Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pelatihan Jurnalistik Warga Bagi Pemuda Karang Taruna Endri Listiani; Wiki Angga Wiksana
MENARA RIAU Vol 16, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/menara.v16i1.13838

Abstract

Media news content, often seems to be separated from the public interest or public interest. The public interest has not yet become mainstream in the editorial work routine. Until finally, citizen journalism emerged as a complement to public journalism which so far has often only been a tool for the interests of certain groups. Through this model of citizen journalism, it is hoped that public apathy can be replaced with full participation. Moreover, coupled with very rapid technological advances, it accelerates the development of citizen journalism because it facilitates citizen participation. To prepare this citizen journalism, it is necessary to prepare the community's ability in basic journalistic skills. Until their writing becomes fit for consumption. Therefore, this citizen journalism training was held, especially at the youth organization in desa Lamajang, kec. Pangalengan, kabupaten Bandung, who had an interest in developing writing skills and a desire to develop their village. Improving the ability of youth who will become the next generation is a must. To maximize citizen journalism, preparing young people who are media literate is an asset. Being a very valuable asset, this young man has the provision of qualified media skills.
KOMUNIKASI VERBAL FOTOGRAFER DAN MODEL DALAM PROSES PEMOTRETAN Wiki Angga Wiksana
Jurnal Nomosleca Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/nomosleca.v4i1.1988

Abstract

AbstractPhotographers can not be separated from social interaction or commonly called human relations, both in communicating with photo models, assistants, teams, and the surrounding environment. The most common area of ​​photography among human interactions is model photography, because in this field the object of the photograph ishuman. In this study, there will be at least two people who interact, ie between the photographer and his model. This study aims to reveal the meaning of verbal interaction of photographers and models in the process of making photographs. The research method used is the interpretive approach study is a method that aims to interpret the case or subject studied. In this case, the data collection technique is done by in-depth interview, observation, and documentation study. The test data validity is done trianggulasi techniques, discussions with colleagues, and member check. The result of this interpretive approach is the verbal interaction of photographers and photo models in the process of making the photographs vary, depending on the photographer and the model determining the role. The verbal interaction of photographers and models will be harmonious, harmonious, and balanced in accordance with ethical and moral values, if both parties respect each other's profession and primarily uphold the ethical elements in the profession.Keywords: Verbal Communication, Photographers, Models, ShootingDOI : https://doi.org/10.26905/nomosleca.v4i1.1988
Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi Fotografer dan Model dalam Proses Pemotretan Wiki Angga Wiksana
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 10, No 1 (2017): (Accredited Sinta 3)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v10i1.2661

Abstract

Setiap individu tidak lepas dari proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun halnya terjadi pada seorang fotografer. Fotografer tidak bisa lepas dari interaksi sosial atau biasa disebut human relation, baik dalam berkomunikasi dengan foto model, asisten, tim, dan lingkungan sekitarnya. Bidang fotografi yang paling sering terjadi interaksi di antara manusia adalah fotografi model, karena pada bidang ini objek fotonya adalah manusia. Dalam penelitian ini, penulis melihat adanya interaksi antara fotografer dan modelnya. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hambatan komunikasi antara fotografer dan model dalam proses pemotretan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian tentang hambatan komunikasi dalam interaksi fotografer dan foto model dalam proses pembuatan karya foto terjadi secara bervariasi, mulai dari hambatan psikologis, hambatan semantik, dan hambatan pengetahuan. Pada prinsipnya, hambatan komunikasi inilah yang terjadi antara fotografer dan model dalam proses pemotretan. 
Pesan Tentang Sisi Gelap Media Sosial dalam Film The Social Dilemma Milfan Fulqi Fauzan; Wiki Angga Wiksana
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.106 KB) | DOI: 10.29313/jrmk.v2i1.815

