Dafiuddin Salim
Marine Science Department, Faculty Of Marine And Fisheries, Lambung Mangkurat University, A Yani Street Km 35,8 Banjarbaru, South Kalimantan 70714

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Species Density and Lead (Pb) Pollution in Mangrove Ecosystem, South Kalimantan Anang Kadarsah; Dafiuddin Salim; Sadang Husain; Marta Dinata
Jurnal Biodjati Vol 5, No 1 (2020): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v5i1.7411

Abstract

Its crucial to get information about lead (Pb) heavy metal pollution from mining and oil palm plantation on species density in mangrove ecosystem, to anticipate its impacts. This study aimed is to compare the types and densities of vegetation in mangrove ecosystems allegedly due to mining in Setarap village, Tanah Bumbu Regency and oil palm plantations in Kuala Tambangan Village, Tanah Laut Regency. We also analysis the condition of waters (TDS, pH and DO) and organic content in sediments to acquire data from the South Kalimantan mangrove ecosystems. The results showed there were four species of true mangroves (Avicennia alba, Acanthus ebracteatus, Nypa fruticans and Rhizophora apiculate) could live well in the environment affected by mining or oil palm plantations. The species density for trees was low (933 ind/ha) for mangroves affected by coal mines, while those affected by oil palm plantations had higher densities (1,067 ind/ha). pH value of waters in affected area by coal mining showed more acidic value (pH 5.76) especially at the back, while those by palm oil plantations are more acidic (pH 6) in the estuary. Organic matter content in sediments affected by coal mines was in the range of 0.61-6.59%, while those affected by oil palm plantations showed higher values (0.12-2.19%). Lead heavy metal content (Pb) in waters affected by coal mines was 0.031-0.056 mg/L, while the area affected by oil palm plantations was of higher value (0.110-0.128 mg/L). Lead (Pb) levels in sediments indicate higher values than waters, which reach 3.512-6.046 mg/Kg (affected by coal mines), and in areas affected by oil palm plantations reaching 6.658-6.66 mg/Kg. The general conclusion is that vegetation densities in areas affected by coal mines are lower than oil palm plantations. The level of lead  (Pb) pollution in the sediments is higher than in the waters.
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (STUDI KASUS DESA MATTIRO LABANGENG KABUPATEN PANGKEP) Dafiuddin Salim; Yusli Wardiatno; Luky Adrianto
Jurnal Kelautan Vol 7, No 2: Oktober (2014)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v7i2.803

Abstract

Makalah ini menilai efektivitas manajemen di Marine Sanctuary (Daerah Perlindungan Laut atau DPL) dari Mattiro Labangeng Kabupaten Village-Pangkep. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dan efektivitas proses manajemen dinilai menggunakan indikator, termasuk indikator biofisik, sosial ekonomi dan institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dampak positif dalam beberapa indikator ekologi (karang, ikan dan benthos), sosio-ekonomi dan institusi. The increasion total persen tutupan karang diikuti oleh kelompok meningkatkan ikan karang (indikator, target dan jurusan) dan benthos organisme di DPL. Dari sudut ekonomi ini pandangan, nilai-nilai ekonomi terumbu karang sumber daya dari kegiatan perikanan sebelum dan sesudah DPL adalah Rp 42,635,910.51/ha/tahun dan Rp 52,084,390.18/ha/tahun, masing-masing. Efektivitas DPL ini ditunjukkan oleh grafik teknik Amoeba dan hasil yang disajikan nilai-nilai positif. Ringkasan adalah nilai indikator saat ini lebih besar dari nilai ambang batas kritis / CTV.Kata Kunci: CTV, efektivitas, indikator, perlindungan laut, teknik amubaTHE EFFECTIVITY OF MARINE SANCTUARY MANAGEMENT (CASE STUDY OF MATTIRO VILLAGE OF LABANGENG PANGKEP DISTRICT)ABSTRAKThis paper is assessing management effectiveness in Marine Sanctuary (Daerah Perlindungan Laut or DPL) of Mattiro Labangeng Village-Pangkep Regency. It is showed that impacts and effectiveness of the management process was assessed using indicators, includes biophysical, socio-economic and institution indicators. The results showed that there are positive impacts in some indicators of ecology (corals, fish and benthos), socio-economic and institution. The increasion in percent total of coral cover was followed by the increasing groups of reef fish (indicators, targets, and majors) and benthos organisms in DPL. From economic’s point of views, the economic values of coral reefs resource from fisheries activities before and after DPL were Rp 42,635,910.51/ha/year and Rp 52,084,390.18/ha/year, respectively. Effectiveness of this DPL was shown by graph of Amoeba technique and results of that presented the positive values. The summary is current indicators values were greater than the critical threshold values/CTV.Keywords: amoeba technique, CTV, effectiveness, indicators, marine sanctuary
ANALISIS KEKRITISAN LAHAN MANGROVE KALIMANTAN SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM RANGKA PENGELOLAAN KONSERVASI LAHAN BASAH PESISIR Baharuddin Baharuddin; Dafiuddin Salim
JURNAL ENGGANO Special Issue SEMINAR NASIONAL VIRTUAL
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.3.495-509

