Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POTENSI SUMBERDAYA MATA AIR ALAMI KOMPLEKS AWAR-AWAR SUMAMPIR UNTUK PERENCANAAN SUMBER AIR BERSIH PEDESAAN POTENCY OF WATER SPRING RESOURCES AT AWAR-AWAR COMPLEX, SUMAMPIR, FOR DESIGNING RURAL CLEAN WATER RESOURCES , Nastain; Hardini, Probo
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 3 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to know quality potential, discharge, and flowing energy of water spring of Kompleks Awar-awar Sumampir Purwokerto Utara located at rural upper end for designing rural clean water resources. Variables observed were physical and chemical water quality, need of water, discharge of the spring, and flowing energy. The result of research showed that water quality of the spring was suitable for clean water resources and drinking water resources of rural, with average discharge of water was 4.07 liter/s so it could be used to fulfill the clean water requirements of the Sumampir’s people who were not served by PDAM for 16 years (100% people), 27 years (75% people), and 37 years (60% people), and based on energy potential, available gravitation flowing system could be used if pipe minimum diameter of 3 inch was used.
Karakteristik Pergerakan Pekerja Kawasan Industri Rambut di Jalan Jend. A.Yani Kabupaten Purbalingga Hardini, Probo
Dinamika Rekayasa Vol 6, No 1 (2010): Dinamika Rekayasa - Februari 2010
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2010.6.1.27

Abstract

Activity of land use at roadside oftentimes generates trouble in the form of resistance that cause to road and street performance. Hair industries at Jalan Jend. A. Yani caused friction side that influence street performance. This research identify hair industry’s worker characteristic by questioner method. The result tell us how distance influence ammount of worker. Mode preference of worker is influenced by their total revenue and gender. In gender case, there’s nothing can influence mode choice for man. But in woman side, travel time and distance influence mode choice. We knew that worker movement is short movement from their choices of mode and their transport cost. This research is conducted to supply worker mass transport in order to reduce their movement acvitiy effect, especially for A. Yani street performance.
BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT Pangestika, Safety Husna; Sugiyanto, Gito; Hardini, Probo
Jurnal Transportasi Vol 16, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.22 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i3.2569.%p

Abstract

Abstract In accident casualties motorcylists get higher risk than car user regarding lack of safety equipment. The accidents generate direct and indirect accident cost. Direct costs include vehicle repairment, administration cost, medical cost, and productivity lost. Indirect costs refer to cost incurred by victims’ families and relatives, pain, and suffering cost. Referring traffic accident cost, this study conducts Gross Output method (Human Capital) according to Pd.T-02-2005-B and Silcock. The results show that accident cost on direct cost components calculated by Gross Output Silcock is greater than costs resulted from Gross Output Pd.T-02-2005-B for serious accident because there is a long waited time for victims to seek a new job. Whilst for the components indirect cost calculated using Gross Output Pd.T-02-2005-B is greater because the percentage human cost according to Pd.T-02-2005-B is greater than that in the Gross Output Silcock. Keywords: accident casualties, accident costs, Gross Output methods, motorcylists  Abstrak Pemakai sepeda motor memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi korban kecelakaan dibandingkan dengan pengguna kendaraan lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya alat keselamatan pada sepeda motor. Bagi pihak korban hal tersebut mengakibatkan adanya biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung akibat kecelakaan di antaranya biaya perbaikan kendaraan, biaya administrasi, biaya medis, dan hilangnya produktivitas. Sedangkan biaya tidak langsung akibat kecelakaan di antaranya biaya yang dikeluarkan keluarga korban, biaya rasa sakit, dan penderitaan. Penelitian ini menggunakan Metode Gross Output (Human Capital) menurut Pd.T-02-2005-B dan Gross Output Method menurut Silcock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan biaya kecelakaan pada komponen biaya langsung menggunakan acuan Silcock-TRL lebih besar jika dibandingkan memakai Metode Gross Output Pd.T-02-2005-B untuk kecelakaan serius karena terdapat lama waktu korban mencari pekerjaan baru. Komponen biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan Pd.T-02-2005-B hasilnya lebih besar karena persentase human cost menurut Pd.T-02-2005-B lebih besar daripada yang menurut Silcock-TRL. Kata-kata kunci: korban kecelakaan, biaya kecelakaan, Metode Gross Output, pemakai sepeda motor
BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT Safety Husna Pangestika; Gito Sugiyanto; Probo Hardini
Jurnal Transportasi Vol. 16 No. 3 (2016)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.22 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v16i3.2569.%p

