Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Mapping of Substrate Categories Changes in Exposure to Coral Reefs Using Alos Avnir-2 and Spot 7 Images in The South Area of Kotabaru District Budimansyah Budimansyah; Baharuddin Baharuddin; Hamdani Hamdani
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 5 No 2 (2019): Tropical Wetland Journal
Publisher : Postgraduate Program - Lambung Mangkurat University (ULM Press Academic)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/twj.v5i2.75

Abstract

The South of Pulau Laut is an area in the which is included in the Coral Triangle and Aquatic Conservation Areas. The purpose of this study was to map changes in the extent of coral reefs based on the class of substrate categories and objects on exposure to coral reefs in the southern waters of Sea Island within 6 years from 2011- 2017 using SPOT 7 satellite imagery in 2017 and AVNIR ALOS-2 in 2011. Using the method of Lyzenga Dept Index for basic invariant detection of waters. Based on the results of substrate-based classification using both satellite images overlaye, there has been a decline for the coral category as much as -19.21 ha, seagrass and algae as much as -3.57 ha. On the Contrary, the category of open substrate has Increased by 22.77 ha. Object-based classification results using the Object Based Image Analysis (OBIA) method have a reduction in area for the hard coral category (HC) of -1.66 ha, hard sand mixed with sand (HC S) of -15.99 ha, dead coral overgrown with algae and sand (DCA S) of -0.39 ha, algae and seagrass (FS) covering an area of ​​-1.65 ha, sand-mixed coral fragments (RS) of 4:45 ha. On the other hand, there was an increase of in the area.
ANALISIS MODEL PENANGANAN GARIS PANTAI DI PANTAI UJUNG PANDARAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Sakka Sakka; Baharuddin Baharuddin
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 1: April 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i1.9152

Abstract

Wilayah Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Barat telah mengalami abrasi pantai sebesar 3,262 Ha selama tahun 2014 – 2017. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan penanganan baik secara struktur lunak maupun keras. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model penanganan abrasi Pantai Ujung Pandaran. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa penanganan pantai yang terabrasi dapat dilakukan dengan struktur keras melalui sabuk pantai dan revetment. Sabuk pantai dibangun berada pada kedalaman 0,9 – 1,5 meter MSL dengan lebar celah sejauh 10 – 20 meter, sedangkan revetment di bangun pada celah antara sabuk pantai. Bentuk bangunan tersebut dapat mengurangi abrasi pantai dan akan terbentuk cuspate di belakang bangunan pantai.
ANALISIS KEKRITISAN LAHAN MANGROVE KALIMANTAN SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM RANGKA PENGELOLAAN KONSERVASI LAHAN BASAH PESISIR Baharuddin Baharuddin; Dafiuddin Salim
JURNAL ENGGANO Special Issue SEMINAR NASIONAL VIRTUAL
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.3.495-509

Abstract

Perkembangan pembangunan yang pesat di wilayah pesisir akan mempengaruhi perubahan kondisi lahan secara spasial yang secara langsung juga akan berdampak pada kemutakhiran data spasial tematik yang ada. Kawasan pesisir Kalimantan Selatan telah mengalami degradasi ekosistem pesisir khususnya ekosistem mangrove. Hal ini disebabkan banyaknya kegiatan yang dilakukan di daerah ini misalnya pembangunan pelabuhan baik umum maupun khusus, konversi lahan mangrove menjadi budidaya, perkebunan, pertanian, industri, pemukiman dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui tingkat kerapatan mangrove, mengetahui potensi tekanan dan kerusakan mangrove, dan menganalisis tingkat kekritisan lahan mangrove Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga dapat memberikan rekomendasi pengelolaannya. Berdasarkan hasil analisis metode penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis di peroleh tingkat kekritisan mangrove di Provinsi Kalimantan Selatan kategori rusak seluas 8.329,47 ha (12,43%) dan tidak rusak 58.688,10 (87,57%). Secara proporsional, wilayah pesisir yang mengalami kategori rusak adalah Kabupaten Banjar (42%), Barito Kuala (39,23%), Tanah Laut (33,85%), Tanah Bumbu (21,49%) dan Kotabaru (8,64%). Peran pelibatan masyarakat sangat penting mulai perencanaan, perlindungan, pengelolaan dan pemanfaatannya.The rapid development development in coastal areas will affect changes in land conditions spatially which will also directly affect the updating of existing thematic spatial data. The coastal area of South Kalimantan has experienced degradation of the coastal ecosystem, especially the mangrove ecosystem. This is due to the large number of activities carried out in this area, for example the construction of both public and special ports, conversion of mangrove land to cultivation, plantations, agriculture, industry, settlements and others. This research was conducted to determine the level of mangrove density, to determine the potential for pressure and damage to mangroves, and to analyze the criticality level of mangrove land in South Kalimantan Province, so that it can provide recommendations for its management. Based on the results of the analysis of remote sensing methods and geographic information systems, the mangrove criticality level in South Kalimantan Province was categorized as damaged covering 8,329.47 ha (12.43%) and not damaged 58,688.10 (87.57%). Proportionally, the coastal areas that are categorized as damaged are Banjar Regency (42%), Barito Kuala (39.23%), Tanah Laut (33.85%), Tanah Bumbu (21.49%) and Kotabaru (8.64%). The role of community involvement is very important starting from planning, protection, management and utilization.
KARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Dafiuddin Salim; Yuliyanto Yuliyanto; Baharuddin Baharuddin
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.522 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.2.218-228

