Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB-C PANCARAN KASIH Lin Herlina; Febi Risdayanti
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.785 KB) | DOI: 10.38165/jk.v8i2.105

Abstract

Anak tunagrahita yaitu anak yang  memiliki  fungsi intelektual di bawah rata-rata (70) dan disertai dengan keterbatasan dalam kemampuan kognitif, kemampuan verbal, kemampuan motorik dan kemampuan sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses seseorang belajar berperilaku tertentu sesuai dengan tuntunan budaya tempat ia hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok pada kemampuan sosialisasi anak tunagrahita sedang. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan metode pendekatan one grouppretest-posttest, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 10 orang yaitu pada kelas 1 sampai kelas 4. Data diperoleh dengan cara observasi dan dianalisis secara statistika menggunakan analisa uji paired t-test, dengan tingkat signifikasi 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan hasil sebelum dilakukan terapi dari 10 orang responden dengan nilai median11,50 dan nilai minimal 10 serta maksimal 14 dengan katagori tidak mampu, sedangkan setelah dilakukan terapi didapatkan hasil median 13,00 dengan nilai minimal 10 serta maksimal 17 dengan kategori mampu.Dari hasil uji statistik menggunakan paired sampel t-test didapatkan hasil atau nilai p value yaitu 0,000 yang artinya bahwa (0,000<0,05). Dengan demikian ada pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap kemampuan sosialisasi anak tunagrahita sedang di SLB-C  Pancaran Kasih Kota Cirebon 2017. Berdasarkan hasil penelitian terapi aktivitas kelompok terhadap kemampuan sosialisasi anak tunagrahita sedang di SLB-C Pancaran Kasih Kota Cirebon dengan metode bermain kartu diharapkan bisa menjadi bahan kegiatan untuk stimulasi kemampuan sosialisasi yang dapat dilakukan oleh sekolah maupun orang tua sesuai dengan SOP pada anak tunagrahitaKata Kunci          : Kemampuan sosialisasi anak tunagrahita  ABSTRACTChildren with intellectual challenges of children who have intellectual functioning below average (70) and is accompanied by limitations in cognitive abilities, verbal skills, motor skills and socialization skills.Socialization is a process of learning to behave in a particular manner in accordance with the guidance of the culture in which he lives. The purpose of this study was to determine the effect of group activity therapy on the ability of socialization of children with mental retradation. The purpose of this study was to determine the effect of group activity therapy on children with ental retradation socialization skills were. This research is a quasi-experimental approach method one group pretest-posttest, The sampling technique using purposive sampling with the number of samples 10 people are in classes 1 to 4. Data obtained by observation and analyzed statistically using analysis of paired t-test, with a significance level of 0.05. From the results obtained prior to therapy of the 10 respondents with a medianvalue11,50 and a minimum value of 10 and a maximum of 14 in the category of inadequacy, whereas after therapy showed a median of 13.00 with a minimum value of 10 and a maximum of 17 categories capable .From the results of statistical tests using paired sample t test or the results obtained p value is 0.000, which means that (0.000 <0.05). Thus there is the effect of group activity therapy to children with mental retradation socialization skills were in SLB-C Pancaran Kasih Cirebon 2017. Based on the results of group activity therapy on the ability of socialization of children mental retradation being in SLB-C Pancaran Kasih Cirebon with the method of playing cards is expected to be a material activity for the stimulation of socialization skills that can be done by schools and parents in accordance with SOP in children mental retradation.Keywords             : Socialization skills of children intellectual challenges
HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PADA PRAKTEK KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT Lin Herlina; Harmuni Harmuni; Nur Hikmah
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v11i2.204

