Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN AGRONOMIS JAGUNG DAN KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN PENYELA PADA PERTANAMAN DAMAR MUDA (Agathis sp) DI LAHAN HUTAN PRODUKSI AGRONOMIC STUDY ON CORN AND MANGBEAN AS INTER CROP OF YOUNG RESIN IN FOREST PRODUCTION AREA , Supartoto; Widyasunu, Purwandaru; Setyaningsih, Endang
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola tanam dan pemupukan untuk menghasilkan pertumbuhan, kandungan, N , P dan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada system agroforestry. Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Design, sebagai petak utama adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagai anak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukanp, upuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang1 0 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan dosis 200:100:100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jagung, sistemt anam tumpangsari cenderung meningkatkan hasil panen 43.1 persen dibandingkan monokultur. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan penumbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan kandungan N dalam daun dan hasil. Kandungan P dan K tertinggi dalam daun jagung diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk kandang l0 ton/ha dengan monokultur. Pada tanaman kacang hijau, perlakuan monokultur memberikan hasil lebih tinggi disbanding tumpangsari Pemberian pupuk baik organik maupuni norganik belum mampu menaikkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Pada penanamanm onokultur, pemberian pupuk andang mampu menaikkan pertumbuhan dan kandungan hara namun belum mampu meningkatkan hasil kacang hijau.
Identifikasi Tanah Lahan Kering Terdegradasi di Sub DAS Logawa, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Widyasunu, Purwandaru; Suwardi, Suwardi; Hanifa, Hana
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 6, No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v6i1.71

Abstract

Tulisan ini melaporkan hasil riset survei kerusakan tanah (terdegradasi) kawasan lahan kering Sub DAS Logawa Kabupaten Banyumas. Riset telah dikerjakan dua kali yaitu tahun 2009 dan tahun 2012. Riset tahun 2009 menyelesaikan 24 titik pengamatan dan sampling tanah untuk analisis 10 parameter kerusakan tanah menurut PP 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Tahun 2012 telah diselesaikan 42 titik pengamatan dan sampling tanah untuk tujuan sama. Setelah dilakukan penilaian, pembobotan, dan evaluasi terhadap 66 titik pengamatan pada tahun 2009 dan 2012, maka telah berhasil disusun peta arahan kerusakan tanah Sub DAS Logawa dan penilaian bobot degradasi tanah kasawan lahan keringnya. Skenario untuk pemanfaatannya bagi produksi biomassa bisa dilakukan dengan menitik beratkan pada bobot degradasi tanah lahan keringnya pada tiap kawasan yang diwakili oleh titik pengamatan dan sampling yang menghasilkan kriteria degradasi tanah. Agroforestry terpadu tanaman pangan-buah-kayu-industri-rumput-dan ternak dengan model mandiri sangat dipertimbangkan menjadi andalan produksi biomassa atas lahan yang telah direhabilitasi.
Pengaruh perbedaan nutrisi fosfor dan media tanam terhadap pertumbuhan tanaman melon (Cucumis melo L.,) hidroponik sistem irigasi tetes Rif'an, Muhammad; Widyasunu, Purwandaru; Widarawati, Rosi; Ummami, Nanda Rizkia
Jurnal AGRO Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/31140

