Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Gerak Fire Dance Dalam Karya Fotografi Ekspresi Angga Aditya, I Kadek; Raharjo, Anis; Candra Yana, Ida Bagus
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22 No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.986 KB)

Abstract

Gerak fire dance dalam karya fotografi ekspresi, gerak yang dimaksud dalam judul karya ini merupakan salah satu alasan utama penciptaan karya fotografi ini, gerak api yang fleksibel bisa dikreasikan menjadi sebuah pola-pola cahaya berupa garis ataupun membentuk dimensi berbeda pada objek penari api (fire dancer). Pemilihan komponen api juga didasari karena api bersifat alami yang akan memberikan pencahayaan pada gestur penari api. Penari api memiliki gerakan dinamis yang menyimbolkan sebuah keindahan, sedangkan api disimbolkan sebagai hal yang berbahaya dan bersifat panas, maka diciptakan karya fotografi ekspresi ini sebagai suatu hal yang indah tetapi terdapat unsur yang berbahaya dan juga memiliki kerumitan didalamnya. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya fotografi ekspresi ini adalah metode ekplorasi, eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu metode untuk menemukan ide dalam menciptakan pola-pola unik gerak fire dance dengan memperkaya referensi dari berbagai sumber seperti majalah, media elektronik seperti televisi dan internet. Tahap selanjutnya menggunakan metode eksperimen yaitu eksperimen dalam penggunaan alat-alat penunjang dalam penciptaan karya foto ini, menggunakan triger secara manual atau tidak dipasang pada kamera, hal ini bertujuan untuk dapat memicu nyala flash sesuai dengan kehendak pencipta, baik nyalanya diawal, ditengah, maupun diakhir pengambilan gambar. Metode yang selanjutnya yaitu visualisasi, metode visualisasi merupakan proses pengubahan dari konsep menjadi gambaran dalam bentuk nyata disajikan dalam bentuk karya seni. Teknik-teknik fotografi ekspresi yang lebih banyak gunakan yaitu teknik slow speed seperti bulb, strobo, dan multiple eksposure. Sebelum menerapkan teknik tersebut pencipta harus memahami dan mempelajari lebih dalam tentang teknik tersebut. penerapan teknik yang tepat tentu akan menghasilkan sebuah karya fotografi yang menarik. Teknik komposisi seperti rule of third, sudut pengambilan atau angle, warna, garis, bentuk, dan juga foto editing adalah unsur-unsur yang penting dalam penciptaaan karya gerak fire dance dalam karya fotografi ekspresi.The motion of fire dance in the expression photography work, the motion referred to in the title of this work is one of the main reasons for the creation of this photography work, flexible motion can be created into a pattern of light in the form of lines or forming different dimensions on the object of fire dancer. The selection of fire components is also based on fire because it is natural that will provide lighting on the gestures of fire dancers. Fire dancers have a dynamic movement that symbolizes a beauty, while fire is symbolized as a dangerous thing and hot, then created this photographic expression as a beautiful thing but there are elements that are dangerous and has a complexity in it. The method used in the creation of this expression photographic work is the exploration method, experimentation and visualization. Exploration is a method for finding ideas in creating unique patterns of fire dance motion by enriching references from various sources such as magazines, electronic media such as television and internet. The next stage is using the experimental method of experimenting in the use of supporting tools in the creation of this photo work, using the trigger manually or not installed on the camera, it aims to be able to trigger flash flashing in accordance with the will of the creator, either at the beginning, shooting. The next method is visualization, visualization method is a process of converting from concept to picture in real form presented in the form of artwork. The techniques of expression photography that mostly used are slow speed techniques such as bulb, strobe, and multiple exposure. Before applying the techniques, the creator should understand and learn more about the technique. The application of appropriate techniques will certainly produce an interesting photography work. Compositional techniques such as rule of third, angle of taking or angle, color, line, shape, and also photo editing are important elements in the creation of fire dance motion in expression photography works. 
Gerak Tari Baris Tunggal dalam Fotografi Ekspresi Menggunakan Teknik Strobo Light Ida Bagus Candra Yana*
Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Rekam 9
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v0i0.804