Abstract

Kondisi dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi antara lain parameter oseanografi fisik dan kimia. Parameter oseanografi fisik dan kimia ini penting karena berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan Pulau Kerumputan Kabupaten Kotabaru.  Seperti diketahui perairan Kabupaten Kotabaru dan pulau-pulau kecilnya sangat dinamis karena terletak antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Perairan ini semakin strategis karena dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pelayaran, perikanan tangkap, transportasi, pertambangan dan lain sebagainya. Adanya dinamika perairan dan pemanfaatan ruang laut ini akan mempengaruhi kondisi perairan secara fisik dan kimia. Dengan kondisi perairan seperti ini diperlukan kajian oseanografi sehingga diperoleh informasi dasar karakteristik oseanografi fisik-kimia pada perairan Pulau Kerumputan dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik parameter fisika dan kimia perairan Pulau Kerumputan. Parameter fisik-kimia perairan  yang diukur adalah arus, kedalaman, kecerahan, kekeruhan, suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, tekstur sedimen, nitrat dan fosfat. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini didapatkan suhu pada kisaran 27-300C, salinitas 28-29 ‰, perairan cukup keruh dan terlindung dari gelombang, kecepatan arus yang relatif kuat, nutrient Nitrat 0,4-1,5 mg/l dan Posfat 0,09-0,15 mg/l, nilai rerata ukuran butir substrat (mean) 1,214 dengan tekstur pasir. Hasil analisa ini secara umum menunjukkan kondisi baik dan cocok untuk kehidupan biota laut sesuai standar baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (Kepmen LH) No. 51 Tahun 2004. 
KAJIAN KESESUAIAN BUDIDAYA LAUT KARAMBA JARING APUNG PERAIRAN GUGUSAN PULAU LAUT KEPULAUAN KABUPATEN KOTABARU Fatmawati Fatmawati; Baharuddin Baharuddin
EnviroScienteae Vol 17, No 2 (2021): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 17 NOMOR 2, AGUSTUS 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v17i2.11498

Abstract

The research has been carried out in the waters of the Pulau Laut Islands cluster, located in the southern part of the Pulau Laut Island, Kotabaru Regency, South Kalimantan Province, Indonesia. The conduct of the study was to determine the level of cages culture suitability for mariculture of marine fish and the direction of the development of grouper Mariculture, based on the hydrodynamics of oceanography and physical chemistry parameters of waters. The waters suitability was determined based on the hydrodynamic parameter assessment and overlays of the physical chemistry quality requirements of the waters. Analysis was carried out using Arc View software. The results obtained a total area of the marine island waters is ± 13,906.70 hectare, the area of the waters that are very suitable (S1) is 484.17 hectares, adequate waters (S2) obtained an area of 985.96 hectare, conditional waters area (S3) 985.96 hectare and not suitable waters (N) is 11827.09 hectares. Mariculture development directions by considering limiting factors parameters during the west season from waves, currents and winds, it is recommended that in grouper Mariculture 74.18 ha of waters. It consists of 23.17 hectare of waters in the Tepian Mataja Strait and 51.02 hectare in the Karajaan Strait.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR BARAT KALIMANTAN SELATAN Dafiuddin Salim; Baharuddin Baharuddin
JURNAL ENGGANO Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.7.1.29-41