Abstract

Perkembangan pembangunan yang pesat di wilayah pesisir akan mempengaruhi perubahan kondisi lahan secara spasial yang secara langsung juga akan berdampak pada kemutakhiran data spasial tematik yang ada. Kawasan pesisir Kalimantan Selatan telah mengalami degradasi ekosistem pesisir khususnya ekosistem mangrove. Hal ini disebabkan banyaknya kegiatan yang dilakukan di daerah ini misalnya pembangunan pelabuhan baik umum maupun khusus, konversi lahan mangrove menjadi budidaya, perkebunan, pertanian, industri, pemukiman dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui tingkat kerapatan mangrove, mengetahui potensi tekanan dan kerusakan mangrove, dan menganalisis tingkat kekritisan lahan mangrove Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga dapat memberikan rekomendasi pengelolaannya. Berdasarkan hasil analisis metode penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis di peroleh tingkat kekritisan mangrove di Provinsi Kalimantan Selatan kategori rusak seluas 8.329,47 ha (12,43%) dan tidak rusak 58.688,10 (87,57%). Secara proporsional, wilayah pesisir yang mengalami kategori rusak adalah Kabupaten Banjar (42%), Barito Kuala (39,23%), Tanah Laut (33,85%), Tanah Bumbu (21,49%) dan Kotabaru (8,64%). Peran pelibatan masyarakat sangat penting mulai perencanaan, perlindungan, pengelolaan dan pemanfaatannya.The rapid development development in coastal areas will affect changes in land conditions spatially which will also directly affect the updating of existing thematic spatial data. The coastal area of South Kalimantan has experienced degradation of the coastal ecosystem, especially the mangrove ecosystem. This is due to the large number of activities carried out in this area, for example the construction of both public and special ports, conversion of mangrove land to cultivation, plantations, agriculture, industry, settlements and others. This research was conducted to determine the level of mangrove density, to determine the potential for pressure and damage to mangroves, and to analyze the criticality level of mangrove land in South Kalimantan Province, so that it can provide recommendations for its management. Based on the results of the analysis of remote sensing methods and geographic information systems, the mangrove criticality level in South Kalimantan Province was categorized as damaged covering 8,329.47 ha (12.43%) and not damaged 58,688.10 (87.57%). Proportionally, the coastal areas that are categorized as damaged are Banjar Regency (42%), Barito Kuala (39.23%), Tanah Laut (33.85%), Tanah Bumbu (21.49%) and Kotabaru (8.64%). The role of community involvement is very important starting from planning, protection, management and utilization.
DINAMIKA SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN TELUR PENYU DI KECAMATAN PULAU SEMBILAN KABUPATEN KOTABARU Dafiuddin Salim; Andrian Saputra
JURNAL ENGGANO Vol 1, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.307 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.1.2.38-46

Abstract

Aktivitas pemanfaatan telur penyu oleh masyarakat lokal Pulau Sembilan adalah kegiatan pengambilan telur penyu di pantai berpasir yang berada di Kecamatan Pulau Sembilan. Tiga pulau (Pulau Denawan, Pulau Pamalikan dan Pulau Kalambau) diantara beberapa pulau yang berpotensi pantai peneluran di kecamatan ini diklaim sebagai hak kepemilikan lahan pulau sehingga segala sumberdaya yang ada merupakan hak pemilik lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sosial-ekonomi pada masyarakat Kecamatan Pulau Sembilan terhadap pemanfaatan telur penyu. Penelitian dilakukan selama 2 minggu di Kabupaten Kotabaru, khususnya di Kecamatan Pulau Sembilan. Data dikumpulkan melalui observasi, penyebaran kuisioner, dan wawancara pada penduduk yang melakukan pemanfaatan telur penyu. Penelusuran sejarah, kebijakan, pola pemanenan dan jalur pemasaran, retribusi, upaya perlindungan dan penangkaran serta persepsi pemanfaatan telur penyu merupakan hasil yang dicapai dalam penelitian ini.
KARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Dafiuddin Salim; Yuliyanto Yuliyanto; Baharuddin Baharuddin
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.522 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.2.218-228