Abstract

Dance  photography  is  a  photo  shoot  on a  dance  movement  which  has  a  characteristic as  it  shows  on  a  particular  movement  with unique costumes. The arts of dance photography specifically describes through a specific thematic effect  with  an  aesthetic  and  creative  oncoming. Based on the photographer experience to capture the  light  together  with  his  aesthetic  expression on  movement  photography,  he  finally  presented the  visual  arts  on  Baris  Tunggal  Dance  in  art photography expressions using strobe light. Basically,  the  creative  works  focused on  the  dancer  movements  and  transformed  into photography  expression  which  blended  with aesthetic  and  creative  idea  (ideational)  also  the technical photo shoot capability (technical) of the photographer. The photo shoots technique chosen through a variety of consideration which oriented on practical implementations possibilities, resulting photographs  in  freeze,  blurred,  and  multiple-images  as  art  photography.  The  art  photograph includes  extrinsic  and  intrinsic  aesthetic  values through photo presentation. With the presence of this photography art works it was not only present Gerak Tari Baris Tunggal dalam Fotografi Ekspresi Menggunakan Teknik Strobo Light in the form of mere documentation but it was the art photography expression on creative and aesthetic level. Keywords:  movements,  Baris  Tunggal  Dance, photography expression, strobo-light * Dosen ISI Denpasar
Gerak Tari Baris Tunggal dalam Fotografi Ekspresi Menggunakan Teknik Strobo Light Ida Bagus Candra Yana
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 10, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v10i1.3242

Abstract

AbstrakDance photography adalah pemotretan pada gerak tari yang memiliki karakteristik menunjukkangerakan tertentu dengan kostum yang unik. Seni fotografi tari khusus menggambarkan melaluiefek tematik tertentu dengan melaju estetika dan kreatif. Berdasarkan pengalaman fotograferuntuk menangkap cahaya bersama-sama dengan ekspresi estetika nya pada gerakan fotografi,ia akhirnya disajikan seni visual pada Baris Tunggal Dance dalam seni ekspresi fotografimenggunakan lampu sorot. Pada dasarnya, karya-karya kreatif difokuskan pada gerakanpenari dan berubah menjadi ekspresi fotografi yang dicampur dengan estetika dan kreatif ide(ideasional) juga kemampuan pemotretan teknis (teknis) dari fotografer. Foto tunas teknik yangdipilih melalui berbagai pertimbangan yang berorientasi pada implementasi kemungkinanpraktis, sehingga foto-foto di-freeze, kabur, dan multiple-gambar sebagai seni fotografi. Senifoto termasuk ekstrinsik dan nilai-nilai estetika intrinsik melalui presentasi foto. Denganhadirnya seni fotografi ini bekerja itu tidak hanya hadir dalam bentuk dokumentasi belaka,tetapi itu adalah seni ekspresi fotografi tingkat kreatif dan estetika. The Movement of Tari Baris Tunggal in Expression Photography Using the StrobeLight Technique. Dance photography is a photo shoot on a dance movement which has acharacteristic as it shows on a particular movement with unique costumes. The arts of dancephotography specifically describes through a specific thematic effect with an aesthetic andcreative oncoming. Based on the photographer experience to capture the light together withhis aesthetic expression on movement photography, he finally presented the visual arts onBaris Tunggal Dance in art photography expressions using strobe light. Basically, the creativeworks focused on the dancer movements and transformed into expression photography whichblended with aesthetic and creative idea (ideational) also the technical photo shoot capability(technical) of the photographer. The photo shoots technique have been chosen through avariety of consideration which oriented on practical implementations possibilities, resultingphotographs in freeze, blurred, and multiple-images as art photography. The art photographincludes extrinsic and intrinsic aesthetic values through photo presentation. With the presenceof this photography art works it was not only present in the form of mere documentation but itwas the art expression photography on creative and aesthetic level.
Ida Bagus Candra Yana Ida Bagus Candra Yana
Imaji Vol 12, No 1 (2014): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.308 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v12i1.3635