Abstract

Restorasi dan rehabilitasi lahan atau bekas lahan ekosistem mangrove adalah hal yang sangat penting saat ini. Kerusakan mangrove di Pesisir Barat Kalimantan Selatan dominan diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan untuk industri, pelabuhan, perikanan, perkebunan, pertambangan, selain pengaruh gelombang. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mangrove baik secara ekologi dan reproduksi mangrove, sumber benih, sistem zonasi, kondisi fisik terutama pasang surut, keterlindungan, jenis substrat, unsur hara, pH, salinitas maupun pelibatan masyarakat. Hasil analisi kesesuaian menunjukan bahwa dari 10.790,81 ha yang dipetakan diperoleh 2.268,41 ha (21,02%) kategori sangat sesuai, 6.153,16 ha (57,02%) sesuai , 2.322,08 ha (21,52%) sesuai bersyarat dan 47,15 ha (0,44%) tidak sesuai. Dari kondisi tutupan lahan, wilayah mangrove yang sangat sesuai untuk rehabilitasi sebesar 20,84% dan wilayah tambak seluas 40,35% kategori sesuai.
PKM PEMETAAN PARTISIPATIF KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DI DESA PAGATAN BESAR KABUPATEN TANAH LAUT PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Baharuddin; Ulil Amri
JURNAL MARITIM Vol 1 No 2 (2020): FEBRUARI
Publisher : Prodi Manejemen Kepelabuhan dan Pelayaran, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.229 KB) | DOI: 10.51742/ojsm.v1i2.68

Abstract

Kawasan mangrove di Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sebagai tujuan wisata alam. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memetakan kawasan mangrove di wilayah pesisir Kalimantan Selatan, akan tetapi sangat sedikit kegiatan tersebut berhasil. Sifat biologis mangrove yang tumbuh di kawasan peralihan antara dan lautan menyebabkannya sangat rentan terhadap gangguan atau kerusakan. Mengingat pentingnya keberadaan dan peranan ekosistem hutan mangrove bagi daerah pantai sebagai kawasan ekowisata, maka penataan dan pengelolaan hutan mangrove yang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sangat perlu dilakukan. Dalam hal ini, salah satu upaya yang diperlukan adalah kegiatan pemetaan hutan mangrove untuk keperluan ekowisata. Untuk mendukung kegiatan tersebut, diperlukan kegiatan sosialisasi, pelatihan rehabilitasi mangrove yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan, sehingga kawasan ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang efektif dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam rangka memetakan kawasan ekosistem mangrove bersifat deskriptif dengan pendekatan partisipatif yaitu melalui pendekatan sosialisasi, penyuluhan dan pembentukan kelompok binaan, penanaman, penyulaman, hingga pemeliharaan. Hasil yang dicapai pada pengabdian ini berupa rencana pengembangan kawasan pesisir (mangrove), terwujudnya penguatan kapasitas kelembagaan, sehingga masyarakat mampu swamandiri di berbagai bidang.
PEMETAAN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN MANGROVE MENJADI LAHAN BUDIDAYA TAMBAK STUDI KASUS TAMBAK DESA SEBAMBAN BARU KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fatmawati Fatmawati; Baharuddin Baharuddin
Fish Scientiae Vol 2 No 1 (2012): Issue June-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.307 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine the change in mangrove use to aquaculture. The research was conducted in the village of Sebamban Baru, Sungai Loban District, Tanah Bumbu Regency of South Kalimantan Province. processing of Landsat ETM imagery for mapping mangrove and ponds land use change from 2001and 2010 using ER Mapper software version 7.0.The results showed that the change of mangrove land in the village of Sebamban Baru from 2001 to 2010. 2001 based on the interpretation of the image of vast mangrove 482,321 ha and 254,731 ha of ponds wide, whereas in 2010 there isa change widespread utilization of mangroves into fishponds 346,814 ha and368,542 ha. cause land area of 135 507 ha of mangrove decline and an increase inponds 135,507 hectares wide. From the ecological aspect is emphasized that the formation of spatial coastal areas in Tanah Bumbu district must consider the mangrove forests, and keep doing aquaculture activities and still maintain mangrove conservation by setting the ratio of mangrove land available if the location was built fishpond.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PENERIMAAN PANELIS DAN KANDUNGAN ASAM AMINO KERUPUK IKAN GABUS (Channa striata) Juhana Suhanda; Baharuddin Baharuddin; M Khair Wichaldinoor; Herni Noormaliani; Rabiatul Adawyah
Fish Scientiae Vol 12 No 1 (2022): Issue June-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/fishscientiae.v12i1.192