Abstract

Kondisi dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi antara lain parameter oseanografi fisik dan kimia. Parameter oseanografi fisik dan kimia ini penting karena berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan Pulau Kerumputan Kabupaten Kotabaru.  Seperti diketahui perairan Kabupaten Kotabaru dan pulau-pulau kecilnya sangat dinamis karena terletak antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Perairan ini semakin strategis karena dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pelayaran, perikanan tangkap, transportasi, pertambangan dan lain sebagainya. Adanya dinamika perairan dan pemanfaatan ruang laut ini akan mempengaruhi kondisi perairan secara fisik dan kimia. Dengan kondisi perairan seperti ini diperlukan kajian oseanografi sehingga diperoleh informasi dasar karakteristik oseanografi fisik-kimia pada perairan Pulau Kerumputan dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik parameter fisika dan kimia perairan Pulau Kerumputan. Parameter fisik-kimia perairan  yang diukur adalah arus, kedalaman, kecerahan, kekeruhan, suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, tekstur sedimen, nitrat dan fosfat. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini didapatkan suhu pada kisaran 27-300C, salinitas 28-29 ‰, perairan cukup keruh dan terlindung dari gelombang, kecepatan arus yang relatif kuat, nutrient Nitrat 0,4-1,5 mg/l dan Posfat 0,09-0,15 mg/l, nilai rerata ukuran butir substrat (mean) 1,214 dengan tekstur pasir. Hasil analisa ini secara umum menunjukkan kondisi baik dan cocok untuk kehidupan biota laut sesuai standar baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (Kepmen LH) No. 51 Tahun 2004. 
ANALISIS KESESUAIAN WISATA DIVING DI KAWASAN PERAIRAN PULAU KUNYIT SEBELAH TIMUR KECAMATAN PULAU LAUT TANJUNG SELAYAR KABUPATEN KOTABARU Abdul Koriyandi; Hamdani Hamdani; Dafiuddin Salim
EnviroScienteae Vol 12, No 3 (2016): Enviroscienteae Volume 12 Nomor 3, November 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v12i3.2444

Abstract

The waters of Kunyit Island on the east is one of the coastal waters in Kotabaru Regency that has the potential for marine tourism. However, in development is still a lot of obstacles, including the suitability of land for marine tourism have not been identified. Utilization of coastal and marine resources in the waters of Kunyit Island on east may be the development of marine tourism such as diving. The purpose of this study was to determine the suitability of land suitability level of marine tourism in the waters of Kunyit Island on  east based on physical oceanographic parameters and BioEcology. The method used is the descriptive method with the help of analysis Travel Suitability Index (IKW) which generates the conformity travel. The results of this study indicate that the results of marine tourism suitability for diving in a class quite suitable (S2) with an area of 17.44 ha (78.72%) and is not suitable (N ) with an area of 4.71 ha (21.28%).
NILAI EKONOMI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA MATTIRO LABANGENG KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN (PANGKEP) Dafiuddin Salim; Maulinna Kusumo Wardhani
EnviroScienteae Vol 10, No 3 (2014): EnviroScienteae Volume 10 Nomor 3, November 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v10i3.1972