Abstract

Abstrak Penelitian  ini  bertujuan  mendeskripsikan  bentuk  visual  dance- photography pada Tari Baris Tunggal dengan menggunakan teknik strobo-light. Hasil  penelitian sebagai  berikut.  Hasil  pemotretan  dance  photography  dapat dihadirkan sebagai karya seni fotografi melalui pemilihan efek tematis dan pendekatan kreatif-estetik. (1) Pemilihan fokus pemotretan pada gerakan aktor, sebagai pola dasar kreasi, diwujudkan sebagai karya seni fotografi ekspresi atas pertimbangan estetik ide kreatif (ideasional) dan kemampuan teknis pemotretan (teknikal). (2) Teknik pemotretan berorientasi pada implementasi praktis sehingga dihasilkan tema karya foto tercipta berbentuk  freezed, blurred,  dan  multiple- images.  (3) Karya foto tercipta, selain mempunyai nilai estetik ekstrinsik juga mempunyai nilai estetik  intrinsik yang baik. Akibatnya, hasil penciptaan dance photography  ini bukan hadir dalam bentuk yang dokumentatif belaka namun merupakan penghadiran karya  seni  fotografi ekspresi pada  tataran kreatif estetik
POTRET MAESTRO SENI DI BALI PADA MEDIA DAUN Ida Bagus Candrayana; Ni Putu Tisna Andayani
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 6, No 2 (2022): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v6i2.8523

Abstract

Fotografi seni media daun yang menampilkan para maestro seni di Bali adalah sebuah proses karya cipta fotografi yang kental dengan seni budaya tradisi Bali yang mengabadikan sosok-sosok seniman dengan keahlian yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Karya foto seni cetak media daun ini menampilkan lima sosok maestro seni di Bali diantaranya bidang seni tari, seni lukis dan seni karawitan dan seni pedalangan di Bali. Karya foto ini merupakan ide pencipta yang ingin mengabadikan eksistensi ‘Sang Maestro' di usia senjanya sekaligus sebagai bentuk apresiasi pencipta terhadap gagasan/ide/karya para maestro yang tela berdedikasi di bidangnya. Metode penciptaan foto potret maestro pada media daun melalui lima tahapan yakni: (1)Observasi; (2)Perancangan; (3)Pemotretan; (4)Perwujudan; (5)Pengemasan. Setelah melalui kelima tahapan tersebut terciptalah sebuah karya foto potret maestro seni di Bali yang dicetak pada media daun dengan menggunakan teknik cetak klorofil (Chlorophyl print) dengan bantuan tenaga surya (matahari) tanpa bahan-bahan kimia dalam proses cetaknya. Harapan pencipta melalui karya ini adalah tetap berkarya menciptakan karya seni berupa foto tanpa merusak lingkungan alam akibat penggunaan bahan-bahan kimia, serta turut menjaga sustainability dan mendukung gerakan Go Green yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Indonesia.Portraits of Maestro in Bali on Leaf Print. Art photography using leaf as the medium to feature the art maestros in Bali is a photography creation which is rich in traditional Balinese culture, capturing the artists with their own expertise. Leaf print art photography presenting five figures of art maestros in Bali, they are I Nyoman Sumandi, I Komang Astita, Prof I Wayan Dibia, Prof I Made Bandem, and I Nyoman Erawan. This photo work was the idea of the photographer who wanted to perpetuate the existence of “The Maestro” in the old age as well as a form of appreciation for his idea or concept or the work of the maestro who have been very dedicated in their expertise. The medhod of leaf print photography went through five stages, namely: (1) Observation; (2) Design; (3) Photo shoots; (4) Embodiment; (5)Packaging. The portraits of the Balinese maestros were printed on leaves and processed using the chlorophyl print topped up with the sun rays, along with some chemical materials during the process itself. It is hoped that creating photography using such technique will help save the nature by using less chemical products, and hopefully it will maintain the sustainability and the Go Green campaign promoted by the Government of Indonesia.
PELATIHAN FOTOGRAFI DAN CETAK FOTO MEDIA ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN DI PANTI ASUHAN HINDU SUNYA GIRI Ida Bagus Candrayana; Anis Raharjo; Ni Putu Tisna Andayani
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Denpasar memiliki 17 panti asuhan yang tersebar di berbagai Kecamatan di Kota Denpasar salah satunya panti asuhan "Sunya Giri". Panti Asuhan Hindu Sunya Giri terletak di Padang Sambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Provinsi Bali. Panti Asuhan Sunya Giri fokus bergerak di bidang pendidikan dengan menyekolahkan anak- anak yang kurang mampu. Setelah melalui pengamatan dan survei serta wawancara singkat, kami mendapat informasi bahwa, anak-anak di panti asuhan belum pernah memperoleh edukasi tentang ilmu-ilmu fotografi secara maksimal baik dari teknik fotografi maupun edukasi untuk mencetak foto. Kami kemudian berupaya menyusun suatu program kerjasama dan mengadakan kegiatan pelatihan fotografi yang didukung oleh beberapa anggota dengan keahlian berbeda sehingga terdapat lintas bidang ilmu yang dikuasai tersebut guna meraih tujuan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Perkembangan fotografi digital yang begitu pesat diikuti munculnya ide-ide kreatif fotografer menggunakan media alternatif selain kertas foto sebagai media, diantaranya media batu dan daun. Hal ini dikenal dengan istilah 'media alternatif' dan bahkan berusaha mencetak foto pada media tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sehingga berkesinambungan untuk ikut melestarikan lingkungan alam di sekitar kita. Para instuktur pelatihan ini juga memberikan pelatihan untuk menghasilkan foto-foto yang lebih menarik sebagai media promosi, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk-produk olahan lokal produksi Panti Asuhan Sunya Giri. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi tiga aspek yaitu: (1)Aspek keterampilan fotografi; (2)Aspek pengetahuan proses dan cetak foto ramah lingkungan pada media alternatif; (3)serta aspek pengemasan foto hasil cetakan sebagai media promosi. Hasil pelatihan yang sudah berjalan menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian Program Kemitraan Masyarakat yang dilakukan ISI Denpasar bekerjasama dengan Mitra dalam hal ini Panti Asuhan Sunya Giri mampu menambah pengetahuan anak-anak melalui pelatihan fotografi yang telah dilaksanakan. Para pelatih berharap agar pelatihan ini dapat membantu serta memberi bekal ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di panti asuhan Sunya Giri.
IMAJINASI POTRET WAJAH WANITA DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI DENGAN TEKNIK PHOTOGRAM I Made Wirawan Putra Gunantra; Ida Bagus Candrayana; Amoga Lelo Octaviano
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.326

