Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Kompos Limbah Mawar di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Ellis Nihayati; Moch. Dawam Maghfoer; Muhammad Roviq; Aldila Putri Rahayu; Nunun Barunawati; Deffi Armita; Akbar Saitama; Koesriharti Koesriharti; Titiek Islami; Tatik Wardiyati; Anna Satyana  Karyawati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v8i1.4528

Abstract

Aplikasi pupuk anorganik merupakan hal yang wajar dalam praktek budidaya tanaman. Begitu pula yang dilakukan oleh para petani mawar yang ada di Desa Gunungsari, Kota Batu. Namun aplikasi yang dilakukan sering kali melebih dosis yang ditentukan. Sehingga perlu adanya upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik agar dapat meningkatkan nilai guna mawar. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengedukasi petani mengenai kelebihan dan kekurangan pupuk organik dalam rangka mengurangi bahan kimia sintetik dalam budidaya tanaman serta demonstrasi pembuatan pupuk organik dari limbah sisa panen mawar sebagai pengganti pupuk kimia sintetik. Kegiatan dilakukan secara luring mulai dari Mei hingga Desember 2022.  Kegiatan diawali dengan diskusi dan penyuluhan mengenai pengenalan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia sintetik, kemudian dilanjutkan dengan praktik lapang pembuatan kompos dan evaluasi keberhasilan program. Penyuluhan mengenai pupuk telah dijelaskan dengan baik dan meningkatkan minat para petani untuk mengolah limbah sisa panen mawar menjadi pupuk kompos. Pembuatan pupuk kompos dari limbah sisa panen mawar dapat memberikan manfaat terhadap petani berupa berkurangnya biaya pupuk, keuntungan produksi yang lebih tinggi serta berukurangnya limbah. Para petani berharap perlu adanya sosialisasi dan pelatihan yang berkala untuk dapat memantau perkembangan dan pengolahan pupuk dari limbah sisa panen mawar.
Aplikasi Pupuk Organik Pada Budidaya Mawar Di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Anna Satyana Karyawati; Aldila Putri Rahayu; Akbar Saitama; Andi Kurniawan; Deffi Armita; Ellis Nihayati; M. Roviq M. Roviq; Nunun Barunawati; Titiek Islami; M. Dawam Maghfoer
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v9i1.5790

Abstract

Proses budidaya bunga mawar memerlukan penerapan sistem pertanian konvensional dengan penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida berbahan kimia sintetik masif dilakukan oleh petani. Dalam jangka panjang, kondisi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kesuburan tanah secara fisik, kimiawi ataupun biologis. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan contoh di lapang tentang manfaat dan hasil yang diperoleh dari penggunaan pupuk organik (kompos) sisa panen bunga mawar dan perbandingannya dengan penggunaan pupuk kimia serta ditinjau dari segi efisiensi usaha tani. Kegiatan ini dilakukan dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Desember 2022 bertempat di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kegiatan di awali dengan dilakukanya survei lahan mawar di kota tujuan, dilanjutkan dengan 3 kegiatan utama, meliputi: 1) pertemuan diskusi dan penyuluhan dengan petani di ikuti dengan pembagian kuesioner, 2) praktik lapang aplikasi kompos, dan 3) evaluasi keberhasilan program melalui pengambilan data kuesioner dari petani. Aplikasi pupuk kompos limbah mawar adalah sebagai salah satu upaya untuk memaksimalkan hasil panen mawar untuk dapat menambahan nilai jual dan kebermanfaatan produk. Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bibit mawar. Di saat yang bersamaan, konversi limbah mawar menjadi pupuk organik dapat menambah pemasukan bagi petani dan secara tidak langsung akan dapat menekan biaya produksi dalam budidaya mawar. Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa lebih dari 70 % petani yang ikut kegiatan menyatakan telah mengetahui dampak negatif pupuk kimia, serta telah mengetahui apa itu pupuk organik dan aplikasinya pada tanaman. Terlebih lagi, sebagian besar petani juga telah menerapkan pupuk organik dalam budidaya mawar, meskipun diberikan secara bersamaan atau berselang dengan pupuk anorganik.
Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada Krop (Lactuca sativa L.) Dwi Mertin Kurniawati; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 4 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selada krop (Lactuca sativa L.) ialah tanaman sayur yang memiliki daun berlapis-lapis membentuk krop. Salada krop banyak diminati untuk konsumsi karena memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Permintaan yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan konsumen tidak sebanding dengan peningkatan produksi selada krop. Sehingga, perlu pemupukan berupa pupuk organik cair dan pengaturan jarak tanam yang optimal dapat menghasilkan bobot dan diameter krop yang optimal. Tujuan dilaksanakan penelitian ini ialah untuk mempelajari interaksi antara jarak tanam dengan pemberian pupuk organik cair (POC) terhadap pertumbuhan dan hasil selada krop. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2019 di Kebun Percobaan PT. BISI Internasional Tbk. Farm Pujon. Letak ketinggian tempat yaitu 1.080 mdpl. Suhu harian rata-rata tempat yaitu 20-25 ℃. Alat yang akan digunakan dalam penelitian yaitu cangkul, gunting, ember, cetok, sprayer, jangka sorong, meteran, penggaris, kayu, timbangan analitik, tray, dan gembor. Bahan yang digunakan yaitu benih tanaman selada krop LT 18001, pupuk cair organik, raffia, benih, polibag mini, papan label (alfa board) dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan pemberian POC konsentrasi 5 ml menghasilkan bobot segar sebesar 22,12 ton Ha-1. Perlakuan jarak tanam 35 cm x 35 cm memberikan hasil pertumbuhan tanaman pada lebar kanopi dan diameter kanopi yang terbaik dari pada perlakuan lainya. Perlakuan pemberian pupuk organik cair (POC) dengan konsentrasi 5 ml mampu memberikan respon yang baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada krop pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, dan diameter krop saat panen.
Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Cekaman Salinitas Sinta Ayu Dewi Ashari; Runik Dyah Purwaningrahayu; Titiek Islami; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 5 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai merupakan komoditas kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena kandungan nutrisi yang tinggi. Produksi kedelai di Indonesia belum dapat memenuhi tingkat konsumsi sehingga menyebabkan terjadinya impor. Faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kedelai dalam negeri salah satunya semakin berkurangnya lahan optimal karena beralih fungsi. Hal tersebut yang mendasari perlu ditingkatkannya produktivitas kedelai melalui beberapa hal seperti ekstensifikasi. Ekstensifikasi bisa dilakukan dengan penggunaan lahan marginal yaitu tanah salin. Penggunaan tanah salin dalam budidaya kedelai nyatanya masih mengalami hambatan dalam menghasilkan produksi kedelai yang tinggi. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari tanggapan pertumbuhan dari varietas dan galur harapan kedelai terhadap salinitas, Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca BALITKABI Malang pada bulan April-Juli 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Faktor pertama terdiri dari tingkat salinitas 0 mS cm-1 (S0), 4 mS cm-1 (S4), 8 mS cm-1 (S8), 12 mS cm-1 (S12), 16 mS cm-1 (S16). Faktor kedua varietas dan galur harapan kedelai terdiri dari Anjasmoro (G1), Wilis (G2), Ringgit (G3), K-10 (G4), K-11 (G5), K-12 (G6), K-13 (G7), K-14 (G8), K-15 (G9), N-8 (G10).  Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi tingkat salinitas dengan benih kedelai. Kedelai mengalami pertumbuhan yang tidak normal bahkan megalami kematian pada tingkat salinitas yang semakin tinggi yaitu 16 mS cm-1. Galur harapan K-15 dan K-13 memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan galur harapan dan varietas pembanding yang lain pada beberapa tingkat salinitas ditinjau dari parameter pertumbuhan.