Abstract

Abstract In accident casualties motorcylists get higher risk than car user regarding lack of safety equipment. The accidents generate direct and indirect accident cost. Direct costs include vehicle repairment, administration cost, medical cost, and productivity lost. Indirect costs refer to cost incurred by victims’ families and relatives, pain, and suffering cost. Referring traffic accident cost, this study conducts Gross Output method (Human Capital) according to Pd.T-02-2005-B and Silcock. The results show that accident cost on direct cost components calculated by Gross Output Silcock is greater than costs resulted from Gross Output Pd.T-02-2005-B for serious accident because there is a long waited time for victims to seek a new job. Whilst for the components indirect cost calculated using Gross Output Pd.T-02-2005-B is greater because the percentage human cost according to Pd.T-02-2005-B is greater than that in the Gross Output Silcock. Keywords: accident casualties, accident costs, Gross Output methods, motorcylists  Abstrak Pemakai sepeda motor memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi korban kecelakaan dibandingkan dengan pengguna kendaraan lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya alat keselamatan pada sepeda motor. Bagi pihak korban hal tersebut mengakibatkan adanya biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung akibat kecelakaan di antaranya biaya perbaikan kendaraan, biaya administrasi, biaya medis, dan hilangnya produktivitas. Sedangkan biaya tidak langsung akibat kecelakaan di antaranya biaya yang dikeluarkan keluarga korban, biaya rasa sakit, dan penderitaan. Penelitian ini menggunakan Metode Gross Output (Human Capital) menurut Pd.T-02-2005-B dan Gross Output Method menurut Silcock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan biaya kecelakaan pada komponen biaya langsung menggunakan acuan Silcock-TRL lebih besar jika dibandingkan memakai Metode Gross Output Pd.T-02-2005-B untuk kecelakaan serius karena terdapat lama waktu korban mencari pekerjaan baru. Komponen biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan Pd.T-02-2005-B hasilnya lebih besar karena persentase human cost menurut Pd.T-02-2005-B lebih besar daripada yang menurut Silcock-TRL. Kata-kata kunci: korban kecelakaan, biaya kecelakaan, Metode Gross Output, pemakai sepeda motor
PENGARUH LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE TERHADAP KARAKTERISTIK DASAR ASPAL Birahmatika Afriyanto; Eva Wahyu Indriyati; Probo Hardini
Jurnal Transportasi Vol. 19 No. 1 (2019)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.714 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v19i1.3263.59-66

Abstract

Abstract One way to reduce damage of the pavement structure is to improve the quality of asphalt used. In an effort to improve the quality of the asphalt, additives are added, such as polymers. This study aims to determine the basic characteristics of Low Density Polyethylene Plastic modified asphalt, which includes penetration, softening point, flash and fire point, specific gravity, ductility, viscosity. In addition, it will be determined the maximum content of Low Density Polyethylene Plastic which produces modified asphalt that meets the standards of the Directorate General of Highways. The results of this study show that modified asphalt with Low Density Polyethylene Plastic can increase the asphalt softening point and reduce penetration value, flash and fire point, specific gravity, ductility, and viscosity of asphalt. The maximum LDPE Plastic content that can produce modified asphalt that meets specifications of the Directorate General of Highways is 5%. Keywords: plastic, asphalt quality, additives, basic characteristics of asphalt, modified asphalt  Abstrak Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan struktur perkerasan jalan adalah dengan meningkatkan mutu aspal yang digunakan. Dalam upaya peningkatan mutu aspal dilakukan penambahan bahan aditif, seperti polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dasar aspal modifikasi plastik Low Density Polyethylene, yang meliputi penetrasi, titik lembek, titik nyala dan titik bakar, berat jenis, daktilitas, viskositas. Selain itu, akan ditentukan kadar maksimal plastik Low Density Polyethylene maksimal yang menghasilkan aspal modifikasi yang memenuhi standar Bina Marga. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aspal modifikasi dengan plastik Low Density Polyethylene dapat meningkatkan titik lembek aspal serta menurunkan nilai penetrasi, titik nyala dan titik bakar, berat jenis, daktilitas, dan viskositas aspal. Kadar plastik LDPE maksimal yang dapat menghasilkan aspal modifikasi yang memenuhi persyaratan Bina Marga adalah 5%. Kata-kata kunci: plastik, mutu aspal, bahan aditif, karakteristik dasar aspal, aspal modifikasi
Pengaruh Perubahan Beban Gempa Berdasarkan SNI 03-2833-2008 Terhadap Kinerja Jembatan Sungai Serayu di Patikraja Banyumas Arnie Widyaningrum; Eva Wahyu Indriati; Probo Hardini
Dinamika Rekayasa Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2016
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2016.12.2.148