Abstract

The growth of melon (Cucumis melo L.,) can be improved by changing the nutrition and using planting media such as cocopeat and zeolite. The aim of this research was to determine the effect of different P nutrition, planting media composition and the interaction of two factors on the growth of melon. The research started from March 2023 to July 2023 at the screen house and agronomy horticulture laboratory of the Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University. The first factor consisted of five levels of difference in P nutrition: AB-Mix nutrition manufacturer, P difference in the growth phase: flowering: fruit ripening (1.5%: 1.5% : 1.5% ; 1.75% : 2.00% ; 1.75% ; 2.25% : 2.75% : 2.00%, and; 2.75% : 3.5% : 2.5%). The second factor was the type of planting media, which consisted of three levels with a cocopeat:zeolite ratio (100% : 0, 50% : 50%, and 75% : 25%). The research found that the interaction between variations in P nutrition and the composition of the planting medium increased root length and leaf area, but did not affect plant length or chlorophyll content in melon plants. Different P nutrients could increase plant length, root length, leaf area and chlorophyll content in melon plants. Planting media composition was able to increase plant length, root length, and leaf area, but did not affect chlorophyll content of melon plants. These results indicate that differences P nutrition (F2) and planting media composition (P3) can be used in hydroponic melon production to improve melon plant growth. Peningkatan pertumbuhan tanaman melon (Cucumis melo L.,) secara hidroponik dapat dilakukan melalui modifikasi nutrisi unsur hara serta penggunaan media tanam yang tepat seperti cocopeat dan zeolit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan nutrisi P, komposisi media tanam serta interaksi perbedaan nutrisi P dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan tanaman melon hidroponik sistem irigasi tetes. Penelitian dilaksanakan Maret 2023 sampai dengan Juli 2023 di screen house dan laboratorium agronomi dan hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama perbedaan nutrisi P terdiri atas lima taraf yaitu: nutrisi AB-Mix pabrikan, perbedaan P pada fase pertumbuhan : pembungaan : pemasakan buah (1,5% : 1,5% : 1,5% ; 1,75% : 2,00% ; 1,75% ; 2,25% : 2,75% : 2,00%, dan ; 2,75% : 3,5% : 2,5%). Faktor kedua jenis media tanam terdiri atas tiga taraf dengan perbandingan media cocopeat : zeolite (100% : 0 ; 50% : 50%, dan ; 75% : 25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara perbedaan nutrisi P dan komposisi media tanam mampu meningkatkan panjang akar dan luas daun tetapi tidak mampu meningkatkan panjang tanaman dan kadar klorofil tanaman melon. Perbedaan nutrisi P mampu dalam meningkatkan tanaman, panjang akar, luas daun dan kadar klorofil tanaman melon. Komposisi media tanam mampu meningkatkan panjang tanaman, panjang akar dan luas daun tetapi tidak mampu meningkatkan kadar klorofil tanaman melon. Hasil ini menunjukkan perbedaan nutrisi P (F2) dan komposisi media tanam (P3) dapat diaplikasikan pada budidaya melon hidroponik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman melon.
PENGARUH BOKASHI BERBASIS Azolla microphylla DAN Lemna polyrhiza TERHADAP SERAPAN N DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCHOY (Brassica chinensis L.), SERTA POROSITAS INSEPTISOLS Rahmawati, Ersalita; Widyasunu, Purwandaru
Agrin Vol 17, No 2 (2013): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.827 KB) | DOI: 10.20884/1.agrin.2013.17.2.201

