Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

UNDERSTANDING INTRA-HOUSEHOLD EXPENDITURE DISTRIBUTION IN INDONESIA Heru Wibowo
Economic Journal of Emerging Markets Volume 4 Issue 2, 2012
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ejem.v4i2.3313

Abstract

Abstract Decentralisation provides regional government with greater authority to deliver various public services. It is expected that decentralisation will improve people welfare due to proximity. This study is aimed to investigate whether there is improvement in welfare, as represented by converging household expenditure, during pre and post decentralisation. It is tested employing Indonesian Family Life Surve (IFLS) database and nonparametric approaches. The findings suggest a converging household expenditure, decreasing gap between the poor and rich, and higher probability of the poor to move to higher expenditure groups, particularly for those who live in urban areas. Keywords: fiscal decentralisation, expenditure convergence, IndonesiaJEL Classification number: H77, D31, O53  Abstrak Desentralisasi memberikan pemerintah daerah berbagai kewenangan yang lebih besar untuk memberikan layanan publik. Diharapkan desentralisasi yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pertimbangan kedekatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kesejahteraan, yang diwakili oleh konvergensi pengeluaran rumah tangga, selama pra dan pasca desentralisasi. Hal ini diuji menggunakan basis data Indonesian Family Life Surve (IFLS) dan pendekatan nonparametrik. Makalah ini menemukan bahwa pengeluaran rumah tangga adalah konvergen, berkurangnya kesenjangan antara probabilitas miskin dan kaya, dan lebih tingginya kemungkinan dari orang miskin untuk berpindah ke kelompok pengeluaran yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Keywords: decentralisasi fiskal, konvergensi belanja, IndonesiaJEL Classification number: H77, D31, O53
ANALISIS KERAGAMAN JAMBU AIR (Syzygium sp.) KOLEKSI KEBUN PLASMA NUTFAH CIBINONG BERDASARKAN MORFOLOGI DAN RAPD (Diversity Analysis of Syzygium sp. from Cibinong Germplasm Garden Based on Morphology and RAPD) Yuliana Galih Dyan Anggraheni; Eko Binnaryo Mei Adi; Heru Wibowo; Enung Sri Mulyaningsih
Biopropal Industri Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1739.774 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i2.5248

Abstract

The high number of Syzygium diversity, especially water apple is caused by crossing pollination that occurred both naturally or by human actions. This research aimed to study morphology and genetic diversity of water apple in Cibinong Germplasm Garden. Five water apples were observed for their morphological andseven for their genetic diversity. Morphological analysis was done through observing the leaves and flower characters while genetic character using Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) primers. Data were analyzed using SPSS, XLSTAT, NTSYS-pc version 2.2 and Power marker software. The results showed that based on morphological observation, there were three groups, namely Cincalo merah, Semarang merah, Semarang hijau (I), Jambu air lokal (II) and Sigondrong (III). Based on principal component analysis, stem color near the leaf, leaf bones arrangement and based color of filament became the most characters that contributed to diversity. Genetic analysis using 14 RAPD primers showed three groups, namely Citra (I), Jambu air lokal (II), Semarang hijau, Merah delima, Sigondrong, Semarang merah and Cincalo merah (III). The average number of bands 5,79 and polymorphic bands 4,36 with the mean percentage of polymorphism 72,76%. Four RAPD primers, OPA-5, OPA-9, OPA-17 and OPA-18 provided high Polymorphic Information Content (PIC) value around 0,7.Keywords: PCA value, Phylogenetic tree, PIC value, RAPD primer, water appleABSTRAKTingginya keragaman Syzygium, khususnya jambu air disebabkan oleh penyerbukan silang, baik yang terjadi secara alami maupun akibat perbuatan manusia. Ketersediaan informasi keragaman jambu air koleksi Kebun Plasma Nutfah (KPN)  Tanaman Cibinong sampai saat ini belum ada dan belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari keragaman morfologi dan genetik tanaman jambu air koleksi KPN Cibinong.Lima jambu air koleksi KPN diamati keragaman morfologinya dan tujuh jambu air koleksi KPN diamati genetiknya.Analisis morfologi dilakukan dengan pengamatan pada karakter daun dan bunga, sedangkan analisis genetik menggunakan primerRandom Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Data diolah menggunakan perangkat lunak SPSS, XLSTAT, NTSYS-pc versi 2.2 dan Power Marker. Hasil pengamatan morfologi pada lima jambu air diperoleh tiga kelompok yaitu Cincalo merah, Semarang merah, Semarang hijau (I), Jambu air lokal (II) dan Sigondrong (III). Berdasarkan analisis komponen utama, warna batang dekat daun, susunan tulang daun dan warna pangkal tangkai sari menjadi karakter yang paling berkontribusi dalam keragaman. Sementara hasil analisis genetik pada tujuh jambu air menggunakan 14 primer RAPD dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Citra (I), Jambu air lokal (II), Semarang hijau, Merah delima, Sigondrong, Semarang merah dan Cincalo merah (III). Rerata jumlah pita sebanyak 5,79 dan rerata polimorfis pita 4,36 dengan rerata persentase polimorfisme sebesar 72,76%. Empat primer RAPD yaitu OPA-5, OPA-9, OPA-17 dan OPA-18 memberikan nilai Polymorphic Information Content (PIC) yang tinggi sebesar 0,7. Analisis morfologi dan genetik dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perakitan varietas unggul dan konservasi tanaman jambu air di KPN Cibinong.Kata kunci: jambu air, nilai PCA, nilai PIC, pohon filogenetik, primer RAPD
Perbandingan Metode Moving Average untuk Prediksi Hasil Produksi Kelapa Sawit Surya Agustian; Heru Wibowo
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri 2019: SNTIKI 11
Publisher : UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.643 KB)