Abstract

Jembatan merupakan suatu prasarana transportasi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terpisahkan oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, sungai, saluran irigasi, jalan kereta api, waduk, dan lain sebagainya. Seiring dengan bertambahnya populasi manusia, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi. Di Patikraja Kabupaten Banyumas, terdapat jembatan kecil yang melintang di atas Sungai Serayu. Jembatan ini sebelumnya merupakan jembatan kereta api yang dibangun pada era pemerintahan Belanda. Seiring dengan bertambahnya jenis dan jumlah kendaraan bermotor, serta mundurnya perkebunan tebu untuk industri gula, jembatan ini beralih fungsi dari jembatan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan yang mengacu pada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Bridge Management System (BMS) oleh Dirjen Bina Marga, SNI-T02-2005 mengenai Pembebanan untuk Jembatan, SNI T03-2005 mengenai Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, dan SNI 03-2833-2008 mengenai Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, jembatan Sungai Serayu mempunyai stress ratio maksimum sebesar 1.575 pada penampang memanjang jembatan, dan angka kelangsingan yang cukup tinggi pada ikatan angin rangka jembatan. Waktu getar alami struktur jembatan arah memanjang (Arah X) sebesar 1.055 detik pada mode-1 dan arah melintang (Arah Y) sebesar 0.875 detik pada mode-2.
IDENTIFIKASI LOKASI STRATEGIS UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI KABUPATEN PURBALINGGA Probo Hardini; Yanto Yanto; Yanuar Haryanto
Dinamika Rekayasa Vol 3, No 2 (2007): Dinamika Rekayasa - Agustus 2007
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2007.3.2.112

Abstract

To reach the regional development equity, it is necessary to spread central activities in sub-region. This is a land use planning need to gain. According to development paradigms, industry is a leading sector that will influence its hinterland. This research was aims to know the strategic location for industrial area in Purbalingga, that have consideration in phisichal, economic, social, and stakeholders’ interest. The result indicate that industry should not located in central region as we saw in existing. The best alternative location for industrial area are Bukateja, Kutasari, Rembang, Mrebet, Karangreja , and Karangmoncol.
PEMILIHAN RUTE TERPENDEK DARI KAWASAN PERMUKIMAN TERBANGUN PERKOTAAN PURBALINGGA MENGGUNAKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Moniq Rizki Hapsari; Probo Hardini; Eva Wahyu Indriyati
Jurnal Pengembangan Kota Vol 6, No 2: Desember 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.193 KB) | DOI: 10.14710/jpk.6.2.127-134

Abstract

Salah satu indikasi terjadinya perkembangan dan pertumbuhan kota ditandai dengan pertumbuhan lahan perumahan. Distribusi lokasi perumahan dalam hal ini berkaitan dengan pergerakan berbasis rumah dari masing-masing zona karena adanya lokasi perumahan akan menimbulkan terjadinya pergerakan. Pergerakan dalam hal ini berkaitan erat dengan pemilihan rute dan moda. Pengendara cenderung memilih rute atau moda yang dianggapnya dapat memberikan nilai optimum. Dalam pemilihan rute, untuk mendapatkan rute optimum salah satu pendekatan yang bisa diambil adalah dengan memilih rute dengan jarak terpendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan rute terpendek pada kawasan permukiman terbangun di Kawasan Kota Purbalingga. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder berupa data Matriks Asal Tujuan (MAT), peta pembagian zona, peta jaringan jalan Kota Purbalingga, dan data panjang jalan. Proses analisis diawali dengan terlebih dahulu menentukan pusat zona. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah penentuan pusat zona, penentuan rute-rute alternative dari suatu zona ke zona-zona lainnya, dan penentuan rute terpendek melalui reduksi terhadap alternatif rute. Pereduksian rute terpendek menggunakan algoritma Floyd-Warshall. Dari penelitian ini dihasilkan rute terpendek yang merupakan sebuah rute optimum. Pemakaian algoritma Floyd-Warshall yang diterapkan pada penelitian ini mampu menjadi solusi pencarian rute optimum dari zona asal menuju zona tujuan. Hal ini dikarenakan hasil iterasi matriks terakhir dapat menunjukkan nilai terkecil. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mencari pembebanan jaringan jalan
PENGETAHUAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU BERLALU LINTAS; TINJAUAN TERHADAP PELAKU LALU LINTAS USIA REMAJA DI SMK YPT 1 PURBALINGGA Probo Hardini; Eva Wahyu Indriyati
Journal of Indonesia Road Safety Vol 1 No 3 (2018): Journal of Indonesia Road Safety
Publisher : Traffic Accident Research Center, Indonesia Traffic Police Corps and University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/korlantas-jirs.v1i3.14787