Abstract

Pakchoy adalah salah satu sayuran daun yang banyak mengandung berbagai mineral dan vitamin, kayaklorofil (antioksidan).Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pupuk organik (bokashi) berbasis biomassaAzolla microphylla(Am) dan Lemna polyrhiza (Lp) terhadap: 1) serapan unsur N tanaman pakchoy, 2)pertumbuhan dan produksi tanaman pakchoy,dan 3) porositas Inseptisols. Penelitian ini adalah percobaan potyang dilaksanakan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto padaketinggian 110m dpl. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2012 sampai Februari 2013.Rancangan yangdigunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pupukorganik bokashi meliputi : kontrol; 60% biomassa Azolla microphylla + 40% kompos kotoran sapi; 60%biomassa Lemna polyrhiza + 40% kompos kotoran sapi; 100% kompos kotoran sapi; pupuk majemuk NPK.Variabel yang diamati adalah serapan N tanaman,, pertumbuhan, dan hasil tanaman pakchoy, serta BJI, BJP, danporositas Inseltisols. Hasil penelitian menunjukanpemberian pupuk bokashi berbasis Am dan Lp masing-masingmampu: (1)meningkatkanserapan N tanaman 669% dan 512% terhadapkontrol tanpa pupuk, (2) meningkatkanhasil sebesar 263,89 % (hasil 15,72 t/ha) dan 267,82 % (hasil 15,89 t/ha) terhadap kontrol tanpa pupuk, dan (3)menurunkan nilai BJI Inseptisols sebesar 16% dan 23%, dan menurunkan porositas Inseptisols sebesar 23% dan18%.Kata kunci: Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, pupuk kandang sapi, pakchoy, pertanian organikABSTRACTPakchoy is one of vegetable contains lot of minerals and vitamins as well as rich in chlorophyll that canserve as antioxidants.This research purpose were to know influence of Bokashi Azolla microphylla (Am) andLemna polyrhiza (Lp) biomass-based on : 1) plant N uptake, 2) growth and yield of pakchoy, and 3)Inceptisolporosity. This research was used polybag to cultivate the pakchoy during October 2012 until February 2013 inscreen house Jenderal Soedirman University, Purwokerto at 110m above sea level. This research used RCBD(Randomized Complete Block Design) with 5 treatments and 4 replications. The treatment tested were: control;60% Am biomass + 40% cattle manure; 60% Lp biomass + 40% cattle manure; 100% cattle manure; NPKfertilizer. Variabel observed plant N uptake, growth and yield of pakchoy, Bulk Density (BD), Particle Density(PD), and porosityof Inceptisols. The result showed that bokashi based of both of Am and Lp biomass, compareto no-fertilizer, it had respectively ability to: (1) increase plant N uptake by 669% and 512%, (2) increase theyield of pakchoy by 263,89 % (yield15,72 t/ha) and 267,82 % (yield15,89 t/ha), and (3) decrease Inseptisols’BDby16% and 23%, anddecrease Inseptisols’ porosity by 23% and 18%.Keywords : Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, cattle manure, pakchoy, organic agriculture
PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJIAN KAYU UNTUK MEDIA JAMUR KONSUMSI BERNILAI EKONOMI DAN PROSPEKTIF Tamad, Tamad; Maryanto, Joko; Widyasunu, Purwandaru; Budiono, M.N.; Kartini, Kartini
Agrin Vol 19, No 2 (2015): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2015.19.2.245

Abstract

Jamur prospektif untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi, bergizi, penambah stamina, kekebalantubuh dan sebagai obat. Tujuan penelitian ialah mengembangkan jamur konsumsi yang bernilai ekonomi danprospektif. Jamur (tiram putih, tiram cokelat, tiram pink, tiram ungu, merang, shitake, kuping, enokitake, nyokodan ling zhi) dikembangkan dari sumber bibit jamur yang muda dan sehat. Pembuatan bibit jamur meliputipembuatan kultur murni (F0), pembuatan log botol (F1), dan pembuatan log tebar (F2) atau log produksi (F3).Pengembangan jamur menggunakan media tumbuh limbah serbuk gergajian kayu yang melimpah di Banyumas.Bibit jamur yang dikultur pada media PDA tumbuh setelah 5 hari inkubasi dan pertumbuhan miselium menutupisemua permukaan PDA selama 2-4 minggu. Bibit induk/log botol (F1) mulai tumbuh pada minggu pertama,inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media pada log selama 1-2 bulan. Jamur pada log produksi (F3)mulai tumbuh pada minggu pertama, inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media selama 2-3 bulan.Tiga jenis jamur (tiram coklat, nyoko dan lin zhi) tidak tumbuh pada media serbuk gergaji kayu, tetapi tujuh jenisjamur lainnya tumbuh dengan waktu tumbuh berbeda namun laju tumbuh tidak berbeda (0,5-2,0 g/hari).Kata kunci: bibit jamur, produksi jamur, jamur konsumsi, media jamur serbuk gergajian kayu, laju tumbuh jamurABSTRACTMushroom prospective to be developed because of economic value, nutritious, stamina added, immunityand as a medicine. The research aim is to develop economic value and prospective edible Mushroom. Mushrooms(white oyster, brown oyster, pink oyster, purple oyster, straw, shitake, ears, enokitake, nyoko and ling zhi)developed from seed sources are young and healthy mushroom. Making the mushroom seeds include the cultureof pure culture (F0), the culture of bottles log (F1), and the culture of log stocking (F2) or log production (F3).Development of mushroom used growing media of wood sawdust waste abundant in Banyumas. Mushroom seedscultured on PDA grow after 5 days of incubation and growth of mycelium cover all surfaces PDA for 2-4 weeks.Bottles log (F1) began to grow in the first week, incubation is continued until mycelium cover all the media on alog for 1-2 months. Mushrooms on log production (F3) began to grow in the first week, incubation is continueduntil mycelium cover all the media for 2-3 months. Three types of mushrooms (brown oyster, nyoko and lin zhi)does not grow on wood sawdust media, but seven types of mushrooms others grow with different growth time butthe growth rate was not different (0.5 to 2.0 g/day).Key words: mushroom seed, mushroom production, edible mushroom, wood sawdust mushroom media, mushroomgrowth rate
PENGARUH DOSIS DAN SAAT INOKULASI Lemna polyrhiza TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH Aristiani, Nia Nur; Widyasunu, Purwandaru; Supartoto, Supartoto
Agrin Vol 21, No 1 (2017): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2017.21.1.337