Abstract

Kelapa sawit menjadi salah satu produk utama dari Propinsi Riau, yang turut menyumbangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan devisa yang tinggi. Namun demikian, produksi sawit setiap bulan tidaklah selalu stabil atau meningkat, melainkan mengalami naik dan turun yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk meningkatkan produksi sawit, mempelajari pola hasil panen setiap bulannya menjadi penting, terutama untuk tujuan prediksi hasil panen di bulan berikutnya. Langkah-langkah antisipasi dapat diambil apabila hasil prediksi produksi menurun, sehingga hasil panen yang sebenarnya tetap memuaskan dan mencapai target. Penelitian ini mendiskusikan beberapa hasil dari empat metode prediksi berbasis moving average (MA), yaitu simple MA, double MA, exponential MA, dan weighted MA.  Hasil pengujian terhadap data produksi bulanan PTPN V selama 5 tahun menunjukkan bahwa metode weighted moving average merupakan metode yang memiliki error terkecil berdasarkan parameter mean absolute percentage error (MAPE). Pengujian berdasarkan pergerakan data horizontal (produksi bulanan pada satu tahun) memiliki rata-rata persentase error sebesar 12.53%, dilakukan untuk mengamati trend hasil panen. Sedangkan hasil prediksi berdasarkan pergerakan data vertikal (produksi bulan yang sama dari data berurut tahunan) memiliki rata-rata persentase error sebesar 7.35%, yang dilakukan untuk pengamatan musim.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA LIMBAH INDUSTRI DI PERMUKIMAN PERKOTAAN Karto wijaya; Heru Wibowo
Jurnal TEDC Vol 10 No 3 (2016): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.816 KB)

Abstract

Permukiman Cigondewah adalah kawasan yang memiliki potensi yang luas terutama dalampengembangannya sebagai kawasan yang memiliki produk unggulan (Spesialisasi) dalam cakupan rencanapengembangan pariwisata kota Bandung. Kegiatan ekonomi berbasis industri rumahan sejak tahun 1960hingga saat ini telah memberikan kontribusi pendapatan bagi penduduk Cigondewah. Pada tahun 1960-1976kawasan ini adalah usaha karung goni yang merupakan cikal bakal dari sentra perdagangan kain. Setelahsekian lama dan jenuh karung goni banyak digantikan dengan karung plastik sekitar tahun 1976 maka usahamasyarakat beralih ke usaha limbah industri seperti plastik, kain bekas, dan kardus sisa gulungan kain.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yangbertujuan untuk memberikan gambaran mengenai fakta dan fenomena yang terjadi di lapangan. Hasilkajiannya merupakan realita sosial yang ada pada masyarakat Cigondewah. Sumber daya manusia di sekitarpermukiman cenderung kreatif, akan tetapi masyarakat belum terlihat mampu menjaga lingkungannya.Pengelolaan limbah di kawasan ini masih tergolong konvensional sehingga belum mempunyai kualitas yanghandal baik secara administratif maupun teknis sehingga peran serta masyarakat untuk mengelola limbahpada kawasan ini umumnya masih berpendidikan rendah. Dampak pengelolaan limbah bagi permukimankawasan ini sangat buruk sebagian besar masyarakat belum sadar akan menjaga lingkungannya. Haltersebut akan berpengaruh pada lingkungan permukiman masyarakat di sekitar kawasan ini.Kata kunci: Limbah industri, permukiman, lingkungan.
Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda: Evaluasi 36 Genotipe Padi Gogo Terhadap Cekaman Biotik Dan Abiotik Pada Enam Lokasi Berbeda Yashanti Berlinda Paradisa; Sri Indrayani; Heru Wibowo; Ambar Yuswi Perdani; Dody Priadi; Puspita Deswina; Eko Binnaryo Mei Adi; Enung Sri Mulyaningsih; Yuli Sulistyowati; Yuliana Galih Dyan Anggraheni; Fiqolbi Nuro
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 6 No 1 (2022): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v6i1.286