Abstract

Caring merupakan sentral praktek keperawatan. Seiring dengan perkembangan pengetahuan, ditemukan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh kecerdasan dasar yang dimiliki setiap manusia. Salah satu bentuk kecerdasan tersebut adalah kecerdasan spiritual. perawat masih kurang ramah dalam melayani pertanyaan klien, berperilaku tidak bersahabat dan jarang tersenyum. masih ada perawat yang cenderung emosi saat menerima keluhan dari klien, perawat mengalami stress kerja yang antara lain disebabkan beban kerja yang tinggi. Sehingga kemungkinan perawat yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau emosional saja, tetapi ia menghubungkannya dengan makna spiritual sehingga ia juga akan berupaya memaknai bahwa mencari karunia Tuhan dengan memperhatikan klien dan meringankan beban klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual dengan perilaku caring perawat pada praktek keperawatan di ruang rawat inap RSI PKU Muhammadiyah Tegal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan sampel penelitian berjumlah 86 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner demografi, kuisioner kecerdasan spiritual, dan kuisioner perilaku caring. Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Berdasarkan analisis data diperoleh koefesien korelasinya r sebesar 0,315 dengan taraf signifikan p = 0,003. Dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan spiritual dengan perilaku caring perawat pada praktek keperawatan di ruang rawat inap RSI PKU Muhammadiyah Tegal. Diharapkan perawat dapat terus meningkatkan lagi kecerdasan spiritualnya sehingga perawat dapat memaknai hidup dan pekerjaannya adalah pekerjaan yang mulia bukan hanya sekedar rutinitas saja tetapi mengaitkannya atas dasar ibadah.Kata Kunci: Kecerdasan spiritual, perilaku caring, perawat  AbstractCaring is central to nursing practice. Along with the development of knowledge, it was found that a person's behavior is influenced by the basic intelligence that every human being has. One such form of intelligence is spiritual intelligence. Nurses are still less friendly in serving client questions, behave unfriendly and rarely smile. There are still nurses who tend to be emotional when receiving complaints from clients, nurses experience work stress which among other things is caused by high workload. So it is possible that the spiritually intelligent nurse does not solve the problem of life only rationally or emotionally, but she connects it with spiritual meaning so that she will also try to interpret that seeking God's gift by paying attention to the client and lightening the burden on the client. This study aims to find out the relationship of spiritual intelligence with the caring behavior of nurses in nursing practice in the inpatient room of RSI PKU Muhammadiyah Tegal. The research design used in this study is descriptively corative. Sampling method in this study used random sampling cluster with research sample of 86 respondents. The instruments used in this study were demographic questionnaires, spiritual intelligence questionnaires, and caring behavior questionnaires. Test the hypothesis using Pearson correlation test. Based on data analysis obtained correlation coefficient r of 0.315 with a significant level of p = 0.003. Thus there is a positive relationship between spiritual intelligence and caring behavior of nurses in nursing practice in the inpatient room of RSI PKU Muhammadiyah Tegal. It is expected that the nurse can continue to improve her spiritual intelligence so that the nurse can interpret her life and work is a noble job not just a routine but associating it on the basis of worship.Keywords: Spiritual intelligence, caring behavior, nurses
HUBUNGAN ANTARA CARING DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Ira Faridasari; Lin Herlina; Supriatin Supriatin; Fiti Pirianiti
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v12i2.252

Abstract

Kepuasan pasien merupakan faktor yang sangat penting untuk mengevaluasi mutu pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit dan perilaku caring perawat adalah salah satu aspek yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan karena caring mencakup hubungan antar manusia dan berpengaruh terhadap mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan analitik korelasi dan  pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua pasien Di Ruang Rawat Inap yang sedang menjalani perawatan yang berjumlah 100 orang dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga diambil sebanyak 80 responden. Pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini berdasarkan analisa statistik uji dengan chi square menunjukan bahwa hubungan antara caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan dengan nilai probabilitas (p =0,000). sehingga hasilnya ada hubungan caring dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan. Sehubungan dengan hasil penelitian ini diharapkan perawat pelaksana dapat mengaplikasikan caring untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien dan teruatama adalah untuk memberikan kepuasan kepada pasien yang kita rawat.Kata Kunci: Caring, Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Abstract Patient satisfaction is a very important factor to evaluate the quality of nursing services carried out by hospital nurses and caring behavior of nurses is one of the aspects associated with nursing services because caring includes relationships between humans and influences on service quality and patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the relationship between caring and the level of patient satisfaction in nursing services. This type of research uses quantitative with analytic correlation and cross-sectional approach. The population in this study were all patients in the inpatient room were undergoing treatment totaling 100 people and sampling used the purposive sampling method so that 80 respondents were taken. Retrieval of research data using a questionnaire. The results of this study based on the statistical analysis of the test with chi square showed that the relationship between caring with the level of patient satisfaction in nursing services in the inpatient room with a probability value (p = 0,000). So, the result is a caring relationship with the level of patient satisfaction in nursing services. In connection with the results of this study, it is expected that the management nurses can apply caring to foster a trusting relationship with the patient and the most important thing is to provide satisfaction to the patients we care for.Keywords: Caring, Patient satisfaction in Nursing Services
HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DALAM PERSONAL HYGIENE Lilis Banowati; Lin Herlina
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i2.153