Abstract

Abstract. The Social Dilemma was released in 2020, this film tells how social media works, especially with the development of technology that is always evolving. This media created by humans was originally created to make it easier for humans to get or provide information and communicate over long distances, but now it has developed with frightening abilities and has an important role to built human civilization. This research uses qualitative methods and Roland Barthes semiotic analysis to reveal the denotative, connotative and mythical messages contained in the The Social Dilemma film. The data collection in this study was obtained from observation, documentation and literature study. The purpose of this study is to find out the dark side of social media contained in the film The Social Dilemma by using Roland Barthes' semiotics which reveals the denotative, connotative and mythical meanings in The Social Dilemma film. This study has results where the meaning of denotation in this film is where the experts give messages in an interview to better understand and know the limitations of using social media. The connotation meaning of The Social Dilemma is that social media has a dark side that social media users must pay attention to so that they are not affected by social media. The myth in this film is that social media is a tool for exchanging information quickly, but behind that all social media has a lot of bad effects for its users who are not realized by social media users. Abstrak. Film documenter The Social Dilemma dirilis pada tahun 2020, film ini mengisahkan bagaimana sebuah media sosial bekerja terutama dengan adanya perkembangan teknologi yang selalu berkembang. Media yang diciptakan oleh manusia ini pada awalnya diciptakan untuk mempermudah manusia untuk mendapatkan atau memberi informasi dan melakukan komunikasi jarak auh, namun kini berkembang dengan kemampuan yang menakutkan dan memiliki peran yang penting dalam membentuk peradaban manusia. Peneiltiain ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes untuk mengungkap maka denotatif, konotatif dan mitos yang terdapat pada pesan tentang sisi gelap media sosial dalam film The Social Dilemma. Pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dari observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sisi gelap dalam media sosial yang terdapat pada film The Social Dilemma dengan menggunakan semiotika Roland Barthes yang mengungkap makna denotatif, konotatif dan mitos yang terdapat pada film The Social Dilemma. Penelitian ini memiliki hasil dimana makna denotasi pada film The Social Dilemma yaitu dimana para pakar memberikan pesan pada sebuah wawancara untuk lebih memahami dan mengetahui batasan penggunaan media sosial. Makna konotasi pada film The Social Dilemma yaitu dimana media sosial memiliki sisi gelap yang harus diperhatikan oleh para pengguna media sosial agar tidak terkena dampak dan terpengaruh oleh media sosial. Mitos pada film The Social Dilemma yaitu media sosial merupakan sebuah alat untuk pertukaran informasi dengan cepat, namun dibalik itu semua media sosial memiliki banyak dampak yang buruk bagi para penggunanya yang tidak disadari oleh pengguna media sosial.
Strategi Komunikasi Kepala Sekolah Dalam Mensosialisasikan Program Kerjanya Kepada Guru Puri Rahmi Surachman; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.739 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v1i1.105

Abstract

Abstrak. Kepala sekolah sebagai pemimpin tentu memiliki program kerja yang telah dirancang agar terciptanya lingkungan sekolah yang baik, dan harus mensosialisasikannya kepada guru yang berada di bawah kepemimpinannya. Dalam mensosialisasikan program kerjanya, kepala sekolah memerlukan startegi komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima sesuai dengan harapan sehingga komunikasi dapat dikatakan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan kepala sekolah SDN 022 Cicadas dalam mensosialisasikan program kerjanya kepada guru. Untuk mengetahu strategi komunikasi yang digunakan dilihat dari tahapan planning, organizing, actuating, controlling. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini bahwa tahapan planning, organizing, actuating, contolling yang di rancang oleh kepala sekolah SDN 022 Cicadas berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa hambatan komunikasi yang dialami.namun tetap dapat membuat guru-gurunya menjalankan program yang telah disosialisasikan. Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Kepala Sekolah, Program Kerja, POAC
Representasi Pantang Menyerah Dalam Serial Anime Senopati Bagassakti; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.288 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.748