Abstract

Berawal dari pengamatan pencipta pada saat semester 5 dalam mata kuliah kamar gelap, pencipta mendapatkan ide untuk membuat photogram dengan memadukan keahlian pencipta dalam membuat sketsa gambar dan imajinasi potret wajah wanita dengan teknik photogram. Dengan tujuan untuk membuat sebuah karya dengan visualisasi imajinasi potret wajah wanita dengan Teknik photogram sehingga menampilkan karya yang menarik dari segi teknikal, ideasional, maupun hasil akhirnya.Dari ide di atas pencipta melakukan metode observasi mengenai proses pembuatan photogram dengan mempertimbangkan Teknik-teknik yang sesuai dengan tahapan kamar gelap. Kemudian dilanjutkan dengan membuat sketsa dan diwujudkan melalui proses photogram di kamar gelap. Dari hasil perwujudan di kamar gelap pencipta melalukan scanning untuk dijadikan media file yang merupakan hasil akhir dari penciptaan karya photogram.Imajinasi potret wajah wanita dengan Teknik photogram dapat ditarik kesimpulan: untuk memvisualisasikan photogram yang unik dan menarik dengan visual imajinasi potret wajah wanita pencipta harus melakukan proses pencetakan di kamar gelap serta melakukan eksperimen melalui pembakaran di enlager dan didukung dengan properti yang sesuai dengan ide pencipta. Melalui karya fotografi kamar gelap mengenai proses photogram ini diharapkan mampu menginspirasi dan memperkenalkan pada masyarakat luas serta membangkitkan tentang Teknik-teknik photogram. Hasil karya Photogram yang di ciptakan sebanyak 15 karya yang berjudul: Kembang Desa Kekinian, Wanita Eksitis, Wanita Afrika, Wanita Gaisha, Wanita Fashionoable, Bulan Pernikahan, Shower Flower, Wanita Dalam Kerudeng, Amarah Dalam Tenang, Wanita Bunga Tunjung, Wanita Rambut Pendek, Wanita Si Kupu-Kupu Malam, Tatapan Manis Wanita, Queen Of Nature.
PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA TUA TABANAN DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER I Putu Krisna Yoganatha; Ida Bagus Candrayana; Putu Agus Bratayadnya
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.329