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui: 1) dosis optimum inokulasi Lemna polyrhiza (Lp) bagi padi di lahansawah, 2) waktu inokulasi Lp terbaik bagi pertumbuhan dan produksi padi sawah, dan 3) interaksi dosis dan saatinokulasi Lp bagi padi sawah. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) tigakali ulangan. Faktor yang dicoba: 1) dosis aplikasi Lp (D): D0 (kontrol atau tanpa Lp); D1 (25 g Lp m-1); D2 (50g Lp m-1), dan D3 (75 g Lp m-1), serta 2) saat inokulasi Lp (P): P1 (padasaat tanam padi) dan P2 (14 hari setelahtanam padi). Variabel yang diamati: tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, tingkat kehijauan daun, bobot jeramiper rumpun, bobot jerami/ha, jumlah gabah per malai, bobot 1000 biji, bobot gabah kering/ rumpun, serapannitrogen, dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Lpmemberikan pengaruh sangat nyata terhadap variabel tingkat kehijauan daun dengan hasil tertinggi pada perlakuanD2 (50 g Lp m-1) dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp dengan hasil terbaik pada perlakuan D3 (75g Lp m-1). Hasil gabah tertinggi dicapai oleh perlakuan D1P1 dengan rata-rata hasil 1,56 ton/ha (konversi). Saatinokulasi Lp berpengaruh nyata terhadap bobot seribu biji, bobot tertinggi pada perlakuan P1 (bersamaan saattanam padi); prosentase penutupan percobaan petak oleh Lp terbaik pada perlakuan P1 (bersamaan saat tanampadi). Kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp denganhasil terbaik pada perlakuan D3 x P2 (75 g Lp m-1 yang diberikan 14 hari setelah tanam padi).Kata kunci: Padi, L. polyrhiza, dosis dan saat inokulasi L. polyrhizaABSTRACTThis research aimed to found-out: 1) the optimum dose of Lemna polyrhiza (Lp) innoculation to lowlandrice, 2) the best innoculation time of Lp to growth and yield of lowland rice, and 3) the dose and inoculation timeinteractions of Lp torice. Theexperiment was the factorial Randomized Complete Block Design repeated by threetimes. The factors were tested: 1) Lp innoculation dose: D0 (control or non Lp), D1 (25 g Lp m-1), D2 (50 g Lpm-1),and D3 (75 g Lp m-1), and 2) Lp’s innoculation time (P): P1 (at rice plant planting) and P2 (14 days afterrice planting). The variables observed: the plant height, number of productive tillers, leaf greeness level, strawdry weight/hill, straw dry weight/ha, number of grain/panicle, 1000 grain weight, grain dry weight/hill, nitrogenuptake, and the Lp covering percentage. The resultshowed: The Lpdose gave very significant effect to leaf greenesslevel at D2 (50 g Lp m-1) and to the Lp covering percentage at D3 (75 g Lp m-1), both were the best values. Thehighest rice yield was achieved by D1P1 by 1,56 ton/ha (conversion average). Innoculation time of Lp gavesignificant effect: to 1000 grain weight at P1 (at rice planting) as the best results, and to the Lp coveringpercentage (the best result was P1). The best combination of treatmentwhich gave significant effect to thepercentage of covering experiment field was D3 x P2 ( 75 g Lemna m-1 which was innoculated at 14th day afterrice planting).Keywords: Rice, L. polyrhiza, dose and innoculation time of L. polyrhiza