Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Planologi Sultan Agung

STUDI LITERATUR : PERAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN POLA PERMUKIMAN Boby Rahman; Ega Selviyanti
Jurnal Planologi Vol 15, No 2 (2018): Oktober, 2018. Thema Kawasan Cagar Budaya dan Perkembangan Kota
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v15i2.3525

Abstract

ABSTRACTSocio and cultural system which believed as the result of relationship, communication, individual socialization in society has an effect on the form of the society’s environmental order. The effect of relationship, communication and socialization which created a social system of society that makes the society divided into layers or positions based on believes values, norms and customs in society. This study uses literature study in reviewing the effect of social stratification with taking case study in Solo, Bali and Madura. The result of this study can be concluded that social stratification has a role in the formation of society settlements. That social stratification then forms a society environmental order in both spatial and physical architecture of buildings. Keywords: social stratification, settlements formation, settlement pattern ABSTRAKSistem sosial dan budaya yang dipercayai sebagai hasil hubungan,komunikasi, sosialisasi individu dalam masyarakat mempunyai pengaruh atas bentuk tatanan lingkungan masyarakat. Akibat dari hubungan, komunikasi dan sosialisasi dalam masyarakat sehingga terciptalah sistem sosial masyarakat yang menjadikan masyarakat terbagi dalam lapisan-lapisan atau kedudukan berdasarkan kepercayaan, nilai, norma dan adat istiadat dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literature dalam mengkaji pengaruh stratifikasi sosial, dengan mengambil studi kasus di Solo, Bali dan Madura. Hasil dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial mempunyai peran pembentukan permukiman masyarakat. Stratifikasi sosial tersebut kemudian membentuk tatanan lingkungan pola lapisan permukiman masyarakat baik yang bersifat spatial maupun fisik arsitektur bangunan..Kata Kunci: Stratifikasi Sosial, Pembentukan Permukiman, Pola Permukiman
PEMBENTUKAN RUANG AKTIVITAS SOSIAL PADA RUANG TERBUKA PUBLIK TAMAN MENTERI SUPENO Aggita Raras Putri; Eppy Yuliani; Boby Rahman
Jurnal Planologi Vol 14, No 2 (2017): Oktober 2017. Thema Open Space dan Pasar Tradisional
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v14i2.3870

Abstract

The Menteri Supeno Park is one of the  grounds are among the active line meeting Menteri Supeno Street, Mugas Street and Pahlawan Street. A strategic location to the City Centre makes the Park is used for a variety of activities such as art, social activity, livelihoods, recreation and culture. The interconnectedness of activities in the public space is important to sustained beauty and tranquillity, let alone see the existence of the Park is located between the areas of trade, education and office. The Park has become one of the grounds which support the activity of the people as well as his role as the face of the image or the city of Semarang. See the conditions, then an attempt to examine and organize the Garden Store to see the Minister forms the social spaces that occur in the Park store is Minister. This, the future can be used as a reference for the review and recommendation of policy and development of the Park store is additionally the Minister so that the role and functions optimized.The research use descriptive qualitative approach to rationalistic Unitarians with supported research methods using the technique of place-centered behavior mapping. Research used variables i.e. system activity and the system places. On the collection of data using the techniques of field observation, interview and documentary studies in support of the information-related information of the writing of this research. Based on the analysis that has been done with regard to space activities forming the Park store is also influenced by the Minister several factors namely the interconnectedness of the store along with Minister of Garden spaces in it with the surrounding environment; accessibility and circulation; completeness of the complementary elements; Security; the ability of attracting visitors; view; climatology; and visitor activity. As for, the activity space formed by the need for customized visitor activity on the grounds that the new spaces were found in the garden at the beginning of the planning of the Park. As for the findings, activities outside the spaces of functions including the existence of visitors who utilize wifi facility to work on tasks in Open Space Theater, the presence of tenant builders toys in Space Playground, the existence of deviant behavior of the visitors on the space Sitting Group, the existence of the visitors who played badminton at the Plaza, the presence of hawkers and visitors who urinate in the Skatepark.Key Word: Public Open Space , Activity Space
Studi Literatur: Kajian Geoteknik Daerah Perbatasan sebagai Salah Satu Faktor dalam Penguatan Infrastruktur Daerah Perbatasan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur Undayani Cita Sari; Boby Rahman
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4320

Abstract

Walaupun Indonesia sebagai negara maritime dengan sebagian besar berupa lautan, tetapi terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang berbatasan darat dengan negara tetangga, yaitu di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia, Papua berbatasan dengan Papua Nugini, dan Nusa Tenggara Timur dimana berbatasan dengan Timor Leste. Daerah perbatasan ini dapat dianggap sebagai tolak ukur pembangunan dari suatu negara. Hal ini dikarenakan karena secara geografis Kawasan perbatasan jauh dari pusat Pemerintahan, maka apabila kondisi Kawasan perbatasan maju jika ditinjau dari pembangunannya maka Pemerintah dapat dianggap secara umum telah berhasil meratakan pembangunan. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu hal yang paling menonjol di daerah perbatasan. Dengan infrastruktur yang lengkap dan bermutu baik, maka Kawasan perbatasan sebagai cerminan diri dari suatu negara akan terasa semakin jelas. Namun demikian, sebagaimana konsep dasar pembangunan infrastruktur yang ada, pembangunan di daerah perbatasan pun perlu memperhitungkan karakteristik geoteknik wilayah tersebut. Posisi daerah perbatasan yang umumnya jauh dan sukar dijangkau pun membuat pembangunan infrastruktur menemui kendalanya sendiri. Oleh karena itu, pada tulisan ini melakukan tinjauan terhadap permasalahan geoteknik berdasarkan studi literatur yang ada di daerah perbatasan Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste, yaitu Kabupaten Belu. Sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu kontribusi dalam memberikan sumbangsih referensi mengenai keadaan di daerah perbatasan. Kondisi geoteknik daerah perbatasan yang ditinjau pada tulisan ini mencangkup kondisi tanah, batuan dan topografi, yang dapat digunakan sebagai dasar dari pembangunan infrastruktur.
POTENSI RUANG SEMPADAN SUNGAI UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN KOTA SEMARANG Jamilla kautsary Kautsary; Boby Rahman; Salmaa Shafira
Jurnal Planologi Vol 18, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i2.15585

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan keberadaannya sangat penting tidak hanya dari sisi estetik, dan ekologis, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. Keberadaan ruang ini, menjadi sangat langka dan sulit untuk dipenuhi, akibat kurangnya langkanya lahan di perkotaan. Upaya pemenuhan RTH secara umum hanya didasarkan pada pertimbangan pemenuhan angka 30% luas perkotaan dengan perincian 20%  publik dan 10% RTH privat, tanpa melihat detailnya sesuai dengan pedoman teknis yang berlaku di Indonesia. Kajian potensi RTH sempadan sungai ini berlokasi di Kota Semarang, dengan pendekatan perhitungan terinci sesuai standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008. Identifikasi luasan dibantu dengan alat analisis GIS yang di triangulasikan dengan data primer dan sekunder. Hasil perhitungan yang menunjukkan ada potensi yang cukup besar untuk RTH sempadan sungai sebesar 11,95% (dari yang seharusnya 1,5% bersama RTH fungsi tertentu lainnya). Potensi kelebihan ini sebagian tentu bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan RTH taman kota yang saat ini capaiannya rata-rata hanya sebesar 3,776% dari 12,5% yang di tentukan.