Abstract

Kemandirian merupakan tugas perkembangan anak usia pra sekolah harus sudah terbentuk. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Salah satunya adalah pola asuh, dimana faktor komunikasi orang tua sebagai salah satu yang berperan terbentuknya kemandirian pada anak. Kemampuan melakukan personal hygiene secara mandiri  adalah menunjukkan bahwa anak telah berkembang dengan baik secara fisik dan psikososial. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi  orangtua dengan kemandirian anak usia pra sekolah dalam personal hygiene. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel sebanyak 36 orang tua yang memiliki anak usia pra sekolah di TK An Nuur Desa Babakanlosari Kec. Pabedilan Kab. Cirebon  yang diambil secara total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner, dan uji hipotesis dengan Chi Square, tingkat  kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan  orang tua dengan komunikasi yang baik 26 responden (72,2%) dan yang kurang baik 10 respoden (27,8%), orang tua yang anak usia pra sekolah mandiri dalam personal  hygiene 23 responden (63,9%) dan belum mandiri 13 responden (26,1%), dan uji hipotesis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi orangtua dengan kemandirian anak usia pra sekolah dalam personal hygiene (Pvalue = 0.018).Kata Kunci : komunikasi orangtua, kemandirian anak usia prasekolah, personal hygiene ABSTRACTSelf-reliance is the task of the development of pre-school age children must have been formed . Many factors influence this. One of them is parenting, where parents communication factor as one of the instrumental formation of independence in children. Ability to perform personal hygiene independently is demonstrated that the child has grown both physically and psychosocial . Therefore, this study aims to determine the existence of a communication link parents with pre-school age child's independence in personal hygiene. This type of research is descriptive analytic cross sectional approach . A sample of 36 parents of preschool children in kindergarten An Nuur Babakanlosari Village district. Pabedilan Kab . Cirebon taken by total sampling. Collecting data using questionnaires, and hypothesis testing with Chi Square, the 95% confidence level. The results showed parents with good communication 26 respondents (72.2%) and unfavorable 10 respondents (27.8 %), parents of pre-school age children in personal hygiene independently 23 respondents (63.9%) and dependent 13 respondents (26.1 %), and hypothesis test showed no significant relationship between parental communication with the independence of pre-school age children in personal hygiene (p value = 0.018)Keywords : parent communication , independence preschoolers , personal hygiene
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN GANGGUAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG SEDANG SKRIPSI Asiah Asiah; Chyntia Gusti Ayu; Supriatin Supriatin; Lin Herlina; Suzana Indragiri; Lilis Banowati
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i2.269

Abstract

Kebutuhan tidur pada remaja dan orang dewasa usia 18-40 tahun menurut dokter untuk hidup sehat membutuhkan waktu tidur 7 - 8 jam setiap hari. Dampak stres dalam menyusun skripsi adalah keadaan saat mahasiswa merasakan gangguan tidur, kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur, sering terbangun di pertengahan malam, dan sering terbangun di awal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan gangguan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang skripsi. Jenis penelitian menggunakan cross sectional non-eksperimental. Populasi sebanyak 31 responden, menggunakan total sampling. Instrumen Depression Anxiety Stres (DASS) untuk tingkat kecemasan dan gangguan kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Qualilty Index (PSQI). Analisis bivariat menggunakan uji statistic Chi-Square.  Hasil penelitian diperoleh 58,1% responden kategori stres sangat berat, dan 45,1% responden mengalami kualitas tidur sedang. Ada hubungan antara tingkat stress dengan gangguan kualitas tidur (p value 0,032). Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan materi pengajaran pada mata kuliah keperawatan jiwa terkait pendalaman teori stress dan pengenalan terapi yang dapat menurunkan tingkat stress yang dapat dipraktikan kepada mahasiswa khususnya tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. Kata Kunci: Tingkat Stres; Gangguan Tidur; Mahasiswa Tingkat Akhir AbstractAccording to doctors, the need for sleep in adolescents and adults aged 18-40 years for a healthy life requires 7-8 hours of sleep every day. Studies show that teens who are sleep deprived are more prone to depression, are unfocused and have poor school grades. The impact of stress in writing a thesis is a condition when students feel sleep disturbances, have difficulty sleeping, sleep restlessly, have difficulty holding sleep, often wake up in the middle of the night, and often wake up early. The purpose of this study was to determine the relationship between stress levels and sleep quality disorders in final year nursing students who are preparing a thesis. This kind of research uses a non-experimental cross sectional. The population as many as 31 respondents. The sample uses sampling resume. Anxiety level instrument using Depression Anxiety Stress (DASS) and sleep quality disorders using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Bivariate analysis using Chi-Square statistical test. The results obtained 58.1% of respondents with very severe stress category, and 45.1% of respondents experienced moderate sleep quality. There is a relationship between stress levels and sleep quality disorders (p value 0,032). The results of this research can be used as additional teaching materials in mental nursing courses related to deepening stress theory and introduction therapy that can reduce the level of stress that can be practice to students, especially the final year who are compiling a thesis. Keywords: Stress Levels; Sleep Disorders; Final Year Students.
POLA MAKAN DAN GASTRITIS PADA REMAJA SANTRIWATI DI MADRASAH AL-HUFFADZ II Lin Herlina; Agus Sutarna; Muslimin Muslimin; Iin Kristanti; Hananah Hananah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.14182