Abstract

Penilaian nilai ekonomi terumbu karang di perairan DPL Desa Mattiro Labangeng perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar manfaat sumberdaya pada ekosistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai utility, nilai surplus konsumen dan nilai ekonomi terumbu karang berdasarkan rata-rata produksi perikanan tangkap pada perairan DPL Desa Mattiro Labangeng. Penilaian fungsi ekosistem terumbu karang sebagai penyedia produk tersebut secara ekonomi pada penelitian ini dengan menggunakan metode effect on production (EOP). Hasil penelitian menunjukkan nilai utility terhadap sumberdaya ikan pada perairan DPL Mattiro Labangeng lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2008), yaitu sebesar Rp 42.635.910,51/ha/thn dengan konsumen surplus sebesar Rp 19.425.986,72/thn meningkat pada tahun 2010 sebesar Rp 52.084.390.18/ha/tahun dengan konsumen surplus 23.730.950.27/thn. Hal ini menunjukkan adanya kepuasan konsumen (nelayan) yang juga semakin tinggi.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR BARAT KALIMANTAN SELATAN Dafiuddin Salim; Baharuddin Baharuddin
JURNAL ENGGANO Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.7.1.29-41

Abstract

Restorasi dan rehabilitasi lahan atau bekas lahan ekosistem mangrove adalah hal yang sangat penting saat ini. Kerusakan mangrove di Pesisir Barat Kalimantan Selatan dominan diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan untuk industri, pelabuhan, perikanan, perkebunan, pertambangan, selain pengaruh gelombang. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mangrove baik secara ekologi dan reproduksi mangrove, sumber benih, sistem zonasi, kondisi fisik terutama pasang surut, keterlindungan, jenis substrat, unsur hara, pH, salinitas maupun pelibatan masyarakat. Hasil analisi kesesuaian menunjukan bahwa dari 10.790,81 ha yang dipetakan diperoleh 2.268,41 ha (21,02%) kategori sangat sesuai, 6.153,16 ha (57,02%) sesuai , 2.322,08 ha (21,52%) sesuai bersyarat dan 47,15 ha (0,44%) tidak sesuai. Dari kondisi tutupan lahan, wilayah mangrove yang sangat sesuai untuk rehabilitasi sebesar 20,84% dan wilayah tambak seluas 40,35% kategori sesuai.
ANALISIS POTENSI WISATA BAHARI DI PULAU KERAYAAN KABUPATEN KOTABARU Dafiuddin Salim; Rochgiyanti Rochgiyanti; Syahlan Mattiro
Fish Scientiae Vol 7 No 2 (2017): Issue December-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2420.753 KB)

Abstract

This study aims to identify and develop the potential of marine tourism in the Kerayaan Island. Data analysis is done with based on the validity of data obtained fromthe field observations which then processed and discussed in a descriptive. The results show the potential of coral reefs as marine tourism on the island is quite extensive and is categorized as still good with the biodiversity of reef fish and marine life high. Physical chemical conditions of the waters are still good and according to the criteria of quality standards for marine tourism and supported its presence among the Makassar Strait and the Java Sea as well as a Coral Triangle World (Coral Triangle). With such a location, coral reef ecosystems and their biota have very close bioecological connectivity with other areas, especially other islands.
ANALISIS PRODUKTIVITAS SERASAH MANGROVE DI DESA MUARA PAGATAN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN Putri Mudhlika Lestarina; Dafiuddin Salim; Selviani Selviani
Fish Scientiae Vol 10 No 2 (2020): Issue December Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.181 KB) | DOI: 10.20527/fishscientiae.v10i2.162

Abstract

Mangrove adalah salah satu tumbuhan tropis yang hidup di sekitar daerah pesisir dan estuarin. Mempunyai banyak fungsi salahsatunya menghasilkan serasah yang mengandung bahan organik dimanfaatkan oleh ekosistem yang hidup disekitar mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerapatan mangrove dan menganalisis produktifitas serasah mangrove di Desa Muara Pagatan. Metode penentuan lokasi menggunakan metode purpossive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2019. Analisis data menggunakan perasamaan (Siska,2016) Berdasarkan hasil penelitian Desa Muara Pagatan total rata-rata produktifitas serasah 7,57 g/m2/hari dengan kerapatan mangrove yang tertinggi pada stasiun 3 yakni 2700 ind/ha yang didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata. Mangroves are tropical plants that live around coastal and estuarine areas. It has manyfunctions, one of them produces litter that contains organic material used by ecosystems that live around mangroves. This study aims to analyze the density of mangroves and analyze the productivity of mangrove litter in Muara Pagatan Village. The location determination method uses a purposive sampling method. This research was conducted in May - June 2019. Data analysis using equations (Siska, 2016) Based on the research results in Muara Pagatan Village, the total average litter productivity was 7.57 g / m2 / day with the highest mangrove density at station 3, which is 2700 ind/ha dominated by Rhizophora mucronata species.