Abstract

Abstract. The rapid development of technology in the era of globalization, one of the impacts is the dissemination of information which also develops by being processed in various forms to facilitate the delivery of information that is needed in today's society and the dissemination of information becomes more varied so that it is not monotonous and the public can enjoy it. One of the developments is the emergence of films which are then reprocessed into a show that also has great potential as a medium for disseminating information, namely Anime. Anime is the name of a card series produced by Japan. This study aims to determine the representation of never giving up in the Haikyuu!! which is seen from the three levels of John Fiske's semiotics, namely the level of representation, the level of reality, and the level of ideology. The method used in this study is a qualitative research method with John Fiske's semiotic analysis approach. Data collection is done by means of documentation and literature study. The results of this study are: (1) At the level of reality represented in the Haikyuu!! shows that the sentences or dialogues that come out are able to represent an unyielding attitude, coupled with the behavior that is carried out and also an environment that supports all activities can lead us to become unyielding selves, (2) At the representation level by taking several decision-making techniques pictures to clarify the unyielding representation that exists in the anime. The shooting techniques used include Close Up, Medium Close Up, Extreme Close Up, Big Close Up and the last Group Shot. From the shooting technique, it contains its own meaning and purpose to be conveyed by the anime maker. (3) At the ideological level in this anime series, namely giving a moral message about discipline in doing things, taking advantage of every opportunity to learn, understanding a process to achieve something because nothing is instant we just get and the last is of course a moral message about never give up as researched by this research Abstrak. Semakin pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi, salah satu dampaknya adalah penyebaran informasi yang juga ikut berkembang dengan diolah dalam berbagai bentuk guna mempermudah penyampaian informasi yang menjadi keterbutuhan dalam masyarakat saat ini dan penyebaran informasi pun menjadi lebih bervariasi supaya tidak monoton dan masyarakat pun bisa menikmatinya. Salah satu perkembangannya adalah munculnya film yang kemudian diolah kembali menjadi suatu tayangan yang juga berpotensi besar sebagai media penyebaran informasi yaitu Anime. Anime adalah sebutan dari serial kartu yang diproduksi oleh Negeri sakura Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi pantang menyerah dalam serial anime Haikyuu!! yang dilihat dari tiga level semiotika John Fiske, yaitu level representasi, level realitas, dan level ideologi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adala metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika John Fiske. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan juga studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Pada level realitas yang direpresentasikan pada serial anime Haikyuu!! memperlihatkan bahwa kalimat-kalimat atau dialog-dialog yang keluar mampu merepresentasikan sebuah sikap pantang menyerah, ditambah dengan perilaku yang dilakukan dan juga lingkungan yang mendukung segala kegiatan dapat membawa kita menjadi diri yang pantang menyerah, (2) Pada level representasi dengan mengambil beberapa teknik pengambilan gambar supaya memperjelas dari representasi pantang menyerah yang ada pada anime tersebut. teknik pengambilan gambar yang digunakan antara lain Close Up, Medium Close Up, Extreme Close Up, Big Close Up dan yang terakhir Group Shot. Dari teknik pengambilanigambar tersebut mengandungiimakna dan tujuan tersendiri yang ingin disampaikan oleh pembuat anime tersebut. (3) Pada level ideologi pada serial anime ini yaitu memberikan pesan moral mengenai disiplin dalam menjalankan sesuatu, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk belajar, memahami sebuah proses untuk mencapai sesuatu karena tidak ada yang instan begitu saja kita dapatkan dan yang terakhir tentunya pesan moral mengenai pantang menyerah seperti yang diteliti oleh penelitian ini.
Penggunaan Media Sosial Tiktok sebagai Sarana Personal Branding Skill dan Videographer Aldi Prasetya Rosadi; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.327 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.936

Abstract

Abstract. The development of communication and information technology has brought people into a new era where they can communicate over long distances. Various kinds of digital platforms have emerged, one of which is Tiktok which is currently popular. Social media has given rise to a new phenomenon, namely personal branding. This phenomenon is becoming a trend because people are competing to become someone who is famous or competent. There are various ways people do on Tiktok, one of which is Daffa Urrofi in carrying out the personal branding process on Tiktok, this aims to find out why Tiktok is used as a means to carry out personal branding, then the uniqueness of Daffa Urrofi who in terms of age is still very young. This study uses a descriptive qualitative method which in this case is carried out to find out the process of someone's personal branding on social media. This study conducted interviews with informants and collected other documentation. The results of this study show that the use of social media as a means of personal branding is interpreted from a personal branding that has a very large impact that can be trusted by the public. The use of Tiktok, which is easy to obtain by various groups, can be used to earn income from social media, especially Tiktok, in addition to relationships and being able to cooperate with others. Abstrak. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa masyarakat menuju era baru yang mana dapat berkomunikasi melalui jarak jauh. Berbagai macam platform digital bermunculan, salah satunya adalah Tiktok yang sedang popular belakangan ini. Di sosial media memunculkan fenomena baru yaitu personal branding. Fenomena ini menjadi tren dikarenakan orang berlomba-lomba ingin menjadi seseorang yang terkenal atau berkompeten. Berbagai cara orang dilakukan di Tiktok salah satunya yaitu Daffa Urrofi dalam melakukan proses personal branding di Tiktok, ini bertujuan untuk mengetahui mengapa Tiktok dijadikan sarana untuk melakukan personal branding, lalu keunikan yang dimiliki oleh seorang Daffa Urrofi yang dari segi usia masih sangatlah muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang mana dalam hal ini dilakukan ingin mengetahui proses personal branding seseorang di media sosial. Penelitian ini melakukan wawancara terhadap informan serta mengumpulkan dokumentasi lainnya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai sarana personal branding dimaknai dari sebuah personal branding terdapat dampak yang sangat besar yang dapat dipercayai oleh publik. Penggunaan Tiktok yang mudah didapatkan oleh berbagai kalangan ini dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan dari sosial media khususnya Tiktok selain itu relasi dan dapat bekerjasama dengan yang lainnya.
Event Management Bandung Sneaker Season Dadan Ramadhan; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.831 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.1383

