Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH RABUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS Susi Kresnatita; Koesriharti Koesriharti; Mudji Santoso
The Indonesian Green Technology Journal Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.471 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi pupuk organik dan anorganik dengan maksud mengurangi penggunaan dosis pupuk urea tanpa menurunkan pertumbuhan dan hasil jagung manis di lahan kering.  Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat  Karang Ploso  Malang.  Ketinggian tempat penelitian adalah 513 meter dpl,  kondisi lahan kering jenis Inseptisol dengan  pH 6.4. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 12 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, meliputi : P0 =  tanpa perlakuan  pemupukan,  P1 = 200 N (dosis rekomendasi),  P2 = Kompos rami 10 t/ha,  P3 = Pupuk kandang sapi 10 t/ha,  P4 = Kompos rami 10 t/ha + 200 kg N/ha,  P5 = Kompos rami 10 t/ha + 150 kg N/ha,  P6 = Kompos rami 10 t/ha + 100 kg N/ha,    P7 = Kompos rami 10 t/ha + 50 kg N/ha,   P8 = Pupuk kandang  sapi 10 t/ha  +  200 kg N/ha,     P9 = Pupuk  kandang  sapi 10 t/ha   + 150 kg N/ha,    P10 = Pupuk kandang sapi 10 t/ha + 100 kg N/ha,  P11 = Pupuk kandang sapi 10 t/ha +50 kg N/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik dan anorganik meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung manis, produksi jagung manis meningkat sebesar  58.91%  untuk  perlakuan pupuk organik dan  241.33% untuk perlakuan pupuk anorganik dosis rekomendasi dibandingkan perlakuan tanpa pemupukan, yaitu hanya mampu menghasilkan 3.627 ton/ha.  Penggunaan pupuk anorganik lebih meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, dimana hasil yang dicapai meningkat sebesar 114.8% dibandingkan perlakuan pupuk organik yang menghasilkan 5.7635 ton/ha. Kombinasi pupuk organik 10 ton/ha + anorganik (urea) 150 kg N/ha mampu meningkatkan hasil sebesar 20,42% dibandingkan perlakuan pupuk anorganik dosis rekomendasi, dan meningkat sebesar 158.66% dibandingkan perlakuan poupuk organik.  Kombinasi pupuk organik + urea 200 kg N/ha mampu meningkatkan hasil sebesar 17.26% dibandingkan perlakuan pupuk anorganik dosis rekomendasi,  dan bila dibandingkan dengan pupuk organik maka hasil  meningkat sebesar 151.88%.  Penggunaan pupuk organik baik berasal dari kompos rami maupun pupuk kandang sapi dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik (urea) sebanyak 50 kg N/ha. Sebagai pupuk organik, kompos rami dan pupuk kandang sapi mempunyai potensi yang sama baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Kata kunci: Pupuk organic, kompos, jagung manis
Pengaruh Penjarangan Buah dan Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Kualitas Buah Melon (Cucumis melo L.) Haikal Akmam Bazaz; Deffi Armita; Koesriharti Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 10, No 7 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/protan.v10i7.1664

Abstract

Melon merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati karena rasanya yang manis dan jmemiliki kandungan gizi yang baik. Produksi melon pertahun terus mengalami penurunan dari tahun 2014 sampai tahun 2017. Produsksi tersebut hanya memenuhi dari 40% kebutuhan di Indonesia. Penjarangan buah pada tanaman melon perlu dilakukan karena tanaman melon memiliki banyak buah. Jumlah buah yang banyak akan menyebabkan buah menjadi kecil. Dalam proses budidaya, melon memerlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup banyak. Kalium merupakan unsur yang berperan penting dalam pertumbuhan melon. Kalium berperan dalam merangsang translokasi gula, pertumbuhan, perkembangan buah dan biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penjarangan buah dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2021 di Dusun Mandala, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan RAK dengan dua faktor. faktor pertama penjarangan buah dengan dua taraf dan faktor kedua pemupukan kalium dengan lima taraf dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi interaksi antara penjarangan buah dan pemberian dosis pupuk kalium pada pertumbuhan, hasil, dan kualitas buah melon. Perlakuan penjarangan dengan menyisakan 1 buah per tanaman menghasilkan bobot buah per buah dan diameter buah lebih tinggi, namun menghasilkan bobot buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan perlakuan penjarangan dengan menyisakan 2 buah per tanaman. Pemberian pupuk kalium pada tanaman melon dengan dosis 60kg K2O.ha-1 menghasilkan buah melon pada ruas batang ke 10 dengan  kadar gula paling tinggi.
Pengaruh Penjarangan Buah dan Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Kualitas Buah Melon (Cucumis melo L.) Haikal Akmam Bazaz; Deffi Armita; Koesriharti Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 7 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.07.07

Abstract

Melon merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati karena rasanya yang manis dan jmemiliki kandungan gizi yang baik. Produksi melon pertahun terus mengalami penurunan dari tahun 2014 sampai tahun 2017. Produsksi tersebut hanya memenuhi dari 40% kebutuhan di Indonesia. Penjarangan buah pada tanaman melon perlu dilakukan karena tanaman melon memiliki banyak buah. Jumlah buah yang banyak akan menyebabkan buah menjadi kecil. Dalam proses budidaya, melon memerlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup banyak. Kalium merupakan unsur yang berperan penting dalam pertumbuhan melon. Kalium berperan dalam merangsang translokasi gula, pertumbuhan, perkembangan buah dan biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penjarangan buah dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2021 di Dusun Mandala, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan RAK dengan dua faktor. faktor pertama penjarangan buah dengan dua taraf dan faktor kedua pemupukan kalium dengan lima taraf dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi interaksi antara penjarangan buah dan pemberian dosis pupuk kalium pada pertumbuhan, hasil, dan kualitas buah melon. Perlakuan penjarangan dengan menyisakan 1 buah per tanaman menghasilkan bobot buah per buah dan diameter buah lebih tinggi, namun menghasilkan bobot buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan perlakuan penjarangan dengan menyisakan 2 buah per tanaman. Pemberian pupuk kalium pada tanaman melon dengan dosis 60kg K2O.ha-1 menghasilkan buah melon pada ruas batang ke 10 dengan  kadar gula paling tinggi.