Abstract

The casualties in the teenage group in Purbalingga Regency averaged 21.25% of the total accident victims in this area. This relatively large proportion requires efforts through various approaches to reduce the high number of accidents, considering that this group of age is a very important period in people's growth process. This study aims to identify the effect of traffic knowledge on teenage traffic behaviour taking SMK YPT 1 Purbalingga as the case study location. In its analytical process, this research uses descriptive quantitative analysis methods and logistic regression analysis. The output of logistic regression using realstatistic software, identified that the ownership of the driving license provides an opportunity for the occurrence of a bad traffic behaviour. In addition, the better knowledge about signs will provide a role for the possibility of good traffic behaviour. Moreover, the low understanding of road marking gives a probability of bad traffic behaviour. Korban kecelakaan pada kelompok usia remaja di Kabupaten Purbalingga rata-rata sebesar 21,25% dari total korban kecelakaan di daerah ini. Proporsi yang relatif besar ini memerlukan upaya-upaya melalui bermacam pendekatan untuk menekan tingginya angka kecelakaan pada kelompok usia ini, mengingat usia remaja adalah usia yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengetahuan lalu lintas terhadap perilaku pelaku lalu lintas usia remaja. Dalam prosesnya, penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif dan analisis regresi logistik. Luaran perhitungan regresi logistik dengan bantuan software realstatistic, diidentifikasi bahwa tidak memiliki SIM memberikan peluang untuk terjadinya perilaku berlalu lintas yang tidak baik. Selain itu, pengetahuan tentang rambu yang semakin baik akan memberikan peranan terhadap kemungkinan perilaku berlalu lintas yang baik. Pada usia remaja, pengetahuan tentang marka yang rendah memberikan probabilitas munculnya perilaku berlalu lintas yang tidak baik.
STUDI KOMPARASI PEMILIHAN ANGKA KECEPATAN KENDARAAN DI PURWOKERTO DAN SEMARANG Probo Hardini; Nurul Hidayati; Eva Wahyu I
Journal of Indonesia Road Safety Vol 2 No 2 (2019): Journal of Indonesia Road Safety
Publisher : Traffic Accident Research Center, Indonesia Traffic Police Corps and University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/korlantas-jirs.v2i2.15038

Abstract

Driver speed that exceeds the limit is one of many factors that trigger road accidents. This study aims to analyze the differences in driver perception in choosing the speed of the vehicle. This research was conducted in two cities with characteristics assumed to have different socio-cultural aspects, namely Semarang City representing the big city and Purwokerto City as the medium city. The study uses questionnaire data distributed to respondents of vehicle users and analyzed using quantitative descriptive methods. It is known that motorists or drivers in the two cities above have the same perception related to the reason for speeding, namely travel time and punctuality to the destination. However, there are differences in perceptions on the negative effect that underlie the decision making, namely self-actualization for the release of anger and praise. Referring to several reasons in the questionnaire, the answers of drivers in Semarang lead to the poles agree, while in Purwokerto, they lead to disagreeing. Also, it was found that the driver's knowledge of speed limits can affect the choice of speed values taken. This can be seen in the high percentage of respondents who do not know the speed limit of urban roads and the high percentage of motorists who do the speeding. Kecepatan kendaraan pengendara yang melebihi batas menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya kecelakaan di jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan persepsi masyarakat dalam berkendara. Penelitian ini dilakukan di dua kota dengan karakteristik yang diasumsikan mempunyai sosial budaya yang berbeda, yaitu Kota Semarang merepresentasikan kota besar dan Kota Purwokerto sebagai kota sedang. Penelitian ini menggunakan data kuisioner yang dibagikan kepada responden pengguna kendaraan, dan dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pengendara di kedua kota di atas mempunyai persepsi yang sama terkait dengan alasan berkendara melebihi kecepatan, yaitu waktu tempuh dan ketepatan waktu sampai di tujuan. Meskipun demikian, ada perbedaan persepsi pada pengaruh negatif yang mendasari pengambilan keputusan tersebut, yaitu aktualisasi diri untuk pelampiasan marah dan mendapat pujian. Berdasarkan beberapa alasan yang ada di kuisioner, jawaban pengendara dan pengemudi di Kota Semarang mengarah pada kutub setuju, sedangkan di Kota Purwokerto mengarah tidak setuju. Selain itu diketahui bahwa pengetahuan pengendara tentang batas kecepatan dapat mempengaruhi pemilihan nilai kecepatan yang diambil. Hal ini terlihat pada tingginya persentase responden yang tidak mengetahui batas kecepatan jalan perkotaan dan tingginya persentase pengendara yang mengemudi di atas batas kecepatan.