Pengaruh Olah Tanah dan Pemberian Biourin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelasi (Glycine max L. Mer-ril) Mohamad Ricky Afeiro; Titiek Islami; Wisnu Eko Murdiono
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 5 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai memiliki kandungan gizi yang baik dimana pada setiap 100 gr biji kedelai mengandung 330 kalori, 35% protein. Olah tanah merupakan kegiatan awal yang bertujuan memberikan kondisi tanah yang baik, sehingga penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran udara bekerja dengan baik. Biourin sapi dapat merangsang pertumbuhan dari tanaman budidaya, karena mengandung zpt seperti IAA, Giberelin dan Sitokinin. Tujuan penelitian tersebut untuk melihat pengaruh dan interaksi antar perlakuan. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat interaksi antara perlakuan olah tanah dan biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2020 hingga Oktober 2020 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) terdiri dari petak utama olah tanah yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa olah tanah, olah tanah minimum dan olah tanah maksimum dan anak petak biourin sapi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa biourin sapi, biourin sapi 400 ml L-1 dan 600 ml L-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi pada pengamatan tinggi tanaman umur 61 HST dan luas daun umur 41 HST dan 51 HST. Perlakuan Olah Tanah Minimum yang dikombinasikan dengan biourin 600 ml L-1 memiliki rerata lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan untuk pengaruh secara terpisah olah tanah dan biourin sapi memberikan pengaruh nyata pada pengamatan bobot biji per hektar dengan rerata yang lebih baik untuk olah tanah yaitu olah tanah minimum sebesar 1,53 (ton ha-1) dan untuk biourin sapi yaitu biourin 600 ml L-1 sebesar 1,54 (ton ha-1).
Konsentrasi Nutrisi dan Media Tanam pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.) Sistem Hidroponik Substrat Rizqy Jamaludin Lutfi; Mochammad Roviq; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 9 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu produk hortikultura dari jenis sayuran yang cukup dikenal serta memiliki banyak manfaat dan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan persediaan cabai merah belum dapat terpenuhi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan produksi tanaman cabai merah menggunakan metode hidroponik pada lahan pekarangan yang tidak digunakan dengan mempertimbangkan penggunaan media tanam dan konsentrasi nutrisi untuk memperoleh produksi tanaman cabai merah yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nutrisi dan media tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah yang ditanam dengan sistem hidroponik substrat. Penelitian dilaksanakan dalam rumah plastik di Desa Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada bulan November 2020 - April 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Petak utama ialah konsentrasi nutrisi dengan K1 = 1000 ppm; K2 = 1500 ppm; K3 = 2000 ppm. Anak petak ialah media tanam dengan M1 = Arang Sekam; M2 = Pasir; M3 = Arang Sekam + Pasir (1:1). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukan pemberian konsentrasi nutrisi 2000 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai merah yang lebih tinggi. Media tanam Arang Sekam + Pasir (1:1) meningkatkan tinggi tanaman cabai merah sebesar 11,81% dibandingkan media tanam Pasir. Penggunaan konsentrasi 2000 ppm dengan media tanam Pasir mampu menghasilkan jumlah bunga, jumlah buah dan bobot buah yang lebih tinggi.
The Pengaruh Perendaman Benih pada Air Kelapa dan Waktu Pemangkasan Pucuk pada Pertumbuhan dan Hasil Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) salsabila, maulidya putri; Deffi Armita; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 3 (2025): Maret
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman yang banyak dikonsumsi karena mengandung beberapa nutrisi. Namun, produksi buncis di Indonesia kurang optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi buncis tegak yaitu perendaman benih pada air kelapa dan pemangkasan pucuk. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil pada buncis tegak akibat interaksi perlakuan konsentrasi perendaman benih pada air kelapa dan waktu pemangkasan pucuk. Penelitian dilaksanakan di Desa Jatikerto, pada Juni hingga September 2022. Penelitian ini merupakan penelitian faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor konsentrasi perendaman benih pada air kelapa terdiri dari 4 taraf, yaitu tanpa perendaman, konsentrasi air kelapa 250, 500 dan 750 mL L-1. Faktor waktu pemangkasan pucuk terdiri dari 3 taraf, yaitu tanpa pemangkasan pucuk, pemangkasan pucuk 14 hst dan pemangkasan pucuk 21 hst. Data dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf 5%. Jika terdapat pengaruh nyata, dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi perlakuan perendaman benih pada air kelapa dan pemangkasan pucuk pada jumlah bunga, fruit set, bobot segar polong per tanaman dan bobot segar polong per hektar. Perendaman benih pada air kelapa 500 dan 750 mL L-1 dapat meningkatkan jumlah polong per tanaman dan polong panen. Konsentrasi air kelapa 500 mL L-1 meningkatkan luas daun. Pemangkasan pucuk pada 14 maupun 21 hst meningkatkan jumlah cabang dan jumlah daun.