Abstract

Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, Permainan tradisional perlahan -lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional. Khususnya permainan tradisional yang sering ada di setiap daerah , seperti permainan petak umpet, gundu atau kelereng, lompat tali, gobak sodor (gale-galean) adu ayam dan ular naga panjang. Terkait dengan hal ini, muncul ide untuk membuat karya tentang Permainan Tradisional yang terpacu ingin ikut serta untuk melestarikan permainan tradisional yang hampir terlupakan. Berbagai macam Permainan Tradisional ini ditampilkan dalam Fotografi Dokumenter dengan mempertimbangkan unsur-unsur visual dan pengorganisasiannya, landasan teori penciptaan dan teknik fotografi. Observasi langsung ke tempat yang termasuk kawasan permainan tradisional yang hampir terlupakan dilakukan untuk mengetahui jenis permainan yang telah terlupakan yang akan difoto. Pengetahuan tentang teknik fotografi dan pengolahan pada komputer setelah pemotretan sangat membantu untuk mencapai tujuan yang lebih optimal. Melalui karya Permainan Tradisional di Desa Tua Tabanan dalam Fotografi Dokumenter ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam pembuatan karya berikutnya dengan hasil yang memuaskan.
MAKANAN KOREA DALAM KARYA FOOD PHOTOGRAPHY Ayu Putri Karmilasari; Anis Raharjo; Ida Bagus Candrayana
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.330

Abstract

Makanan Korea merupakan masakan yang tumbuh dari budaya dan lingkungan Korea, memiliki citra rasa masakan yang tergolong unik mulai dari segi rasa, penataan, dan penyajiannya sehingga menjadi daya tarik setiap orang. Menvisualisasikan ide makanan Korea yang terdiri dari makanan pembuka atau appetizer, makanan tengah atau main course dan makanan penutup atau dessert menggunakan teknik-teknik fotografi. Pengumpulam data dalam penciptaan karya menggunakan metode observasi dan metode eksperimen. Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung makanan Korea yang disajikan pada sebuah restoran “Chingu” dan food photography digunakan untuk membuat foto makanan menjadi lebih hidup, serta melakukan wawancara dengan pemilik restoran mengenai makanan Korea. Metode eksperimen dengan melakukan percobaan pada saat tahap pemotretan, mencoba menggunakan cahaya buatan dan bereksperimen dengan angle yang berbeda-beda. Dilanjutkan proses pengeditan yang dilakukan dengan pemilihan foto dan mencoba-coba dengan mengubah gelap terang, croping, penghapusan objek-objek yang mengganggu, hingga menghasilkan keserasian hasil pengeditan dengan konsepnya. Setelah melalui berbagai proses hingga penciptaan terhadap food fotografi, didapatlah kesimpulan yaitu: pencipta dapat memahami makanan Korea dan memperkenalkan kepada masyarakat melalui sebuah karya visual. Penguasaan nilai-nilai estetika juga sangat berperan untuk memberi nilai keindahan dalam sebuah karya fotografi. Visualisasi karya foto ini mengangkat makanan Korea sebagai upaya untuk menyampaikan citra rasa masakan Korea yang menonjolkan unsur rasa, tekstur, warna, bentuk dan selera melalui visualnya
PEMBUATAN GENTENG DI DESA PEJATEN DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER Ni Putu Lita Nariani; Anis Raharjo; Ida Bagus Candrayana
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 2 (2021): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i2.788

Abstract

The creator was interested in bringing up the theme of Making Tiles in Pejaten Village in Documentary Photography because of the modern roof tiles from outside Bali which could be a threat from the existence of pejaten tiles. Pejaten Village has been famous for its tile making from the past until now. Pejaten tile has a characteristic that is on the tile product there is the name "Pejaten" which is made with a direct printing technique from a tile mold made with a press. The purpose of this creation is to document the making of pejaten roof tiles in documentary photography. In the process of creating this photographic work, the creator uses the method of creation, namely direct observation by visiting the tile craftsmen in Pejaten Village and conducting interviews to find out how the roof tiles are made in Pejaten Village and the creator also observes the condition and situation of the object to be photographed and The creator applies several photography techniques into his photo works such as stop action, framing, point of view and lighting. The result of this creation is documentary photography which contains about the making of roof tiles starting from the selection of materials, mixing materials, printing, drying and finally the existence of making roof tiles in Pejaten Village is very important for the people there because the majority of the people there work as tile craftsmen and earn wages/salaries from selling. rooftile. Through documentary photography, it is hoped that it will be able to document the manufacture of roof tiles in Pejaten Village so that the existence of roof tiles in Pejaten Village is preserved in the form of documentary photography. Keywords: Tile Making, Pejaten Village, Documentary Photography