit Penyakit Dalam dan Poliklinik General Check-up Geriatri UnitPenyakit Dalam RSUP Dr. Sardito Yogyakarta dengan menggunakan metode Jaringan Syaraf TiruanBackpropagation (JST-BP). Berdasarkan data rekam medis penderita penyakit jantung koroner dan orang sehattersebut akan dilakukan pelatihan terhadap jaringan syaraf tiruan backpropagation ini, sehingga jaringansyaraf tiruan ini mampu mengenali polanya. Terdapat 9 faktor risiko penyebab timbulnya penyakit jantungkoroner yang akan dilatih agar dapat dikenali polanya.Setelah dilatih, jaringan syaraf tiruan ini akan diuji dengan 9 faktor risiko sebagai masukan yangdisimulasikan dengan Matlab 7.0.4. Dalam penelitian ini telah diujikan 9 faktor risiko penderita penyakitjantung koroner dan orang sehat. Dari hasil pengujian, metode JST-BP dapat mengenali pola-pola faktor risikopenyakit jantung koroner sebesar 80%.Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, Faktor Risiko, Jaringan Syaraf Tiruan
Perancangan Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Mulut dan Gigi Menggunakan Bahasa Pemrograman Clips I Nyoman K.Wardana; Alfa Antariksa; Nazrul Effendy
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2008
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pakar sebagai sistem yang mengadopsi kepakaran manusia ke dalam komputer memilikikedudukan strategis sebagai sistem yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan di bidangkedokteran. Sulitnya menentukan jenis penyakit karena rumitnya berbagai gejala yang mengiringinya,dapat dibantu dengan merepresentasikan gejala suatu penyakit ke dalam suatu bahasa pemrogramankomputer. Pada penelitian ini, dikembangkan suatu metode untuk mendignosa 18 jenis penyakit mulut dangigi berdasarkan 40 jenis gejala yang mengiringinya. Lingkungan pengembangan sistem pakar padapenelitian ini menggunakan bahasa pemrograman CLIPS.Kata kunci: sistem pakar, penyakit mulut dan gigi, CLIPS.