Abstract

Gastritis adalah suatu perdangan pada mukosa lambung. Munculnya gastritis disebabkan oleh pola makan yang tidak baik biasanya akan memproduksi asam lambung yang meningkat dan mengakibatkan luka pada dinding lambung yang disebabkan oleh pola makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui adanya hubungan antara pola makan dengan gastritis pada remaja santriwati di pondok pesantren madrasah Al–Huffadz II ( MH II ) desa ender kecamatan pangenan cirebon tahun 2022. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah remaja santriwati di pondok pesantren madrasah Al–Huffadz II (MH II) dengn jumlah 300 santriwati. Pengabilan sampel ini menggunakan random sampling dengan jumlah 171 responden. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dengan angket dan data penelitian ini di uji menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian ini sebagian besar lebih dari setengahnya memiliki pola makan baik terdapat 87 (50,9%) responden dan tidak mengalami gastritis sebesar 137 (80,1%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi–square didapatkan p value = 0,046 ? 0,05 yang artinya ada hubungan antara pola makan dengan gastritis pada remaja santriwati di pondok pesantren Madrasah Al–Huffadz II (MH II). Saran untuk mengantisipasi terjadinya gastritis berulang dengan cara merubah menu makan menjadi lebih menarik dan mengatur santriwati agar tetap makan di pesantren dan tidak makan di luar pondok dan santriwati agar lebih bisa mengatur pola makan yang baik serta mengurangi makanan pedas dan makanan instan yang di konsumsi oleh santriwati di pondok pesantren Madrasah Al–Huffadz II (MH II).
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Temper Tantrum Pada Anak Pra Sekolah Di Paud Nurul Islam Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Lin Herlina; Uun Kurniasih; Nuniek Triwahyuni; Agus Sutarna; Nina Herlina; Indah Yunita
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Temper tantrum atau mengamuk adalah ledakan emosi yang terjadi saat anak merasa lepas kendali. Tingkah laku tantrum ditunjukkan dengan menangis, melempar barang, menjerit, membenturkan kepala, berguling, memukul tembok hingga menghentakkan kaki nya ke lantai. Cara orang tua mendidik anak berperan besar dalam menimbulkan tantrum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak prasekolah di PAUD Nurul Islam Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon tahun 2023. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua anak prasekolah PAUD Nurul Islam Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon dengan junlah 107 orang. Penelitian ini menggunakan total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan wawancara. Anaisa data ini menggunakan analisis Uji Chi Square untuk menguji hubungan kedua variabel. Hasi penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden menerapkan pola asuh otoriter sebanyak 77 (54,5%) dan lebih dari sebagian anak mengalami temper tantrum kategori tinggi sebanyak 51 (47,7%) . Hasil diperoleh p value = 0,000 artinya bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak prasekolah di PAUD Nurul Islam. Tenaga Pendidik PAUD sebagai orang tua kedua di sekolah, diharapkan bisa menerapkan pola asuh yang baik kepada murid bekerjasama dengan puskesmas untuk melakukan penyuluhan terkait pola asuh dan temper tantrum dan bisa melaksanakan program parenting secara rutin dengan materi yang sistematis dan struktur.