Abstract

Kerupuk ikan adalah jenis jajanan yang populer di Indonesia khususnya Kalimantan Selatan. Bahan kerupuk ikan gabus yang dicampur dengan ekstrak daun kelor adalah inovasi baru dalam mengolah bahan makanan dan menambah sumber protein hewani. Komponen utama pada protein adalah asam amino. Tujuannya untuk mengetahui kadar air dan kandungan asam amino pada kerupuk ikan gabus dengan penambahan ekstrak daun kelor. Rancangan yang digunakan adalah RAL dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan yaitu perlakuan O (tanpa penambahan ekstrak dun kelor), A (10 ml), B (20 ml), dan C (30 ml). Hasil dari keempat perlakuan menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kelor pada kerupuk ikan gabus pada penerimaan panelis tidak mempengaruhi terhadap kenampakan aroma juga rasanya tetapi penambahan ekstrak 30 ml lebih disukai panalis untuk kenampakan dan rasanya, tekstur kerupuk ikan gabus jika ditambahkan di atas 20 ml menurunkan nilai penerimaan panelis. Pemberian ekstrak daun kelor berpengaruh terhadap pola asam aminonya dimana untuk Asam Amino esensial yang tertinggi adalah lisin dan yang non esenseal adalah asam glutamat. Fish crackers are one of the most popular types of snacks in Indonesia, especially in South Kalimantan. Cork fish cracker material mixed with Moringa leaf extract is the latest innovation in the manufacture of food ingredients and can add sources of animal protein. The main components of protein are amino acids. This study aims to determine the water content and amino acid content in snakehead fish crackers with the addition of Moringa leaf extract. The method used in this study was RAL with 4 treatments and 4 repetitions, namely design O (without the addition of dun Moringa extract), A (10 ml), B (20 ml), and C (30 ml). The results of the four treatments showedthat the addition of Moringa leaf extract to snakehead fish crackers at the reception of the panelists did not affect the appearance of the aroma as well as the taste but the addition of an extract of 30 ml was preferred panalis for the appearance and taste, the texture of snakehead fish crackers if added above 20 ml lowered the value of the panelist's acceptance. The administration of Moringa leaf extract affects the amino acid pattern where for the highest essential amino acid is lysine and the non-esenseal one is glutamic acid.
Penerapan Peta Daerah Penangkapan Ikan Berbasis Web Bagi Kelompok Nelayan Di Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Muhammad Syahdan; Baharuddin Baharuddin; Oktoviandi Oktoviandi; M Sauqi Mubarok; Muh. Afdal
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i4.6677

Abstract

Kelompok nelayan di Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut sebagian besar merupakan nelayan pesisir tradisional yang dilihat dari minimnya kapasitas alat tangkap, jangkauan lokasi penangkapan dan keterampilan nelayannya. Secara khusus keterbatasan yang dimiliki dalam menentukan daerah penangkapan potensial mengakibatkan perolehan hasil tangkapan ikan tidak cukup signifikan untuk meningkatkan pendapatannya dalam kondisi layak. Metode yang dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok nelayan dalam memetakan daerah penangkapan ikannya adalah penyuluhan mengenai urgensi pemetaan berbasis web, pengaplikasian dan  pelatihan cara menggunakan peta daerah penangkapan ikan berbasis web kepada nelayan mitra dan ceramah/diskusi mengenai interpretasi terhadap peta daerah penangkapan ikan yang sudah dihasilkan pada website yang telah dirancang sebelumnya. Hasil dari pelaksanaan kegiatan adalah bahwa pengembangan pemetaan berbasis web untuk nelayan di Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut memberikan dampak signifikan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penentuan daerah penangkapan ikan. Pada tahap selanjutnya website pemetaan yang dihasilkan dapat menunjang peningkatan produksi perikanan pada wilayah tersebut. Luaran yang dihasilkan berupa website pemetaan daerah penangkapan ikan yang dilengkapi dengan buku panduan penggunaannya serta publikasi pada jurnal ilmiah memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan di bidang perikanan dan kelautan serta berpotensi untuk mendukung peningkatan kesejahteraaan masyarakat. Jenis luaran lainnya berupa keikutsertaan pada publikasi kegiatan pada media online dan video dokumentasi kegiatan.Kata kunci: pemetaan, web, daerah penangkapan ikan, penyuluhan, pelatihan