Abstract

Abstract. Bandung Sneaker Season is the first sneakers and streetwear event to be held in Bandung, an annual event that was first created in 2018 by Maks.co Event Organizer. At the event, there were a number of interesting activities such as Raffles (shoe auctions at low prices), shoe Auctions and Giveaways, Talkshows, and there were dozens of tenants selling various collections of rare sneakers, which are currently hype. Usually this event is held and attended by visitors directly. However, the Covid-19 phenomenon requires the event to be held through a Virtual Event or online. This research is entitled Event Management Bandung Sneaker Season and the purpose of this research is to find out how event management carried out by Bandung Sneaker Season in forming an event through Virtual Events during the Covid-19 Pandemic, because Bandung Sneaker Season is the first time to carry out online events such as this and provide interest for visitors. The method used in this research is a qualitative method with a case study approach which aims to determine the Event Management strategy carried out by the Bandung Sneaker Season committee, especially in the event division. The supporting data for this research was obtained from interviews with the main informant of the Event Director Bandung Sneaker Season and the key informant of the research, namely the CEO of the Event Organizer Mask.co, then conducted direct observations by researchers, documentation and literature studies. The results of this study show that the Bandung Sneaker Season team carried out careful planning to prepare virtual events from the Bandung Sneaker Season, carried out more effective coordination through online coordination both with internal and external parties, adjusted as much as possible with changes in the implementation of events from offline. going online, also considering the advantages of virtual events as the main reason for carrying out events so that event management is carried out optimally and in accordance with the objectives. Abstrak. Bandung Sneaker Season merupakan event sneakers dan streetwear pertama yang diselenggeakan di Kota Bandung, eventtahunan yang pertama kali diciptakan pada tahun 2018 oleh Maks.co Event Organizer. Pada event tersebut terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang menarik seperti Raffles (lelang sepatu dengan harga murah), Auction dan Giveawaysepatu, Talkshow, dan terdapat puluhan tenant yang menjual berbagai koleksi sneakers langka juga yang tengah hype pada masa kini. Biasanya event ini dilaksanakan dan dihadiri oleh pengunjung secara langsung. Namun dengan adanya fenomena Covid-19 mengharuskan acara diselenggarakan melalui Event Virtual atau secara online. Penelitian ini berjudul Event Management Bandung Sneaker Season dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana event management yang dilakukan oleh Bandung Sneaker Season dalam membentuk suatu acara melalui Event Virtual di masa Pandemic Covid-19, karena Bandung Sneaker Season baru pertama kali melaksanakan event secara online seperti ini dan memberikan ketertaikan bagi pengunjungnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui strategi Management Event yang dilakukan oleh panitia Bandung Sneaker Season khususnya pada divisi acara. Data penunjang penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan utama Event Director Bandung Sneaker Season dan key informan penelitian yaitu CEO Event Organizer Mask.co, lalu melakukan observasi langsung oleh peneliti, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa team Bandung Sneaker Season melakukan perencanaan yang matang untuk mempersiapkan event virtual dari Bandung Sneaker Season, melakukan koordinasi yang lebih efektif melalui koordinasi online baik itu dengan pihak internal maupun eksternal, menyesuaikan diri semaksimal mungkin dengan adanya perubahan pelaksanaan eventdari offline ke online, juga mempertimbangkan kelebihan event virtual sebagai alasan utama pelasakanaan event sehingga management event yang dilakukan tetap maksimal dan sesuai dengan tujuan.
Kegiatan Komunikasi Pemasaran Toko Offline Untuk Membangun Loyalitas Pelanggan Fitria Azzahra; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.417 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.1675