Abstract

Biotic and abiotic stress during cultivation is one of the challenges in increasing upland rice production. Stress can be mild to severe, potentially reducing yield. Knowing the ability of plants to adapt to stressful environments from the start is essential information in the assembly of new high-yielding varieties. This study aims to determine stress in 36 upland rice lines and the adaptability of several upland rice lines to environmental stress. The genetic material used was 36 upland rice lines and two comparison varieties with four replications. The line is planted in Lampung, DI. Yogyakarta and East Java, two locations each. That area has different soil types and elevations. Data were analyzed descriptively and tabulated. In addition, the average scoring of biotic and abiotic stress for each location was calculated. The results showed that biotic stresses found in the plantations were Leaf Blast, Neck Blast, Bacterial Leaf Blight, Brown Spot, Red Striped, Rats, Birds, Rice Leaf Roller, and Stem Borer. Meanwhile, the abiotic stresses found were drought and salinity. From 36 tested lines, it showed that G26 was resistant to biotic stress caused by pests and diseases, G29 was drought-tolerant, and G6 was salinity tolerant.
Mixed Methods of Learning in Schools: Reshaping comprehensive education in Synchronous and Asynchronus Lastari, Riska; Lismawati; Heru Wibowo; Totong Heri
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 14 No. 02 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jpi.v14i02.11710

Abstract

This research was conducted to determine whether there is influence of the Synchronous and Asynchronous approach methods on student learning outcomes. This research was conducted at SMAN 3 Tangerang. The population in this study were 310 students and 175 students were taken as a sample. This research is a quantitative research and uses a questionnaire in collecting data. The results of the questionnaire data were processed using the IMB SPSS Statistics application version 25. The results of this study indicate that there is a positive influence in online learning using the Synchronous and Asynchronous approach methods on student learning outcomes. Even though the magnitude of this influence, based on the results of the analysis the coefficient of Determination (R2) is relativaly low, namely 0.292 or 29.2 %.
Identifikasi Kerusakan Bangunan Pasca Gempa Cianjur dengan Metode Partisipatif : Pengabdian Nitih Indra Komala Dewi; Wahyu Buana Putra; Heru Wibowo; Try Ramadhan; Restu Minggra; Tutin Aryanti; Utami
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 2 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 2 Nomor 4 (April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v2i4.2386

Abstract

Gempa bumi di Cianjur pada November 2022 merusak ribuan rumah, minimnya literasi teknis mengakibatkan masyarakat kesulitan mengenali tingkat kerusakan dan langkah perbaikan yang tepat. Terbatasnya bantuan teknis pemerintah dan kondisi ekonomi warga yang belum pulih pascabencana. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan literasi masyarakat terkait mitigasi bencana melalui pendekatan partisipatif, di mana warga dilibatkan dalam proses identifikasi kerusakan secara mandiri. Metode partisipatif melibatkan masyarakat dan tokoh setempat dalam menentukan lokasi prioritas berdasarkan kriteria tertentu. Penggunaan alat sederhana dan teknologi digital mempermudah proses yang dapat diterapkan mandiri oleh warga. Edukasi dilakukan melalui diskusi interaktif dan visualisasi keruntuhan bangunan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya struktur bangunan tahan gempa. Solusi perbaikan menekankan penggunaan material lokal serta metode yang sederhana dan ekonomis. Hasilnya, warga dapat memahami kondisi bangunan mereka, membuat keputusan perbaikan yang tepat, dan menjadi lebih percaya diri dalam menangani kerusakan. Selain memberikan solusi praktis, kegiatan ini mendorong terbentuknya komunitas yang lebih tangguh dalam menghadapi risiko bencana di masa depan.