Abstract

Abstract. This study seeks to identify and examine communication strategies through service promotions carried out by the Dany Aquarium store as an offline store in building and increasing customer loyalty. The approach in this study is qualitative with a case study method and uses interview techniques, field observations, and documentation. The object of this research is the service communication strategy at the Dany Aquarium offline store as a promotional communication medium to build a sense of loyalty to customers. Meanwhile, the subject of this study is the Dany Aquarium offline store located in the Astana Anyar area, Bandung City. Key informants and informants consist of shop owners, employees and a customer of Dany Aquarium The research objectives to be achieved are to find out how marketing communication used by Dany Aquarium in building a sanse of loyality to customers and to analyze how the message desaign is carried out by Dany Aquairum in building costomer loyality .The results of this study indicate that marketing communication activities carried out by the Dany Aquarium store can build a sense of loyalty to customers and attract new customers. It can increase the store's sales profit Abstrak. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui dan mengkaji strategi komunikasi melalui promosi pelayanan yang dilakukan toko Dany Aquarium sebagai toko offline dalam membangun serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus dan menggunakan teknik wawancara, observasi di lapangan, serta dokumentasi. Objek dari penelitian ini adalah strategi komunikasi pelayanan pada toko offline Dany Aquarium sebagai media komunikasi promosi untuk membangun rasa loyal pada pelanggan. Sementara itu, subjek dari penelitian ini yaitu toko offline Dany Aquarium yang berlokasi di wilayah Astana Anyar, Kota Bandung. Key informan dan informan terdiri pemilik toko, karyawan serta salah seorang pelanggan dari Dany Aquarium. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran yang digunakan Dany Aquarium dalam membangun rasa loyal pada pelanggan dan menganalisis bagaimana rancangan pesan yang dilakukan Dany Aquarium dalam membangun loyalitas pelanggan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan oleh toko Dany Aquarium dapat membangun rasa loyal pada pelanggan dan menarik pelanggan baru. Hal ini dapat meningkatkan laba penjualan toko.
Representasi Komunikasi Persuasif Pelatih Sepak Bola Muhammad Andra Davelda Bakhas; Wiki Angga Wiksana
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.682 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.1903

Abstract

Abstract. Communication is carried out by every human being in everyday life with various types of messages, purposes, and the media used. The forms of communication also vary and one of them is persuasive communication which has the aim of persuading someone to motivate the target person to achieve his goals. One of the terms in persuasive communication is persuasive rhetoric, which uses rhetorical speaking styles to convey messages to the intended audience. Persuasive rhetoric is not only done during speeches but can also be done on any occasion where someone who has a goal wants to motivate people who will help him achieve that goal, such as a soccer coach to his players on a daily basis throughout the competition. The purpose of this research is to find out the meaning of denotation, connotation, and myth from the form of persuasive rhetoric of the football coach in the web series “All or Nothing: Tottenham Hotspurs”. The method used in this study is a qualitative method with Roland Barthes’ semiotic analysis approach. The results of this study are concluded as follows: 1. The football coach uses persuasive rhetoric covering aspects of logos, ethos, pathos verbally and non-verbally. 2. The denotation meaning that often appears in this study is that there are gray-haired men and the scene. 3. The connotative meaning that often appears in this study is a football coach which is the connotative meaning of a gray-haired man who often wears purple clothes or black jackets. 4. Myths that often appear in this study are scenes that represent persuasion rhetoric because someone who stands and speaks in front of a crowd represents a person who is doing rhetoric. 5. The reason football coaches use persuasive rhetoric is for the players to do what the coach asks them to do. Abstrak. Komunikasi dilakukan oleh setiap insan manusia dalam sehari – hari dengan berbagai jenis pesan, tujuan, dan media yang digunakan. Bentuk – bentuk komunikasinya pun beragam dan salah satunya adalah komunikasi persuasif yang memiliki tujuan untuk mempersuasi seseorang untuk memotivasi orang yang dituju dalam mencapai tujuannya. Salah satu istilah yang ada dalam komunikasi persuasif yaitu retorika persuasif dimana menggunakan gaya berbicara retorika untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang dituju. Retorika persuasif tidak hanya dilakukan pada saat pidato namun dapat dilakukan juga pada setiap kesempatan dimana seseorang yang memiliki tujuan ingin memotivasi orang yang akan membantunya mencapai tujuannya tersebut, seperti seorang pelatih sepak bola kepada pemain – pemainnya dalam sehari – hari sepanjang berjalannya kompetisi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos dari bentuk retorika persuasif pelatih sepak bola yang terdapat pada web series “All Or Nothing: Tottenham Hotspurs”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika roland barthes. Hasil penelitian ini disimpulkan dengan sebagai berikut: 1. Pelatih sepak bola melakukan retorika persuasi mencakup aspek logos, ethos, pathos secara verbal dan non – verbal. 2. Makna denotasi yang sering muncul dalam penelitian ini yaitu terdapat pria berambut abu-abu dan tempat adegan. 3. Makna konotasi yang sering muncul dalam penelitian ini yaitu seorang pelatih sepak bola yang merupakan makna konotasi dari pria berambut abu-abu yang seringkali menggunakan baju berwarna ungu atau jaket hitam. 4. Mitos yang sering muncul dalam penelitian ini yaitu terdapat adegan yang merepresentasikan retorika persuasi karena seseorang yang berdiri dan berbicara di depan orang banyak merepresentasikan orang yang sedang melakukan retorika. 5. Alasan pelatih sepak bola melakukan retorika persuasi adalah agar para pemain melakukan apa yang diminta oleh pelatihnya.